Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Keadaan Ketenagakerjaan Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali mencapai 1,48 persen Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada mencapai 2.434.450 orang berkurang 28.589 orang dibanding angkatan kerja 2016 (2.463.039 orang) atau berkurang 34.654 orang dibanding angkatan kerja (2.469.104 orang). Jumlah penduduk yang bekerja di Bali mencapai 2.398.307 orang berkurang 18.248 orang dibandingkan keadaan 2016 (2.416.555 orang), atau berkurang 39.187 orang dibandingkan keadan (2.437.494). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada mencapai 1,48 persen, mengalami penurunan 0,41 poin dibandingkan TPT 2016 (1,89 persen) atau mengalami kenaikan 0,20 poin dibandingkan dengan TPT (1,28 persen) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mencapai 75,24 persen turun 2,00 poin dibandingkan 2016 (77,24 persen) atau turun 1,63 poin dibadingkan (76,87 persen). Pada, jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal mencapai 50,20 persen, terdiri dari pekerja yang berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai mencapai 46,01 persen dan pekerja yang berstatus sebagai berusaha dibantu buruh tetap/dibayar mencapai 4,19 persen. Sementara penduduk yang bekerja disektor non formal mencapai 49,80 persen, terdiri dari berusaha sendiri 14,75 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap 15,50 persen, pekerja bebas 7,00 persen dan pekerja keluarga 12,54 persen Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November 1
1. Angkatan kerja, Penduduk yang bekerja dan pengangguran Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Bali, juga menjadi daya tarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian di Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk tidak bisa lepas dari kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya masalah ketenagakerjaan. Hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) menunjukan terjadi penurunan angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan juga penurunan pengangguran. Dari 3.235.563 penduduk usia kerja 2.434.450 orang tergolong sebagai Angkatan Kerja (penduduk seminggu yang lalu bekerja atau menganggur). Dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 75,24 persen. Sementara itu sebanyak 801.113 orang dari penduduk usia kerja tergolong sebagai Bukan Angkatan Kerja yaitu penduduk usia kerja dengan kegiatan seminggu yang lalu sekolah, mengurus rumahtangga, dan kegiatan lainnya. Dari jumlah angkatan kerja hasil, penduduk yang bekerja mencapai 2,398.307 orang (98,52 persen). sementara hanya 1,48 persen (36.143 orang ) angkatan kerja yang menganggur. Penduduk yang bekerja pada turun sebesar 18.248 orang bila dibandingkan dengan kondisi 2016 (mencapai 2.416.555 orang). Demikian juga halnya bila dibandingkan dengan, penduduk yang bekerja pada mengalami penurunan sebesar 39.187 orang ( mencapai 2.437.494 orang). Sementara itu pengangguran mencapai 1,48 mengalami penurunan sebesar 0,51 poin bila dibandingkan dengan kondisi 2016 (mencapai 1,89 persen). Bila dibandingkan dengan pengangguran di Bali mengalami kenaikan sebasar 0,20 poin ( mencapai 1,28 persen). Kegiatan Utama Tabel 1. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2016-2016 1 Penduduk Usia Kerja 3.189.018 3.212.208 3.235.563 2 Angkatan Kerja 2.463.039 2.469.104 2.434.450 a. Bekerja 2.416.555 2.437.494 2.398.307 b. Menganggur 46.484 31.610 36.143 3 Bukan Angkatan Kerja 725.979 743.104 801.113 4 TPAK (%) 77,24 76,87 75,24 5 TPT (%) 1,89 1,28 1,48 6 Pekerja Tidak Penuh (<35 Jam) 512.816 635.294 550.541 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November
2. Lapangan Pekerjaan Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor- sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, pada penduduk Bali paling banyak bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi yang mencapai 31,69 persen (760.093 orang) dari total penduduk yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan 2016 yaitu sebesar 4,30 persen. Meskipun jumlah yang bekerja di sektor pertanian di mengalami penurunan sebesar 7,89 persen dibanding dengan 2016, namun sektor ini masih memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja pada sektor ini mencapai 19,44 persen (466.307 orang dari penduduk yang bekerja). Sektor jasa kemasyarakatan dan sektor industri juga memiliki peranan yang cukup penting dalm menyerap tenaga kerja. Penduduk yang bekerja pada sektor jasa kemasyarakatan mencapai 444.422 orang (18,53 persen), sementara jumlah penduduk yang bekerja pada sektor industri mencapai 14,23 persen (341.221 orang). Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha tersaji pada tabel 2. Tabel 2. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2016- Lapangan Pekerjaan Utama 2016 Pertanian 506.251 467.696 466.307 Industri 370.531 388.633 341.221 Konstruksi 171.097 194.535 179.134 Perdagangan, Rumah Makan dan Akomodasi 728.757 749.959 760.093 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 90.611 82.829 94.562 Lembaga Keuangan 109.977 95.434 99.784 Jasa Kemasyarakatan 433.377 451.223 444.422 Lainnya (Pertambangan, Penggalian, LGA) 5.954 7.185 12.784 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November 3
3. Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan. Pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status dalam pekerjaan utama. Dari 6 (enam) kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan/pegawai, sisanya termasuk pekerja informal yaitu pekerja yang termasuk dalam kategori berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar. Pada Sakernas, terdapat 1.203.866 orang (50,20 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 1.194.441 orang (49,80 persen) bekerja pada kegiatan informal. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk Bali yang bekerja masih bergantung pada kegiatan formal. Kondisi ini mengalami perubahan bila dibandingkan dengan 2016, penduduk yang bekerja di sektor formal mencapai 45,60 persen (1.103.854 orang) dan penduduk yang bekerja di sektor informal mencapai 54,32 persen (1.312.701 orang). Dengan semakin meningkatnya penduduk yang bekerja di sektor formal memberikan gambaran bahwa situasi ketenagakerjaan semakin membaik, karena pada umumnya pekerja yang berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai memiliki produktifitas yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja di sektor informal. Tabel 3. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2016- Status Pekerjaan 2016 Berusaha Sendiri 382.946 379.281 353.830 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 435.670 408.027 371.848 Berusaha dibantu buruh tetap 88.872 93.007 100.341 Buruh/karyawan/pegawai 1.014.982 1.067.448 1.103.525 Pekerja bebas 196.060 158.761 167.900 Pekerja tak dibayar 298.025 330.970 300.863 4. Penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja Komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja per minggu terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu pekerja penuh waktu dan pekerja tidak penuh waktu. Penduduk disebut sebagai pekerja penuh apabila selama seminggu yang lalu mereka bekerja selama 35 jam atau lebih, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dikatakan sebagai pekerja tidak penuh, yaitu mereka yang bekerja selama 1-34 jam per minggu. Pada, berdasarkan komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November
kerja per minggu terlihat mengalami perubahan yang berfluktuatif antar semesternya. Pada, persentase jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja 1-34 jam per minggu mencapai 22,96 persen (550.541 orang) mengalami kenaikan 1,73 poin dibandingkan tahun 2016 sebesar 21,22 persen (512.816 orang). Fluktuasi penduduk yang bekerja menurut jam kerja per minggu antar periode ini sangat sensitif terhadap musim serta event (hari besar keagamaan) pada periode waktu pencacahan. Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja yang bekerja 35 jam atau lebih per minggu. Di bulan jumlahnya mengalami penurunan sebesar 2,94 persen (1.847.766 orang), dibandingkan bulan tahun 2016 yang mencapai 1.903.739 orang. Tabel 4. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2016- Jumlah Jam Kerja per minggu 2016 1-7 jam 41.058 52.945 35.039 8-14 jam 80.963 112.624 103.760 15-24 jam 175.711 212.102 191.105 25-34 jam 215.084 257.623 220.637 1-34 jam 512.816 635.294 550.541 35 jam ke atas *) 1.903.739 1.802.200 1.847.766 *) Termasuk sementara tidak bekerja 5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan Secara umum, tingkat pendidikan akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang berkualitas tentu saja akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi oleh pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah. Meskipun mengalami penurunan komposisi di setiap periodenya, pekerja yang berpendidikan SD ke bawah merupakan tenaga kerja yang paling banyak diserap oleh lapangan pekerjaan. Bila dibandingkan dengan bulan 2016 jumlah pekerja yang berpendidikan SD ke bawah pada mengalami penurunan sebesar 1,44 persen dari 856.765 orang menjadi 844.455 orang. persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan kondisi bulan jumlah pekerja yang berpendidikan SD ke bawah mengalami penurunan sebesar 5,22 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November 5
Tabel 5. Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2016- Pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2016 SD ke bawah 856.765 890.927 844.455 Sekolah Menengah Pertama 365.427 392.097 350.330 Sekolah Menengah Atas 494.948 469.762 507.370 Sekolah Menengah Kejuruan 329.935 344.514 320.617 Diploma I/II/III 104.804 108.491 110.239 Universitas 264.676 231.703 265.296 6. Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Pengangguran menurut tingkat pendidikan menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada di Bali sebesar 1,48 persen. Keadaan tersebut menurun dibandingkan TPT 2016 yang mencapai 1,89 persen dan meningkat bila dibandingkan dengan yang mencapai 1,28 persen. Tabel 6. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2016- (persen) Pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2016 SD ke bawah 0,30 0,43 0,54 Sekolah Menengah Pertama 0,65 2,47 1,34 Sekolah Menengah Atas 2,17 1,28 1,78 Sekolah Menengah Kejuruan 3,96 1,06 2,69 Diploma I/II/III 4,44 1,34 1,76 Universitas 4,35 2,78 2,51 Jumlah 1,89 1,28 1,48 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November
Berdasarkan jenjang pendidikan, TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 0,54 persen. TPT mereka yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan TPT tertinggi mencapai 2,69 persen. Sementara TPT dengan pendidikan Universitas mencapai 2,51 persen. Tingginya TPT pada mereka yang berpendidikan sekolah Menengah Kejuruan pada, dimungkinkan karena belum semua jurusan yang tersedia di Sekolah Menengah Kejuruan dapat tertampung di lapangan pekerjaan yang tersdia. Sementara penduduk yang berpendidikan Universitas cenderung lebih memilih pekerjaan dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Mereka yang berpendidikan lebih tinggi berbekal keterampilan yang lebih baik sehingga memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih pekerjaan yang diinginkan. Diterbitkan oleh: Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November 7