LAPORAN R-LAB. : Angeline Paramitha/
|
|
- Irwan Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN R-LAB Nama/NPM Fakultas/Prog. Studi Group & Kawan Kerja : Angeline Paramitha/ : Teknik/Teknik Kimia : Ahmad Hamidi Aldhi Saputro Ahmad Shobri Akwila Eka Meliani Ali Akbar Aji Tata Irwinsyah Andrea Rizky Sabrina Harahap No & Nama Percobaan : KR 02 & Calori Work Minggu Percobaan : Pekan 1 Tanggal Percobaan : 27 Februari 2014 Nama Asisten : Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia Calori Work ( KR02 ) Page 1
2 Calori Work I. Tujuan Praktikum Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. II. Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gram ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Amperemeter 5. Adjustable Power Supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis III. Teori Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule. Hubungan kekekalan energi mengatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan ini akan dilakukan pengkonversian energi, dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu koduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan : W = V. I.T Dimana W = energi listrik ( joule ) V = Tegangan listrik ( volt ) Calori Work ( KR02 ) Page 2
3 i = Arus listrik ( Ampere ) t = waktu / lama aliran listrik ( sekon ) Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan : Q = m.c.(ta-t) Dimana Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori ) m = massa zat ( gram ) c = kalor jenis zat ( kal/gr 0 C) Ta = suhu akhir zat (K) T = suhu mula-mula (K) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perubahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai berikut. c = = Calori Work ( KR02 ) Page 3
4 Dengan c = kalor jenis suatu zat (J/kg K) Q = kalor (J) m = massa benda (kg), dan ΔT = perubahan temperatur (K) Untuk suatu benda, faktor mc dipandang sebagai satu kesatuan dan faktor ini disebut sebagai kapasitas kalor. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut. C = c m = Satuan kapasitas kalor adalah J/K. Besarnya kalor suatu zat adalah Q = m c ΔT Q = C ΔT C = = IV. Cara Kerja 1. Eksperimen rlab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rlab di bagian bawah halaman ini. 2. Mengaktifkan web cam dengan klik icon video pada halaman web r-lab. 3. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor. 4. Menghidupkan Power Supply dengan meng klik radio button disebelahnya. 5. Mengambil data perubahan temperatur, yaitu tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng klik icon ukur. 6. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, ditunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0. 7. Mengulangi langkah pada no.2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3. Calori Work ( KR02 ) Page 4
5 V. Data Hasil Percobaan Praktikan menggunakan data percobaan yang ke-7. Data diperoleh berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan R-Lab. Berikut adalah data tersebut: 1. Data percobaan V0 Waktu Kuat Arus ( I Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 ) 23, ,3 6 23, ,3 9 23, , , , , , , , , , , , , , , ,3 2. Data percobaan V1 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 35,36 0,66 22,2 6 35,36 0,66 22,3 9 35,36 0,66 22, ,36 0,66 22, ,36 0,66 22, ,36 0, ,36 0,66 23, ,36 0,66 23, ,36 0,66 23, ,36 0,66 23,4 3. Data percobaan V2 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 51,45 1,59 22,4 6 51,56 1,59 22,9 9 51,45 1,6 23, ,56 1,6 24, ,56 1,6 25, ,56 1,6 26, ,56 1,6 27, ,56 1,6 28, ,56 1,6 29, ,56 1,6 29,7 Calori Work ( KR02 ) Page 5
