Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM

Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA ABSTRAK

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

ABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

Peran Prior Knowledge terhadap Kemampuan Kognitif Mahasiswa Kedokteran dalam Tutorial

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

Oleh: RAYMOND BERNARDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta

Persepsi Mahasiswa Mengenai Tingkat Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) pada Tutorial di FK Universitas HKBP Nommensen

Performa Tutor Sebagai Pendiagnosis Dalam Tutorial Menurut Persepsi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. Septian Sugiarto G

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

Relationship Learning Environment Perception with Student Learning Outcomes Prodi Medical Education FKIK UMY UMY

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ABDULLAH AL-HAZMY G

ABSTRACT. Rita Endriani 1, Elda Nazriati 2

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Statistik data mahasiswa Pendidikan Dokter (DAA UGM, 2014)

Seven Jump. Blok 1.1 Introduksi KBK 2016 TA 2016/2017 September Fuad Khadafianto, dr. M.Med.Ed Medical Education Unit FK UII

DARI PETA KURIKULUM Sampai Ke BUKU BLOK : PANDUAN STEP By STEP. (tim kurikulum UGM)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA

Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

HUBUNGAN SELF-ASSESSMENT DALAM KELOMPOK TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA 2011 PSPD UNJA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

ABSTRAK GAMBARAN KETERSEDIAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISTEM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS X DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RIZQI AHMAD NUR DWIYONO G FAKULTAS KEDOKTERAN

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA BLOK TAHAP TAHAP KEHIDUPAN

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL)

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

: FAHRIZAL KUSUMA WIJAYA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

Keywords: construct validity, factor analysis, elements of PBL, learning decision, students of FKIK UMY

ARTIKEL ILMIAH PERFORMA TUTOR SEBAGAI EVALUATOR DAN STIMULATOR REFLEKSI DALAM TUTORIAL

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

BAB I BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN STRATEGI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR PADA MAHASISWI D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

ABSTRACT

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR. EDI MULYADIN

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan (Hung dkk., 2008). Sistem pembelajaran problem-based learning

PERBEDAAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA INTROVERT DAN EKSTROVERT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

Efektivitas kelompok diskusi tutorial problem based learning di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN PENILAIAN DIRI KINERJA TUTOR ANTARA DOSEN DENGAN RIWAYAT MENGAJAR SAAT PARADIGMA TEACHER CENTERED LEARNING DAN STUDENT CENTERED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

menggunakan Problem Based Learning Perkembangan ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok pengetahuan, teknologi dan seni pada

PENILAIAN TUTOR TERHADAP PENGUASAAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA DENGAN POLA ASUH OTORITER DAN DEMOKRATIS ( Penelitian Pada Siswa SMA Negeri I Wonosari )

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

iii Universitas Kristen Maranatha

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PERILAKU DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FK USU TAHUN ANGKATAN DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI.

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning

Transkripsi:

