BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah hasil karya kreatif yang objeknya adalah manusia dan segala alur

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang karya-karya sastranya telah dibaca dan di terjemahkan kedalam banyak bahasa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. Antara lain seperti perasaan, semangat, kepercayaan, dan keyakinan sehingga mampu membangkitkan kekaguman. Yang menjadi ciri khas pengungkapan bentuk dalam sastra adalah bahasa. Di dalam dunia kesusastraan, karya sastra dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis dan bentuk yang berbeda-beda. Karena unsur-unsur yang membentuk setiap karya sastra itu berbeda dan tujuan yang diharapkan dari sastra tersebut juga berbeda. Nyoman (2002: 80) mengatakan karya sastra tersebut dibedakan atas puisi, drama, dan prosa. Prosa rakyat dapat dibedakan atas mite, dongeng, dan legenda. Sastra prosa juga mempunyai ragam seperti cerpen, roman, dan novel. Kesusastraan Jepang pun mengenal novel yang dikenal dengan sebutan Shosetsu. Pernovelan di Jepang dibahas lewat para novelisnya yang cukup mapan dalam berkarya. Tidak sedikit novel buatan novelis jepang yang laris dijual di pasaran dunia. Salah satu novel yang telah berhasil menyandang predikat best seller internasional adalah novel karya Haruki Murakami yang berjudul Kafka On The Shore. Dalam karya sastra, bahasa menjadi media yang sangat penting untuk

memahami pesan yang hendak disampaikan oleh sastrawan kepada pembacanya. Gaya bahasa yang disajikan dalam karya sastra sangat mempengaruhi mutu dari karya sastra tersebut. Menurut Nurgiyantoro (1998: 5) Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Saling bertukar pikiran, pengalaman, dan berinteraksi dengan orang lain dilakukan dengan menggunakan bahasa. Sama halnya dengan bahasa yang digunakan dalam novel. Ditinjau dari segi etimologi, novel berasal dari bahasa latin, yaitu novelis atau novus yang berarti baru. Poerwadaminta (1996: 694) mengemukakan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang dikelilinginya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Tarigan (1991: 164) mengatakan bahwa novel adalah suatu cerita dengan alur cukup panjang yang mengisi satu buku atau lebih menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa novel adalah salah satu karya sastra berbentuk prosa yang hampir sama dengan roman dan menceritakan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang dialami seseorang dalam kehidupan dan lingkungannya dengan memunculkan juga konflik di dalamnya. Menurut Nyoman (1991: 164) dalam novel terdapat 2 unsur yang sangat penting, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Adapun yang termasuk kedalam unsur intrinsik meliputi unsur-unsur yang turut serta membangun cerita yaitu: peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang cerita, bahasa,

gaya bahasa, dan sebagainya. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik meliputi unsurunsur yang berada di luar karya sastra tersebut. Tetapi secara tidak langsung, mempengaruhi bangunan atau sistem organisasi karya sastra. Antara lain, keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap keyakinan dan pandangan hidup dimana kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Singkatnya unsur ekstrinsik meliputi unsur biografi pengarang, psikologi, keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial. Cerita yang ada dalam novel juga tidak terlepas dari kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Salah satu novel yang sangat menarik untuk dibaca dan dapat menambah wawasan bagi para penikmat novel adalah novel yang berjudul Kafka On The Shore karya Haruki Murakami. Novel ini dilatarbelakangi sekitar tahun 1946 di Jepang. Dimana pada saat itu terjadi perang antara Jepang dengan Amerika. Kafka On The Shore adalah novel memikat dengan 2 tokoh utama yang sangat mengagumkan. Bocah laki-laki berusia 15 tahun, bernama Kafka Tamura, yang semenjak usia empat tahun telah ditinggalkan oleh ibu dan kakak perempuannya, dan orang tua bernama Nakata, berusia 60 tahun yang tidak dapat pulih dari peristiwa sial yang menimpanya dimasa perang dunia II. Novel Kafka On The Shore, menceritakan Labirin (perjalanan yang berliku-liku ) mengenai Asmara Ibu dan Anak. Cerita dalam novel ini berawal dari dua titik cerita berbeda yang berkembang sendiri, yaitu mengenai bocah lakilaki bernama Kafka Tamura dan orangtua bernama Nakata dengan akhir saling melengkapi. Hal yang dilakukan tokoh berusia 15 tahun dengan meninggalkan/ lari dari rumah ayahnya. Tokoh belia, Kafka Tamura, tersebut, meninggalkan