6 4. Data percobaan V3 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 42,32 1,07 22,7 6 42,32 1,07 22,9 9 42,32 1,07 23, ,32 1,07 23, ,32 1,07 24, ,32 1,07 24, ,32 1,07 24, ,32 1,07 25, ,32 1,07 25, ,32 1,07 25,9 VI. Pengolahan Data Setelah praktkan mendapatkan data dari percobaan V0 sampai dengan V3, maka praktikan mengolah data tersebut dalam bentuk grafik. Grafik ini menunjukkan hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan kepada kawat konduktor. 1. Hubungan Temperatur dan Waktu untuk Setiap Tegangan a. V0 Calori Work ( KR02 ) Page 6
7 b. V1 c. V2 Calori Work ( KR02 ) Page 7
8 d. V3 2. Menghitung Kapasitas Kalor (C) berdasarkan Konduktor yang Digunakan Setelah dilakukan pengamatan, serta kita telah membuat grafik hubungan antara temperatur dengan waktu untuk masing-masing tegangan. Langkah selanjutnya adalah menghitung kapasitas kalor berdasarkan nilai tegangan masingmasing. Menghitung kapasitas kalor dapat dihitung menggunakan rumus : C = a. Kapasitas kalor V1 Dik : i = 35,36 ma = 0,03536 A V = 0,66 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 23,4 22,2 = 1,2 0 C C = = = 0,53 J/ mol 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 8
9 b. Kapasitas kalor V2 Dik : i = 51,56 ma = 0,05156 A V = 1,6 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 29,7 22,4 = 7,3 0 C C = = = 0,31 J/ mol 0 C c. Kapasitas kalor V3 Dik : i = 42,32 ma = 0,04232 A V = 1,07 volt Δt= 30-3 = 27 s ΔT= 25,9 22,7= 3,2 0 C C = = = 0,38 J/ mol 0 C Setelah memperoleh nilai kapasitas kalor dari masing-masing tegangan, selanjutnya kita dapat menentukan jenis konduktor apa yang digunakan. Kapasitas kalor yang didapat yaitu : a. V1 = 0,53 J/ kg 0 C b. V2 = 0,31 J/ kg 0 C c. V3 = 0,38 J/ kg 0 C Jadi, rata-rata kapasitas kalor pada percobaan tersebut yaitu : Ci = = 0,41 J/ mol 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 9
10 3. Menentukan Jenis Konduktor yang Digunakan Setelah memperoleh nilai kapasitas kalor dari masing-masing tegangan, kita dapat menentukan jenis konduktor apa yang digunakan dengan cara menghitung kalor jenis konduktor tersebut. Kalor jenis dapat diperoleh dengan cara: C = a. Menghitung kalor jenis pada V1 Dik : i = 35,36 ma = 0,03536 A V = 0,66 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 23,4 22,2 = 1,2 0 C m= 2 gr = 0,002 kg C = = = 262,548 J/ kg 0 C b. Menghitung kalor jenis pada V2 Dik : i = 51,56 ma = 0,05156 A V = 1,6 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 29,7 22,4 = 7,3 0 C m= 2 gr = 0,002 kg C = = = 152,561 J/ kg 0 C c. Menghitung kalor jenis pada V3 Dik : i = 42,32 ma = 0,04232 A V = 1,07 volt m= 2 gr = 0,002 kg Δt= 30-3 = 27 s ΔT= 25,9 22,7= 3,2 0 C C = = = 191,035 J/ kg 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 10
11 Jenis konduktor yang digunakan dapat dihitung dengan mencari nilai rata- rata dari kalor jenis tersebut : Ci = = 202,048 J/ kg 0 C Berdasarkan perhitungan kalor jenis di atas, nilai kalor jenis yang mendekati ialah perak yakni 236 J/Kg 0 C. Tetapi dalam hasil perhitungan, didapatkan nilai yang sedikit jauh mencapai 236 J/Kg 0 C dari konduktivitas perak. Oleh sebab itu kita wajib menghitung kesalahan literatur yang terjadi, sebagai berikut : Krel = x 100% = x 100% = 14,39 % VII. Analisis Percobaan yang saya lakukan pada pekan pertama yaitu calori work (KR02). Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui besar dan nilai kapasitas kalor dari kawat konduktor. Besaran ini didapatkan dengan mengkonversikan energi listrik menjadi energi panas. Teknis pengerjaannya ialah menggunakan R-lab yaitu percobaan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa kapan saja, dengan syarat laptop atau komputer tersambung dengan jaringan internet. Mahasiswa dipermudah dengan cara melakukan percobaan atau praktikum tersebut tanpa harus mendatangi laboratorium fisika di F-MIPA UI. Peralatan untuk melakukan praktikum telah tersedia secara lengkap di dalam website. Peralatan ini dapat digunakan apabila laptop atau komputer praktikan memiliki aplikasi java dan web camera. Percobaan calori work ini menggunakan alat seperti temperatur, amperemeter, voltmeter, adjustable power supply (catu daya), camcorder dan juga kawat konduktor. Setelah alat tersebut terpasang, praktikan mengamati kondisi awal dengan V=0. Sehingga akan didapatkan suhu awal dan juga kuat arus pada konduktor Calori Work ( KR02 ) Page 11
