FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

MODUL I Pembuatan Larutan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

PENGARUH PENGGUNAAN KUNING TELUR AYAM KAMPUNG, AYAM NEGRI DAN BEBEK SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP SIFAT FISIK EMULSI MINYAK ZAITUN (Olea europea, L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON. Intisari

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

PENGARUH KONSENTRASI ADEPS LANAE DALAM DASAR SALEP COLD CREAM TERHADAP PELEPASAN ASAM SALISILAT

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

Transkripsi:

FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT 1 Deni Anggraini, 2 Masril Malik, 2 Maria Susiladewi 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau 2 Fakultas Farmasi Universitas Andalas ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang formulasi krim serbuk getah buah pepaya (Carica papaya) sebagai anti jerawat. Formulanya dibuat dengan memvariasikan konsentrasi serbuk getah buah papaya dalam bentuk sediaan krim. Evaluasi sediaan krim dilakukan terhadap organoleptis, homogenitas, ph, stabilitas fisik, pemeriksaan distribusi ukuran partikel, iritasi kulit, daya tercuci, dan daya menyebar. Uji efektifitas krim dilakukan pada sukarelawan/panelis dengan cara mengoleskan tipis sediaan krim pada wajah yang terkena jerawat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa krim dengan konsentrasi 4% dengan tipe minyak-air M/A memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan konsentrasi 2% dan 3%. Kata kunci : Carica papaya, krim, jerawat PENDAHULUAN Konsep back to nature atau kembali ke alam merupakan bentuk pengobatan menggunakan bahan alam yang semakin sering kita dengar beberapa tahun belakangan. Penggunaan bahan alam lebih disukai karena diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan pengobatan modern yang menggunakan bahan sintetis (Mursito, 2001). Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah lama dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia yang disebut sebagai obat tradisional. Pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dewasa ini sangat popular dan semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini disebab karena disamping harganya murah, mudah didapat juga mempunyai efek samping yang relatif sedikit (Wijaya, 1995; Andi, 2000). Diantara tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat jerawat adalah buah papaya (Carica papaya L.). Buah ini sangat dikenal oleh hampir seluruh penduduk di belahan bumi, karena semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah dan juga getahnya. Getah papaya mengandung papain, chymopapain A, chymopapain B, protease, papain peptidase A dan damar. Keterangan yang didapat dari masyarakat dan beberapa buku obat tradisional, getah buah tumbuhan ini dapat digunakan dalam bidang kosmetik untuk mengobati jerawat, luka bakar, ketombe, jamur dan kutil. Kadar getah buah papaya yang digunakan untuk kosmetik adalah 3 % (Baga, 1996; Muhidin, 2004). Untuk pemakaian pada kulit, papain dapat dibuat sediaanya berupa krim. Tipe krim yang dibuat untuk papain ini adalah tipe minyak dalam air (M/A). Berdasarkan hal tersebut di coba memformulasikan krim getah buah pepaya untuk pengobatan jerawat dalam bentuk krim tipe minyak dalam air. Tipe krim minyak dalam air ini mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dioleskan pada kulit air tersebut akan menguap dan memberikan rasa dingin pada kulit. 42

METODOLOGI Bahan Penelitian Serbuk getah buah pepaya, paraffin cair, triethanolamin, adeps lanae, gliserin, boraks, natrium metabisulfit, nipagin, nipasol, metilen biru, aquadest, NaH 2 PO 4, Na 2 HPO 4 Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah ; wadah stainless steel, pisau, serbet kain, gelas piala, gelas ukur, erlemeyer, buret, labu ukur, pipet tetes, cawan penguap, kaca arloji, lumpang dan alu, pot plastik, oven, ph meter, timbangan digital, mikroskop, sudip,spatel. Jalannya Penelitian Identifikasi Tanaman Identifikasi tanaman telah dilakukan di Laboratorium Botani jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau oleh tim identifikasi botani. Pengambilan sampel ( Muhidin, 2001) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah getah buah papayadari varietas ung gul lokal dengan bentuk bulat lonjong yang diambil dari daerah Kartama, Marpoyan, Pekanbaru. Penyadapan getah dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 sampai 08.00 WIB. Sebelum disadap buah dibersihkan dengan kain serbet basah. Penyadapan dilakukan dengan cara menorehkan alat sadap (pisau) pada kulit buah mulai dari pangkal menuju ujung buah, kedalaman torehan antara 1 2 mm, getah yang keluar dari buah segera ditampung dalam wadah stainless steel. Getah yang membeku pada buah dapat dikerok secara hati-hati dengan pisau karet, pengerokan dimulai dari pangkal (atas) ke ujung bawah, getah yang membeku dikumpulkan menjadi satu dengan getah lainnya. Pengolahan Sampel Menjadi Serbuk Getah Buah Pepaya Kasar (Muhidin, 2001) Getah hasil penyadapan diolah menjadi papain kasar (crude papain). Getah hasil penyadapan dicampur dengan larutan natrium metabisulfit 0,7% sebanyak 4 kali jumlah getah, lalu diaduk merata dengan alat pengaduk (blender), campuran ini membentuk emulsi getah berwarna putih susu agak kental, selanjutnya emulsi getah dikeringkan dengan oven pada suhu + 55 o C, dengan cara emulsi getah dituang merata pada wadah stainless steel dengan ketebalan + 1 cm. Setelah kering getah diambil lalu digerus dan diayak dengan ayakan mesh 48. Karakterisasi Serbuk Getah Pepaya Kasar Karakterisasi serbuk getah pepaya kasar dilakukan menurut yang tertera pada Extra Farmakope Indonesia, pemeriksaannya meliputi : pemerian, kelarutan, dan reaksi identifikasi Pemeriksaan Bahan Tambahan Pemeriksaan asam stearat, nipagin, triethanolamin, gliserin, parafin cair dan adeps lanae dilakukan menurut Farmakope Indonesia edisi IV. 43

Pembuatan Dasar Krim Formula dasar krim tipe minyak dalam air m/a (Anonim, 1971). Bahan Dasar krim I Dasar krim II Asam stearat 14,5 g 14,2 g Trietanolamin 1,5 g 1 g Adeps lanae 3 g _ Parafin cair 25 g _ Gliserol _ 10 g Boraks _ 0,25 g Nipagin 0,1 g 0,1 g Nipasol 0,05 g 0,05 g Air suling hingga 100 ml 100 ml Setelah ditimbang, bahan-bahan yang terdapat dalam formula dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu fase minyak (parafin cair, adeps lanae, asam stearat) dan fase air (trietanolamin, nipagin, nipasol). Setiap fase dipanaskan pada suhu 60-70 º C ditangas air. Fase minyak dipindahkan ke dalam lumpang panas dan tambahkan fase air diaduk sampai dingin hingga terbentuk massa krim. Dasar krim II dibuat dengan cara yang sama dengan fase minyak (asam stearat) dan fase air (gliserol, boraks, air suling, tiretanolamin, nipagin, nipasol). Evaluasi dasar krim meliputi : organoleptis, pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan ph dan pemeriksaan tipe krim. Evaluasi dasar krim meliputi: organoleptis, pemeriksaaan homogenisitas, pemeriksaaan ph dan pemeriksaan tipe krim. Pembuatan krim getah buah pepaya Formula krim dibuat kembali dengan memvariasikan penggunaan serbuk getah buah pepaya dengan konsentrasi 2%, 3%, dan 4% masing-masing sebanyak 100 gr. Formula krim getah buah pepaya dengan dasar krim I m/a. Bahan Formula Ia Formula Ib Formula Ic Serbuk getah buah pepaya 2 % 3 % 4 % Asam stearat 14,5 g 14,5 g 14,5 g Trietanolamin 1,5 g 1,5 g 1,5 g Adeps lanae 3 g 3 g 3 g Parafin cair 25 g 25 g 25 g Nipagin 0,1 g 0,1 g 0,1 g Nipasol 0,05 g 0,05 g 0,05 g NaH 2 PO 4 2,55 % 9,5 ml 9,5 ml 9,5 ml Na 2 HPO 4 1,85 % 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml Air suling hingga 100 ml 100 ml 100 ml Formula krim getah buah pepaya dengan dasar krim II m/a. Bahan Formula II a Formula II b Formula II c Serbuk getah buah pepaya 2 % 3 % 4 % Asam stearat 14,2 g 14,2 g 14,2g Gliserol 10 g 10 g 10 g Boraks 0,25 g 0,25 g 0,25 g Trietanolamin 1 g 1 g 1 g Nipagin 0,1 g 0,1 g 0,1 g Nipasol 0,05 g 0,05 g 0,05 g NaH 2 PO 4 2,55 % 9,5 ml 9,5 ml 9,5 ml Na 2 HPO 4 1,85 % 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml Air suling hingga 100 ml 100 ml 100 ml 44

