LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

dokumen-dokumen yang mirip
Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

Antiremed Kelas 10 FISIKA

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

Antiremed Kelas 08 Fisika

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

BAB II Listrik Dinamis

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

DAN TEGANGAN LISTRIK

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

Assalamuaalaikum Wr. Wb

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

MODUL MATA PELAJARAN IPA

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

ARUS SEARAH (ARUS DC)

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Arus Listrik dan Resistansi

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

Rudi Susanto

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Bandingkan... vs vs vs vs

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

dan Hukum I Kirchhoff

BAB I TEORI DASAR LISTRIK

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Xpedia Fisika. Soal Listrik Magnet

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

Tujuan Instruksional

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

HAMBATAN & ARUS LISTRIK MINGGU KE-6 2 X PERTEMUAN

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

Fisika Umum (MA 301) Kelistrikan

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Komponen dan RL Dasar

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

Apakah arus listrik itu???

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK

LATIHAN SOAL UAS FISIKA

Komponen dan RL Dasar

LAPORAN R-LAB. : Angeline Paramitha/

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

- - LISTRIK DINAMIS, DAYA DAN ENERGI

Mata Pelajaran : FISIKA

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

LISTRIK DINAMIS I. Mata Pelajaran : Fisika Kelas : II (Dua) Nomor Modul : Fis.X.13. : Dra. Nia Ainawati Haesin

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Energi dan Daya Listrik. mempelajari

Kunci jawaban Posttest

Transkripsi:

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G 2013

ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1.1. Menyelidiki hubungan antara arus yang melewati lampu filament tungsten dan potensial yang dipakai 1.2. Mencari nilai konduktivitas dan konstanta lampu 1.3. Mencari nilai energi yang terdisipasi. II. LANDASAN TEORI 2.1. Arus listrik Arus listrik merupakan laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang. Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q melewati suatu penampang penghantar selama waktu t, maka secara sistematis arus dapat didefinisikan sebagai: I =...(2.1) dimana i adalah arus listrik (amper), q adalah muatan (coulomb), dan t adalah waktu (detik). Jika banyaknya muatan yang mengalir persatuan waktu tidak konstan, maka arus akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh limit diferensial dari persamaan (2.1) atau dapat dituliskan sebagai berikut: I =...(2.2) arus i adalah sama untuk semua penampang penghantar, walaupun luas penampang berbeda ( Halliday, 1978 ). Aliran arus pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tegangan sumber dan hambatan yang diberikan oleh penghantar terhadap aliran elektron. Elektron-elektron yang mengalir melalui suatu penghantar

diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom pada penghantar. Apabila pada suatu penghantar hambatannya semakin tinggi maka arus yang mengalir akan semakin rendah pada tegangan yang sama. Hal ini sesui dengan definisi hambatan suatu penghantar menurut Ohm yaitu hambatan suatu kawat penghantar berbanding lurus dengan tegangan sumber dan berbanding terbalik dengan arus yang mengalir. Secara matematis definisi hambatan dapat ditulis: R =...(2.3) Dengan R adalah hambatan kawat penghantar (Ω), V adalah tegangan sumber (Volt), dan i adalah kuat arus yang mengalir pada penghantar (Ampere). Definisi hambatan ini biasa disebut hukum Ohm. Satuan dari hambatan disebut ohm (Ω) sebagai penghargaan kepada Ohm ( Giancoli, 2001). Hubungan antara arus dan tegangan dapat di plot dalam sebuah grafik. Grafik yang terbentuk akan linier apabila hambat jenis penghantar tersebut konstan dan tidak bergantung pada besar maupun kecilnya arus yang mengalir. I V Gambar 2.1 grafik linieritas tegangan dan arus menunjukan hambatan konstan (Zemansky, 1992). Rapat arus J dan medan listrik E terbentuk dalam sebuah konduktor ketika terdapat suatu beda potensial yang melintasi konduktor tersebut. Pada beberapa bahan, rapat arus sebanding dengan medan listrik dimana dapat dituliskan pada persamaan 2.4 J = σ E...(2.4)

dimana J adalah Rapat arus, E merupakan medan listrik, dan σ merupakan konduktivitas konduktor. Untuk sebagian besar bahan (hampir semua logam), rasio rapat arus terhadap medan listrik adalah suatu konstanta σ yang independen terhadap medan listrik yang menghasilkan arusnya.( Jewet, 2010 ). 2.2.Potensial Listrik Potensial listrik adalah energi potensial elektrostatika per satuan muatan, satuan SI untuk potensial dan beda potensial adalah joule per satuan coulomb volt. 1 V = 1 Karena diukur dengan volt, maka beda potensial disebut voltase atau tegangan ( Tippler, 1991 ). 2.3. Daya Listrik Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversikan ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai. Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan hukum joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat merubah menjadi mekanik dan sebaliknya. P = V I...(2.5) dimana, P adalah daya ( watt atau W), I adalah Arus listrik (ampere atau A), dan V adalah beda potensial (volt atau V). Hukum Joule dapat digabungkan dengan hukum Ohm untuk menghasilkan dua persamaan tambahan