12 kawat tersebut. Hasil nilai ini terjadi karena adanya pengaliran listrik terhadap kawat penghantar. Aliran listrik tersebut dapat mempengaruhi laju suhu dan kuat arus pada kawat, sehingga menghasilkan data temperatur serta kuat arus yang berbeda-beda. Bervariasinya data temperatur dan kuat arus pada percobaan ini terjadi karena adanya perbedaan tegangan yang diberikan pada kawat konduktor. Dengan data pengamatan yang diperoleh, praktikan dapat menghitung kapasitas kalor suatu zat dengan memasukkan data-data tersebut ke dalam persamaanpersamaan yang telah ada di prinsip dasar. Dengan menggunakan metode least square, persamaan energi kalor dan energi listrik dihubungkan menjadi persamaan garis lurus, seperti di bawah ini: ΔT = ; dengan T = suhu ( 0 C) y = a x + b Di mana nilai a dan b dapat diperoleh dengan : a = b = Setelah memasukkan data yang diperoleh pada praktikum ke dalam persamaan dan setelah melakukan perhitungan datam diperoleh persamaan garis lurus yang bervariasi Persamaan garis lurus pada saat V1, yaitu y = 0,1497x + 22,027 Persamaan garis lurus pada saat V2, yaitu y = 0,8521x + 21,473 Persamaan garis lurus pada saat V3, yaitu y = 0,3721x + 22,273 Untuk membuktikan teori kekekalan energi yaitu energi listrik yang ada pada catu daya berubah menjadi energi kalor, praktikan melakukan percobaan terhadap kawat penghantar yang sama sebanyak 4 kali. Percobaan pertama dilakukan pada saat tegangan bernilai 0. Percobaan kedua dilakukan pada saat tegangan bernilai 0,66. Percobaan ketiga bernilai 1,6 volt. Terakhir, percobaan menggunakan tegangan bernilai 1,07 volt. Pengamatan tersebut dilakukan selama sepuluh detik dengan selang waktu tiap satu detik. Setiap detiknya kawat penghantar tersebut akan mengalami Calori Work ( KR02 ) Page 12
13 kenaikkan temperatur, kecuali ketika percobaan tersebut memiliki tegangan sebesar 0 volt. Setelah proses pengamatan selesai, praktikan membuat grafik hubungan antara temperatur dengan waktu dari setiap tegangan yang ada. Hal ini dilakukan agar praktikan lebih memahami perubahan temperatur yang ada. Tahap selanjutnya ialah mencari besar kapasitas kalor masing-masing tegangan untuk mengetahui jenis konduktor apa yang digunakan. Setelah diperoleh hasil ketiganya, kemudian praktikan menghitung nilai rata-rata dari kapasitas kalor yang ada. Berdasarkan perhitungan yang ada, praktikan mendapatkan hasil rata-rata kapasitas kalor sebesar 0,41 J/ mol 0 C. Untuk kalor jenis, praktikan memperoleh hasil 202,048 J/kg 0 C. Nilai tersebut mendekati nilai kalor jenis pada perak dengan kesalahan literatur sebesar 14,39 %. Ketidakakuratan ini terjadi karena praktikan tidak memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web camera saat mengambil data kedua. Seharusnya praktikan menunggu hingga temperatur kawat mendekati temperatur awal saat diberikan tegangan berupa V0 dari alat yang ditampilkan pada percobaan R-lab. Akibatnya, ketika memberi tegangan yang berbeda, sisa dari tegangan awal mempengaruhi nilai temperatur. Selain karena adanya masalah teknis, ketidakakuratan data tersebut terjadi akibat nilai kalor yang kecil, tetapi memiliki nilai konduktivitas yang tinggi. Dengan adanya nilai konduktivitas yang tinggi dapat menaikkan suhu dengan energi yang kecil. Sedangkan untuk benda yang memiliki kalor jenis besar, otomatis benda tersebut membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhunya. Sehingga, benda yang kalor jenisnya tinggi, berarti konduktivitasnya rendah. VIII. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan terhadap percobaan yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kenaikkan suhu kawat konduktor bergantung pada seberapa besar tegangan yang diberikan serta lama arus listrik yang dialirkan. 2. Energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor. 3. Nilai kapasitas kalor suatu konduktor dapat dihitung dengan mengalikan besaran tegangan, kuat arus listrik, dan selisih waktu. Hasil tersebut kemudian kita bagi dengan selisih temperatur awal dan akhir. Calori Work ( KR02 ) Page 13
14 4. Nilai kalor jenis suatu konduktor dapat dihitung dengan mengalikan besaran tegangan, kuat arus listrik dan selisih waktu. Hasil tersebut kemudian kita bagi dengan hasil kali dari massa konduktor dengan selisih temperatur awal dan akhir. 5. Konduktor yang memiliki kapasitas kalor kecil, biasanya memiliki konduktivitas yang tinggi. Berarti kapasitas kalor berbanding terbalik dengan konduktivitas suatu konduktor. 6. Pada percobaan ini konduktor yang digunakan ialah perak dengan kesalahan literatur sebesar 14,39 %. Kesalahan tersebut dikarenakan pada saat percobaan dilakukan, terjadi kesalahan teknis yang mengganggu proses pengamatan dan pengolahan data. IX. Referensi Giancoli, D.C. (2000) Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition. Prentice Hall, NJ. Halliday, Resnick, Walker. (2005). Fundamentals of Physics, 7th Edition. Extended Edition John Wiley & Sons, Inc., NJ. Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Calori Work ( KR02 ) Page 14
Universitas Indonesia
Nama Laporan Praktikum : Aldiansah Prayogi R-Lab Fisika Dasar NPM : 0906557511 Fakultas Charge Discharge : Teknik Departemen Kode Praktikum : Teknik Elektro : LR-01 Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2010
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser
LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser Nama : Ari Kusumawardhani NPM : 1406572302 Fakultas : Teknik Departemen/Prodi : Teknik Sipil/Teknik Sipil Kelompok Praktikum : 9 Kode Praktikum : OR01
Lebih terperinciLAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser
LAPORAN R-LAB Pengukuran Panjang Gelombang Laser Nama : Humuntar Russell N H NPM : 1106052493 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Teknik : Teknik Mesin : OR01 Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2012 Kelompok
Lebih terperinciLAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah
LAPORAN R-LAB Pengukuran Lebar Celah Nama : Ivan Farhan Fauzi NPM : 0806399035 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Fisika : OR02 Tanggal Praktikum : 27 April 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)
1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar
Lebih terperinciLAPORAN R-LAB PENGISIAN DAN PELEPASAN MUATAN DI KAPASITOR
LAPORAN R-LAB PENGISIAN DAN PELEPASAN MUATAN DI KAPASITOR Nama : Sesaria Marina Raissa NPM : 1006680985 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Sipil Kode Praktikum : LR 01 Tanggal Praktikum : 14 Oktober
Lebih terperinciLISTRIK DINAMIS B A B B A B
Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di
Lebih terperinciHUKUM JOULE. Waktu yang diperlukan untuk menaikan temperatur Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
HUKUM JOULE DATA PERCOBAAN Kondisi Fisik Bahan Massa calorimeter : 1000 gram Temperatur Air : 28 o C Massa jenis(ρ) berdasarkan temperatur tersebut (dilihat pada tabel standar massa jenis) adalah = 1 Kg/m
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1
LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinci: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.
HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) ZAHROTUN NISA 1413100014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah
Lebih terperinciTARA KALOR MEKANIK. Adhelina,NP Sriwulandari Alam,Besse Khalidatunnisa,Andi Nurul Atiak Zaida,Sugira. Pendidikan Biologi FMIPA UNM 2014.
TARA KALOR MEKANIK Adhelina,NP Sriwulandari Alam,Besse Khalidatunnisa,Andi Nurul Atiak Zaida,Sugira Pendidikan Biologi FMIPA UNM 2014 Abstrak Telah dilakukan eksperimen tara kalor mekanik yang bertujuan
Lebih terperinciContoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!
Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut! Soal No.1 Sebuah lampu memiliki spesifikasi 18 watt, 150
Lebih terperinciLaboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik
Hambatan Listrik 1. TUJUAN PERCOBAAN a. Terampil menggunakan alat ukur listrik (Amperemeter dan Voltmeter) b. Menganalisis hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus listrik (I). 2. TEORI DASAR
Lebih terperinciMATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya, pada saat memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama
Lebih terperinciFISIKA TERMAL Bagian I
FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinci3. Untuk menghitung TARA KALOR LISTRIK digunakan persamaan H t (T a T m ) = a I 2 R t Dimana Tara kalor listrik = 1/a
HUKUM JOULE I. TEORI James Prescott Joule (1818-1889) ialah seorang ilmuwan Inggris yang merumuskan Hukum Kekekalan, yaitu "Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan." Ia adalah seorang ilmuwan
Lebih terperinciMEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )
MEMPERSEMBAHKAN Kelompok Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U (0602421) (0605860) Problem 1 : Pengisian kapasitor Problem 2 : Kapasitor disusun seri dan paralel Problem 3 : Pengaruh hambatan terhadap waktu
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinciFISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto
FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah
SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-115 Nama Mata Kuliah : Praktikum Fisika Jumlah SKS : 1 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata
Lebih terperinciPERCOBAAN e/m ELEKTRON
PERCOBAAN e/m ELEKTRON A. TUJUAN 1. Mempelajari sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz.. Menetukan nilai e/m dengan medan magnet. B. PERALATAN 1. Seperangkat peralatan e/m. Sumber
Lebih terperinciPercobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:
Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. 1 (kal) ternyata ekivalen dengan 4,186 joule
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto 1*, M.Dzulfikar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengukuran untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.1 1. Sebuah kawat penghantar mengalir arus listrik sebesar 500 m Besar muatan listrik yang melalui kawat itu selama
Lebih terperinciI. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam II. DASAR TEORI III. Kalor itu sendiri sering kita identikkan dengan panas,
Lebih terperinci12/3/2013 FISIKA THERMAL I
FISIKA THERMAL I 1 Temperature Our senses, however, are unreliable and often mislead us Jika keduanya sama-sama diambil dari freezer, apakah suhu keduanya sama? Mengapa metal ice tray terasa lebih dingin?
Lebih terperinciPAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER
PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Listrik dinamis untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciKALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B
Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja dari hasil perancangan
Lebih terperinciKalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),
SUHU DAN KALOR A. Pengertian kalor Kalor adalah suatu bentuk energy yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda itu berubah,suhu wujud bentuk. Kalor berasal dari kata calonc, ditemukan oleh ahli
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.
Lebih terperinciMATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS
MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS Dian Puspita Sari (F03109029) A. Energi Listrik ( Electric Energy ) Energi listrik tidak dapat dilihat. Namun dapat diamati gejala-gejala yang ditimbulkannya.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR HUKUM UTAMA HIDROSTATIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR HUKUM UTAMA HIDROSTATIS DISUSUN OLEH : 1. Maulana Adi Juliawan 065112033 2. 3. 4. TANGGAL PRAKTIKUM : 19 Desember 2012 ASISTEN DOSEN : 1. Rissa Ratimanjari S.S 2. Yunita
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 Mata Kuliah : Fisika Dasar/Fisika Pertanian Kode / SKS : PAE 112 / 3 (2 Teori + 1 Praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah
Lebih terperinciKomponen dan RL Dasar
Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/91 Kuantitas. 2/91 Angka. 3/91 Satuan? Satuan dan skala. 5/91 Ukuran sebuah
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciKomponen dan RL Dasar
Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed 1/91 Kuantitas.
