BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. 1 Hal ini sama artinya bahwa Public Relations merupakan suatu peran komunikasi yang membentuk hubungan saling pengertian antara organisasi dengan publiknya. Demikian halnya dengan program-program yang berkenaan dengan Corporate Social Responsibility yang sifatnya strategis. Program CSR yang telah disusun akan dikomunikasikan kepada komunitas dengan tujuan tertentu. Melalui aktivitas PR suatu program mampu menciptakan motif berupa dukungan, pengaruh, kepercayaan dan citra publik yang diharapkan oleh lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Saat ini hubungan antara sebuah organisasi dengan publiknya tidak dapat terpisahkan, karena suatu organisasi tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat dan akan selalu dihadapkan oleh tekanan, baik yang berasal dari luar maupun dalam organisasi. Sehingga dibutuhkan adanya peran komunikasi agar terjalin hubungan yang harmonis antara organisasi dan publik yang selanjutnya dapat menjadi sebuah dukungan. 1 Firsan Nova. Crisis Public Relations. Jakarta : PT.Raja Gravindo Pers. 2011. Hal 45. 1
2 Saat ini dunia bisnis tidak lagi hanya mementingkan profit perusahaan saja, melainkan juga aspek lingkungan dan aspek sosial. Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai kalangan baik swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Perusahaan ada karena mendapatkan dukungan yang positif dari para masyarakat. Oleh karena itu diperlukan sebuah hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat. Dengan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Hal tersebut akan memberikan citra positif terhadap perusahaan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mendapat pencitraan yang baik dari masyarakat luas, salah satunya adalah kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tuntutan yang tidak terelakkan seiring dengan bermunculannya tuntutan komunitas terhadap korporat. Korporat sadar bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan juga oleh masyarakat yang berada di sekelilingnya. Penelitian ini didasari oleh seringnya mendengar bahwa Jakarta Eye Center merupakan Rumah Sakit yang mahal. Hal tersebut diperkuat oleh Ibu Mubadiyah selaku Ka. Div. Marketing yang ada di JEC. Beliau mengatakan bahwa Perlunya Jakarta Eye Center merubah mindset masyarakat yang sering mengatakan bahwa JEC itu mahal. Kata mahal yang sering dikatakan di khalayak, menyebabkan timbul sebuah persepsi bahwa JEC adalah Rumah Sakit
3 yang hanya mementingkan profit perusahaan saja. Namun pada faktanya, JEC juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Oleh sebab itu, merubah mindset demi mempertahankan citra positif perusahaan di mata masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi JEC, salah satunya adalah lewat kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) pemberantasan katarak. Jakarta Eye Center (JEC) sebagai rumah sakit mata swasta berdiri sejak tahun 1984 tepatnya pada tanggasl 1 Februari 1984, dan dalam kurun waktu 30 tahun berhasil menjadi pusat layanan kesehatan mata paling modern dan terbesar di Indonesia. Beberapa prestasi dari JEC di tahun 2007 adalah dinobatkannya JEC LASIK center sebagai LASIK center pertama di Indonesia oleh MURI pada bulan Februari 2007 dan pemberian sertifikat ISO 9001:2000 oleh VNZ, sebuah lembaga sertifikasi ISO yang berpusat di New Zealand serta pemberian akreditasi penuh tingkat lengkap pada tahun 2010 dari DEPKES RI. Pada tanggal 2 April 2012 dibangun Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya yang berlokasi di Jl. Terusan Arjuna Utara No.1 Kedoya, Jakarta Barat (JEC @ Kedoya). Gedung ini memiliki konsep Hospitel (Rumah Sakit dengan pelayanan hotel berkelas) dan juga merupakan rumah sakit pertama di Indonesia dengan predikat green building karena mengedepankan hemat energi dan konsep hijau. Hal ini merupakan bukti komitmen JEC untuk berperan serta tidak saja dalam memberikan edukasi kesehatan dan pelayanan kesehatan mata kepada masyarakat namun juga berkontribusi dalam mengurangi pemanasan global. Reputasi baik yang dimiliki Jakarta Eye Center (JEC) dibangun melalui keahlian sumber daya manusianya dan teknologi canggih yang secara terus