rumah dengan alasan yang tidak begitu jelas. Ia mengalami perjalanan panjang yang tak terduga yang akhirnya mempertemukan Kafka dengan seorang perempuan yang ia duga kuat sebagai kakaknya dan seorang perempuan paro baya yang ia duga sebagai ibunya. Sepanjang perjalanan, Kafka Tamura selalu terngiang perkataan ayahnya ketika Kafka masih kecil. ayahnya berkata suatu saat nanti Kafka akan membunuh ayahnya dan meniduri ibunya. Kafka Tamura merupakan gambaran lain dari sosok Oedipus, raja Thebes yang mengawini ibu kandungnya. Ketika dalam perjalanannya meninggalkan Tokyo menuju ke arah selatan, Kafka mendengar kabar bahwa ayahnya terbunuh dan salah satu orang yang layak dijadikan saksi dalam peristiwa tersebut tak lain adalah dia, Kafka Tamura. Perjalanan yang awalnya terkesan santai ini, akhirnya berubah menjadi pelarian. Setelah membaca novel ini, penulis menemukan sesuatu yang menarik untuk dianalisis yaitu pesan moral. Pesan moral merupakan amanat yang disampaikan penulis kepada pembaca melalui karakter dan kehidupan sosial para tokoh. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pesan moral yang terdapat dalam novel Kafka On The Shore, maka penulis akan membahasnya dalam skripsi yang berjudul Analisis Pesan Moral Yang Terdapat Dalam Novel Kafka On The Shore Karya Haruki Murakami (melalui pendekatan psikologi sosial). 1.2. Perumusan Masalah Untuk memberikan arahan pada suatu penelitian, maka perlu dibuat suatu rumusan masalah. Hal ini penting untuk mempermudah penulis menemukan permasalahan yang lebih terfokus. Dengan adanya perumusan masalah, suatu

penelitian menjadi lebih terarah dan spesifik, sehingga permasalahan akan lebih mudah untuk dipahami. Novel Kafka On The Shore adalah salah satu novel yang bergenre cerita tegang karena banyak kejadian yang tidak bisa diperkirakan oleh pembacanya. Gaya bahasa dan dialognya ringan sementara alur ceritanya berkelok-kelok dan penuh teka-teki..dengan membaca novel Kafka On The Shore, pembaca diajak memasuki alam khayalannya, karena banyak dialog yang terdapat dalam novel ini tidak dapat diterima akal sehat atau logika, tetapi mengandung pesan-pesan yang merupakan nilai moral bagi kehidupan. Dalam bentuk pertanyaan, permasalahan tersebut adalah: 1. Pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel Kafka On The Shore. 2. Bagaimana penyampaian pesan moral yang terdapat dalam novel Kafka On The Shore. 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam suatu penelitian, pembatasan masalah sangatlah penting artinya. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, terperinci. Sehingga inti permasalahan akan lebih mudah dipahami. Skripsi ini berjudul Analisis Pesan Moral Dalam Novel Kafka On The Shore Karya Haruki Murakami ( Melalui Pendekatan Psikologi Sosial). Sebelum membahas pokok permasalahan yang ada dalam novel Kafka On The Shore, karena penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sosial, maka penulis

terlebih dahulu akan menjelaskan tentang pengartian psikologi sosial secara umum dan prinsip-prinsip moral yang ada kaitannya dengan pesan moral yang ingin disampaikan Haruki Murakami dalam novel Kafka On The Shore. 1.4. Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Di dalam karya sastra, pengarang berusaha menyampaikan kenyataannya terhadap kenyataan sosial dalam masyarakat. Selain itu, pengarang mempunyai maksud dan tujuan yang hendak disampaikan kepada pembaca sebagai penikmat karya tersebut. Pesan moral dalam karya sastra sangat berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam interaksinya di tengah-tengah masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sastra yang bermutu merupakan penafsiran kehidupan. Sebuah karya sastra dihargai karena berhasil menunjukkan segi baru dari kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari unsur psikologi dan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial. Menurut H. Abu Ahmadi (1991: 1) psikologi berasal dari Bahasa Yunani Psyche yang artinya jiwa dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai jenis gejalanya, proses, maupun latar belakangnya. Ditinjau dari segi etimologi, novel berasal dari bahasa latin, yaitu novelis atau novus yang berarti baru. Poerwadaminta (1996: 694) mengatakan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang disekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Novel juga menyajikan berbagai macam kisah fiktif yang membuat pembacanya ikut merasakan jalan cerita yang ada di dalam novel tersebut. Fiksi merupakan suatu penceritaan tentang tafsiran atau imajinasi pengarang tentang peristiwa yang pernah terjadi dalam khayalannya. Alterbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (1998: 2) mengatakan bahwa fiksi adalah prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fiksi merupakan karangan seseorang yang subjeknya berusaha menjelaskan suatu rangkaian kejadian dan pada umumnya merupakan khayalan yang dihasilkan seseorang yang hidup dalam masyarakat. Karya ini juga cenderung tidak terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata. Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik juga adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya, novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau defenisi mengenai novel. Batasan atau defenisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda. Bimo Walgito (2002: 4) mengatakan psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan dalam hal ini menyangkut tingkah laku manusia. Adapun beberapa hal yang berhubungan dengan peristiwa kejiwaan (psikologi) adalah:

1. Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. 2. Bayangan Istilah bayangan sering disebut dengan istilah tanggapan. Dalam persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera, orang dapat menyadari tentang hal-hal atau keadaan yang ada disekitarnya. 3. Fantasi Yang dimaksud dengan fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru. 4. Ingatan Ingatan dipandang sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman - pengalaman yang dialaminya. 5. Berpikir Merupakan kemampuan-kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian akan sesuatu. 6. Perasaan dan emosi - Perasaan adalah keadaan atau bagian individu sebagai akibat dari persepsi baik eksternal maupun internal. - Emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan.