Lebih terperinciKeywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK
PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK(L1) NABIL AHMAD RIZALDI 1413100109 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah dilakukan
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :
SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM FISIKA 01/DOSMAN/2012
LAPORAN PRATIKUM FISIKA 01/DOSMAN/2012 I. Judul : Menggunakan Alat Ukur Listrik Voltmeter dan Amperemeter. II. Tujuan : Membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik. Merangkai/memasang alat ukur kuat
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Ilmu Dasar Sains Kode Mata Kuliah : TSP-101 SKS : 4 SKS Durasi Pertemuan : 200 Menit Pertemuan ke : 1 A. Kompetensi: a. Umum : Mahasiswa dapat menganalisis
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS Oleh: Dina Puji Lestari 120210102019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT
SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT Ahmad Khoiri, Nur Afni Sari, Vivi Noviyanti Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Noviyantivivi91@gmail.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi
Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan
Lebih terperinciPENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI
DOI: doi.org/10.1009/spektra.0.03 PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI 1, a) Haris Rosdianto 1 Ganti STKIP Singkawang, Jl. STKIP, Kel. Naram
Lebih terperinciDitemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744
A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN LISTRIK
PEMETAAN MEDAN LISTRIK Khodijah Amini khodijah.amini@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan percobaan mengenai pemetaan medan listrik yang bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara medan listrik dan potensial
Lebih terperinciKALORIMETRI A. Pendahuluan
KALORIMETRI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kalorimetri adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang menghitung energi panas atau kalor. Dalam praktikum kalorimetri media cair yang digunakan
Lebih terperinciBab III ENERGI LISTRIK
Bab III ENERGI LISTRIK Daftar isi Energi Listrik Perubahan Listrik Menjadi Kalor Daya Listrik Hemat Energi Energi Listrik Hukum kekekalan energi Energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi dapat
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Lebih terperinciMODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM
MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengukur nilai tahan suatu resistor menggunakan ohmmeter dan pembacaan kode warna resistor 2. Menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan amperemeter 3.
Lebih terperinciDESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736
DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736 Status Mata Kuliah Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) ;wajib Jumlah Pertemuan 2 kali/minggu (Kuliah & Responsi) Tujuan
Lebih terperinciAsisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz
MODUL 5 EFEK HALL Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 10211078, 10210023, 10211003, 10211022, 10211051, 10211063. Program Studi Fisika, Institut Teknologi
Lebih terperinciJurnal Hukum Kirchoff
Jurnal Hukum Kirchoff Hukum Kirchoff (L6) Angely Putry a, Nella Permatasari b, Riko Darwin b, Ade Suryani Hamur b a Teknik Pertanian, Senin dan Shift II, Universitas Andalas b,b,b Laboratorium Dasar Fisika,
Lebih terperinciPERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN
PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR
KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (
Lebih terperinci7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi
Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet
Lebih terperinciEnergetika dalam sistem kimia
Thermodinamika - kajian sainstifik tentang panas dan kerja. Energetika dalam sistem kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@ugm.ac.id I. Energi: prinsip dasar A. Energi Kapasitas untuk melakukan kerja Ada
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : Ilmu Dasar Sains : TSP-101 GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SKS : 4 Deskripsi Singkat : Umum : Daftar Pustaka : Mata kuliah ini membahas mengenai fisika,kimia dan hubungannya
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 IDENTITAS MATA KULIAH : Nama : Fisika Dasar Kode : PAP111 sks : 3 (2 sks kuliah + 1 sks praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah
Lebih terperinciHUKUM KIRCHOFF I. TUJUAN II. TEORI
HUKUM KIRCHOFF I. TUJUAN Setelah menyelesaikan percobaan Hukum Kirchoff ini diharapkan para peserta praktikum Fisika Dasar dapat: 1. Memahami hukum kirchoff tentang arus dan tegangan listrik 2. Menerapkan
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah
Lebih terperinciDualisme Partikel Gelombang
Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa
Lebih terperinciBAB II Listrik Dinamis
BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian
Lebih terperinciPENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT
PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT Henni Simbolon 1, Minarni 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS
RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK
BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK 4.1. Hasil Pengujin Dapur Busur Listrik Dapur busur listrik yang telah dibuat kemudian diuji untuk peleburan logam dengan variasi massa logam sesuai kapasitas tungku
Lebih terperinciEvaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005
Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi
Lebih terperinciBesaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
Lebih terperinciENERGI DAN DAYA LISTRIK
ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI LISTRIK A I V W = Q V B C Energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup disebut dengan energi listrik Keterangan : Q = muatan listrik
Lebih terperinciPENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih
PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI Salomo, Erwin,Surya Ningsih Jurusan Fisika - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus
Lebih terperinciA. Tujuan 1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter. 2. Menentukan kalor jenis zat padat. 3. Menentukan kalor lebur es.
