BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

ANALISIS KINERJA BANK

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Transkripsi:

8 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Enterprise (Enterprise Theory) Menurut Sofyan Safri (2007:73), sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti dengan munculnya Enterprise Theory ini. Sekarang ini perusahaan besar harus mementingkan berbagai kepentingan khususnya kepentingan umum. Dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Misalnya pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak harus diperhatikan dalam penyajian informasi keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangan hanya mementingkan informasi bagi pemilik, tetapi juga pihak lainnya yang juga memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga. Munculnya employee reporting, human resources accounting, value added reporting, environmental accounting, socio-economic accounting merupakan fenomena sejalan dengan teori enterprise ini.

9 B. Kredit Kata kredit sebenarnya berasal dari bahasa latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya. Jadi seandainya seseorang memperoleh kredit, berarti ia memperoleh kepercayaan (trust). Dengan perkataan lain maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Dalam perkembangan selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan suatu benda yang intangible sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang semuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikkan taraf hidup manusia (Rachmat dan Maya, 2008:1). 1. Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 21 (11) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya

10 kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Menurut Kasmir (2010 : 97) menyatakan bahwa pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet. Faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan untuk penyelamatan kredit tersebut beragam. Dikatakannya beragam karena dilihat terlebih dahulu penyebabnya. Jika memang masih bisa dibantu, maka tindakan membantu apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun, jika memang sudah tidak bisa diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah.

11 2. Unsur-unsur Kredit Dari pengertian kredit diatas kiranya dapat kita simpulkan, bahwa pada dasarnya kredit itu mengandung unsur-unsur (Rachmat dan Maya, 2008:3) sebagai berikut: a. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan biasa disebut kreditur b. Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjamkan uang, barang atau jasa. Pihak ini biasa disebut debitur c. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur d. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur e. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang barang atau jasa oleh kreditur pada saat pembayaran kembali dari debitur f. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsur perbedaan waktu seperti diatas, dimana masa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko. Resiko tersebut barasal dari berbagai macam-macam sumber, termasuk didalamnya penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya. g. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga).

12 3. Tujuan dan Fungsi Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Menurut Kasmir (2010:100) tujuan utama pemberian kredit adalah sebagi berikut: a. Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Kelangsungan penting untuk kelangsungan hidup bank, jika bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan likuiditas. b. Membantu Usaha Nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang membutuhkan dana, baik dan untuk investasi maupun dana modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

13 Menurut Kasmir (2010:101) selain tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna uang Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang digunakan oleh bank dapat digunakan si debitur untuk mengelola barang yang tidak berguna menjadi berguna. d. Meningkatkan peredaran barang Jika kredit menambah maka jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lain bertambah pula atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Dapat pula membantu

14 dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan usaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya. 4. Jenis-jenis Kredit Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi menurut Kasmir (2010:103) antara lain: a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Kredit investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

15 2) Kredit Modal Kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. b. Dilihat dari tujuan kredit 1) Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi/investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2) Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. 3) Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut. c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

16 2) Kredit jangka menengah Kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun. 3) Kredit jangka panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa pengembalian antara tiga sampai lima tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan Yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. 2) Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Kredit pertanian Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. 2) Kredit perternakan Dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya pertenakan ayam dan jangka panjang pertenakan kambing atau sapi. 3) Kredit industri Yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

17 4) Kredit pertambang Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah. 5) Kredit pendidikan Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun saran dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. 6) Kredit profesi Diberikan pada profesional seperti dosen, dokter atau pengacara. 7) Kredit perumahan Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. 8) Dan sektor-sektor lainnya. C. Kinerja Keuangan Bank Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya (Kasmir, 2008:216). Menurut Kasmir (2006:259) Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Kinerja ini juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya.