Dasar krim yang sudah jadi ditimbang sebanyak yang diperlukan lalu ditambahkan serbuk getah buah pepaya sedikit demi sedikit ke dalam basis krim, kemudian diaduk hingga homogen. Masukan dalam wadah bermulut lebar dan bertutup rapat. Evaluasi Krim Getah Buah Pepaya Pemeriksaan organoleptis meliputi : penampilan, warna dan bau. Pemeriksaan homogenitas dan pemeriksaan ph sediaan sesuai cara yang dilakukan Carter, 1975. Pemeriksaan stabilitas terhadap suhu (Jellinek, 1970; Martin 1993) dilakukan pada 2 kondisi. Untuk suhu di bawah 0 C sebanyak 20 gram krim dimasukan ke dalam wadah krim kemudian diletakkan dalam lemari es dengan temperatur -4 C, dibiarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan. Setelah itu diamati apakah terjadi pemisahaan atau tidak. Untuk suhu kamar dibiarkan selama 2-3 bulan pada suhu kamar, kemudian diamati terjadinya pemisahan. Pemeriksaan daya tercuci krim. (Jellinek, 1970) dilakukan dengan cara 1 gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai. Uji daya menyebar (Voight, 1994) dilakukan dengan cara, 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan biarkan sesaat (15 detik) hitung luas daerah yang diberikan oleh sediaan, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban tertentu (10 g, 20 g, -100 g) dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian hitung luas yang diberikan oleh sediaan. Pengukuran distribusi ukuran partikel (Lachman, dkk,1994) dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya adalah sebagai berikut : ditimbang 0,1 gram krim kemudian diencerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel. Uji iritasi kulit (Anonim,1982) dilakukan dengan 0,1 gram krim, dioleskan pada kulit lengan bagian dalam kemudian ditutupi dengan kain kasa dan plester, setelah itu dilihat gejala yang ditimbulkan setelah 24 jam pemakaian. Uji iritasi ini dilakukan pada 6 orang panelis selama tiga hari berturut-turut. Uji efektivitas krim getah buah pepaya Pengujian dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan/panelis yang memiliki jerawat dengan cara muka dicuci terlebih dahulu kemudian krim dioleskan pada muka yang terkena jerawat pada malam dan siang hari secara teratur. Kemudian dibilas dengan air hingga bersih. Hal ini dilakukan selama satu bulan. Pengamatan setiap satu kali dalam seminggu untuk melihat efek dari krim getah buah pepaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Serbuk getah buah pepaya yang digunakan dalam pembuatan sedian krim getah buah pepaya telah sesuai dengan persyaratan buku-buku standar. Serbuk getah buah papaya yang dihasilkan berupa papain kasar berbentuk amorf, granula berwarna putih sampai kekuningan dan agak higroskopis serta bau khas. Kadar serbuk getah buah pepaya yang biasa digunakan untuk kosmet ik adalah 3% dan untuk menentukan dosis efektif digunakan tiga variasi dosis yaitu 2%, 3% dan 4%. Dari hasil pemeriksaan diperoleh ph basis 7,5 sampai 7,13, sedangkan ph rata-rata krim getah buah pepaya FIa, FIb adalah 7,42 ; 7,33 ; 7,44 dan FIIa adalah 7,38 ; 6,55 dan 6,40. 45