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email : anggiarohdilasari@yahoo.co.id ABSTRACT Background: Problem-Based Learning (PBL) is a new learning strategy that is focused on students, where they learn based on problems. Faculty of Medicine and Health Sciences UNJA (FKIK UNJA) have implemented PBL as a learning strategy in the Competence based Curriculum since 2007, however, there are no studies that measure the implementation of PBL based on its four theories in FKIK UNJA. Methods: This descriptive cross-sectional study design was conducted in April-May 2014 in FKIK UNJA. The number of respondents are 184 students from the class of 2010, 2011 and 2012. This research employed a questionnaire developed by Romauli et al. Then the average analysis is utilized to obtain the level of implementation of PBL based on the four theories. Results: The implementation level of PBL in FKIK UNJA that based on learning constructive, independent, collaborative and contextual was moderate (1,94). The implementation level of constructive learning process based on class of 2010, 2012 was high (2,02 and 2,13) and the class of 2011 was moderate (1,98). The implementation level of self-learning process based on the class of 2010, 2011 and 2012 was moderate (1,89; 1,87; 1,96). The implementation level of collaborative learning based on the class of 2010, 2011 was high (2,16 and 2,09) and the class of 2011 was moderate (1,97). The implementation level of contextual learning based on the class of 2010, 2011, and 2012 was moderate (1,78; 1,80; 1,82). Conclusions: The implementation of PBL on students of Medical Education FKIK UNJA in each class and all students, have stimulated students to develop their knowledge, stimulate control of the learning process in the student itself, stimulate the interaction between students and stimulate the learning process which reflects the situation and environment, where the knowledge will be used. Keywords: PBL, constructive learning, independent, collaborative, contextual, FKIK UNJA ABSTRAK Latar Belakang: Problem-Based Learning (PBL) adalah sebuah strategi pembelajaran baru yang berpusat pada mahasiswa dimana mahasiswa belajar berdasarkan masalah. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNJA (FKIK UNJA) telah menerapkan PBL sebagai strategi pembelajaran dalam kurikulum KBK sejak tahun 2007, namun belum ada penelitian yang mengukur pelaksanaan PBL berdasarkan keempat teorinya di FKIK UNJA. Metode : Penelitian deskriptif dengan rancangan studi potong-lintang ini dilaksanakan pada april-mei 2014 di FKIK UNJA. Dengan jumlah responden 184 mahasiswa dari angkatan 2010, 2011 dan 2012

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Romauli dkk. Kemudian dilakukan analisis rata-rata untuk memperoleh tingkat pelaksanaan PBL berdasarkan keempat teorinya. Hasil : Tingkat pelaksanaan PBL di FKIK UNJA berdasarkan pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual adalah sedang (1,94). Tingkat pelaksanaan berdasarkan pembelajaran konstruktif pada angkatan 2010, 2012 adalah tinggi (2,02 dan 2,13) dan pada angkatan 2011 adalah sedang (1,98). Tingkat pelaksanaan berdasarkan pembelajaran mandiri pada angkatan 2010, 2011 dan 2012 adalah sedang (1,89; 1,87; 1,96). Tingkat pelaksanaan berdasarkan pembelajaran kolaboratif pada angkatan 2010, 2011 adalah tinggi (2,16 dan 2,09) dan pada angkatan 2011 adalah sedang (1,97). Tingkat pelaksanaan berdasarkan pembelajaran kontekstual pada angkatan 2010, 2011, dan 2012 adalah sedang(1,78; 1,80; 1,82). Kesimpulan : Pelaksanaan PBL pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA pada masing-masing angkatan dan keseluruhan mahasiswa telah dapat menstimulus mahasiswa untuk membangun pengetahuannya, menstimulus kontrol proses belajar pada diri mahasiswa sendiri, menstimulus terjadinya interaksi antar mahasiswa dan menstimulus terjadinya proses pembelajaran yang mencerminkan situasi dan kondisi lingkungan, tempat pengetahuan tersebut akan digunakan. Kata Kunci : PBL, Pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, kontekstual, FKIK UNJA PENDAHULUAN Problem-based learning (PBL) adalah sebuah strategi pembelajaran baru yang menitikberatkan pembelajaran pada mahasiswa atau dengan kata lain pembelajaran berpusat kepada mahasiswa (student centered learning), dimana mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah dalam kehidupan nyata, kemudian dari masalah tersebut mahasiswa dirangsang untuk mempelajarinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 1 Sebagai strategi pembelajaran, PBL dibangun atas empat prinsip dasar, yaitu pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, dan kontekstual. Pembelajaran konstruktif merupakan suatu teori belajar yang menjelaskan bahwa mahasiswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran mandiri menjelaskan bahwa proses belajar terjadi atas keinginan mahasiswa itu sendiri. Pembelajaran kolaboratif menjelaskan bahwa suatu proses pembelajaran harus mampu memfasilitasi terjadinya interaksi antar mahasiswa agar terjadi proses pertukaran informasi. Pembelajaran kontekstual menjelaskan bahwa suatu proses pembelajaran harus mampu menggambarkan situasi dan kondisi lingkungan, tempat pengetahuan tersebut digunakan. 1,2,3 Pelaksanaan keempat prinsip dasar pembelajaran tersebut tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing prinsip pembelajaran secara otomatis akan mempengaruhi pelaksanaan PBL. Suatu institusi pendidikan yang menerapkan PBL, harus dapat mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan PBL di institusi tersebut dilihat dari prinsip dasarnya. Dolman dkk. yang melakukan analisis terhadap penelitian-penelitian terkait PBL juga menyampaikan bahwa diperlukan 100

penelitian mengenai PBL ditinjau dari keempat prinsip dasarnya. Sehingga merupakan hal yang penting untuk mengetahui cara mengukur tingkat pelaksanaan keempat prinsip tersebut. 4 Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan PBL tersebut berdasarkan prinsip dasarnya. Sehingga berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu penelitian sebagai bahan evaluasi tentang pelaksanaan PBL di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi berdasarkan keempat prinsip dasarnya. Hal ini diharapkan untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. 5 METODE Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain studi potong lintang. Dalam hal ini, metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan problem-based learning pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi angkatan 2010, 2011, dan 2012 berdasarkan pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, dan kontekstual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner hasil penelitian yang dilakukan oleh Romauli dkk. 3 yang berisi indikator-indikator untuk menilai tingkat pelaksanaan problem-based learning berdasarkan pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, dan kontekstual. Dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner, peneliti menggunakan skala likert untuk menilai setiap jawaban pertanyaan, yaitu dengan kriteria : 0: tidak pernah, 1: jarang, 2: sering, 3: selalu. Data penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan terstruktur untuk mengambil data tentang tingkat pelaksanaan problem-based learning berdasarkan pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, dan kontekstual yang diberikan kepada responden yaitu mahasiswa angkatan 2010-2012 yang mengikuti blok 22, blok 16, dan blok 4.1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi tahun akademik 2013-2014. Pada penilaian rata-rata nilai total kuesioner, dihitung rata-rata nilai total tingkat pelaksanaan PBL di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. Nilai total tingkat pelaksanaan PBL di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan nilai seluruh subskala dalam kuesioner. Hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu (a) rendah (0-1), (b) sedang (>1-2), (c) tinggi (>2). Pada penilaian rata-rata nilai subskala kuesioner, dihitung rata-rata nilai dari masing-masing subskala kuesioner. Hasilnya, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kategori menurut subskala masing-masing. 101

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, seluruh responden berjumlah 193 orang yang berasal dari angkatan tahun 2010, 2011, 2012 Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA, namun hanya 184 orang responden yang mengikuti penelitian karena ada beberapa responden yang tidak hadir pada saat pengambilan data sehingga tidak diikutsertakan dalam penelitian. Tabel 1. Rata-Rata Nilai Pelaksanaan Problem-Based Learning Angkatan Jumlah Rata-Rata Nilai Tingkat Item 2010 63 1,94 Sedang 2011 63 1,90 Sedang 2012 63 2,00 Sedang Total 63 1,94 Sedang Pada tabel 1 menunjukkan hasil pelaksanaan problem-based learning pada masing-masing angkatan 2010, 2011, dan 2012 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA adalah dalam tingkat sedang yang berarti mahasiswa pada masing-masing angkatan telah membangun ilmu pengetahuannya namun belum maksimal, kontrol proses belajar telah berada pada diri mahasiswa sendiri namun belum maksimal, interaksi antar mahasiswa telah terjalin namun belum maksimal dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA adalah dalam tingkat sedang yang berarti mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA telah membangun ilmu pengetahuannya, kontrol proses belajar telah berada pada diri mahasiswa sendiri, interaksi antar mahasiswa telah terjalin namun proses ini belum maksimal dan proses pembelajaran telah mencerminkan situasi dan kondisi lingkungan. proses pembelajaran telah mencerminkan situasi dan kondisi lingkungan. Dan hasil pelaksanaan PBL secara keseluruhan pada 102