7. Motif Motif berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Suseno (1989: 2-3) moral adalah suatu pengukur apa yang baik dan buruk dalam kehidupan suatu masyarakat. Sedangkan etika adalah keseluruhan norma dan penilaian yang digunakan masyarakat bersangkutan untuk mengetahui bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya. pesan moral dapat disampaikan melalui beberapa cara antara lain : melalui perbuatan, kata-kata yang secara gamblang diungkapkan, khayalan, dan lain-lain. 1.4.2. Kerangka Teori Kerangka teori merupakan rancangan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Pada kerangka ini semua teori-teori yang mengacu kepada objek yang dibahas akan dijelaskan secara terperinci. Penjelasan tersebut dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dan titik acuan dari masalah penelitian. Penelitian ini adalah penelitian yang menganilis satu novel. Novel merupakan salah satu karya sastra. Meneliti suatu karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra atau dapat juga dikatakan pendekatan sastra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan psikologi sosial. Menurut Nyoman (2004: 59) pendekatan psikologis menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat sampai kepada

individu. Nyoman (2004: 340) pendekatan psikologi sastra dianalisis dalam kaitannya antara psikis dengan aspek-aspek kejiwaan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa psikologi sosial menganalisis aspek-aspek kejiwaan manusia dalam masyarakat sampai kepada diri sendiri. Study psikologi berkaitan dengan sosiologi sastra karena kaitan psikologi sosial dengan karya sastra tersebut, maka Freud dan Milner dalam Nyoman (1992: 32 38) juga menghubungkan karya sastra dengan mimpi. Sastra dan mimpi dianggap memberikan kepuasan secara tak langsung. Analisis psikologi sosial dibangun atas dasar kekayaan sekaligus perbedaan khasanah kultural bangsa. Novel tidak melukiskan tokoh-tokoh dari semesta yang sama, di pihak lain novel juga tidak menampilkan tokoh-tokoh sebagai manusia secara individual. Psikologi sosial tidak bermaksud membuktikan keabsahan teori saja, misalnya dengan menyesuaikan apa yang dilakukan oleh teks dengan apa yang dilakukan oleh pengarang. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat menganalisis konflik batin yang mungkin bertentangan dengan teori psikologi sosial. Wellek dan Warren (1962: 92 93) dalam sebuah karya sastra yang berhasil, psikologi sosial sudah menyatu dengan karya seni. Oleh karena itu, tugas peniliti adalah menguraikannya kembali sehingga menjadi jelas dan nyata apa yang dilakukan pada karya sastra tersebut. Melalui pendekatan psikologi sosial ini, penulis akan membahas sekaligus menganalisis konflik sosial yang mempengaruhi kondisi sosial masyarakat yang digambarkan melalui novel "Kafka On The Shore" ini sehingga akan menuju satu konsep nilai moral yang melatarbelakangi berbagai konflik yang terjadi didalam novel ini.

1.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Penentuan tujuan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian yang disesuaikan dengan perumusan masalah yang dipilih peneliti sehingga akan dapat berjalan dengan terarah dan efisien. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel Kafka On The Shore. 2. Untuk mengetahui cara penyampaian pesan moral yang terdapat dalam novel Kafka On The Shore. 1.5.2. Manfaat Penelitian Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik bagi orang lain, maupun bagi diri sendiri. Dengan mengadakan penelitian pada novel Kafka On The Shore karangan Haruki Murakami diharapkan dapat memberi manfaat yakni: 1. Memberi wawasan bagi penulis dan pembaca tentang pesan moral yang terjadi dalam novel Kafka On The Shore. 2. Menambah wawasan tentang kebudayaan masyarakat Jepang. 1.6. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Menurut Koentjaraningrat (1976: 30) penelitian yang

bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Penelitian ini juga mencakup penelitian secara kualitatif. Yaitu, datanya dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya bersifat teoritis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis, sosiologis. Salah satu teknik pengerjaan penelitian yang juga merupakan teknik yang harus dilakukan dalam menganalisis suatu novel adalah dengan membaca novel Kafka On The Shore. novel tersebut juga merupakan salah satu sumber data yang juga penting disamping data-data dokumentasi yang diperoleh dari toko buku maupun perpustakaan, ditambah lagi dengan data yang diperleh secara on line( dari internet). Selain itu, dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode pendukung, yakni studi kepustakaan atau library research. Studi kepustakaan merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan jalan memecahkan masalah penelitian. Beberapa aspek yang penting yang perlu dicari dalam studi kepustakaan antara lain masalah yang ada, teori-teori, konsep-konsep, dan penarikan kesimpulan serta saran (Nasution 2001: 14). Dengan kata lain, studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan membaca buku-buku atau refrensi yasng berkaitan dengan thema penulisan ini. Data yang diperoleh dari refrensi tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran.