PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

GUBERNUR JAWA TENGAH

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

METODE PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/PEK.KONSTRUKSI/JASA LAINNYA PASAL

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 13

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 475 TAHUN 2014

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN

LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka percepatan pelaksanaan Belanja Negara/Daerah perlu

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

Walikota Tasikmalaya

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II PENGORGANISASIAN, TUGAS DAN KEWENANGAN PELAKSANA KEGIATAN PEMBANGUNAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Kata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP.

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

-1- LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MEDIA ILMIAH TEKNIK SIPIL Volume 5 Nomor 2 Juni 2017 Hal. 1-8 PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Yusri Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan. Mekanisme pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yaitu melalui swakelola dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh institusi, dimana dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh PPK, instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat/lsm penerima hibah, sedangkan untuk pemilihan penyedia barang/jasa dapat melalui : pelelangan umum, pelelangan sederhana, penunjukan langsung, kontes/sayembara, pemilihan langsung, pelelangan terbatas, pengadaan langsung. Prinsip-prinsip dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, meliputi prinsip efisien, prinsip efektif, prinsip transparan, prinsip terbuka, prinsip bersaing, prinsip adil/tidak diskriminatif dan prinsip akuntabel. Sedangkan etika yang harus dipatuhi antara lain melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa, bekerja secara professional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga informasi yang bersifat rahasia, tidak saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangannya, mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihakpihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian. Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sebaiknya tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung, tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan, atau berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa. Kata kunci: Pengadaan barang dan jasa, prinsip, etika Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 1

PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan utama pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah adalah bukan untuk menghasilkan barang/jasa yang bertujuan profit oriented, tetapi lebih bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah memerlukan barang/jasa dalam rangka meningkatkan pelayanan publik atas dasar pemikiran yang logis dan sistematis, mengikuti prinsip dan etika serta berdasarkan metode dan proses pengadaan yang berlaku. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), struktur anggaran belanja mempunyai komponen belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga cicilan, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan struktur anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), belanja dikelompokkan berdasarkan kelompok belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan setiap bulan dalam satu tahun anggaran, sebagai konsekuensi dari kewajiban pemerintah daerah secara periodik kepada pegawai yang bersifat tetap (pembayaran gaji dan tunjangan) dan/atau kewajiban untuk pengeluaran belanja lainnya yang umumnya diperlukan secara periodik. Belanja langsung adalah belanja yang penganggarannya dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan, yaitu berupa belanja pegawai (honorarium/upah) untuk melaksanakan program/kegiatan; belanja barang/jasa; dan belanja modal. Untuk pengadaan barang/jasa dapat dilakukan melalui pihak ketiga atau swakelola. Apabila dilakukan melalui pihak ketiga metode pengadaannya dapat dilakukan melalui pelelangan, pemilihan, pengadaan langsung, penunjukan langsung, kontes, sayembara, atau melalui seleksi. Sedangkan pengadaan melalui swakelola dapat dilakukan oleh instansi sendiri, instansi pemerintah lainnya atau kelompok masyarakat. Oleh karena itu perlu dikaji tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah? 2. Prinsip dan etika apa saja dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah? Tujuan Masalah Tujuan yang dicapai adalah 1. Mengetahui pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. 2. Mengetahui prinsip dan etika dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah KAJIAN PUSTAKA Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi dan jasa lainnya. Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Pasal 3 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa menegaskan bahwa ada 2 (dua) pelaksanaan pengadaan barang/jasa, yaitu melalui swakelola dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa Pasal 26 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Ketentuan Umum Swakelola. Pasal 26 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Ketentuan Umum Swakelola : (1) Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. (2) Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi: Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I; Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 2

Pasal 27 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Swakelola, penetapan jenis pekerjaan serta pihak yang akan melaksanaan Pengadaaan Barang/Jasa secara Swakelola ditetapkan oleh PA/KPA. Swakelola dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, dengan mempergunakan tenaga sendiri, pegawai K/L/D/I lain dan atau dapat menggunakan tenaga ahli, dengan jumlah tenaga ahli tidak melebihi 50% dari jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang terlibat dalam kegiatan Swakelola bersangkutan. 2. Swakelola oleh instansi pemerintah lain Pelaksana Swakelola adalah pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, sedangkan pelaksanan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. 3. Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, adalah pekerjaan yang perencanan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dengan sasaran ditentukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran serta PA/KPA bertanggung jawab terhadap penetapan Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola termasuk sasaran, tujuan dan besaran anggaran Swakelola. Pasal 28 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Swakelola, pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang/jasa dengan swakelola harus direncanakan dengan baik. Perencanaan dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam KAK paling sedikit hal-hal yang harus ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sumber pendanaan, metode pelaksanaan serta jumlah tenaga, bahan dan peralatan yang diperlukan. bulanan, rencana kerja mingguan serta rencana kerja harian. 3. Produk berupa barang/jasa yang ingin dihasilkan. 4. Rincian biaya pekerjaan/kegiatan termasuk kebutuhan dana untuk sewa atau nilai kontrak pekerjaan dengan penyedia barang/jasa bila diperlukan. Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Menurut Perpres No. 70 Tahun 2012, pasal 35 pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dapat dilakukan dengan cara: 1. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan: a. Pelelangan Umum b. Pelelangan Terbatas (untuk pemilihan penyedia barang saja) c. Pelelangan Sederhana d. Penunjukan Langsung e. Pengadaan Langsung; f. Kontes (untuk pemilihan Penyedia Barang) g. Sayembara (untuk pemilihan Penyedia Jasa Lainnya) Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri. 2. Pemilihan Penyediaan Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan: a. Pelalangan Umum b. Pelelangan Terbatas c. Pemilihan Langsung d. Penunjukan Langsung e. Pengadaan Langsung Pengertian dan metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa diatas adalah sebagai berikut: 2. Jadwal pelaksanaan, yang meliputi waktu mulai hingga berakhirnya pekerjaan, rencana kerja Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 3