Tabel 2. Item Tertinggi dan Terendah pada Pelaksanaan Problem-Based Learning, Subskala Pembelajaran Konstruktif Indikator Tidak Pernah Jarang Sering Selalu N % N % N % N % 1. Saya mendiskusikan inti dari kasus di tutorial 2. Saya membandingkan pendapat teman dalam tutorial dengan referensi 3. Saya terpicu untuk mencari jawaban dari pertanyaan saya 4. Saya menghubungkan teori dasar dengan klinis dari sebuah penyakit 5. Saya menghubungkan materi kuliah dan materi praktikum dalam tutorial 6. Saya menggunakan beberapa referensi dalam tutorial 7. Saya membuat kesimpulan dari materi yang telah saya pelajari 8. Saya membuat catatan dengan bahasa sendiri dari materi yang telah dipelajari 9. Saya mencari learning objectives di antara pertemuan tutorial pertama dan kedua 10. Saya mencari referensi terbaru tentang topik bahasan tertentu 11. Pada tutorial pertama saya mengingat kembali materi yang pernah saya pelajari dahulu 12. Saya mengulangi materi yang telah saya pelajari agar benar-benar mengerti 13. Saya membuat kesimpulan dari pengetahuan yang baru saya dapat 14. Pada diskusi tutorial saya dapat mengetahui apa yang masih belum saya ketahui - - 19 10,3 108 58,7 57 31,0 - - 34 18,5 119 64,7 31 16,8 - - 14 7,6 112 60,9 58 31,5 - - 16 8,7 125 67,9 43 23,4 - - 23 12,5 103 56,0 58 31,5 - - 17 9,2 94 51,1 73 39,7 1 0,5 51 27,7 103 56,0 29 15,8 - - 48 26,1 86 46,7 50 27,2 3 1,6 60 32,6 96 52,2 25 13,6 4 2,2 75 40,8 89 48,4 16 8,7 - - 38 20,7 110 59,8 36 19,6 - - 39 21,2 125 67,9 20 10,9 2 1,1 39 21,2 119 64,7 24 13,0 - - 9 4,9 98 53,3 77 41,8 Pada tabel 2. menampilkan item yang paling banyak jumlah respondennya untuk yang tidak pernah melakukan item tersebut dan item yang selalu dilakukan oleh responden paling banyak pada masingmasing subskala, dimana menunjukkan hasil pada subskala Pembelajaran Konstruktif, empat responden tidak pernah melakukan item no 10 yang berisi pernyataan saya mencari referensi terbaru tentang topik bahasan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum melaksanakan proses elaborasi dalam membangun pengetahuan mereka, dan 77 responden selalu melakukan item no 14 yang berisi pernyataan pada diskusi tutorial saya dapat mengetahui apa yang masih belum saya ketahui, disini menunjukkan bahwa mahasiswa telah banyak melakukan proses elaborasi dalam membangun pengetahuan mereka. 103

Tabel 3. Item Tertinggi dan Terendah pada Pelaksanaan Problem-Based Learning, Subskala Pembelajaran Mandiri Indikator Tidak Pernah Jarang Sering Selalu N % N % N % N % 1. Saya melakukan konsultasi ke pakar 22 12,0 125 67,9 34 18,5 3 1,6 2. Saya mencari literatur di perpustakaan 5 2,7 86 46,7 79 42,9 14 7,6 3. Saya belajar atas keinginan saya sendiri - - 9 4,9 78 42,4 97 52,7 4. Saya belajar berdasarkan LO 2 1,1 40 21,7 116 63,0 26 14,1 5. Saya memiliki LO pribadi 11 6,0 69 37,5 85 46,2 19 10,3 6. Saya mengulang materi yang telah saya pelajari - - 40 21,7 125 67,9 19 10,3 7. Saya mencari jawaban atas LO-LO di tutorial - - 22 12,0 131 71,2 31 16,8 8. Saya menyadari kepentingan mengapa saya mempelajari topic tertentu - - 14 7,6 115 62,5 55 29,9 9. Saya mengklarifikasi pernyataan teman dengan referensi yang saya baca 1 0,5 57 31,0 104 56,5 22 12,0 10. Saya mengklarifikasi pernyataan dosen dengan 5 2,7 73 39,7 93 50,5 13 7,1 referensi yg saya baca 11. Saya membuat catatan materi belajar 1 0,5 33 17,9 92 50,0 58 31,5 12. Saya membuat perencanaan belajar 3 1,6 55 29,9 83 45,1 43 23,4 13. Saya mengevaluasi hasil belajar saya 5 2,7 61 33,2 88 47,8 30 16,3 14. Saya membandingkan hasil belajar saya dengan teman 5 2,7 49 26,6 94 51,1 36 19,6 15. Saya membuat mind mapping materi yang saya pelajari 12 6,5 114 62,0 47 25,5 11 6,0 16. Saya mempelajari suatu materi secara mendalam - - 64 34,8 105 57,1 15 8,2 17. Saya memahami kemampuan diri saya sendiri 2 1,1 12 6,5 99 53,8 71 38,6 18. Saya belajar terlebih dahulu sebelum tutorial 1 0,5 23 12,5 88 47,8 72 39,1 19. Saya memonitor proses belajar yang saya lakukan 1 0,5 57 31,0 102 55,4 24 13,0 20. Saya mempunyai motivasi dari dalam diri saya sendiri untuk belajar - - 16 8,7 88 47,8 80 43,5 21. Saya memanfaatkan waktu luang untuk belajar 1 0,5 77 41,8 98 53,3 8 4,3 22. Saya mempunyai metode sendiri dalam belajar 4 2,2 12 6,5 99 53,8 69 37,5 23. Saya mempunyai jadwal belajar 9 4,9 63 34,2 89 48,4 23 12,5 24. Saya mengetahui dimana saya harus mencari bahan yang diperlukan untuk belajar 25. Diakhir tutorial saya mengetahui apa yang masih harus saya pelajari - - 24 13,0 126 68,5 34 18,5 - - 11 6,0 101 54,9 72 39,1 104

Tabel 3 memperlihatkan pada subskala Pembelajaran Mandiri, 22 responden tidak pernah melakukan item no 1 yang berisi pernyataan saya melakukan konsultasi ke pakar, disini menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang belum melaksanakan kegiatan evaluating dalam proses pembelajaran mandiri dan 97 responden selalu melakukan item no 3 yang berisi pernyataan saya belajar atas keinginan saya sendiri, menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa telah melakukan kegiatan planning dengan baik dalam pembelajaran mandiri mereka. Tabel 4. Item Tertinggi dan Terendah pada Pelaksanaan Problem-Based Learning, Subskala Pembelajaran Kolaboratif Tidak Jarang Sering Selalu Indikator Pernah N % N % N % N % 1. Saya aktif memberikan pendapat saat diskusi - - 47 25,5 108 58,7 29 15,8 2. Saya bekerja sama mengerjakan prosedur - - 13 7,1 129 70,1 42 22,8 praktikum 3. Saya bekerja sama membahas hasil praktikum 1 0,5 23 12,5 122 66,3 38 20,7 4. Saya belajar bersama di luar jadwal akademik 2 1,1 87 47,3 78 42,4 17 9,2 5. Saya membentuk kelompok belajar bersama 5 2,7 75 40,8 79 42,9 25 13,6 6. Saya bebagi bahan tutorial - - 21 11,4 124 67,4 39 21,2 7. Saya berbagi referensi bahan belajar - - 25 13,6 122 66,3 37 20,1 8. Saya membagi informasi yang saya miliki - - 15 8,2 126 68,5 43 23,4 9. Saya mendiskusikan bahan belajar dengan teman - - 14 7,6 133 72,3 37 20,1 10. Saya menghargaipendapat teman saat diskusi - - 2 1,1 100 54,3 82 44,6 11. Saya berkomunikasi dengan teman satu 1 0,5 4 2,2 108 58,7 71 38,6 kelompok 12. Saya berpartisipasi aktif dalam tutorial - - 29 15,8 115 62,5 40 21,7 Tabel 4. Menunjukkan pada subskala Pembelajaran Kolaboratif, 5 sama yang baik antar mahasiswa dan 82 responden selalu melakukan item no 10 responden yang tidak pernah melakukan yang berisi pernyataan saya menghargai item no 5 yang berisi pernyataan saya membentuk kelompok belajar bersama, disini menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang belum melakukan kerja pendapat teman saat diskusi, menunjukkan bahwa mahasiswa telah melakukan proses interaksi yang baik antar mahasiswa dalam pembelajaran mandiri mereka. 105

Tabel 5. Item Tertinggi dan Terendah pada Pelaksanaan Problem-Base Learning, Subskala Pembelajaran Kontekstual Tidak Jarang Sering Selalu Indikator Pernah N % N % N % N % 1. Saya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang 1 0,5 35 19,0 125 67,9 23 12,5 saya dapat dalam kehidupan sehari-hari 2. Saya belajar dari kasus klinis - - 20 10,9 135 73,4 29 15,8 3. Saya belajar dari pengalaman pribadi - - 26 14,1 103 56,0 55 29,9 4. Saya mempelajari epidemiologi kasus yang banyak terjadi di masyarakat 3 1,6 97 52,7 74 40,2 10 5,4 5. Saya mempelajari penerapan klinis ilmu 1 0,5 36 19,6 126 68,5 21 11,4 pengetahuan yang saya dapat 6. Saya belajar dengan berorientasi terhadap - - 21 11,4 114 62,0 49 26,6 masa depan 7. Saya belajar dengan seolah menempatkan diri - - 26 14,1 114 62,0 44 23,9 saya sebagai dokter sesungguhnya. 8. Saya membandingkan ilmu yang saya pelajari - - 23 12,5 125 67,9 36 19,6 dengan kejadian sehari-hari yang saya lihat atau alami 9. Saya memiliki gambaran mengenai apa yang akan saya hadapi kelak. - - 27 14,7 106 57,6 51 27,7 10. Saya mempraktekkan apa yang sudah saya pelajari 2 1,1 46 25,0 112 60,9 24 13,0 11. Saya melakukan observasi ke pusat pelayanan 49 26,6 101 54,9 32 17,4 2 1,1 kesehatan untuk melihat realita yang terjadi. 12. Saya melakukan observasi ke pusat pelayanan kesehatan untuk melihat aplikasi klinis yang dilakukan. 50 27,2 103 56,0 29 15,8 2 1,1 Tabel 5 menunjukkan pada subskala Pembelajaran Kontekstual, 50 responden yang tidak pernah melakukan item no 12 yang berisi pernyataan saya melakukan observasi ke pusat pelayanan kesehatan untuk melihat aplikasi klinis yang dilakukan, disini menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang belum mengaplikasikan ilmu pengetahuan mereka dalam kehidupan yang nyata dan 55 responden selalu melakukan item no 3 yang berisi pernyataan saya belajar dari pengalaman pribadi, menunjukkan bahwa mahasiswa telah melihat problem dalam kehidupan nyata. Tabel 6. Rata-Rata Nilai Pembelajaran Konstruktif (Subskala 1) Angkatan Jumlah Item Rata-Rata Nilai Tingkat 2010 14 2,02 Tinggi 2011 14 1,98 Sedang 2012 14 2,13 Tinggi 106

Berdasarkan tabel 6 rata-rata nilai pelaksanaan pembelajaran konstruktif pada masing-masing angkatan adalah tinggi pada angkatan 2010 dan 2012 yang menunjukkan bahwa mahasiswa telah membangun ilmu pengetahuannya dengan baik dan sedang pada angkatan 2011 yang berarti mahasiswa telah membangun ilmu pengetahuannya, namun belum maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding penelitian yang dilakukan oleh Aji.dkk di FK UGM yang menunjukkan hasil pelaksanaan pembelajaran kontruktif pada mahasiswa FK UGM adalah sedang. 2 Tingkat pelaksanaan pembelajaran konstruktif ditentukan oleh tiga hal, yaitu: kualitas masalah yang diberikan kepada mahasiswa, aktivasi prior knowledge, dan proses elaborasi ilmu pengetahuan dalam diskusi tutorial. 2,3 Tabel 7. Rata-Rata Nilai Pembelajaran Mandiri (Subskala 2) Angkatan Jumlah Rata-Rata Nilai Tingkat Item 2010 25 1,89 Sedang 2011 25 1,87 Sedang 2012 25 1,96 Sedang Berdasarkan hasil rata-rata penilaian tingkat pelaksanaan pembelajaran mandiri, pada tabel 7 menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan pembelajaran mandiri pada masing-masing angkatan 2010, 2011, dan 2012 adalah sedang yang menunjukkan bahwa kontrol proses belajar telah berada pada diri mahasiswa sendiri, namun belum maksimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji dkk di FK UGM dimana pada hasil pelaksanaan pembelajaran mandiri mahasiswa FK UGM adalah sedang. 2 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novvi.dkk yang melakukan penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran mandiri pada angkatan 2012 yang didapatkan hasil baik yang berarti mahasiswa telah melakukan kegiatan pembelajaran mandiri. 7 Tingkat pelaksanaan pembelajaran mandiri ditentukan oleh tiga hal, yaitu: planning, monitoring dan evaluating proses pembelajaran. Hasil pelaksanaan pembelajaran mandiri yang sedang dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum secara maksimal dalam membuat perencanaan proses belajarnya. Melalui aktivitas planning, mahasiswa semestinya dapat mengetahui segala peluang dan hambatan yang akan dihadapinya. Hal ini mungkin juga menunjukkan bahwa proses monitoring pembelajaran belum sepenuhnya berjalan dengan lancar. Melalui monitoring proses pembelajaran, mahasiswa semestinya dapat mengetahui pengetahuan yang telah dan yang belum dipelajarinya. Hal ini akan berguna dalam persiapan untuk mengantisipasi hambatan yang akan muncul kemudian. 107

Tabel 8. Rata-Rata Nilai Pembelajaran Kolaboratif (Subskala 3) Angkatan Jumlah Rata-Rata Nilai Tingkat Item 2010 12 2,16 Tinggi 2011 12 1,97 Sedang 2012 12 2,09 Tinggi Berdasarkan hasil rata-rata penilaian tingkat pelaksanaan pembelajaran kolaboratif, pada tabel 8 menunjukkan hasil pelaksanaan pembelajaran kolaboratif pada masing-masing angkatan adalah tinggi pada angkatan 2010 dan 2012 yang menunjukkan bahwa telah terjadi interaksi mahasiswa yang menghasilkan efek yang positif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada angkatan 2011 pelaksanaan pembelajaran kolaboratif adalah sedang yang menunjukkan bahwa interaksi antar mahasiswa telah terjadi, namun belum maksimal. Hasil ini lebih baik dibanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji dkk di FK UGM yang menunjukkan hasil sedang pada pelaksanaan pembelajaran kolaboratif. 2 Tingkat pelaksanaan pembelajaran kolaboratif ditentukan oleh tiga hal, yaitu: kesamaan tujuan belajar, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab dalam diskusi tutorial, dan ketergantungan yang mutual antar mahasiswa. 4 Tabel 9. Rata-Rata Nilai Pembelajaran Kontekstual (Subskala 4) Angkatan Jumlah Rata-Rata Nilai Tingkat Item 2010 12 1,78 Sedang 2011 12 1,80 Sedang 2012 12 1,82 Sedang Berdasarkan hasil penilaian ratarata pelaksanaan pembelajaran kontekstual, pada tabel 9 menunjukkan hasil pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada masing-masing angkatan 2010, 2011, dan 2012 adalah sedang yang berarti proses pembelajaran telah mencerminkan situasi dan kondisi lingkungan, tempat pengetahuan tersebut akan digunakan, namun belum maksimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji.dkk di FK UGM dimana pada hasil pelaksanaan pembelajaran kontekstual mahasiswa FK UGM adalah sedang. 2 Tingkat pelaksanaan pembelajaran kontekstual ditentukan oleh dua hal, yaitu: proses pembelajaran dengan konteks yang relevan dan kemampuan mahasiswa untuk melihat masalah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang. 4 Hasil 108

pelaksanaan pembelajaran kontekstual yang sedang dalam penelitian ini mungkin menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum sepenuhnya memiliki konteks yang relevan dengan situasi dan kondisi nyata. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian di dapatkan tingkat pelaksanaan PBL di FKIK UNJA adalah dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan pelaksanaan PBL pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UNJA pada masing-masing angkatan dan keseluruhan mahasiswa telah menstimulus mahasiswa untuk membangun ilmu pengetahuannya, menstimulus kontrol proses belajar berada pada diri mahasiswa sendiri, menstimulus terjadinya interaksi antar mahasiswa dan menstimulus terjadinya proses pembelajaran yang mencerminkan situasi dan kondisi lingkungan, tempat pengetahuan tersebut akan digunakan namun hal ini masih perlu untuk ditingkatkan lagi. 3. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan PBL di FKIK UNJA selama ini, untuk diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, antara lain : a. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membangun ilmu pengetahuannya, diharapkan kualitas masalah dapat ditingkatkan dan kemampuan tutor untuk memancing prior knowledge mahasiswa juga dapat ditingkatkan, b. Untuk meningkatkan kontrol proses belajar pada diri mahasiswa, diharapkan fakultas dapat meningkatkan lagi sumbersumber pembelajaran seperti literature, textbook, dan jurnal, serta kemampuan tutor dalam membantu memonitor dan mengevaluasi proses belajar mahasiswa juga dapat ditingkatkan. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan subjek penelitian yang lebih besar sehingga didapatkan data perbandingan dari hasil penelitian ini. 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PBL pada masingmasing angkatan dan faktor yang menyebabkan mahasiswa belum menjalankan PBL dengan maksimal.. 109

DAFTAR PUSTAKA 1. Secondaria V.M.R, G.R.Rahayu, Y.Suhono. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa fakultas kedokteran UGM untuk melaksanakan pembelajaran yang konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual dalam problem-based learning. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kedokteran Indonesia. 2009. 2. Aji B.D, Rahayu G.R, Suhoyo Y. Tingkat pelaksanaan problem-based learning di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada berdasarkan pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. 2013. 3. Romauli T, Rahayu G.R, Suhoyo Y, Dibyasakti B.A, Mustikarachmi V.S. Pengembangan indikatorindikator tingkat pelaksanaan PBL berdasarkan pembelajaran konstruktif,,mandiri, kolaboratif dan kontekstual. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. 2009. 4. Dolman D, Willem de Grave, Wolfhagen I, Van der Vleuten. Problem-based learning: future challenges for educational practice and research. Medical Education. 2005. 5. Panduan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi 2007/2008. Jambi: FK UNJA. 2007 6. Novvi F.A, Andriani, Amelia D.F. Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA. 201 110