P = I 2 R =...(2.6) dimana R adalah hambatan listrik (ohm atau Ω) (Jewet, 2010). 2.4. Lampu Filament Tungsten Lampu filamen tungsten akan menyala bila terdapat beda potensial (baterai). Ketika lampu filamen tungsten dihubungkan dengan beda potensial akan mengalir melalui penghantar (kawat). Muatan tersebut dalah arus listrik yang berfungsi sebagai energi listrik. Karena arus dibawa dalam jumlah yang cukup besar, maka akan banyak tumbukan antara elektron yang bergerak dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, sebagian energi elektron ditransfer ke atom. Tumbukan tersebut terjadi disekitar ruangan dari filamen tungsten yang dibatasi oleh tabung kaca. Karena terjadi tumbukan terus menerus akibatnya energi kinetik atom bertambah dan suhu filament tungsten bertambah. Energi panas yang bertambah dari kawat tersebut dapat dikonduksi, dan dikonveksi ke udara sebagai kalor dan diradiasikan sebagai cahaya, sehingga lampu dapat menyala ( Sears, 1962). III. METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 3.1.1. Alat Alat ukur yang digunakan adalah Ampermeter digunakan untuk mengetahui arus yang mengalir dalam suatu rangkaian, voltmeter digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan, dan Rheostat sebagai pengatur arus dan tegangan pada lampu. 3.1.2. Bahan Bahan yang digunakan adalah Lampu dengan daya 35 Watt sebagai objek percobaan yang diamati, kabel sebagai penghubung antar rangkaian, dan sumber tegangan DC sebesar 220 volt sebagai sumber tegangan yang mengalirkan arus.

3.2. Gambar Rangkaian Gambar 3.1 skema rangkaian percobaan arus dan tegangan pada filamen lampu tungsten Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Arus dan Tegangan Pada Lampu Filamen Tungsten

3.3. Diagram Alir Percobaan Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Arus dan Tegangan pada Lampu Filamen Tungsten

3.4. Diagram Fisis Arus mengalir dari sumber tegangan Berlawanan dengan arus elektron bergerak dari kutub negatif sumber tegangan. Arus tersebut melewati amperemeter sehingga ada penyimpangan pada amperemeter Pada saat yang sama voltmeter jarumnya menyimpang akibat ada beda potensial yang mengalir Dari arah yang berlawanan elektron melewati filamen pada lampu Pada filament tersebut terjadi lucutan elektron sehingga timbul cahaya Sebagian energi dari arus tersebut dirubah menjadi cahaya dan sebagian dirubah menjadi panas Gambar 3.2. diagram fisis pada Percobaan Arus dan Tegangan pada Lampu Filament Tungsten

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data hasil percobaan 4.2. Pengolahan data No. filamen 1 filamen 2 V (volt) I (ampere) V (volt) I (ampere) 1 2,5 1,8 2,5 2,0 2 3,0 2,0 3,0 2,1 3 3,5 2,2 3,5 2,2 4 4,0 2,4 4,0 2,3 5 4,5 2,5 4,5 2,5 6 5,0 2,6 5,0 2,6 7 5,5 2,7 5,5 2,7 8 6,0 2,8 6,0 2,8 9 6,5 3,0 6,5 3,0 10 7,0 3,1 7,0 3,2 11 7,5 3,2 7,5 3,3 12 8,0 3,3 8,0 3,4 13 8,5 3,4 8,5 3,5 14 9,0 3,5 9,0 3,6 15 9,5 3,6 9,5 3,7 Gambar 4.1. Data hasil percobaan a. Filamen 1 No. V (volt) I (ampere) ln V ln I 1 2,5 1,8 0,92 0,59 2 3,0 2,0 1,10 0,69 3 3,5 2,2 1,25 0,79 4 4,0 2,4 1,39 0,88 5 4,5 2,5 1,50 0,92 6 5,0 2,6 1,61 0,96 7 5,5 2,7 1,70 0,99 8 6,0 2,8 1,79 1,03 9 6,5 3,0 1,87 1,10 10 7,0 3,1 1,95 1,13 11 7,5 3,2 2,01 1,16 12 8,0 3,3 2,08 1,19 13 8,5 3,4 2,14 1,22 14 9,0 3,5 2,20 1,25 15 9,5 3,6 2,25 1,28