4 menerus diperbaharui untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan matanya. JEC memiliki Visi untuk optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup serta beberapa misi antara lain memberikan pelayanan klinis berstandar internasional, memberikan pelayanan yang melebihi harapan pasien, menerapkan teknologi mutakhir dan terpercaya dan mengembangkan kompetensi dan staf, melalui riset dan pendidikan. Adapun value yang dimiliki JEC yaitu pelayanan dan perawatan yang terbaik bagi pasien, organisasi yang terus menerus memperbaiki diri, meningkatkan nilai-nilai secara berkesinambungan, serta persatuan berdasarkan prestasi. Pengalaman dan keahlian dalam pelayanan jasa kesehatan mata menjadikan JEC menjadi pelopor dalam pembentukan ASEAN Association of Eye Hospital [AAEH]. Hingga kini, JEC merupakan anggota AAEH serta anggota World Association of Eye Hospital. Salah satu program yang dilakukan oleh JEC untuk mencapai visi dan misi JEC yaitu dengan Program Corporate Social Responsibily (CSR) yang sudah menjadi bagian dari JEC dan menjadi tradisi setiap tahunnya terutama program CSR Katarak. Program CSR ini merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan akan pencegahan kebutaan bagi masyarakat karena JEC bergerak di bidang pelayanan kesehatan khusus mata. JEC berkomitmen dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat baik yang ada di Indonesia maupun kepada dunia pada umumnya. Menurut informasi data Kementerian Kesehatan RI tahun 2012, memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari jumlah
5 penduduk atau sekitar 3,6 juta jiwa. Kondisi ini dipicu berbagai keadaan seperti penyakit katarak, glaucoma, kelainan refraksi, gangguan retina, kelainan kornea, dan beberapa penyakit lain yang berhubungan dengan proses penuaan. Data Kementrian kesehatan di atas dipertegas oleh Mentri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) bahwa gangguan penglihatan penglihatan dan kebutaan merupakan salah satu masalah kesehatan mayarakat di Indonesia, dan katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia dan juga di Indonesia. Diperkirakan sekitar 50% kebutaan disebabkan oleh katarak, ujar Menkes. Menkes menuturkan bahwa katarak merupakan salah satu proses degenerative, atau dapat dikatakan penyakit yang muncul akibat proses kemunduran sel tubuh, sehingga dapat dipengaruhi oleh faktor usia. Karena itu katarak akan meningkat sejalan dengan peningkatan umur harapan hidup masyarakat. 2 Dilihat dari keterangan di atas maka telah jelas bahwa masyarakat di Indonesia masih butuh uluran tangan dari seluruh instansi yang ada di Indonesia. Karena dari data yang telah didapatkan masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum mendapatkan penanganan terkait dengan penyakit katarak yang dideritanya. Tidak tertanganinya penyakit tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya adalah kendala biaya karena tingkat perekonomian masyarakat yang rendah. Oleh karena itu JEC kerap kali mengadakan acara bakti sosial khususnya pemberantasan penyakit katarak. Dengan adanya program CSR yang merupakan 2 web/jakarta Eye Center @ Kedoya News Medis.html
6 bentuk dukungan JEC terhadap gerakan MATAHATI yang peduli pada kesehatan mata, dimana JEC sebagai mitra dari gerakan MATAHATI. Selain itu untuk program CSR 2014 ini, Jakarta Eye Center juga mendapatkan dukungan dari PERDAMI (Persatuan DokterMata Indonesia). Dengan diadakannya kegiatan CSR pemberantasan katarak diharapkan masalah kebutaan yang disebabkan oleh penyakit katarak dapat diatasi. Hal inilah yang menjadi salah satu tujuan dari pelaksanaan program CSR Katarak yang dilakukan oleh JEC, sekaligus mendukung program pemerintah dalam hal vision 2020 untuk menurunkan angka kebutaan yang diakibatkan oleh katarak. Salah satu syarat warga sekitar yang akan menjadi calon pasien operasi katarak hanya dengan menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan setempat, melakukan pemeriksaan awal dan konsultasi secara gratis serta memenuhi kriteria pemeriksaan maka dapat dengan segera menjadi calon pasien yang mendapatkan operasi katarak gratis di Jakarta Eye Center. Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar menjadi penting bagi JEC, karena JEC berkeinginan agar JEC dikenal sebagai sebuah organisasi pelayanan masyrakat bukan hanya mengejar sebuah keuntungan perusahaan saja, tapi sebuah organisasi pelayanan kesehatan yang tetap memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi khususnya di bidang kesehatan mata. Hal ini jugalah yang melatarbelakangi peneliti dalam melakukan penelitian yaitu bagaimana upaya yang dilakukan oleh JEC untuk membina hubungan baik dengan warga sekitarnya.
