BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

dokumen-dokumen yang mirip

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

FUNGSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KOPLING KENDARAAN RINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

PRINSIP KERJA DAN TROUBLE SHOOTING KOPLING MEKANIS ISUZU PANTHER HI-GRADE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Observasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Perawatan System C V T

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

Konstruksi CVT. Parts name

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING

BAB III PEMBAHASAN MASALAH Pembahasan Masalah Pada Sistem Kopling Avanza 1300cc

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB III TINJAUN PUSTAKA

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN KOPLING DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

Sistem Transmisi Otomatis

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL


BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB III METODE PENELITIAN

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000

ANALISIS KOPLING SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK Paridawati 1)

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

Roda Rantai Depan. Panduan Dealer DURA-ACE FC-R9100 ULTEGRA FC-R8000. Braket bawah BB-R9100 SM-BBR60 SM-BB92-41B SM-BB72-41B. JALANAN MTB Trekking

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA


BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memindahkan daya engine ke transmisi secara perlahan-lahan agar tidak terjadi

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

FC-M820 / FC-M825 SM-BB71 / SM-CR82

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

Pemindah Gigi Belakang

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T.

Analisis Sistim Rem Tromol Mobil Suzuki Futura Tahun 2003 ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

ANALISIS SISTEM REM TROMOL PADA TRAINER SISTEM REM MOBIL SUZUKI FUTURA TAHUN 2003

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB II PERATAAN (LEVELLING) DAN PENJAJARAN (ALIGNMENT)

PEMBUATAN SIMULATOR KOPLING DENGAN SISTEM PENGGERAK HIDROLIK TUGAS AKHIR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc. Gambar 4.1 Engine stand mesin ATV TOYOCO G16ADP Spesifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Daftar spesifikasi komponen kopling kering mekanis NAMA KOMPONEN SPESIFIKASI HANDLE KOPLING SATRIA FU KABEL KOPLING HONDA TIGER TUAS KOPLING/REALESE FORK REALESE BEARING 1 buah 110 cm 1 buah Ø dalam = 29 mm Ø luar = 56,75 mm Tebal = 14,70 mm

30 NAMA KOMPONEN AS REALESE BEARING Ø luar = 28,95 mm SPESIFIKASI Ø dalam = 17,80 mm Tinggi = 18 mm PELAT PENEKAN Ø luar = 121 mm Ø dalam = 81 mm Lebar penampang = 16,30 mm Tebal = 11 mm PEGAS DIAFRAGMA Jumlah = 18 Tebal = 1 mm PAKU KELING Jumlah = 6 Tebal = 3 mm KAMPAS KOPLING Ø luar = 120 mm Ø dalam = 90 mm Lebar penampang = 15 mm Tebal bagian kampas yang bersinggungan = 2,35 mm RUMAHAN KOPLING / RODA GILA Lebar penampang = 15,50 mm Ø dalam as rumah kopling = 20,50 mm Ø luar as rumah kopling = 24,50 mm Panjang as rumah kopling = 25,60 mm Sudut as rumah kopling = 5,029 COVER KOPLING 1 pasang

31 Berikut ini adalah gambar kopling dalam kondisi utuh: Gambar 4.2 gambar kopling utuh Dari pembongkaran unit kopling kering mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc didapat komponen-komponen kopling seperti pada gambar dibawah ini: Gambar 4.3 komponen-komponen kopling kering mekanis 9.2 Cara Kerja Kopling Kering Mekanis engine ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Cara kerja kopling kering mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc sebagai berikut:

32 Pada saat handle kopling ditarik, kabel kopling akan menarik tuas kopling kebelakang. Realese bearing akan mendorong pegas diafragma dan plat tekan melawan tekanan pegas diafragma. Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat/kampas kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya terputus. bila tarikan handle kopling dilepas, pegas diafragma kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat/kampas kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan, pegas diafragma akan mengembalikan Realese bearing ke posisi awal, sehingga tuas kopling kembali keposisi semula. Gambar susunan komponen kopling kering mekanis sesuai cara kerjanya ditunjukan pada gambar 4.4: Gambar 4.4 cara kerja komponen kopling 9.3 Pembongkaran, Pengecekan Dan Perawatan Komponen Kopling Kering Mekanis Sebelum melakukan proses perawatan langkah yang pertama yaitu dengan cara melepas komponen komponen dalam kopling. Cara melepas komponen kopling harus terlebih dahulu melepas unit transmisi dan mesin bakar yang

33 terkait dengan unit kopling. Adapun langkah-langkah untuk melepas unit kopling sebagai berikut : 1. Melepaskan kabel kopling yang terhubung dengan tuas kopling. 2. Melepaskan soket indikator mundur. Gambar 4.5 Melepas unit kabel kopling Gambar 4.6 Soket indikator mundur

34 3. Melepaskan 4 baut yang berada pada cover clutch. Gambar 4.7 cover clutch 4. Melepas sebagian unit kopling dan transmisi 5. Melepaskan 6 baut pada pelat penekan dan lepaskan pelat penekan beserta kampas kopling. Gambar 4.8 pelat penekan dan pelat kopling 6. Melepaskan 1 baut dan 1 ring pengunci antara fly wheel dengan poros engkol lalu lepaskan fly wheel dari poros engkol dan cover clutch. Gambar 4.9 fly wheel.

35 7. Melepaskan 1 baut realese fork dan melepaskan 4 baut penghubung cover clutch dengan unit kopling. Gambar 4.10 Unit pengungkit realese bearing dan realese fork Setelah komponen kopling sudah terlepas langkah selanjutnya yaitu proses pengecekan dan perawatan komponen kopling. Langkah-langkahnya yaitu : 1. Pemeriksaan kabel kopling Kabel kopling dapat menarik tuas kopling dengan maksimal, maka solor kabel kopling harus bersih dan licin. Selain itu periksa solor dalam kabel kopling apakah terdapat serabut solor yang akan putus atau tidak, bila ada ganti solor kabel kopling. 2. Pemeriksaan realese bearing Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara visual, dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan, terbakar, dan tergores, maka dilakukan pembersihan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru. Pemeriksaan reales bearing dilakukan dengan cara memutar bearing dengan tangan

36 dan memberi tenaga pada arah aksial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya diganti dengan yang baru. Gmbar 4.11 Pemeriksaan realese bearing 3. Pemeriksaan pelat penekan Memeriksa kondisi clutch cover kotor atau retak bila kotor dilakukan proses pembersihan dan jika retak dilakukan penggantian. Memeriksa kondisi permukaan pelat penekan dari kerataan, apabila keausan tidak merata dilakukan proses perataan dengan cara diamplas pada amplas yang di beri dasaran kaca, namun apabila keausan sudah parah maka perlu dilakukan penggantian part. Gambar 4.12 Pemeriksaan pelat penekan

37 4. Pemeriksaan pegas diafragma Memeriksa kondisi pegas diafragma dari kemungkinan lemah, berkarat,miring, aus atau retak. Jika kondisi pelat penekan miring, aus, atau retak harus diganti. 5. Pemeriksaan kampas kopling Kampas kopling adalah komponen kopling yang paling cepat aus karena banyak menerima gesekan dari pelat penekan dan fly wheel dan pelat penekan apabila pemakaian unit kopling tidak sesuai ketentuan, Pemeriksaan yang pertama yaitu: a. Pengamatan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, terbakar, tergores dan retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan, terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru. Gambar 4.13 Pemeriksaan kerataan kampas kopling b. Pemeriksaan dan pengukuran ketebalan bagian kampas kopling yang bersinggungan dengan jangka sorong. Toleransi batas ketebalan kampas minimal 0,3 mm. Jika kedalaman sudah

38 melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru. Gambar 4.14 Pemeriksaan ketebalan kampas kopling 6. Pemerikasan fly wheel Pemeriksaan kerataan fly wheel menggunakan mistar dengan cara menyilang dan dicek dengan menggunakan feeler gauge. Jika terdapat celah pada bagian antara mistar dengan fly wheel berarti menandakan bahwa kondisi fly wheel tidak rata atau aus, maka perlu dilakukan penggantian. Gambar 4.15 Pemeriksaan kerataan fly wheel

39 7. Pemeriksaan cover clutch Memeriksa kondisi clutch cover apakah masih baik atau tidak. Jika terdapat kotoran pada clutch cover dilakukan pross pembersihan dan jika kondisi clutch cover retak maka dilakukan penggantian. 8. Pemeriksaan realese fork Pemeriksaan release fork dilakukan dengan pemeriksaan kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau keausan, ganti dengan yang baru). Memeriksa kondisi pegas pengikat bantalan dan garpu pembebas (lemah, putus). Setelah dilakukan pemeriksaan pada komponen kopling, proses selanjutnya yaitu proses perawatan komponen kopling. Adapun proses-proses perawatannya adalah sebagai berikut: 1. Kabel kopling Untuk menjaga keawetan pada kabel kopling diperlukan perawatan pada kabel kopling yaitu dengan cara membersihkan kabel kopling dan memberi greace pada solor kabel kopling agar solor kabel kopling dapat bergerak dengan lancar. 2. Realese Fork Perawatan Realese Fork yaitu dengan cara membersihkan dan memberi grece pada ball Realese Fork 3. Realese bearing Untuk menjaga realese bearing dapat bekerja dengan maksimal atau tidak ada beban berlebih pada saat realese bearing bergerak maju

40 dan mundur perlu dilakukan proses pembersihan dan pelumasan dengan grece pada bagian dalam Realese bearing atau pada as realese bearing yang berada pada cover plate. 4. Pelat penekan Untuk dapat menekan kampas kopling dengan rata dan maksimal perlu dilakukan pembersihan terhadap sisa-sisa kotoran yang dihasilkan oleh kampas koping, pembersihan bisa dilakukan dengan cara pengamplasan dengan ampas beralaskan kaca atau bidang yang rata agar pelat penekan dapat teramplas dengan rata. 5. Kampas kopling Membersihkan kampas kopling dari gumuk atau kotoran bekas gesekan antara fly wheel, kampas kopling dan pelat penekan 6. fly wheel Melakukan pembersihan pada fly wheel dari sisa-sisa kotoran yang dihasilkan oleh kampas koping. 7. Clutch cover Membersihkan seluruh bagian dengan menggunakan air sabur atau bensin sampai bersih agar kotoran tidak berjatuhan ke komponen kopling. 8. Penyetelan langkah bebas kopling Menyetel langkah bebas kopling perlu dilakukan karena jika langkah bebas kopling sangat kecil atau bahkan tidak ada maka kondisi realese bearing akan terus menekan pegas diafragma dan kampas

41 kopling tidak akan terjepit dengan maksimal sehingga daya yang dihasilkan oleh mesin bakar tidak dapat diterima secara maksimal, kondisi kampas kopling pun akan cepat habis. Saat langkah bebas kopling terlalu jauh maka unit kopling tidak dapat merededam daya dari mesin bakar karena realese bearing tidak dapat menekan pegas diafragma dengan maksimal sehingga kampas kopling tidak sepenuhnya terbebas dari daya mesin bakar dan perpindahan transmisi akan kasar. Langkah bebas kopling dapat disetel pada handle kopling dengan langkah bebas 10-20mm. Setelah semua proses telah dilakukan berikut ini adalah langkah-langkah pemasangan unit kopling: 1. Memasang cover clutch pada crankcase lalu baut pasang baut dan kencangkan baut dengan cara menyilang dan merata. Gambar 4.16 Pemasangan cover clutch pada crankcase 2. Memasang fly wheel pada poros engkol, pasang ring pengunci dan kencangkan baut. Pastikan fly wheel tidak berputar oleng.

42 Gambar 4.17 Pemasangan fly wheel 3. Memasang kampas kopling dan pelat penekan sesuai dengan nok dan rapatkan pelat penekan dengan fly wheel lalu pasang baut dan kencangkan secara menyilang dan merata. Gambar 4.18 Pemasangan pelat penekan dan pelat kopling 4. Memasang clutch cover pada unit transmisi kemudian memasang realese bearing dan realese fork pada clutch cover lalu baut dan kencangkan realese fork pada ball yang terdapat pada clutch cover. Gambar 4.19 Pemasangan unit pengungkit dan clutch cover pada transmisi

43 5. Menyatukan clutch cover beserta unit kopling dan pasang baut lalu kencangkan baut dengan cara menyilang dan merata. Gambar 4.20 Menyatukan unit kopling 6. Memasang kabel kopling ke realese fork dan setel langkah bebas kopling pada handle kopling. Gambar 4.21 Memasang kabel kopling 7. Memasang soket indikator mundur dan kabel massa. Gambar 4.22 Memasang soket indikator mundur

44 9.4 Trouble shooting pada komponen kopling kering Sering kali terjadi trouble atau kerusakan pada sistem kopling yang membuat akselerasi atau perpindahan transmisi kasar sehingga membuat ketidaknyamanan saat berkendara, kecepatan kendaraan tidak dapat bertambah pada saat diakselerasi secara tiba-tiba, bau hangus dari kopling, tenaga mesin kurang pada saat mendaki, pemakaian bahan bakar boros. Berikut ini adalah diagnosis kerusakan pada sistem kopling: 1. Kopling selip Kopling selip artinya plat kopling selip diantara pressure plate dan fly wheel pada saat kopling berkaitan. Bila kopling selip tenaga mesin tidak dapat diteruskan sepenuhnya ke transmisi. Berikut cara mengatasi indikasi kopling selip: a. Gerak bebas handel kopling berlebihan. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dengan menyetel kebebasan handel kopling. b. Terdapat minyak atau gemuk pada permukaan plat kopling. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan dibersihkan dengan majun yang diberi bensin lalu dikeringkan. c. Permukaan pelat kopling aus. Untuk mengatasinya sebaiknya mengganti pelat gesek dengan yang baru. d. Kabel kopling kering dan berkarat. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan dengan melepas kabel koping dan diberi oli.

45 e. Kampas kopling habis. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan pengantian kampas kopling. 2. Kopling bergetar Pada saat kopling bergetar berlebihan maka akan mengurangi kenyamanan saat berkendara. Berikut penyebab dan cara menangani kopling bergetar: a. Terdapat minyak atau gemuk pada permukaan plat kopling. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan dibersihkan dengan majun yang diberi bensin lalu dikeringkan. b. Kelingan pada kampas kopling lepas atau kendor. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pengantian kampas kopling. c. Run out kontak permukaan plat gesek berlebihan. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran, dan sebaiknya ganti plat gesek dengan baru apabila run out nya sudah berlebihan. d. Karet dudukan mesin dan transmisi aus atau rusak. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan ganti apabila sudah rusak atau patah. 3. Gerakan kendaraan mengejut Pada saat perpindahan transmisi mengejut atau kasar maka akan mengurangi kenyamanan saat berkendara. Berikut penyebab dan cara menangani gerakan kopling mengejut:

46 a. Terdapat minyak atau gemuk pada permukaan plat kopling. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan dibersihkan dengan majun yang diberi bensin lalu dikeringkan. b. Permukaan plat kopling aus atau paku kelingnya ada yang lepas. Untuk perbaikannya sebaiknya dilakukan penggantian plat gesek dengan yang baru. 4. Suara berisik Suara dari unit kopling yang berisik akan mengganggu kenyamanan berkendara dan ketidakmaksimalan pada perpindahan daya ke transmisi. Berikut penyebab dan cara mengatasi suara berisik dari kopling: a. Release bearing kurang pelumasan, aus atau rusak. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan pengantian release bearing. b. Pilot bearing rusak atau kurang pelumasan. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pembongkaran dan penggantian pada pilot bearing. c. Penyetelan gerak bebas garpu/tuas tidak tepat. Untuk perbaikannya disarankan melakukan penyetelan ulang. d. Pegas diafragma aus atau rusak. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya ganti rangkaian plat gesek.

47 5. Kendaraan tidak bergerak Pada saat komponen unit kopling sudah tidak dapat berfungsi dengan maksimal dapat menyebabkan kendaraan tidak dapat bergerak. Berikut adalah indikasi kerusakan komponen kopling dan cara menanganinya: a. Pegas diafragma aus atau rusak. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya ganti rangkaian pelat gesek. b. Kebebasan pedal kopling tidak tepat. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan penyetelan kebebasan pedal kopling. c. Baut pemegang unit rumah kopling kendor. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan kencangkan baut pemegang unit rumah kopling. 6. Handle kopling terasa keras Kerasnya handle kopling saat ditarik akan menyulitkan pegemudi saat akan melakukan perpindahan transmisi. Berikut indikasi dan cara mengatasi handle kopling keras: a. Sistem penggerak kopling kurang pelumasan. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya beri pelumasan pada sistem penggerak kopling. b. Handle kopling bengkok sehingga tertahan dudukan handle kopling. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya luruskan handle kopling. c. Kesalahan penyetelan sistem penggerak kopling. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya setel ulang sistem penggerak sehingga bekerja dengan baik.

48 7. Kampas kopling cepat aus Keausan kampas kopling akan mengurangi daya cengkram antara fly wheel dan pelat penekan sehingga fungsi kopling sebagai pemutus dan penghandar daya dari mesin bakar ke transmisi tidak maksimal. Berikut indikasi dan cara menangani kopling yang cepat aus: a. Terlalu sering menggunakan kopling untuk menghentikan laju kendaraan. Untuk perawatan dan perbaikan gunakan kopling pada saat yang diperlukan saja. b. Keretakan pada fly wheel atau plat penekan. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya ganti fly wheel atau plat penekan. c. Pegas difragma lemah atau patah. Untuk perawatan dan perbaikan sebaiknya ganti pegas difragma. d. Penyetelan sistem penggerak kopling salah. Untuk perbaikan dan perawatan sebaiknya setel ulang sisem penggerak kopling.