I (ampere) b. Filamen 2 No. V (volt) I (ampere) ln V ln I 1 2,5 2,0 0,92 0,69 2 3,0 2,1 1,10 0,74 3 3,5 2,2 1,25 0,79 4 4,0 2,3 1,39 0,83 5 4,5 2,5 1,50 0,92 6 5,0 2,6 1,61 0,96 7 5,5 2,7 1,70 0,99 8 6,0 2,8 1,79 1,03 9 6,5 3,0 1,87 1,10 10 7,0 3,2 1,95 1,16 11 7,5 3,3 2,01 1,19 12 8,0 3,4 2,08 1,22 13 8,5 3,5 2,14 1,25 14 9,0 3,6 2,20 1,28 15 9,5 3,7 2,25 1,31 4.3. Analisa grafik Grafik hubungan antara V dan I filamen 1 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 V (volt) Grafik 4.1 hubungan V dan I pada filamen 1

ln I I (ampere) filamen 2 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 V (volt) Grafik 4.1 hubungan V dan I pada filamen 2 Grafik hubungan antara ln V dan ln I filamen 1 1,60 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 slope terbaik y = 0,50x + 0,14 R² = 0,99 slope maksimum y = 0,64x - 0,10 R² = 0,92 0,40 0,20 0,00 slope minimum y = 0,42x + 0,30 R² = 0,96 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 ln V Grafik 4.3 hubungan ln V dan ln I pada filamen 1

Ln I filamen 2 1,60 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 slope terbaik y = 0,49x + 0,19 R² = 0,98 slope minimum y = 0,43x + 0,30 R² = 0,97 slope maksimum y = 0,62x - 0,05 R² = 0,91 0,00 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Ln V Grafik 4.4 hubungan ln V dan ln I pada filamen 2 Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: I = k V n...(4.1) ln I = ln ( k V n ) ln I = n ln V + ln k...(4.2) Persamaan (4.2) sama dengan bentuk persamaan garis lurus yaitu : y = mx + c Dari grafik diperoleh : a. Filament 1 slope terbaik y = 0,50 x + 0,14 maka,

n = 0,50 k = e -0,14 = 0,87 slope maksimum y = 0,64x - 0,1000 maka, n = 0,64 k = e -0,10 = 0,90 slope minimum y = 0,42x + 0,30 maka, n = 0,42 k = e- 0,30 = 0,74 Jadi, hasil grafik perhitungan diatas didapatkan nilai sebagai berikut : a. nilai konstanta lampu ( n ) n terbaik = 0,50 n maksimum = 0,64 n minimum = 0,42 n = = = 0,11 n = ( n n ) = (0,50 0,11) b. nilai konduktivitas lampu k terbaik = 0,87 k maksimum = 0,90

k mininum = 0,74 k = = = 0,08 k = ( k k ) = (0,87 0,08) c. energi terdisipasi energi terdisipasi = (1 n) = ( 1-0,50 ) = 0,50 = 50% dari energi awalnya b. Filament 2 slope terbaik y = 0,49x + 0,19 maka, n = 0,49 ln k = 0,19 k = e -0,19 = 0,83 slope maksimum y = 0,62x - 0,05 n = 0,62 ln k = 0,05 k = e -0,05 = 0,95 slope minimum y = 0,43x + 0,30 jadi,

n = 0,43 ln k = 0,30 k = e -0,30 = 0,74 Jadi, hasil grafik perhitungan diatas didapatkan nilai sebagai berikut : a. nilai konstanta lampu ( n ) n terbaik = 0,49 n maksimum = 0,62 n minimum = 0,43 n = = = 0,09 n = ( n n ) = (0,49 0,09) b. nilai konduktivitas k terbaik = 0,83 k maksimum = 0,95 k mininum = 0,74 k = = = 0,10 k = ( k k ) = (0,83 0,10) c. energi terdisipasi energi terdisipasi = (1 n) = ( 1-0,49 ) = 0,51 = 51% dari energi awalnya