18 Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut (Kasmir, 2006:259) 1. Capital (Permodalan) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequecy Rasio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang. 2. Assets (Kualitas Aset) Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. 3. Management (Manajemen) Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum. 4. Earning (Rentabilitas) Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam yaitu rasio laba terhadap total

19 aset (Return on Assets) dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Liquidity (Likuiditas) Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio yaitu: rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas lancar dan rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada sewaktu-waktu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya pada laporan keuangan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan (Kasmir, 2006:239). Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank secara periode tersebut. Laporan ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui kondisi bank tersebut. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Agar laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah

20 dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku menurut Kasmir (2006:263). Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan non bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda. Perbedaanya terletak pada jenis rasio yang digunakan untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini wajar saja karena komponen neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki bank berbeda dengan laporan neraca dan laba rugi perusahaan non bank. Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Selamet Riyadi : 2006). Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Namun demikian, yang terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan penggunaan rasio keuangan tersebut. Guna kepentingan tersebut disajikan tujuan-tujuan penggunaan masing-masing rasio seperti tertera dalam Tabel 2.1 (Jumingan, 2006:243).

21 Tabel 2.1 Tujuan Penggunaan Rasio Keuangan Aspek Tujuan Penggunaan Rasio yang Digunakan Permodalan Likuiditas Rentabilitas Resiko Usaha Efisiensi Usaha Untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko dari aktivitas opersi Untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aset secara efisien CAR, Primary Ratio, Capital Ratio I dan Capital Ratio II Quick Ratio, Banking Ratio, Loan to Assets Ratio, Cash Ratio, Investment To Portofolio Ratio, Investingto Policy Ratio Margin, Return on Equity, Net Income to Total Assets, Gross Income to Total Assets Credit Risk Ratio, Liquidity Risk Ratio, Assets Risk ratio, capital Risk Ratio, Investment Risk Ratio. Leverage Multiplier Ratio, Assets Utilization, Cost of Fund, Cost of Money dan Cost Of Loanable Fund Ratio Sumber : Jumingan (2006:243)

22 D. Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tetap pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid (Munawir, 2004:31) 2. Rasio Likuiditas Menurut Selamet (2006:165) LDR ialah perbandingan antar total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan Bank Indonesia adalah sebesar 110%. Rumus : LDR = Total Kredit Yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga x 100%

23 Menurut Slamet (2006:166) contoh perhitungan LDR sebagai berikut : Bank X memiliki data keuangan berdasarkan Laporan Bank Umum yang terdapat pada neraca berakhir maret adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah) : Kredit yang diberikan Rp. 700.000 Dana Pihak Ketiga (DPK hanya giro, deposito dan tabungan): Giro Rp. 50.000 Tabungan Rp. 30.000 Deposito berjangka Total DPK Rp. 900.000 Rp.980.000 Berdasarkan data tersebut dapat dihitung LDR Bank X sebagai berikut : LDR = Total Kredit Yang Diberikan Total DPK x 100% LDR = 700.000 980.000 x 100% =71,43% Besarnya LDR yang dapat disalurkan oleh Bank X menunjukkan bahwa manajemen bank tersebut mempunyai kemampuan untuk memasarkan dana yang dimilikinya, walaupun belum maksimal karena baru mencapai 71,43% semakin mendekati angka 100% berarti fungsi intermediasi bank tersebut sudah baik. LDR dapat dijadikan tolok ukur kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.

24 E. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas atau disebut dengan Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2005). 2. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas diukur dengan Return on Assets (ROA) yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Lukman Dendawijaya, 2005:118). Menurut Selamet (2006:156) Return On Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = Laba Sebelum Pajak Total assets x 100% Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki.

25 F. Efisiensi Operasional (BOPO) Menurut Lukman Dendawijaya (2005:120) Selain Rasio ROA, profitabilitas diukur oleh rasio biaya operasional atau biasa juga sering disebut BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) yaitu perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : BOPO = Biaya (beban) Operasional x 100% Pendapatan Operasional Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam mengukur tingkat efisiensi suatu bank dapat di lihat dari kemampuan manajemen dalam mengelola biaya operasional atau dapat dilihat dari perbandingan rasio BOPO antara tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara yaitu menghimpun atau menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi biaya bunga dan hasil bunga. Secara teoritis, biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan cost of loanable funds (COLF) secara weighted average cost, sedangkan penghasilan bunga sebagian terbesar diperoleh dari interest income (Pendapatan Bunga) dari jasa pemberian kredit kepada masyarakat, seperti bunga pinjaman, provisi kredit, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, syndication fee, dan lain-lain.