1. Pelelangan Umum, yaitu metode pemilihan penyedia barang/jasa konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat di ikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Kostruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. 2. Pelelangan Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyediaan Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan paling tinggi Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah). 3. Pelelangan Terbatas, yaitu metode pemilihan Pekerja konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah penyedia mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang di desain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). 4. Pemilihan Langsung, adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang paling tinggi Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah). 5. Penunjukkan Langsung, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa, paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). 6. Pengadaan Langsung, yaitu Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa tanpa melalui Pelelengan/Seleksi/Penunjukan Langsung dan dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi yaitu Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah). 7. Kontes/Sayembara, sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinial, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan harga /biaya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Masing- Masing Personalia Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan dikenal dengan istilah jabatan Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP). Berikut ini dijelaskan perbedaan dan persamaan dari masingmasing personil, sebagai berikut: 1. Persamaan antara PA, KPA, PPK dan PPTK Persamaan antara Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), yaitu: a. PA, KPA, PPK dan PPTK adalah pejabat, artinya jabatan PA, KPA, PPK da PPTK adalah jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), bukan jabatan politik atau jabatan yang dapat dijabat oleh selain PNS. b. PA, KPA, PPK dan PPTK diangkat oleh pejabat yang berwenang atau ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya. c. PA, KPA, PPK dan PPTK diangkat oleh pejabat yang berwenang atau pejabat yang memiliki kewenangan untuk mengangkat seorang PNS untuk menduduki jabatan tersebut. 2. Perbedaan antara PA, KPA, PPK dan PPTK Perbedaan antara Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), yaitu: a. Ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang 1) PA melaksanakan tugas sebagai pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 2) KPA melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD, dalam menggunakan APBD. 14 3) PPK melaksanakan tugas khusus pada kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan berwenang hanya Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 4

dalam kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4) PPTK melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya, termasuk pada kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. PPTK berwenang terutama dalam kegiatan pembayaran beban anggaran/ keuangan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah khusus pada Pemerintah Daerah. b. Keberadaan 1) PA wajib ditetapkan pada seluruh Kementrian/Lembaga Pemerintah, Sekertariat Lembaga Negara dan Perwakilan Luar Negeri dan Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota). 2) KPA dapat ditetapkan pada seluruh Kementrian/Lembaga Pemerintah, Sekertariat Lembaga Negara dan Perwakilan Luar Negeri dan Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota). Dapat artinya disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing Kementrian/Lembaga Pemerintah, Sekertariat Lembaga Negara dan Perwakilan Luar Negeri dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota). 3) PPK wajib ditetapkan pada seluruh seluruh Kementrian/Lembaga Pemerintah, Sekertariat Lembaga Negara dan Perwakilan Luar Negeri dan Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota). Terutama berkaitan dengan kegiatan pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4) PPTK hanya wajib ditetapkan pada Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota (pada SKPD masingmasing). METODE PENELITIAN Pengumpulan data berupa data sekunder dari bahan pelelangan pengadaan barang dan jasa. Dan beberapa Undang-undang dan peraturan Sasaran yang diinginkan adalah: a. Tata cara pengadaan barang dan jasa b. Prinsip dan etika apa saja dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian 3.1.1. Metode/Cara Pemilihan Barang/Jasa Pemerintah Mulai Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Studi Pustaka Pengambilan Data Sekunder: 1. Literatur UU dan Peraturan 2. Tata cara Pelelangan barang dan Jasa Analisis Data Kesimpulan Dan Saran Selesai Metode/cara pemilihan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa: 1. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan: a. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana b. Penunjukan Langsung c. Pengadaan Langsung d. Kontes/Sayembara 2. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan: a. Pelelangan Umum. b. Pelelangan Terbatas Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 5

c. Pemilihan Langsung d. Penunjukan Langsung, atau e. Pengadaan Langsung. 3. Pengadaan untuk jasa konsultansi dilakukan melalui cara: a Seleksi Sederhana b Penunjukan Langsung c Pengadaan Langsung, atau d Sayembara. 4. Sedangkan khusus untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi melalui negosiasi teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui Seleksi Umum. Dalam keadaan tertentu pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan melalui Seleksi Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung, Sayembara. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk Jasa Konsultansi metode pemasukan dokumen penawaran dapat dilakukan dengan memilih 3 (tiga) alternatif yakni: 1. Metode satu sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada ULP/ Pejabat Pengadaan. Metode satu sampul digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, dengan standar harga yang telah ditetapkan Pemerintah, atau pekerjaan yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh penawaran harga. 2. Metode dua sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan kepada ULP. Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Jasa konsultansi dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga. Metode dua tahap adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Sedangkan untuk metode evaluasi penawaran dapat dipilih 1 dari 5, yakni Metode Evaluasi Kualitas, Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, Metode Evaluasi Pagu Anggaran, Metode Evaluasi Biaya Terendah dan Metode Evaluasi Penunjukan Langsung. 1. Metode Evaluasi Kualitas, adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi yang digunakan untuk pekerjaan yang mengutamakan kualitas penawaran teknis sebagai faktor yang menentukan terhadap hasil/manfaat secara keseluruhan, lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK. Evaluasi penawaran dilakukan berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. 2. Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, adalah evaluasi pengadaan jasa yang digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK, dan/atau besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat. Evaluasi penawaran dilakukan berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. 3. Metode Evaluasi Pagu Anggaran, adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi yang digunakan untuk pekerjaan yang sudah ada aturan yang mengatur, dapat dirinci dengan tepat, anggarannya tidak melampaui pagu tertentu. Evaluasi penawaran dilakukan berdasarkan kualitas teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksi lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metode Evaluasi Biaya Terendah, adalah evaluasi pengadaan jasa yang digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standart. Evaluasi penawaran dilakukan berdasarkan penawaran biaya terkoreksi terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya diambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 6

3.2. Prinsip-Prinsip Dan Etika Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Mengingat belum ada formulasi standar terkait dengan public procurement yang bias dianut oleh suatu negara maka agar pengadaan barang/jasa mencapai tujuan sesuai dengan kriteria kinerja yang diharapkan sebagaimana diuraikan diatas dari berbagai sumber yang ada dapat disarikan prinsip dasar, etika pengadaan dan ketentuan umum sebagai berikut: 3.2.1. Prinsip Dasar Pengadaan 1. Efisien 2. Efektif 3. Transparan 4. Terbuka 5. Bersaing 6. Adil/tidak diskriminatif 7. Akuntabel 3.2.2. Etika Pengadaan Semua fungsi/pihak yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa wajib mematuhi etika sebagai berikut: 1. Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa. 2. Bekerja secara professional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga informasi yang bersifat rahasia. 3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Dan hasil pekerjaan. 4. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangannya. 5. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan. 6. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian. 7. Tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung. 8. Tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan, atau berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa. 9. Pelaksana pengadaan hal berikut akan membantu dalam mencapai tujuan pengadaan, diantaranya adalah: a. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan mengikuti prinsip dasar dan etika pengadaan barang/jasa. b. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa mengikuti pedoman kebijakan dan prosedur pengadaan barang/jasa dan tidak bertentangan dengan ketentuan lainnya yang lebih tinggi. c. Memastikan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan oleh penyedia barang/jasa yang telah dipeninjauan secara administratif, teknikal dan financial serta dapat dipertanggungjawabkan dalam hal biaya dan kualitas. d. Memastikan proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara kompetitif dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian dan efisiensi pelaksanaannya. e. Menggunakan standar kontrak (term dan condition) yang telah ditetapkan. f. Memastikan pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan perjanjian (kontrak/po) yang disetujui antara pelaksana pengadaan dengan penyedia barang/jasa. Dilarang melakukan pengadaan barang/jasa yang bertentangan dengan ketentuan hokum dan perundanganundangan yang berlaku. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Mekanisme pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yaitu melalui swakelola dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh institusi, dimana dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh PPK, instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat/lsm penerima hibah.sedangkan untuk pemilihan penyedia barang/jasa dapat melalui : pelelangan umum, pelelangan sederhana, penunjukan langsung, kontes/sayembara, pemilihan langsung, pelelangan terbatas, pengadaan langsung. Prinsip-prinsip dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, meliputi prinsip efisien, prinsip efektif, prinsip transparan, prinsip terbuka, prinsip bersaing, prinsip adil/tidak diskriminatif dan prinsip akuntabel. Sedangkan etika yang harus dipatuhi antara lain melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa, bekerja secara professional dengan Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 7

menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga informasi yang bersifat rahasia, tidak saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangannya, mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan, Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian. Tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung, Tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan, atau berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa. Saran Dalam Pengadaan Barang dan Jasa sebaiknya dilakukan tahapan-tahapan sesuai petunjuk teknis baik Undan-undang maupun Peraturan berlaku. Dilakukan secara tranparan dan akuntabilitas baik pelelangan umum, pelelangan sederhana, maupun pelelangan terbatas, agar tidak melanggara ketentuan dalam Undang-undang dan Peraturan yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA Yahya, Marzuki dan Endah Fitri Susanti, 2012, Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Laskar Aksara, Jakarta Perpres Nomor 70 Tahun 2012, 2012, Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=2818. http://id.ahmad.wikia.com/wiki/pengadaan_barang /Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan _Pengadaan.html Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 1-8 8