Pemeriksaan stabilitas dengan pendinginan betujuan untuk mengetahui kestabilan krim terhadap perubahan suhu. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak terjadi pemisahan selama 8 minggu penyimpanan. Pada krim yang tidak stabil menunjukkan suatu pemisahan terhadap fase lemak dengan fase air karena viskositasnya yang rendah serta besarnya ukuran partikel. Pada pemeriksaan distribusi ukuran partikel didapatkan ukuran partikel pada Formula Ia adalah 340, 320, 270 sedangkan pada Fomula IIb adalah 336, 330, 300. Penampang partikel yang kecil ini menandakan bahwa zat aktifnya terdispersi baik dalam pembawa. Pemeriksaan uji iritasi kulit dilakukan pada sukarelawan dengan cara uji tempel tertutup dan dioleskan langsung pada tangan manusia bagian atas sebelah dalam dengan diameter 1 cm selama 24 jam. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak terjadi reaksi iritasi. Pemeriksaan daya tercuci krim pada formula I dan II dengan kadar 2% 1 gram dapat dicuci dengan baik oleh 10 ml air suling sedangkan pada formula I dan II 3% dapat dicuci dengan 20 ml air suling, formula I 4% dapat dicuci dengan 30 ml air suling, dan formula II 4% dapat dicuci dengan air sulang sebanyak 20 ml. Daya tercuci ini berkaitan dengan tipe krim m/a yang akan lebih mudah tercuci dibandingkan dengan tipe a/m. Hasil uji efektifitas krim getah buah pepaya pada pengamatan minggu pertama belum ada perubahan terhadap panelis. Pengamatan pada minggu kedua pada formula I konsentrasi 3% dan 4% jerawat panelis mengalami perubahan yaitu jerawatnya merah. Begitu juga pada formula II. Pada pengamatan minggu ketiga formula I konsentrasi 3% belum ada perubahan dan konsentrasi 4% merah pada jerawat panelis hilang dan begitu juga terjadi pada formula II. Pada minggu keempat belum mengalami penyembuhan total yaitu pada formula I dan II konsentrasi 3% yaitu semua jerawat panelis masih sama dengan minggu ketiga sedangkan pada konsentrasi 4% jerawat panelis mengalami perubahan yaitu jerawatnya kempes. Pada konsentrasi 2% formula I dan II sedikit mengalami perubahan yaitu merah pada jerawat panelis hilang. Pada pengamatan sediaan pembanding yaitu RISTRA juga tidak terjadi penyembuhan total hanya sampai jerawat panelis kempes pada minggu keempat. Hasil pengamatan selama satu bulan menyimpulkan bahwa ada perubahan pada jerawat, yaitu jerawat semakin lama semakin mengecil/mengempes. Hal ini berarti krim getah buah pepaya mempunyai efek untuk menyembuhkan jerawat. Untuk penyembuhan total pada panelis belum sampai terjadi karena kemungkinan karena waktu uji efektifitas yang dibutuhkan panelis kurang serta kurang tingginya konsentrasi serbuk getah buah pepaya. Selain itu ketidak patuhan panelis pada pemakaian krim juga turut menentukan efek penyembuhan. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa krim yan dihasilkan stabil secara fisika. Krim getah buah pepaya dari konsentrasi 2% sampai 4% tetap homogen. Uji efektifitas sediaan krim untuk pengobatan jerawat tidak memberikan penyembuan total. DAFTAR PUSTAKA Andi, M, H. 2000., Pengobatan Alternatif Herbal, Yayasan Andi Muhammad, Jakarta. Anonim, 1971., Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Formularium Medicamentorum Selectum, Cetakan IV, Surabaya. 46

Anonim, 1982., Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Formularium Kosmetika Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995., Departemen Kesehatan Republik Indonesia,, Farmakope Indonesia, Edisi IV. Dirjen POM Depkes RI, Jakarta. Baga, K., 1996., Bertanam Pepaya, Penebar Swadaya, Jakarta. Carter, J.S,1975., Dispensing for Pharmaceutical Student, 12 edition, Pitman Medical, London. Lachman, L., H. A. Lieberman & J.L Kanig, 1994., Teori dan Praktek Farmasi Industri, jilid I, Edisi II, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Muhidin, D, 2004., Agroindustri Papain dan Pektin, Penerbit Swadaya, Jakarta. Martin A.J.S., Swarbrick, dan A. Cammarata, 1993., Farmasi Fisika, Edisi III diterjemahkan oleh Yoshita Universitas Indonesia. Mursito B, 2001., Sehat Diusia Lanjut Dengan Ramuan Tradisional, Penebar Swadaya, Jakarta. Voigth, R, 1994.,Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima, diterjemahkan oleh Drs. Soendani Noerono, Gadjah Mada University Perss, Yogyakarta Wijaya, K, H,1995., Tanaman Berkhasiat Obat, Jilid II, Pustaka Kartini, Jakarta. 47