1. Permasalahan Bidang Polhukam

dokumen-dokumen yang mirip
Rancangan Awal Butir-Butir Pembahasan Rapat Bulanan Anggota Dewan Pengarah BRR Aceh-Nias Juli 2005

Butir-Butir Laporan Gubernur NAD pada Sidang Kabinet Terbatas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias, 5 Juli 2005

INVENTARISASI PERMASALAHAN BAHAN PEMBAHASAN RAPAT ANGGOTA DEWAN PENGARAH BRR ACEH NIAS JULI 2005

Butir-Butir Bahan Pembahasan Rapat Dewan Pengarah BRR Aceh-Nias

Butir-Butir Pembahasan Sidang Kabinet Terbatas Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias

I. Permasalahan yang Dihadapi

Bahan Rapat Anggota Dewan Pengarah BRR NAD-Nias September 2005

Oleh Prof Dr Abdullah Ali

Rapat Dewan Pengarah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah. Kepulauan Nias, Provinsi Sumut. Jakarta, 3 Mei 2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Analis Hukum Senior, Direktorat Hukum Bank Indonesia

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENANGANAN PASCA BENCANA

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Emergency Action Plan Padang City

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun Anggaran 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

Nomor : 5/PER/BP-BRR/I/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS 2011 SEMUA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO TERCATAT KELAHIRANNYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG

Nomor : B/ 1110/M.PAN/6/2005 Jakarta, 9 Juni 2005 Sifat : Amat segera Perihal : Kebijakan Umum Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2005.

Bab I U M U M 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

1 of 5 21/12/ :57

BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DUKUNGAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN RISIKO BENCANA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-B TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

MENTERI KEUANGAN R I

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 SEMUA ANAK DI KOTA TEGAL TERCATAT KELAHIRANNYA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

Transkripsi:

BUTIR-BUTIR EVALUASI DAN PERMASALAHAN PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ACEH DAN NIAS TAHUN 2005 Rancangan Bahan Rapat Anggota Dewan Pengarah BRR Aceh-Nias Agustus 2005 Evaluasi Kemajuan Status Keputusan Rapat Dewan Pengarah 8 Juni 2005 & Sidang Kabinet 5 Juli 2005 1. Keputusan Rapat Wanrah 8 Juni 2005 Kelembagaan Telah di terbitkannya SK Kesekretariatan Dewan Pengarah yang tetapkan melalui Keputusan Ketua Dewan Pengarah Telah disusunya agenda dan rencana kerja serta kerangka arahan Dewan Pengarah untuk tahun 2005 oleh Sekretariat Dewan yang akan disampaikan kepada Bapel Tanggap darurat Pelaksanaan R&R Belum selesainya beberapa hal menyangkut habisnya masa tanggap darurat seperti belum terbayarnya dana pembangunan barak pengungsi Telah terselesaikannya penjabaran blue print ke dalam action plan, namun demikian belum maksimalnya penggunaan action plan yang disusun bappeda Prov dan Kab/Kota yang di fasilitasi Bappenas oleh Badan Pelaksana Belum Terbitnya Perpres mengenai keterlibatan dan keberadaan Lembaga dan orang asing di daerah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Telah terbangunnya Koordinasi Ketua Dewan Pengarah dan Ketua Badan Pelaksana Iventarisir butir-butir permasalahan rapat secara reguler telah disampai oleh Pejabat Penghubung dan Anggota Sekretariat Dewan Pengarah dan dibahas dalam rapat rutin bulanan 2 2. Sidang Kabinet 5 Juli 2005 Pemantapan Kelembagaan Badan Pelaksana Badan Pelaksana perlu segera menyelesaikan pembentukan kelembagaannya, agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal Tugas dan kewenangan Badan Pelaksana perlu diperjelas Pemantapan Persiapan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rencana Aksi yang telah disusun oleh Pemda Kabupaten/Kota berdasarkan Rencana Induk, perlu dijadikan acuan utama oleh Bapel di dalam melakukan koordinasi dengan seluruh kementerian/lembaga di dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) untuk pendanaan APBN-P TA 2005 Penanganan Masa Transisi dari Tahap Tanggap Darurat Revisi Rencana Tata Ruang Revisi Qanun RTRW propinsi, kabupaten/ kota yang terkena bencana di Aceh dan Sumut perlu segera diselesaikan, untuk menjadi dasar bagi rencana pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi secara partisipatif sejalan dengan UU dan juga disusun Village Planning Pendayagunaan Pelabuhan Bebas Sabang Keberadaan dari Pelabuhan Bebas Sabang perlu diperhatikan sebagai potensi untuk menjadi distribution port bagi bahan baku/logistik bagi kegiatan rehab/rekonstruksi di Aceh dan Nias Rencana Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi APBN-P telah disepakati bahwa untuk TA 2005 dialokasikan dana sebesar Rp13,26 triliun 3 1. Permasalahan Bidang Polhukam 1.1. Isyu Keamanan Aparat keamanan (Apkam) sulit melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap personil LSM/org asing lainnya yang lewat jalan darat Masih belum efektifnya mekanisme koordinasi pelaksanaan pengamanan pembangunan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi antara Badan Pelaksana dan pihak kepolisian Kondisi Kamtibmas termasuk keamanan proyek vital dan strategis Ditjen Imigrasi lebih intensif melakukan koordinasi dengan Apkam dimana pengawasan dan pengamanan orang asing (termasuk ID Card). Sejauhmana wewenang yang dapat dilakukan oleh pihak keamanan terutama kepolisian dalam pelaksanaan pengamanan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Perlu kerjasama dengan Apkam, dalam mengamankan proyek vital & strategis Bapel melakukan koord & kerjasama dgn Imigrasi & Polda NAD bersama Pemda mengingatkan orang asing, spy lapor ke Apkam setempat Agar Adanya koordinasi antara Bapel dan Polda NAD guna terciptanya mekanisme pe pengamanan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Agar Bapel bekerjasama dengan Apkam dalam pengamanan pelaksanaan 4 proyek-proyek vital dan strategis 1

1.2. Isyu Politik dan Pemerintahan Pemerintah perlu memperhatikan proses perdamaian yang akan ditanda tangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki Pemerintah perlu mempersiapkan mekanisme pemulangan dan proses integrasi eks GAM ke dalam masyarakat Penyaluran eks GAM yang mendapat Amnesty dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi. Revitalisasi dan Pemberdayaan Pemda. Adanya koordinasi antar kementrian dan lembaga terkait serta DPR dalam penanganan proses rekonsiliasi. Adanya koordinasi antar kementrian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah dalam hal persiapan mekanisme pemulangan dan proses integrasi eks GAM ke dalam masyarakat Perlu dibahas penyaluran tenaga kerja eks GAM untuk disetarakan dengan warga Aceh lainnya dalam memperoleh akses dan kesempatan yang sama dari berbagai kegiatan rehab & rekons, sesuai dengan keahliannya. Perlu program & alokasi dana untuk revitalisasi & pemberdayaan Pemda. Adanya mekanisme dalam proses rekonsiliasi, pemulangan dan integrasi eks GAM ke dalam masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah Pemerintah perlu menyiapkan program-program pemberdayaan untuk eks GAM dan penyaluran pada kegiatan rehab & rekons. Agar Bapel memberi perhatian serius terhadap revitalisasi & pemberdayaan Pemda. 1.3. Isyu Lembaga dan Orang Asing Belum selesainya Perpres mengenai keterlibatan Lembaga dan Orang Asing dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias Rekomendasi Pembahasan Diharapkan pihak terkait segera menyelesaikan rancangan Perpres tentang pengaturan peran serta pihak asing yang telah ada di setkab Perpres keterlibatan orang asing untuk segera diselesaikan melalui Menkopolhukam dengan Setkab 5 6 2. Permasalahan Bidang Ekonomi 2.1. Isyu Pertanahan Penataan hak atas tanah perorangan di daerah yang terkena bencana terkesan masih lambat karena belum terbitnya perpu pertanahan Pemerintah daerah mengalami kesulitan bagi penyediaan tanah untuk relokasi permukiman dan perumahan pengungsi korban bencana Dengan belum rampungnya Perpu Pertanahan, maka penyelesaian masalah pertanahan jadi terhambat Sejauhmana Bapel dapat mepercepat pelaksanaan kegiatan proyek penataan hak atas tanah yang dibiayai dengan dana bantuan MDTF (MOU dengan MDTF telah ditandatangani) Pemerintah Pusat perlu memberikan bantuan bagi Pemerintah Daerah Kab/Kota dalam pembebasan tanah bagi lokasi permukiman dan infrastruktur lainnya Rancangan Perpu Pertanahan paska bencana di Aceh perlu segera dirampungkan, sebagai dasar bagi penataan kembali pertanahan di Aceh Meminta Bapel untuk segera mencairkan dana bantuan MDTF untuk proyek penataan hak atas tanah dan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan intansi terkait Diharapkan adanya dana APBN yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Perpu Pertanahan perlu segera dirampungkan melalui koordinasi Depkumham dan Setneg 2.2. Isyu Revisi Rencana Tata Ruang RTRW masih tumpang tindih dan belum terkoordinir dengan proses penyusunan village planning oleh masyarakat Perubahan struktur ruang wilayah kab/kota di daerah yang terkena bencana, belum ditindak lanjuti dengan revisi RTRW Perlu segera dilakukan perubahan RTRW dengan menata kembali ruang wilayah dan sekaligus merevisi Qanun RTRW masing-masing wilayah kabupaten/kota melalui proses partisipatif Sejauhmana Bapel dapat berperan dalam mempercepat penataan kembali RTRW Penyusunan Village Plan dapat terus dilanjutkan dan tetap memperhatikan kesesuaian (interface) dengan draft RTRW yang disusun secara partisipatif Meminta Bapel memfasilitasi penyusunan revisi Qanun RTRW yang dijadikan dasar bagi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi lebih lanjut 7 8 2

2.3. Isyu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Isu Pokok Kurangnya perspektif jangka panjang dalam pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi kepada masyarakat Minimnya program bantuan keuangan mikro dari pemerintah dan donor bagi pemberdayaan UMKM Bapel dapat mempercepat pelaksanaan program ekonomi masyarakat dan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan lembaga terkait Bapel dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana bantuan donor untuk mendukung program pemberdayaan UMKM Meminta Bapel untuk mempercepat pelaksanaan rencana 2.4. Isyu Keuangan dan Perbankan Masih banyaknya keluhan masyarakat yang menghadapi kesulitan dalam pengurusan rekeningnya di bank, baik dalam penghapusan tagihan dan akses terhadap kredit perbankan Kurangnya toleransi lembaga perbankan dalam menetapkan pesyaratan kelengkapan dokumen pendukung Bapel dapat berperan aktif dalam membantu mempercepat penyelesaian rekening nasabah bank, penghapusan tagihan dan akses terhadap kredit perbankan Bapel dapat membangun koordinasi dengan Bank Indonesia, Bank Pembangunan Daerah dan instansi terkait dalam membantu mempercepat penyelesaian masalah rekening bank milik korban bencana alam Bapel sedapat mungkin memfasilitasi penyelesaian rekening nasabah bank, antara lain dengan memanfaatkan data base korban bencana sebagai referensi dalam penyelesaian rekening bank, penghapusan tagihan dan akses terhadap kredit perbankan aksi pemberdayaan ekonomi masyarakat 9 10 3. Permasalahan Bidang Kesra 3.1. Isyu Agama dan Sosial Budaya Terjadinya Pergeseran nilai-nilai Agama, sosial dan budaya dikalangan masyarakat yang berada di hunian sementara. Adanya indikasi penyebarluasan agama dalam program bantuan dari kelompok NGO dengan mengabaikan nilai keacehan yang islami. Bapel dan Pemerintah Daerah berperan dalam melakukan penguatan institusi keagamaan, institusi sosial, dan institusi budaya. Penangan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak hendaknya menjadi skala prioritas. Perlunya melakukan penguatan terhadap institusi keagamaan, institusi sosial, dan institusi budaya serta jaminan atas perlindungan perempuan dan anak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka mereka yang terbukti melakukan peyebarluasan agama di larang beroperasi di Aceh, sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pengaturan penyeberan agama 11 3.2. Isyu Pengungsi Masih belum adanya kepastian waktu dan tempat tentang pembangunan kembali perumahan Belum terselesaikannya pembayaran pembangunan barak pengungsi kepada pelaksana pembangunan Masih belum adanya ketetapan yang mengikat tentang kriteria pengungsi yang berhak mendapat bantuan, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan antar sesama masyarakat di pengungsian (Aceh Nias) Mengidentifikasi kembali hal-hal yang menyebabkan terlambatnya pembayaran pembangunan hunian sementara bagi pengunsi Adanya koordinasi antara Bapel dan Pemerintah Daerah dalam percepatan pembangunan perumahan bagi masyarakat Adanya koordinasi antara Bapel dan Dinas terkait baik di Aceh dan Nias tentang kriteria pengungsi yang berhak mendapatkan bantuan Bapel diharapkan menentukan segera waktu dan tempat pembangunan kembali perumahan bagi masyarakat Terbangunnya koordinasi antara Bapel, pemerintah daerah dan penanggung jawab masa tanggap darurat dalam penyelesaian pembayaran pembangunan hunian sementara bagi pengungsi Diperlukan petunjuk dan kriteria baru dari Pemerintah Pusat sebagai dasar dalam pembagian bantuan 12 3

3.2. Isyu Kependudukan Belum tertibnya Administrasi kependudukan dan tanda kependudukan bagi masyarakat Belum adanya data base jumlah penduduk yang terkena bencana Sejauhmana peran Pemda melakukan tertib administrasi kependudukan masyarakat terkena bencana dan habisnya masa berlaku KTP merah putih setelah kedaruratan di NAD Bapel diharapkan memfasilitasi dan berkoordinasi dengan Pemda dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan masyarakat pasca bencana dan masa kedaruratan 13 3.4. Isyu Pemberdayaan Masyarakat Masih belum maksimalnya proses-proses pemberdayaan masyarakat karena masyarakat belum dilibatkan secara penuh Perlunya pelibatan masyarakat lokal dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi Masyarakat belum sepenuhnya memahami isi blue print serta maksud dan tujuan keberadaan BRR Bapel bekerjasama dengan Pemda dalam mengoptimalkan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat lokal Adanya suatu mekanisme sosialisasi blue print yang dilaksanakan oleh Bapel, sehingga informasi dapat dimengerti dan diterima terutama bagi masyarakat bawah 14 3.5. Isyu Aparatur Pemerintahan Berkurangnya sumber daya PNS di Provinsi NAD akibat meninggal dan hilang saat bencana terjadi Terdapat 5.266 PNS yang meninggal dan hilang akibat bencana gempa bumi dan tsunami. Terdapat 5.000 pegawai honorer yang sudah mengabdi beberapa tahun di wilayah Provinsi NAD. Pelayanan terhadap masyarakat belum maksimal yang diakibatkan salah satunya karena kurangnya tenaga PNS Segera diisi formasi PNS yang meninggal dan hilang Pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku 15 3.6. Isyu Bantuan UNHCR dan WFP (Nias-Sumut) Terhentinya bantuan oleh UNHCR dan WFP kepada masyarakat di Kab.Nias dan Nias selatan dikarenakan kurang koordinasi dan perbedaan persepti akan kriteria pengungsi Adanya koordinasi secara administrasi antara BRR dan Satkorlak serta Satlak daerah dalam pemenuhan bantuan bagi pengungsi Terciptanya mekanisme dan koordinasi antar lembaga dan instansi pemerintah dalam pemberian dan penyaluran bantuan kepada pengungsi 16 4

4. Permasalahan Lainnya 4.1. Isyu Kelembagaan Rancangan UU penetapan Perpu 2/2005 menjadi UU telah disampaikan kepada DPR Pembahasan RUU pembentukan BRR perlu segera dilakukan Merekomendasikan Bapel sebagai lembaga yang mewakili pemerintah dalam pembahasan RUU BRR dengan DPR-RI 17 4.2. Isyu Pendanaan Keterlambatan penyaluran pendanaan, sehingga dikhawatirkan akan menyulitkan penyelesaian kegiatan dalam sisa tahun2005 Operasionalisasi kegiatan R&R di NAD dan Nias masih terkendala oleh keterlambatan penyiapan dokumen anggaran dan pencairan dana anggaran Prosedur pengadaan untuk kegiatan rehab-rekons Aceh-Nias akan menerapkan pola khusus yang dipercepat Terdapat sisa kegiatan tanggap darurat yang pembayarannya belum diselesaikan secara tuntas (misal pembangunan huntara). Diajukannya eksepsi pemanfaatan dana 2005 hingga Maret 2006, guna penyelesaian terget kegiatan thn 2005 Bapel dapat berkoordinasi dgn instansi pusat untuk mempercepat proses penyiapan dokumen anggaran Bapel dapat mempercepat usulan revisi Keppres Nomor 80 tahun 2002 tentang pedoman pelaksanaan APBN Bapel dapat segera menyusun daftar sisa kegiatan tanggap darurat yang belum selesai yang harus dilanjutkan Bapel perlu menyampaikan permohonan kepada Menkeu untuk dapat memperoleh eksepsi dalam pemamfaatan dana tahun 2005 Bapel diminta mempercepat usulan revisi Kepres 80/2002 dan tingkatkan koordinasi dengan instansi pusat soal anggaran Bapel diminta segera inventarisasi & lanjutkan sisa kegiatan tanggap darurat 18 4.3. Isyu Dukungan Informasi dan Database Hingga saat ini belum ada database yang lengkap dan akurat tentang kondisi kerusakan sarana dan prasarana ekonomi, sehingga sering terjadi overlapping dalam pelaksanaan program R&R Sejauhmana Bapel dapat berperan aktif untuk mendorong pembenahan dan penyediaan data base yang dinamis dan berkelanjutan Bapel diminta untuk memfasilitasi berbagi kegiatan dan proyek yang mendukung pembenahan database termasuk untuk mencari calon donor luar negeri dan menyalurkan dana bantuan untuk mendukung pembenahan database 4.4. Isyu Sosialisasi dan Publikasi Terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan Bapel R&R Aceh Nias. Masalah akurasi data yang menjadi dasar kebijakan perencanaan. Publikasi kepada komunitas international belum dilakukan secara optimal Ada masalah sosialisasi dan publikasi yang kurang memadai agar tidak terjadi mispersepsi pada masyarakat. Bapel perlu meneliti ulang data akibat bencana. Perlu peran Deplu dalam mendukung publikasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada komunitas international Bapel perlu meningkatkan sosialisasi & publikasi, dlm aspek kebijakan, perencanaan dan progres pelaksanaan. Bapel perlu meneliti ulang data akibat bencana, agar perencanaan lebih tepat sasaran. Deplu perlu dilibatkan dalam mendukung publikasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada komunitas international 19 20 5

4.5. Isyu Pelaksanaan 2005 & Perencanan Tahun 2006 Bapel telah menyelesaikan pendanaan TA 2005 yang bersumber dari moratorium kepada Pemda dan kementrian/lembaga terkait, namun belum ditindaklanjuti oleh kementrian/lembaga untuk rencana kegiatan yang akan dibiayai melalui hibah LN Untuk mengukur kesiapan awal mulainya kegiatan rehab-rekon, kondisi awal pra-implementasi di lapangan perlu diketahui melalui kegiatan baseline survey Kementrian/Lembaga perlu melaporkan rencana pemanfaatan dana hibah yang dialokasikan dalam TA 2005 kepada Bapel untuk dikoordinasikan lebih lanjut Kegiatan baseline survey perlu segera dilakukan Bappenas, dalam konteks tugas pemantauan dan pengendalian, sesuai Pasal 5 Perpres 30/2005 Bapel diharapkan dapat mengkoordinasikan Kementrian/Lembaga dalam pemanfaatan dana hibah LN untuk kegiatan rehab-rekons TA 2005 Pelaksanaan monev oleh Bappenas dalam rangka menilai kondisi awal perlu segera dilakukan, guna memberi masukan bagi BRR dan Pemda serta steholders terkait dalam pelaksanaan tahun 2005 dan perencanaan tahun 2006 21 Agenda Persiapan & Pelaksanaan Thn 2005 26/12 02/03 15/04 29/04 01/07 01/08 Inpres 01 Perpres 30/05 Perppu 02/05 Perpres 34/05 Keppres 63/m/05 APBN-P 2005: Rp13,3triliun 01/09 01/10 01/11 01/12 31/12 Tahap Masa Transisi: Persiapan Implementasi R2WANS Tahun 2005 Tanggap Start-up Penyusunan rencana aksi, Darurat Implementasi: Baseline Penyusunan RKKL & Procurement, survey Penyusunan RKAKL, Pembahasan Seleksi, Rencana Induk APBN-P 2005 dgn DPR Susun rencana Koordinasi, aksi thn 2006 Baseline Bahas RAPBN Survey 2006 INPUT PROSES IMPLEMENTASI 22 6