Gambar I.1 Jumlah Petani Indonesia tahun 2013 (Sumber : BPS, 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Interaksi antar pelaku peternakan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

Renstra BKP5K Tahun

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

PENGANTAR. Ir. Suprapti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

PEMERINTAH KABUPATEN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

PEMBAHASAN UMUM Visi, Misi, dan Strategi Pengelolaan PBK

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Ketahanan Pangan. Laporan Komisi ke Menko Perekonomian KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

1. Berdasarkan analisis tipologi gabungan kinerja sistim agropolitan dan kinerja

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

VISI, MISI DAN PORGRAM VISI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya yang tersebar di seluruh kawasan di Indonesia. 1 Indonesia juga terkenal dengan tanahnya yang subur sehingga dimana saja menanam tanaman bisa tumbuh dengan subur yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani. 2 Pertanian termasuk sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian Indonesia. Berikut adalah data petani di Indonesia berdasarkan sektor/subsektor : Sektor Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan 20.399.139 11.950.989 14.116.465 14.738.289 1.288.865 927.254 7.249.030 31.705.337 0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 Penduduk Gambar I.1 Jumlah Petani Indonesia tahun 2013 (Sumber : BPS, 2013) Hal yang mendasari pentingnya sektor pertanian di Indonesia adalah potensi sumber daya yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Terdapat tiga pihak yang menjadi fokus pelaku bisnis pertanian yaitu petani, supplier bahan pendukung, dan industri pertanian. 1 www.indonesia.go.id 1

2 www.pusakaindonesia.go.id Petani adalah warga Negara Indonesia perseorangan atau keluarga yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan (UU No. 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani). Supplier adalah salah satu bagian penting untuk berjalannya sebuah produksi (Sudrajat, 2013). Supplier bahan pendukung pertanian adalah organisasi atau perusahaan yang menyediakan bahan pendukung pertanian seperti bibit, benih, pestisida, dan sebagainya. Industri pertanian adalah orang atau perusahaan yang membutuhkan hasil pertanian untuk diolah menjadi proses produksi industri tersebut. Pada kenyataannya terdapat kendala dalam proses praktik pertanian. Banyak pelaku bisnis pertanian kurang memahami jalur distribusi pertanian. Sehingga terdapat pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Jalur pendistribusian aktivitas jual beli pertanian pun terhambat dan dimanfaatkan oleh sebagian oknum. Tengkulak adalah pedagang bebas dari bulog. Kehadiran tengkulak sangat merugikan petani dikarenakan mereka membeli hasil pertanian dengan harga murah lalu menjual kembali dengan harga tinggi. Hal tersebut membuat para petani rugi dibandingkan tengkulak yang memperoleh keuntungan jauh lebih besar. Didasari oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 yaitu memfasilitasi jejaring usaha dan menyebarluaskan informasi pasar untuk meningkatkan Produksi Pangan Strategis Nasional. Visi pembangunan pertanian adalah membangun petani melalui bisnis pertanian yang modern, efisien, dan lestari terpadu dengan pembangunan wilayah. Modern mengandung pengertian menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Efisien mengandung pengertian mampu berdaya saing di pasar internasional yang dicirikan pada pengembangan yang didasarkan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif dan berkualitas tinggi. Lestari mengandung pengertian menggunakan sumberdaya yang optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya pertanian. Terpadu berarti 2

pembangunan wilayah harus didukung oleh infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan visi tersebut maka didapat salah satu misi pembangunan pertanian adalah memodernisasi sektor pertanian sebagai aktifitas bisnis yang luas mulai dari input produksi, deversifikasi usaha pertanian, penanganan pasca panen, serta bisnis hasil olahannya yang mampu akses oleh pasar nasional melalui teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan. Sebagai alternatif pemberdayaan komunitas petani, pemanfaatan e-commerce untuk produk pertanian terutama sebagai media promosi, komunikasi, dan informasi sangat berpengaruh pada proses kerja (Anita,2004) Oleh sebab itu, untuk mencegah praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh sebagian oknum, maka diperlukan suatu e-commerce Tanduran untuk membantu pelaku bisnis pertanian.. Sehingga dengan adanya sistem tersebut, secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan, kesetaraan informasi dan mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku bisnis pertanian. I.2 Perumusan Masalah Berikut adalah uraian rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas: 1. Bagaimana merancang e-commerce Tanduran untuk membantu pelaku bisnis pertanian agar memiliki kesamaan informasi? 2. Bagaimana merancang proses bisnis yang dilakukan oleh supplier di e- commerce Tanduran? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui business model bagi sistem aplikasi, ada beberapa kriteria yang akan dibangun : 1. Penelitian ini menghasilkan aplikasi e-commerce Tanduran untuk membantu interaksi pelaku bisnis pertanian saling terintegrasi. 3

2. Penelitian ini menghasilkan e-commerce Tanduran yang memungkinkan pelaku bisnis pertanian mendapatkan informasi dan pembeli secara Nasional sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan keuntungan. I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini mengintegrasikan komunikasi pelaku pertanian agar mendapatkan kesamaan informasi mengenai aktivitas pendistribusian jual beli pertanian. 2. Penelitian ini membantu pelaku bisnis pertanian khususnya supplier bahan pendukung pertanian untuk memiliki pasar dan informasi produk pesaing secara luas. 1.5 Batasan Penelitian Berikut ini adalah batasan penelitian Perancangan E-commerce Tanduran Bagi Pelaku Bisnis Pertanian Berbasis Marketplace Untuk Meningkatkan Keuntungan Pengguna (Modul Supplier) : 1. Penelitian ini tidak membahas administrasi yang berhubungan dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 2. Data pengujian pada e-commerce tanduran ini menggunakan data dummy. 3. Hanya membahas fokus kepada pihak supplier. 4. Pengiriman barang dilakukan oleh pihak ketiga 5. Penelitian ini mengansumsikan pihak jasa pengiriman dapat melakukan pengiriman produk pertanian 6. Pihak supplier harus melakukan update stok agar tidak terjadi penolakan transaksi. 4

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hal yang dibahas dan diuraikan. Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Bab III Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Bagian kedua membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian. Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian dan analisis pengolahan data. Bab IV Bab V Analisis Kebutuhan dan Perancangan Pada bab ini membahas analisis kebutuhan dan perancangan. Pada bagian analisis kebutuhan membahas semua kebutuhan perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun sistem. Analisis kebutuhan memuat hasil analisis yang merupakan kebutuhan dalam pembuatan perangkat lunak yang meliputi kebutuhan masukan, kebutuhan proses, kebutuhan keluaran, serta antarmuka sistem. Implementasi dan Pengujian Pada bagian implementasi membahas perangkat lunak tentang batasan implementasi sistem informasi yang dibuat dan memuat dokumentasi atau tampilan form sistem informasi yang telah 5

Bab VI dibangun. Sedangkan pada bab pengujian membahas tentang kinerja dari sistem setelah dilakukan pengujian. Penutup Pada bab ini membahas kesimpulan-kesimpulan yang merupakan rangkuman dari hasil analisis kinerja pada bagian sebelumnya dan saran untuk dilaksanakan lebih lanjut guna pengembangan peneliatan tugas akhir ini. 6