7 Dalam hal membina hubungan dengan para khalayak adalah tugas seluruh stakeholder yang ada di JEC. Oleh sebab itu mengadakan kegiatan yang ditujukan untuk para warga sekitar merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh Jakarta Eye Center. Seluruh kegiatan tersebut biasa dimotori oleh pihak Marketing yang ada di JEC. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti mengenai Implementasi Kegiatan CSR Dalam Mempertahankan Citra Jakarta Eye Center (Program CSR Pemberantasan Katarak Bagi Warga Sekitar JEC). Kegiatan CSR ini telah sejak lama dilaksanakan secara berkesinambungan oleh Jakarta Eye Center, untuk tetap menjaga eksistensi di masyarakat. Penelitian ini penting dilakukan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan oleh JEC dan juga karena adanya keunikan dalam program CSR yang dilakukan oleh JEC selain untuk memperkenalkan JEC kepada masyarakat sekitar tetapi juga memperkenalkan teknologi terkini dan tercanggih yang baru pertama kali di Indonesia yang dimiliki oleh JEC, sehingga terlihat adanya tujuan lain yang tidak hanya untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, penulis ingin melihat bagaimana peran MPR JEC melalui program CSR dalam hal mempertahankan citra perusahaan di mata masyarakat. Dalam hal dampak atau benefit yang didapatkan dari kegiatan CSR yang sering diadakan, selama ini masih belum terlihat konsistensinya. Citra atau penilaian yang terbentuk di masyarakat masih sering positif dan negatif. Baik atau buruk penilaian yang ada di masyarakat merupakan hal yang sangat wajar. Dari
8 kegiatan-kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh Jakarta Eye Center terus dievaluasi setiap tahunnya, mulai dari sesi acaranya, persyaratannya, bahkan teknologi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Dalam perkembangan citra yang didapatkan oleh Jakarta Eye Center sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakan. Pada kenyataannya mereka / masyarkat juga mengetahui Jakarta Eye Center dari publikasi-publikasi yang dilakukan, khususnya publikasi yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Jakarta Eye Center. Dalam CSR tahun 2014 kemarin, Jakarta Eye Center melakukan modifikasi/perubahan dari teknologi yang digunakannya. Di tahun-tahun sebelumnya Jakarta Eye Center menggunakan Pachoemulsification dengan masih menggunakan pisau bedah dalam membuat sayatan untuk memasukkan lensa IOL (Intra Ocular Lens). Namun program CSR pemberantasan katarak saat ini, menggunakan teknologi terbaru yang dimiliki Jakarta Eye Center dalam melakukan tindakan operasi kataraknya yang disebut Bladeless Laser Cataract Surgery. Oleh sebab itu, para pasien peserta CSR 2014 ini dikatakan sangat beruntung karena mendapatkan penanganan dengan teknologi yang terbaik saat ini. Kegiatan peenelitian berlangsung mulai dari 4 Agustus 2014 8 November 2014. Awal mula kegiatan dilakukan sebelum dimulainya acara CSR pemberantasan katarak pada 9 November 2014, hal tersebut dilakukan agar
9 penulis dapat mencari data data dan melakukan persiapan terjun ke lapangan sebelum acara dilaksanakan. 1.2 Fokus Penelitiaan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini mengangkat masalah untuk di kaji, yaitu: Bagaimanakah Implementasi Kegiatan CSR Dalam Mempertahankan Citra Jakarta Eye Center, melalui program CSR pemberantasan katarak? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) pemberantasan katarak dalam mempertahankan citra perusahaan. 2. Untuk mengetahui manfaat-manfaat yang didapat oleh berbagai pihak melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis/akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam rangka pengembangan ilmu komunikasi umumnya dan dalam bidang Public Relations pada khususnya mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) dalam mempertahankan citra perusahaan.
10 1.4.2 Manfaat praktis 1. Bagi Jakarta Eye Center (JEC): Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Jakarta Eye Center (JEC) pada umumnya, dan bagi Divisi Marketing pada khususnya dalam mempertahankan citra perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility selanjutnya. 2. Bagi Masyarakat : Memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama masyarakat di sekitar perusahaan yang terlibat langsung dalam program Corporate Social Responsibility JEC, serta pengetahuan juga bagi masyarakat dengan adanya program CSR mampu menciptakan hubungan mutualisme yang saling menguntungkan dari perusahaan ke masyarakat atau sebaliknya. 1.4.3 Manfaat Sosial Manfaat sosial yang diharapkan dari hasil penelitian kali ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui tentang hal hal mengenai dunia kesehatan mata, dan mengetahui tujuan kenapa Jakarta Eye Center bekerja keras dan turut serta dalam upaya pemberantasan karatak di Indonesia, selain dari maksud JEC yang senantiasa untuk terus mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar, tapi juga karena kepedulian JEC terhadap kesehatan mata masyarakat. Selain itu, hal tersebut juga turutserta dalam mendukung program pemerintah dalam hal vision 2020 untuk menurunkan angka kebutaan yang diakibatkan oleh katarak.