6. KALORIMETER A. Tujuan 1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter. 2. Menentukan kalor jenis zat padat. 3. Menentukan kalor lebur es. B. Alat dan Bahan 1. Neraca [Ohauss, triple beam, 311 gram, 0,01 gram]
Lebih terperinciFISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana
MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik
Lebih terperinciAssalamuaalaikum Wr. Wb
Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial
Lebih terperinciTabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok
1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON Oleh: Akbar Firmansyah, Lila Yuwana M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciFISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK
FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang
Lebih terperinciKISISI-KISI SOAL KELAS X SMAIT AL-FITYAN MEDANSCHOOL MEDAN TAHUN PELAJARAN
KISISI-KISI SOAL KELAS X SMAIT AL-FITYAN MEDANSCHOOL MEDAN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 N O. STANDAR KOMPETENSI 3. Menerapkan prinsip kerja alatalat optik. KOMPE TENSI DASAR 3.1 Menganali sis alatalat optik
Lebih terperinciArus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.
Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap
Lebih terperinciCONTOH SOAL & PEMBAHASAN
CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2
Lebih terperinciRBL Hidrostatik. I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah.
I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah. II. Alat dan Bahan 1. Satu set tabung pengukur tekanan hidrostatik 2. Air 3. Alat ukur (mistar,
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI- UNDIP GBPP 10.04.01 xxx Revisi ke 0 Tanggal Dikaji Ulang Oleh Dikendalikan Oleh Disetujui Oleh Ketua JurusanFisika GPM Fakultas Sains
Lebih terperinciRANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)
RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 1 (Umum) DEFINISI Rangkaian listrik adalah susunan komponenkomponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila
Lebih terperinciPENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG
PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG KOLOQIUM Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Dalam Mata Kuliah Seminar Fisika Oleh RIZQA SITORUS NIM:
Lebih terperinciPengukuran Suhu dengan Variasi Jarak Sampel pada Rancang Bangun Alat Pemanas untuk Eksperimen Surface Plasmon Resonance
Pengukuran Suhu dengan Variasi Jarak Sampel pada Rancang Bangun Alat Pemanas untuk Eksperimen Surface Plasmon Resonance Dewanto Kamas Utomo1,a), Bardan Bulaka1,b) dan Hendro2,c) 1 Magister Pengajaran Fisika,
Lebih terperinciEksperimen e/m Elektron
Eksperimen e/m Elektron Eksperimen e/m Elektron 1 Mei Budi Utami, Ninis Nurhidayah, 3 Erlin Nasocha, 4 Hanif Roikhatul J, 5 Oktaviana Retna Abstrak Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika Fakultas
Lebih terperinci2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT
2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT 1 TUJUAN 1 Menentukan kapasitas kalor kalorimeter 2 Menentukan kalor jenis zat padat 2 PENGANTAR Ketika anda membuat minuman kopi panas atau susu panas dalam cangkir
Lebih terperinci