26 G. Penelitian Terdahulu 1. Hendra Saputra dan Fahmi Natigor (2009) Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya adalah jumlah kredit yang diberikan, likuiditas yang menggunakan rasio Loan to Deposit Rasio (LDR), sedangkan variabel dependent yaitu profitabilitas yang menggunakan rasio Return on Assets (ROA). Hasil dari penelitian ini secara simultan, variabel independent kredit dan Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) di perusahaan perbankan. Sedangkan secara parsial variabel kredit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA), tetapi pada variabel Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA). 2. Rini Septyani (2011) Pada penelitian ini terdapat variabel independent yaitu volume kredit dan Loan to Deposit rasio (LDR) sedangkan variabel dependent yaitu Return on Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009. Hasil dari penelitian ini secara simultan, variabel independent volume kredit dan Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) di perusahaan perbankan. Secara parsial variabel volume kredit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets

27 (ROA), sedangkan pada variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2009. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat dijadikan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat di lihat pada Tabel 2.2 dibawah ini. Tabel 2.2 Ringkasan penelitian terdahulu No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Hendra dan Fahmi (2009) Jumlah kredit yang diberikan, likuiditas yang menggunakan rasio Loan to Deposit Rasio dan Profitabilitas yang menggunakan Rasio Return on Assets Secara simultan, variabel independent kredit dan Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) di perusahaan perbankan. Sedangkan secara parsial variabel kredit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA), tetapi pada variabel Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA).

28 2. Rini Septyani (2011) Volume Kredit dan Loan to Deposit RatioI (LDR) dan Return on Assets (ROA) Secara simultan, variabel independent volume kredit dan Loan to Deposit Rasio (LDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) di perusahaan perbankan. Secara parsial variabel volume kredit mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) dan rasio LDR Loan to Deposit Ratio mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada perusahaan perbankan. Sumber : Hendra dan Fahmi (2009) dan Rini Septyani (2011)

29 H. Hubungan Variabel Berdasarkan konsep-konsep dasar teori yang dijelaskan diatas, maka dalam penelitian ini terdapat hubungan antara variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat jumlah kredit yang diberikan, BOPO dan likuiditas terhadap profitabilitas perbankan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh jumlah kredit yang diberikan tehadap profitabilitas (ROA) Malayu Hasibuan (2007:90) perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif agar pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah. Rencana penyaluran kredit harus seimbang dengan rencana penerimaan dana. Ferry (2008:27) ketidakmampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban merupakan suatu keadaan dimana bank tidak mampu membayar semua kewajibannya pada saat jatuh tempo. Dampak ketidakmampuan ini memberi efek domino terhadap bank lain hingga akhirnya menimbulkan dampak buruk pada perekonomian secara keseluruhan. Salah satunya pada tingkat profitabilitas bank. Apabila jumlah kredit yang diberikan mengalami kenaikan, maka pendapatan bunga kredit nilainya akan semakin besar dan pada akhirnya laba yang dicapai juga semakin besar nilainya.

30 2. Pengaruh BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) terhadap profitabilitas (ROA) Menurut Lukman Dendawijaya (2005:120) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio BOPO yang meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan kondisi suatu bank dalam bermasalah semakin kecil. 3. Pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) Kasmir (2006:263) untuk mengukur tingkat likuid perlu dilihat beberapa rasio yang menggambarkan kemampuan komposisi kredit dengan dana pihak ketiga yaitu melalui Loan to Deposit Ratio (LDR). Pada neraca bank khususnya passiva terdiri dari penempatan dana pihak ketiga. Sehingga jika tingkat likuiditas perusahaan tinggi/bagus, maka para nasabah akan semakin percaya dalam mempergunakan jasajasa di bidang keuangan yang disediakan perusahaan bank itu sendiri. Sehingga dengan naiknya penggunaan jasa- jasa keuangan, tentunya

31 akan menentukan tingkat profitabilitas atau laba yang akan diperoleh nantinya. 4. Pengaruh jumlah kredit yang diberikan, BOPO, tingkat likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) Apabila jumlah kredit yang diberikan mengalami kenaikan, maka pendapatan bunga kredit nilainya akan semakin besar dan pada akhirnya laba yang dicapai juga semakin besar nilainya. Jika Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya opersional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan kondisi suatu bank dalam bermasalah semakin kecil. Sedangkan tingkat likuiditas (LDR) perusahaan tinggi/bagus, tentunya akan menentukan tingkat profitabilitas atau laba yang akan diperoleh nantinya. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada jumlah kredit yang diberikan, BOPO dan tingkat likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan.