BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

Penutup. Sekapur Sirih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I P E N D A H U L U A N

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

KAJIAN TEMBAKAU SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN TEMANGGUNG. Ika Agustina Luthfi Muta ali

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015

yaitu 44 partai seperti tercantum pada tabel

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

Perencanaan Pembangunan JUMLAH REALISASI DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN R S U D P U BAPPEDA DINHUBKOMINFO B L H

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentang alam yang cocok dan berada di daerah tropis membuat berbagai jenis

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa : Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin,

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODOLOGIPENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB II. KERANGKA TEORITIS

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERSEPSI PETANI TENTANG TATA NIAGA TEMBAKAU DI KABUPATEN TEMANGGUNG. Kanthi Pamungkas Sari dan Retno Rusdjijati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RKPD TAHUN 2014

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS.PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalari Pahlawan No 100, Telp/Facs , Kode Pos TEMANGGUNG

a. Gaji dan Tunjangan Belanja Sosial a. Jaminan Kesehatan Temanggung Belanja Hibah Urusan Kesehatan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

DAU DISPERINDAGKOP UMKM

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, di tanah subur yang mayoritas bergantung dari mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25 Tahun 2000 mensyatakan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan rakyat berlandaskan sistem ekonomi kerakyatan dilakukan dalam berbagai program pembangunan lintas dan sektor. Pembangunan ekonomi rakyat antara lain melalui usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, dan perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, sekaligus terkait dengan upaya untuk membuka lapangan kerja. Hasil pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber utama penghasilan bagi para petani yang ada di Indonesia ini sangat beraneka ragam jenisnya, seperti kopi, padi, kopra, tembakau dan lainnya. Beberapa hasil pertanian ini selain sebagai sumber penghasilan bagi para petani juga berfungsi sebagai pendapatan negara. Pendapatan negara yang terbanyak berasal dari bea cukai dan pajak, pajak dan bea cukai yang diperoleh negara yang terbesar adalah dari rokok. Rokok ini dibuat dari bahan baku tembakau yang merupakan salah satu hasil pertanian di Indonesia. 1

2 Menurut Sunardi (1999) tembakau yang merupakan komoditas tradisional yang menjadi bahan baku utama industri rokok memiliki peranan ekonomi sangat strategis untuk menghasilkan devisa, mendatangkam cukai dan pajak serta menunjang panghidupan bagi 16 juta jiwa dan meyerap tenaga kerja 4 juta orang. Di lihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung, pada tahun 2008 industri hasil tembakau mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6,1 juta orang dengan rincian petani tembakau 2 juta orang, petani cengkeh 1,5 juta orang, tenaga kerja pabrik sekitar 600 ribu orang, pengecer/pedagang rokok asongan sekitar 1 juta orang, dan tenaga kerja percetakan, periklanan, pengangkutan serta jasa transportasi sekitar 1 juta orang. (http://repository.usu.ac.id). Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa Negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional. (http://repository.usu.ac.id) Industri hasil tembakau menyumbang cukai terbesar di berbagai Negara penghasil tembakau di dunia, juga bagi Indonesia. Cukai tembakau menyumbang Rp. 54,4 triliun pada tahun 2009, dana yang begitu besar ini jauh lebih tinggi dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta pajak jenis lainnya. Industri hasil tembakau memiliki sumbangan yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Jawa Tengah, yaitu sebanyak 16% dari keseluruhan tembakau yang ada di Indonesia, dan salah satu Kabupaten yang memiliki produksi cukup besar adalah Kabupaten Temanggung

3 ( http://repository.usu.ac.id). Temanggung adalah penghasil tembakau yang patut diperhitungkan hasil produksinya, produktivitas tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung pada masa panen 2011 diperkirakan meningkat sekitar 50% dibandingkan tahun 2010. Kepala dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin, mengatakan, peningkatan produktivitas tersebut karena cuaca yang mendukung bagi tanaman tembakau, yakni musim kemarau kering. Dia memperkirakan, produktivitas tanaman tembakau pada tahun ini sekitar 0,56 ton per hektar hingga enam ton per hektar tembakau rajangan kering per hektarnya ini karena didukung cuaca yang bagus sehingga produktivitas bisa optimal. Berbeda pada masa tanam 2010 dengan musim kemarau basah mengakibatkan banyak petani mengalami kegagalan dalam budidaya tembakau. Budidaya tembakau di Temanggung ini memiliki lahan yang cukup luas, dikarenakan jenis tanah yang sangat mendukung untuk ditanami tembakau, dataran tinggi yang ada diperkirakan sangat cocok untuk ditanami tembakau cuaca yang ada di Temanggung pun sangat mendukung budidaya tembakau ini karena di sana terdapat beberapa Gunung sehingga menjadikan Temanggung berudara lembab yang sangat cocok bila ditanami tembakau. Letak tanaman tembakau sangat mempengaruhi jenis tembakau yang akan dihasilkan, beberapa petani mengatakan bahwa semakin tembakau berada pada ketinggan yang maksimal maka tembakau yang dihasilkan juga akan semakin bagus kualitasnya, kualitas tembakau yang bagus ini akan meningkatkan harga tembakau dan menambah kesejahteraan bagi petaninya.

4 Tabel 1.1 Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Perkebunan Tembakau di Kabupaten Temanggung tahun 2009 Kecamatan Tembakau (kering) Luas (Ha) Produksi (ton) Parakan 874,00 524,40 Kledung 1.905,50 1.246,40 Bansari 1.329,00 817,34 Bulu 1.627,00 976,20 Temanggung 1.242,00 745,20 Tlogomulyo 284,40 159,26 Trmbarak 568,00 340,80 Selopampang 433,00 259,80 Kranggan - - Pringsurat - - Kaloran 5,00 3,00 Kandangan 27,50 12,65 Kedu 325,00 152,75 Ngadirejo 1.683,00 1.058,00 Jumo 222,50 140,18 Gemawang - - Candiroto 450,00 287,55 Bejen - - Tretep 1.568,00 998,31 Wonoboyo 496,00 297,60 Sumber : BPS Jawa Tengah (Temanggung Dalam Angka), 2009. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dikatakan bahwa Kabupaten Kledung merupakan penghasil tembakau terbesar di Kabupaten Temanggung. Karena Kledung juga mempunyai lahan yang luas untuk perkebunan tembakau. Kecamatan Kledung memiliki 12 desa atau kelurahan dan masing-masing warga desanya bermata pencaharian sebagai petani. Beberapa desa yang ada di Kecamatan Kledung tidak memiliki lahan perkebunan tembakau.

5 Tabel 1.2 Luas Lahan dan Produksi Tembakau di Kecamatan Kledung tahun 2009 Nama Desa Luas Produksi Produktivitas Lahan (ha) (ton) (ton/ha) Kalirejo 59 35,4 0,6 Paponan 69 41,4 0,6 Jaketro 182,55 122,3 0,67 Kwadungan Gunung 187,44 131,2 0,7 Kwadungan Jurang 12 7,9 0,66 Tlahap 301,12 120,4 0,4 Petarangan 36 25,9 0,72 Canggal 206,11 127,79 0,62 Jambu 34,2 20,4 0,6 Kruwisan 156 93,6 0,6 Batusari 95 57 0,6 Tuksari 250,44 190,3 0,76 Kledung 221,47 155 0,7 Sumber: Kledung Dalam Angka (2009). Dapat dilihat Dari tabel 1.2 bahwa Desa Tlahap memiliki produktivitas yang paling rendah daripada desa lainnya yaitu sebesar 0,4, dengan luas lahan 301,12 ha yang merupakan lahan terluas di Kecamatan Kledung. Menurut wawancara yang saya lakukan di Desa Tlahap, rendahnya produktivitas ini dikarenakan semakin berkurangnya tenaga kerja yang menjadi petani tembakau, beberapa pemuda memilih untuk melanjutkan belajar di luar kota, seperti Yogyakarta, Semarang dan Jakarta. Pekerja yang ada pun tidak sepenuhnya bekerja pada merawat tembakau saja karena selain tembakau mereka juga menanami lahannya dengan tanaman lain sehingga mereka tidak punya waktu yang maksimal untuk merawat tembakaunya. Luas lahan yang ada di Desa Tlahap pun tidak sepenuhnya ditanami tembakau karena para petani menanami hasil pertanian lain seperti sayur-sayuran dan kebutuhan pokok lainnya. Selain masalah tenaga kerja dan luas

6 lahan di Tlahap juga mengalami kesulitan dalam hal modal kerja karena jika produktivitas mereka menurun pendapatan mereka pun akan berkurang, hal ini akan menyebabkan kurangnya modal kerja untuk melanjutkan penanaman dan pengolahan tembakau dimusim selanjutnya. Hal ini akan mengakibatkan petani kesulitan dalam proses produksi tembakau selanjutnya sehingga sebisa mungkin petani dapat memperoleh modal kerja yang cukup untuk produksi selanjutnya. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan secara empiris dengan mengaplikasikan fungsi produksi Cobb-Douglass dalam pertanian tembakau di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Pengamatan yang dilakukan terhadap 50 petani tembakau difokuskan pada analisis return to scale antar faktor produksi. Analisis returns to scale ditunjukan untuk mengetahui proporsi peningkatan faktor atas input yang menghasilkan peningkatan produksi atau output. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga terhadap produksi tembakau kering. 2. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi tembakau kering. 3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap produksi tembakau kering. 4. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja, luas lahan, dan modal secara bersama terhadap produksi tembakau kering.

7 1.3. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap produksi tembakau kering. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi tembakau kering. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap produksi tembakau kering. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal secara bersama-sama terhadap produksi tembakau kering. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1. Penelitian ini adalah sebagai penanggungjawaban akademis dalam memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada Fakults Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta. 2. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Temanggung dalam menentukan kebijakan mengenai kesejahteraan petani tembakau di Desa Tlahap, Temanggung. Sebagai masukkan bagi para petani tembakau dalam upaya menaikan tingkat produksi. 3. Sebagai gambaran dan perbandingan bagi peneliti lain yang terkait dengan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi.

8 1.5. Hipotesis 1. Variabel tenaga kerja diduga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah produksi tembakau kering. 2. Variabel luas lahan diduga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah produksi tembakau kering. 3. Variabel modal kerja diduga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah produksi tembakau kering. 4. Tenaga kerja, luas lahan dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap jumlah produksi tembakau kering. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika dalam studi kasus ini dibagi dalam beberapa bab, secara umum pembagian bab tersebut sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah penelitian (definisi operasional), tujuan dan manfaat penelitian, hipotesa dan metode penelitian. Bab II :Tinjauan Pustaka Bab ini memuat mengenai landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yaitu teori produksi. Bab III :Metode Penelitian Bab ini berisi mengenai prosedur dan alat analisis yamg digunakan dalam penelitian.

9 Bab IV :Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil dari penelitian yang dilakukan Bab V :Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan implikasi dari seluruh analisis dalam penelitian sekaligus memuat saran-saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi produsen tembakau.