BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. ini guna menunjang transportasi yang dibutuhkan masyarakat Jakarta. Selain

BAB I PENDAHULUAN. dan wanita yang dianggap masih lemah baik secara fisik maupun batin.

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. dahulu dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan beragam kebutuhan yang diperlukan masyarakat sebagai konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

BAB I PENDAHULUAN. moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai negara maritim. 1

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perkembangan ekonomi suatu Negara atau

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang disatukan dari beribu-ribu pulau yang membujur dari Sabang sampai Merauke, dengan letak geografis antar pulau satu dengan pulau lainnya yang berjauhan. Untuk terjalinnya hubungan antar pulau yang jaraknya cukup berjauhan tersebut dibutuhkan sarana transportasi, baik melalui darat, laut, maupun udara yang sangat penting untuk mendukung kehidupan masyarakat di Indonesia. Transportasi diartikan sebagai kegiatan memindahkan barang dan orang ke suatu tempat ke tempat lain. Senantiasa terdapat usaha untuk memperbaiki keadaan sarana dan prasarana transportasi yang ada dewasa ini menjadi lebih efektif dan efisien dalam melayani jasa transportasi. Hal ini merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Standar hidup yang meningkat itu berarti pemenuhan kebutuhan masyarakat meningkat pula ditinjau dari segi kuantitasya ataupun kualitasnya hal ini membuat lalu lintas berkembang secara nyata. 2 Transportasi merupakan sektor tersier, yaitu sektor yang menyediakan jasa pelayanan kepada sektor-sektor lain (pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lainnya) karena sektor lain tersebut membutuhkan jasa transportasi untuk mengangkut barang (bahan baku 2 Sakti Adji Adisasmita, jaringan transportasi teori dan analisis, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), hal. 33

dan hasil produksi) dan manusia (petani, pedagang, karyawan, guru, murid, dokter, wisatawan dan lainnya) dari tempat asal ke tempat tujuan. Adanya permintaan jasa transportasi dari sektor-sektor lain menyebabkan timbulnya penyediaan jasa transportasi, atau dapat dikatakan bahwa penyediaan jasa transportasi itu berasal dari permintaan sektor-sektor lain, kapasitas transportasi harus disediakan secara seimbang dengan permintaan, agar mampu melayani pengembangan kegiatan sektor lain. Penyediaan kapasitas transportasi harus berorientasi kepada kebutuhan masa depan. Teknologi transportasi berhasil membuat sarana transportasi yang berkecepatan tinggi, sehingga dapat melayani perjalanan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan yang di tempuh dengan cara jalan kaki. Lebih cepat sampainya di tempat tujuan menyebabkan kondisi dan kualitas barang dagangan dalam pebisnis tetap segar, sehingga harganya tetap tinggi, perjalanan pebisnis sampai di tempat tujuan lebih cepat berarti tidak terlambat dalam melakukan perjanjian dagang. Dalam hubungan ini, transportasi telah menciptakan atau menambah kegunaan waktu atau time utility. 3 Salah satu fasilitas kota-kota besar adalah transportasi. Karakteristik jasa transportasi yang pertama adalah lancar atau cepat. Lancar berarti pelayanan transpotasi dilaksanakan tanpa banyak hambatan, perjalanan dilaksanakan secara cepat, atau memerlukan waktu perjalanan singkat sampai di tempat tujuan. Perjalanan yang dilaksanakan secara lancar, dilihat dari aspek lalu lintas akan mengurangi terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu lintas. Transportasi 3 Ibid, hal. 8

yang lancar dan cepat, akan sampai di tempat tujuan (tempat pekerjaan) lebih awal, dapat menggerakkan pekerjaan lebih banyak, hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja yang tinggi berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan karyawan. 4 Kejadian-kejadian diatas dapat dikatakan bahwa transportasi saat ini dibutuhkan oleh masyarakat sehingga perlu mendapatkan peningkatan kualitas pelayanan transportasi. Peningkatan kualitas disini dari sisi sarana angkutan antar kota sendiri seperti halnya penambahan jumlah armada (bus) sehingga para penumpang dalam memakai jasa angkutan antar kota bisa merasa nyaman dan aman dalam menggunakan jasa transportasi tersebut. Bus merupakan salah satu alat transportasi umum yang memiliki karakteristik yang khas, yaitu memiliki kapasitas yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) sehingga lebih mudah jika dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Dengan pertumbuhan daerah pemukiman yang baru di luar kota, sangat memerlukan angkutan ini untuk pergi dan pulang dari tempat tinggal ke tempat kerja di luar kota atau sebaliknya. 5 Dari hal tersebut dapat di ketahui bahwa pengangkutan atau transportasi memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu suatu pengangkutan diharapkan dapat memberikan jasa sebaik mungkin sesuai dengan fungsinya, yaitu memindahkan barang maupun orang dari satu tempat ke tempat lain. Menurut H.M.N Purwosutjipto pengangkutan adalah perjanjian timbal-balik 4 Rahardjo Adisasmita dan Sakti Adji Adisasmita, Manajemen Tranportasi Darat, Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Besar, (Yogyakarta : Graha Ilmu 2011), hal. 26 5 Randy Gunawan, Perlindungan Hak Konsumen Pengguna Jasa layanan Transportasi Bus Transjakarta-Busway Sesuai Dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Universitas Indonesia 2011), hal. 2

antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 6 Pengaruh struktur biaya dicerminkan pada penghitungan tarif angkutan. Tarif angkutan lebih cenderung ke arah ke tingkat yang wajar, sebab semua perusahaan mempunyai kedudukan yang hampir sama kuat di pasar. Jika tarif lebih besar dari tingkat yang wajar maka perusahaan akan menambah kendaraan dan timbulnya perusahaan yang baru mengakibatkan pemasukan akan naik sehingga tarif akan turun ke tingkat yang lebih wajar. Sebaliknya, jika tarif terlalu rendah, banyak perusahaan menurunkan penawaran atau beralih ke usaha lain, mengakibatkan penawaran akan turun sehingga tarif meningkat ke batas yang wajar. Keadaan tersebut memudahkan tumbuh atau tenggelamnya perusahaan angkutan, dimana tidak ada perusahaan yang merebut kedudukan monopolistis. 7 Untuk terjadinya suatu kegiatan pengangkutan yang menjamin bagi penumpang pada bus, perlu diadakan perjanjian pengangkutan terlebih dahulu yang dibuktikan dengan karcis penumpang atau surat pengangkutan barang. Perusahaan pengangkutan wajib mengangkut orang dan/atau barang yang telah disepakati perjanjian pengangkutan atau dilakukan pembayaran biaya pengangkutan oleh penumpang atau pengirim barang. Kegiatan operasional untuk penyelenggaraan pengangkutan dilakukan oleh pengemudi atau supir bus dimana pengemudi merupakan pihak yang mengikatkan 6 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Hukum Pokok Dagang Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2008), hal. 2 7 M. Nur Nasution Manajemen Transportasi, (Jakarta : Ghalia Indonesia 2004), hal. 120

diri untuk menjalankan kegiatan pengangkutan atas perintah pengusaha angkutan atau pengangkut. Pengemudi dalam menjalankan tugasnya mempunyai tanggung jawab untuk dapat melaksanakan kewajiban yaitu mengangkut penumpang sampai pada tempat tujuan yang telah di sepakati dengan selamat, artinya dalam proses pemindahan tersebut dari suatu tempat ke tempat tujuan dapat berlangsung tanpa hambatan dan penumpang dalam keadaan sehat, tidak mengalami bahaya, luka, sakit maupun meninggal dunia sehingga tujuan pengangkutan dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan nilai guna masyarakat. Perusahaan pengangkutan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, karena kelalaiannya dalam melaksanakan pelayanannya. Besarnya ganti kerugian tersebut adalah sebesar kerugian yang secara nyata diderita oleh penumpang, Tanggung jawab perusahaan pengangkutan dimulai sejak diangkutnya penumpang sampai di tempat tujuan yang telah disepakati. Peningkatan kualitas sarana transportasi sangat penting dilakukan selain untuk membuat penumpang nyaman dan aman juga demi meningkatkan minat masyarakat untuk memakai jasa angkutan tersebut, selain itu sarana pengangkutan perlu di tata dan dikembangkan serta kepentingan masyarakat umum sebagai pengguna jasa transportasi perlu mendapatkan prioritas dan pelayanan yang baik dari pemerintah maupun penyedia jasa transportasi dan juga perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat sebagai konsumen transportasi juga harus mendapatkan kepastian. CV.INTRA adalah sebuah badan usaha, CV. INTRA merupakan salah satu bidang usaha yang bergerak pada jasa transportasi antar kota yang secara tetap

dan terus menerus melayani penumpang pada suatu wilayah operasinya. CV. INTRA sudah beroperasi sejak tanggal 1 juli 1995 di Pematang Siantar, yang dulunya hanya menjalankan rute Pematang Siantar menuju Medan saja, pada saat itu menembus waktu yang cepat yakni hanya 2 (dua) jam perjalanan yang dimana bus lainnya menembus waktu 3 (tiga) jam atau lebih. Saat ini CV.INTRA memiliki 80 (delapan puluh) unit bus, adapun rute perjalanan yang ada sebagai berikut: 1. Pematang Siantar-Medan 2. Pematang Siantar-Jambi 3. Pematang Siantar-Pekan Baru 4. Pematang Siantar-Dumai 5. Pematang Siantar-Pangkalan Kerinci Sebagai pelaku usaha di bidang jasa transpotasi, maka CV.INTRA dalam pelayanannya mempunyai tanggung jawab atas kewajiban untuk menjamin hakhak dari konsumen yang menggunakan jasa transportasi ini, seperti seperti yang tercantum jelas dalam Pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Namun apabila diperhatikan justru yang terjadi dalam kenyataan adalah bahwa pengguna jasa bus INTRA yang menerima pelayanan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi tujuan semula dibentuknya sistem transportasi cepat ini. Kendala yang dihadapi selama perjalanan antara lain, jadwal kedatangan bus yang sedikit lama dan tidak bisa di pastikan, kapasitas halte yang tidak mencukupi ketika terjadi penumpukan penumpang, barang bagasi penumpang yang hilang.

Hal-hal yang telah disebutkan diatas menggambarkan kondisi dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh CV.INTRA sebagai pelaku usaha dalam bisnis pelayanan tansportasi kepada penggunanya. Banyak hak pengguna jasa yang dilanggar oleh pelaku usaha. Perjanjian-perjanjian yang dilakukan antara para pihak tidak selamanya dapat berjalan dengan mulus dalam arti masing-masing tidak puas, karena terkadang si pengguna jasa tidak mendapat kepuasan seperti yang diharapkannya. Apabila pengguna jasa/penumpang tidak menerima jasa sesuai dengan yang diperjanjikan, maka produsen/pelaku usaha telah melakukan wanprestasi, sehigga konsumen mengalami kerugian. 8 Mengingat besarnya peranan jasa transportasi CV.INTRA dalam menunjang pembangunan nasional serta pentingnya jaminan atas keselamatan serta layanan yang memadai bagi para konsumen, maka pelaksanaan perlindungan hak konsumen merupakan hal yang utama yang harus dilakukan. Oleh karena itu mengangkat tema dengan judul skripsi Perlindungan Bagi Pengguna Jasa Angkutan Antar Kota Bus CV.INTRA Tujuan Medan Pematang Siantar (Studi Pada CV. INTRA Pematang Siantar). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Angkutan Darat Bus CV. INTRA? 2. Apakah problematika yang dihadapi dalam upaya meminta pertanggung jawaban bus CV. INTRA? 8 Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 1

3. Bagaimanakah bentuk-bentuk perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada pengguna jasa bus CV. INTRA terkait dengan problematika yang dialaminya? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan hukum pengguna jasa (penumpang) bus INTRA. 2. Untuk mengetahui pelayanan bus INTRA apakah sudah memenuhi hakhak penumpang dan memberikan perlindungan hukum bagi penumpang. 3. Untuk mengetahui upaya atau tindakan hukum apa saja yang dapat ditempuh oleh pengguna jasa/penumpang yang dirugikan atas pelayanan yang diberikan oleh bus INTRA. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis untuk menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana perlindungan hukum bagi penguna jasa /penumpang bus CV. INTRA. 2. Secara praktis Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis dan masukanmasukan yang bermanfaat demi perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perlindungan konsumen bagi pengguna jasa bus dalam perjalanan antar kota. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif atau disebut dengan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian dengan mengkaji peraturan-peraturan hukum, termasuk norma dan asas-asas yang terkandung dalam peraturan-peraturan yang berkaitan dengan, Undang-Undang Lalu Lintas dan angkutan Jalan, Kitab Hukum Perdata (BW), maupun putusan pengadilan. 9 Penelitian ini memiliki sifat sebagai penelitian deskriptif, Menurut Soejono Soekanto penelitian deskriptif adalah: Suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka penyusunan teori baru. 10 2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat yang menjadi hukum positif. Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum primer adalah bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi, KUHPerdata (BW), KUHDagang, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu 9 Soejono Soekanto dan Sri Madmuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 13 10 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 2008), hal. 43

Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, dan peraturan yang terkait lainnya. b. Bahan hukum sekunder merupakan bahan yang melengkapi sumbersumber utama dan masih memiliki hubungan/keterkaitan dengan masalah yang dibahas. Bahan-bahan tersebut meliputi buku-buku/makalah hasil seminar dan pendapat para sarjana, yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. c. Bahan hukum tersier, yatu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya. 11 3. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematika buku-buku, peraturan perundang-undangan, catatan kuliah dan sumber literatur lainnya yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini sehingga diperoleh data ilmiah sebagai bahan dalam uraian teoritis. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yaitu, pengumpulan data diperoleh langsung berupa hasil wawancara dengan informan yang dilakukan pada perusahaan pengangkutan tepatnya disalah satu perusahaan pengangkutan CV. INTRA Pematang Siantar. 11 Ibid, hal.52

Hal ini ditujuan pada pencapaian hasil yang maksimal mengenai bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh perusahaan pengangkutan tersebut. 4. Analisa data Analisa data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke komponenkomponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-masing komponen dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut pandang. 12 Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu upaya yang dilakukan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan berdasarkan perilaku nyata dan melilah-milah data tersebut menjadi satuan yang dapat di kelola. 13 Kemudian menggunakan metode penarikan kesimpulan deduktif, yakni berfikir dari yang umum ke hal yang khusus, kesimpulan merupakan jawaban khusus atas permasalahan yang diteliti, sehingga diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini. 14 F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami bagaimana arah dan isi dari penulisan skripsi ini, sehingga pembahasan dan penyajian dikatakan baik maka harus tercipta keteraturan dalam penyusunannya. Maka dari itu dalam skripsi ini menyajikan beberapa bab yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Garis besar dari tiap bab adalah sebagai berikut: 12 Sri Mamudji, Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2005), hal. 67 13 H. Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 146 14 Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung : Sinar Baru Algensindo 2009), hal. 7

Bab I, Dalam penelitian ini diuraikan latar belakang, kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah dilanjut dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan, keaslian penulisan. Bab II, Dalam penelitian ini memaparkan pengertian Pengangkutan, konsep pengangkutan dan asas hukum pengangkutan. Bab III, Dalam penelitian ini memaparkan tentang aspek hukum perjanjian pengangkutan, hak dan kewajiban dan tanggung jawab pelaku usaha jasa angkutan darat. Bab IV, Dalam penelitian ini memaparkan bagaimana perlindungan hukum bagi pengguna bus CV.INTRA berdasarkan Undang-Undang Konsumen, Apakah problematika yang dihadapi dalam upaya meminta pertanggung jawaban bus CV. INTRA, upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen terkait dengan kerugian yang dialami sebagai pengguna bus CV.INTRA. Bab V, Dalam bab ini merupakan bab ahir dari skripsi ini, dan merupakan penutup dari rangkaian bab-bab sebelumnya dimana dalam bab ini penulis membuat suatu kesimpulan atas pembahasan skripsi ini yang kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran atas masalah-masalah yang tidak terpecahkan yang diharapkan akan berguna dalam kehidupan masyarakat dan praktek perkembangan ilmu pengetahuan. G. Keaslian Penulisan Skripsi dengan judul Perlindujngan Konsumen Bagi Pengguna Jasa Angkutan Antar Kota Bus CV.INTRA Tujuan Medan Pematang Siantar (Studi Pada CV. INTRA Pematang Siantar Belum pernah diangkat menjadi judul

skripsi belum pernah ditulis di Fakultas Hukum. Apabila Judul yang sama atau mirip judul dengan yang penulis buat tentunya substansi pembahasannya berbeda. Hal itu dikarenakan penulis membuat dan mengumpulkan sumber bahan sebagai referensi dari berbagai buku-buku, media elektronik serta dari berbagai pihak oleh karena itu keaslian dari skripsi ini bisa di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun skripsi-skripsi yang mirip sebagai berikut : 1. Tri Sutrisno, Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pada Moda Angkutan Jalan Raya (Studi Pada PO. A. N. S. Sumatera Barat) tahun 2008. Dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Hal-Hal Yang Dapat Menimbulkan Resiko Kerugian Dalam Perjanjian Pengangkutan Penumpang. b. Bentuk Tanggung Jawab PO. A.N.S. Terhadap Penyelenggaraan Penumpang. c. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Oleh PO. A. N. S. 2. Dian Natalia, Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Jasa (Penumpang) Angkutan Umum Berdasarkan Undang-undang No.22 Tahun 2009, tahun 2011. Dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Hal-Hal Yang Dapat menyebabkan kerugian Bagi Pengguna Jasa (Penumpang) Angkutan Umum Akibat Kesalahan Pengangkut. b. Tanggung Jawab Pihak Pengangkut Terhadap Kesalahan Yang Dilakukan Pihak Penumpang Yang Mengakibatkan kerugian Bagi Pengguna Jasa (penumpang) Angkutan Umum.

c. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa (Penumpang) Angkutan Umum Sebagai Konsumen Fasilitas Publik Transportasi berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009.