4.4.Pembahasan Pada percobaan yang berjudul arus dan tegangan pada lampu filamen tungsten bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara arus yang melewati lampu filament tungsten dan potensial yang dipakai, mencari nilai konduktivitas lampu dan konstanta lampu, serta mengetahui energi yang terdisipasi. Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan arus pada lampu filament tungsten ada dua besaran yang dicari dalam percobaan ini yaitu nilai konstanta hambatan dalam lampu filament tungsten tersebut serta konstanta lampu tersebut. Pada percobaan ini lampu yang digunakan untuk percobaan hanya 1 lampu yang masing-masing terdiri dari f1 (filament 1) dan f2 (filament 2) yang dihubungkan dengan beda potensial. Adanya beda potensial dalam rangkaian tersebut menghasilkan muatan, kemudian muatan tersebut akan mengalir melalui kawat penghantar. Muatan yang mengalir mengakibatkan tumbukan antara elektron didalam tabung kaca lampu filamen tungsten. Disetiap tumbukan menghasilkan sebagian energi elektron yang nantinya akan ditransfer ke atom yang akan ditumbukinya. Karena terjadi tumbukan secara terus menerus akan menyebabkan energi kinetik atom bertambah dan temperatur filamen akan naik. Seiring bertambahnya voltase listrik yang digunakan maka semakin tinggi intensitas cahaya pada lampu filamen tungsten, sebab naiknya tegangan memacu naiknya aliran listrik. Semakin besar arus dan tegangan maka nyala lampu filamen tungsten semakin terang begitu pula sebaliknya, semakin kecil arus dan tegangan maka nyala lampu filament tungsten akan semakin redup ataupun tidak nyala. Pada percobaan ini hubungan antara arus yang melewati lampu filament tungsten dan potensial yang dipakai menghasilkan grafik analisa yang tidak dimulai dari sumbu XY (0,0), grafik ini menunjukan bahwa terdapat faktor lain yaitu karena adanya faktor konstanta hambatan dalam lampu atau yang disebut konduktivitas. Pada pengolahan data yang menghasilkan hubungan antara arus (sumbu Y) dengan tegangan (sumbu X) yang dipakai pada filament 1 dan filament 2 menghasilkan grafik yang nilai arus dan nilai tegangan menghasilkan bentuk

peningkatan secara eksponensial. Hal ini menunjukan bahwa pada grafik ini tidak berlaku hukum ohm atau berlaku hukum non ohmik. Hukum non ohmik berlaku jika pangkat dari tegangan (n) atau yang disebut dengan konstanta hambatan dalam lampu tidak sama dengan 1 (n 1). Dari grafik ini menunjukan bahwa penghantar pada percobaan ini disebut komponen non-ohmik. Sebuah persamaan berpangkat yang digunakan untuk mencari nilai konduktivitas (k) dan nilai konstanta lampu (n) pada persamaan (4.1) akan mengalami kesulitan, maka persamaan tersebut dapat dicari dengan cara menjadikan persamaan tersebut dalam bentuk persamaan linier seperti pada persamaan (4.2). Nilai-nilai persamaan ln V dan ln I yang diperoleh dari percobaan setelah diplot dalam sebuah grafik maka terbentuklah garis linier. Dari grafik hubungan tersebut dapat diperoleh nilai konduktivitas (k) dan konstanta lampu (n) sebagai berikut: a. Filament 1 Konstanta lampu (n) = (0,50 0,11) Konduktivitas lampu (k) = (0,87 0,08) b. Filament 2 Konstanta lampu (n) = (0,49 0,09) Konduktivitas lampu (k) = (0,83 0,10) Pada dasarnya dalam percobaan ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi cahaya dan energi panas. Energi panas ini yang disebut dengan energi terdisipasi. Energi terdisipasi yang dihasilkan pada lampu filament 1 didapat 50% dari energi awalnya, dan lampu filament 2 didapat 51% dari energi awalnya. Hasil ini menunjukan bahwa filament 2 mengubah energi listrik menjadi energi cahaya yang lebih kecil dibandingkan dengan filament 1. Jadi saat tegangan/ arus yang sama lampu 35 watt pada filament 2 lebih terang dari pada filament 1.

V. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan Arus dan tegangan pada lampu filament tungsten (L-4) dapat disimpulkan bahwa: 1. Hubungan antara arus dan tegangan pada lampu filament tungsten tidak memenuhi hukum ohm. 2. Dari hasil percobaan diperoleh nilai n dan k sebagai berikut : Filament 1 Konstanta lampu ( n ) = (0,50 0,11) Konduktivitas lampu (k) = (0,87 0,08) Filament 2 Konstanta lampu ( n ) = (0,49 0,09) Konduktivitas lampu (k) = (0,83 0,10) 3. Energi terdisipasi yang dihasilkan pada lampu filamen 1 didapat 50% dari energi awalnya, dan lampu filamen 2 didapat 51% dari energi awalnya.

DAFTAR PUSTAKA Giancolli. 1998. Fisika Jilid 2. Jakarta:Erlangga Halliday and Resnick. 1985. Fisika Edisi ketiga, jilid 1.Jakarta:Erlangga Jewwet,Serway. 2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika Sears and Zemansky. 1962. Fisika Universitas Magnet dan Listrik. Jakarta:Erlangga Sears and Zemansky. 1992. Fisika untuk Universitas. Jakarta:Erlangga