BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan sertifikasi pendidik bahwa ketentuan sertifikasi, syarat sertifikasi guru dalam jabatan, seorang guru pada lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur formal harus memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma IV atau Sarjana (S1) Pendidikan Anak Usia Dini. Sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam memacu pada semua jenjang pendidikan maka Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Dalam melakukan pekerjaan mengajar dan mendidik secara profesional, program sertifikasi guru memberi jaminan terhadap perbaikan kinerja mengajar guru, dan kompetensi guru. Tanpa sertifikasi guru akan banyak orang merasa bisa menjadi guru dengan mudah tanpa melalui pendidikan khusus yang disyaratkan. Guru mengikuti program sertifikasi diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang dijadikan barometer mutu. Bagi guru yang telah lulus sertifikasi merupakan kumpulan guru dengan kualitas tinggi. Kinerja mengajar guru yang sudah 1

2 bersertifikasi menjadi cermin bagi guru yang belum bersertifikasi maupun calon-calon guru. Tujuan sertifikasi guru di samping meningkatkan kesejahteraan guru, yang terutama adalah meningkatkan kompetensi guru. Guru bersertifikasi harus mempunyai kapasitas pengetahuan, sikap dan kinerja mengajar yang lebih baik dari pada sebelum guru tersebut bersertifikasi. Guru bersertifikasi diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik, lebih mencintai profesinya dan pada tujuan akhir prestasi belajar siswa meningkat. Tetapi ada pihak yang meragukan program sertifikasi yang dilakukan melalui jalur portofolio, diklat dan pendidikan profesi tidak mampu menjadi penjaring kualitas guru sehingga guru-guru yang telah lulus sertifikasi belum bisa memberi gambaran guru yang berkualitas. Dilain pihak guru yang telah lulus sertifikasi dan telah menerima tunjangan belum bisa menampakkan perbaikan kinerjanya. Guru sebagai pendidik memiliki peranan sentral dalam dunia pendidikan karena turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam studinya. Kinerja mengajar guru dalam melaksanakan pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Hanif, (2004) menyatakan bahwa kualitas proses dan hasil pendidikan dipengaruhi oleh kinerja guru, karena keseluruhan bangunan akan goyah apabila kinerja dari guru rendah dan tidak efektif. 2

3 Guru Pendidikan Anak Usia Dini dituntut untuk memiliki kinerja mengajar yang baik dan profesional, artinya pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan menjadi sumber penghasilan kehidupan, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Bekerja keras dan selalu berupaya untuk menunjukkan bahwa pekerjaan guru merupakan suatu profesi dengan menunjukkan bukti kompetensi dan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan masyarakat. Guru dalam melaksanakan tugas selalu menunjukkan kualitas profesionalismenya dengan berkeinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar yang ideal, meningkatkan dan memelihara citra profesi. Ada keinginan untuk selalu mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan, mengejar kualitas dan citacita profesi, dan memiliki kebanggaan terhadap profesinya (Zainal Aqib, 2007). Data sekunder di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung tentang keadaan kualifikasi pendidikan dan jumlah guru Taman Kanak-Kanak yang sudah bersertifikasi dan yang belum bersertifikasi, sebagai berikut: 3

4 No Tabel 1.1 Data kualifikasi dan sertifikasi Guru TK Kabupaten Temanggung Tahun 2013 Kecamatan Jml TK Jml Gr Pendidikan SLA D2 S1 Guru Sudah Serti fikasi Guru Belum Serti fikasi 1 Temanggung Telogomulyo Kranggan Tembarak Selopampang Pringsurat Kandangan Kaloran Kedu Bulu Parakan Kledung Bansari Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Wonoboyo Bejen Tretep Jumlah Persen 48,14 23,64 29,48 12,08 87,92 Sumber: Data sekunder Dinas pendidikan Kab. Temanggung Pada Tabel 1.1 menjelaskan bahwa keadaan guru TK pada satuan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung adalah: dari 20 Kecamatan dengan jumlah 312 TK, 753 orang guru, sebagian besar berpendidikan jenjang SLA 362 4

5 orang guru (48,41%). Sedangkan guru yang sudah bersertifikasi 91 orang guru (12,08), guru yang belum bersertifikasi 662 orang guru (87,92%). Hasil penelitian tim PGRI Jawa Tengah yang diungkapkan dalam seminar Hasil Penelitian Kinerja Guru yang Telah Lulus Sertifikasi Guru dalam Jabatan di Aula PGRI Jawa Tengah, menyatakan bahwa selain meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar sertifikasi pendidik secara signifikan juga meningkatkan kesejahteraan, martabat dan kompetensi pedagogik guru (Suara Merdeka, 2011). Penelitian Yanti (2012), tentang perbedaan tingkat kinerja mengajar guru yang sudah bersertifikasi di SMA Negeri Sekecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi, dengan hasil nilai rata-rata guru yang sudah diisertpfikasi (88,85), sedangkan guru yang belum disertifikasi dengan nilai rata-rata (79,15). Hasil uji beda ttest diperoleh nilai t sebesar (-2,497) dengan probabilitas (0,018). Oleh karena probabilitas lebih kecil dari (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata (mean) kinerja mengajar guru ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan kinerja mengajar guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi dapat dilihat melalui uji t dengan hasil thitung (-2,497) lebih besar dari ttabel (-2,040) dengan signifikansi (-2 tailed) = 0,018, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan 5

6 yang signifikan antara guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi. Sedangkan penelitian Asrori (2012) tentang analisis perbedaan kinerja mengajar guru dan faktorfaktor yang mempengaruhinya di Madrasah Aliyah Kota Bekasi, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru yang sudah sertifikasi dengan guru yang belum sertifikasi di Madrasah Aliyah di Kota Bekasi. Melalui uji beda mean dengan Anova satu jalan menunjukkan bahwa skor sebesar 0,875 dengan signifikansi 0,05, atau 0,875 lebih besar dari 0,05, artinya kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi memiliki varians yang sama. Dengan demikian guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi tidak ada perbedaan. Temuan penelitian yang bertolak belakang antara Yanti (2012) dengan Asrori (2012) membutuhkan kepastian ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang telah bersertifikasi dengan yang belum bersertifikasi sehingga diperlukan adanya penelitian ulang. Peneliti melakukan penelitian awal pada TK UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung dikarenakan: (1) dua penelitian sebelumnya dilakukan di satu lembaga/sekolahan dengan jenjang pendidikan dan kualifikasi pendidikan guru yang sama (MA, dan SMA); (2) peneliti belum menemukan penelitian sejenis yang dilakukan di TK, (3) penelitian yang akan dilakukan 6

7 dengan responden guru TK. Oleh karena itu untuk prapenelitian dilakukan di enam lembaga/sekolahan TK dengan jenjang pendidikan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, dengan maksud agar lebih bervariasi. Adapun penelitian yang akan dilakukan di TK sebagai guru kelas dengan kualifikasi pendidikan yang berbeda jenjangnya (SLA, D2, S1). Pra penelitian dilakukan kepada 24 orang guru TK pada bulan September 2013, yang terdiri dari 12 orang guru TK yang sudah bersertifikasi dan 12 orang guru TK yang belum bersertifikasi dengan menyebarkan skala kinerja mengajar guru bagian dari Teacher Job Performance Scale yang disusun oleh Hanif (2004). Dalam pra-penelitian dengan menggunakan lima skala liket yaitu: (1) Sangat tinggi, (2) Tinggi, (3) Sedang, (4) Rendah, (5) Sangat rendah. Adapun hasil pra-penelitian dilaporkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Kinerja Mengajar Guru TK yang Bersertifikasi dan Guru TK yang Belum Sertifikasi Kategori Sangat Tinggi Skor Guru Bersertifikasi Guru Belum Bersertifikasi Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosen tase ,67 % 5 41,67% Tinggi ,33 % 4 33,33 % Sedang ,00 % 2 16,67 % Rendah % 1 8,33 % Sangat Rendah % 0 0 % Total % % Sumber: Data primer diolah tahun

8 Data pada Tabel 1.2 pada umumnya guru TK yang sudah bersertifikasi mempunyai kinerja mengajar pada kategori Sangat Tinggi (41,66%), dan guru TK yang belum bersertifikasi pada umumnya juga mempunyai kinerja mengajar pada kategori Sangat Tinggi (41,66%). Hasil prapenelitian menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Temuan ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Yanti (2012). Berdasarkan hasil pra-penelitian, hasil penelitian Yanti (2012), dan Asrori (2012) terdapat perbedaan hasil, dan kontradiksi, sehingga membuat penulis tertarik melakukan penelitian ulang dengan populasi yang lebih luas/lebih banyak untuk dapat membuktikan secara empiris adakah perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertififikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak yang bersertifikasi dengan Guru yang belum bersertifikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung? 8

9 1.3 Tujuan Penelitiaan Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: untuk mengetahui signifikansi perbedaan kinerja mengajar guru Taman Kanak-kanak yang bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritik Bila hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yanti (2012). Bila hasil penelitian ini menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertifikasi, maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Asrori (2012) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini memberi masukan bagi guru, sekolah pengurus yayasan tentang ada tidaknya perbedaan kinerja mengajar guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertifikasi, serta untuk membuat kebijakan peningkatan profesionalitas guru berkelanjutan. 9

10 1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab, yaitu: Bab I Memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan; Bab II Berisi landasan teoritik terdiri atas pengertian kinerja mengajar guru, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, pengukuran kinerja mengajar guru, guru bersertifikasi terdiri dari prosedur guru bersertifikasi, hakikat guru bersertifikasi, kompetensi guru bersertifikasi, peran guru bersertifikasi, guru TK belum bersertifikasi terdiri dari kedudukan guru yang belum bersertifikasi, kompetensi guru yang belum bersertifikasi, peran guru yang belum bersertifikasi, kajian yang relevan dan hipotesis penelitian; Bab III Menjelaskan tentang metode penelitian, yaitu jenis dan lokasi penelitian, variabel dan model penelitian, Tehnik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan jenis data dan teknik analisis data; Bab IV Berisi paparan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas karakteristik responden, analisis data, analisis perbedaan variabel penelitian, uji hipotesis, pembahasan; Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran. 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi mutu pendidikan di Indonesia dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara negara tetangga di Asia Tenggara lainnya. Harian Kompas, 03 Maret 2011 melansir

Lebih terperinci

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9. Januari sampai dengan Desember 2013 adalah sebanyak 124 hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. g. Penggunaan Dilihat dari jenis penggunaan lahan kawasan budidaya terdiri dari penggunaan untuk sawah, permukiman/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

Penutup. Sekapur Sirih

Penutup. Sekapur Sirih Penutup Sensus Penduduk 2010 merupakan kegiatan besar bangsa Indonesia melibatkan petugas yang banyak. Hasil sensus sangat penting untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan. Melalui perencanaan yang matang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden diungkap dari aspek jenis kelamin, usia, kualifikasi akademik, status kepegawaian, masa kerja, dan golongan yang

Lebih terperinci

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB. dibandingkan dengan garis kemiskinan yang merupakan rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum pangan dan non pangan esensial, nilainya lebih tinggi sehingga dapat asumsikan

Lebih terperinci

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 2008-2112 Uraian 1 Bekerja 154.014 151.073 168.531 147.789 n.a 2 Mencari Kerja 6.113 7.013 8.699 12.145 n.a 3 Angkatan Kerja 162.135 160.095 177.230 161.945 n.a 4 Partisipasi Angkatan Kerja (%) 95,0 94,4

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG SK TIM TEKNIS PWK PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) Jl. Jend. A. Yani Nomor 32 Telp. 0293 492154, Fax. 0293 491801 TEMANGGUNG KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA NOMOR : 500 / / 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan sebuah bangsa. Sehingga, mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat

Lebih terperinci

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung Tabel 2.17. Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam No Jenis Bencana Alam Kecamatan 1 Potensi Tanah Longsor Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Gemawang, Kandangan, Jumo, Bansari, Kledung, Kaloran, Kranggan,

Lebih terperinci

yaitu 44 partai seperti tercantum pada tabel

yaitu 44 partai seperti tercantum pada tabel pada tabel 2.161. Tabel 2.161. Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah 2008-2103 Kriteria 1 Jumlah kegiatan 1 1 1 1 1 2 Sumber : Disbudparpora 2013. 3) Jumlah partai politik Jumlah partai politik di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden diungkap dari aspek jenis kelamin, kualifikasi akademik, status kepegawaian, dan status sertifikasi yang dapat

Lebih terperinci

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN Piramida Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2010 21 Tabel 3.1.1 Penduduk Kabupaten Temanggung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Kelompok Umur (1) (2)

Lebih terperinci

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM PETA WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 1 LETAK GEOGRAFI Kabupaten Temanggung terletak antara : 110 o 23' - 110 o 46'30" Bujur Timur 7 o 14'

Lebih terperinci

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator Mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan yang layak dan berwawasan lingkungan. Pada misi III yaitu mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan dan perkotaan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 555/ 318 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Kabupaten Temanggung secara geografis terletak antara garis 110 0 23-110 0 00 30 Bujur Timur dan antara garis 07 0 10-07

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG a BUPATI TEMANGGUNG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan JUMLAH REALISASI DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN R S U D P U BAPPEDA DINHUBKOMINFO B L H

Perencanaan Pembangunan JUMLAH REALISASI DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN R S U D P U BAPPEDA DINHUBKOMINFO B L H GGARAN 2015 MENURUT DAN ORGANISASI REKAP APBD DINAS / 1 Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Umum Perencanaan Pembangunan Perhubungan Lingkungan Hidup Kependudukan & Capil KB dan Kel. Sejahtera Sosial Tenaga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan semakin

Lebih terperinci

HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG

HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG No. Kecamatan Desa Jenis Kegiatan LAYAK SANGAT MENDESAK (LSM) I II III IV 1 Kedu Bandung

Lebih terperinci

a. Gaji dan Tunjangan Belanja Sosial a. Jaminan Kesehatan Temanggung Belanja Hibah Urusan Kesehatan

a. Gaji dan Tunjangan Belanja Sosial a. Jaminan Kesehatan Temanggung Belanja Hibah Urusan Kesehatan PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 KABUPATEN TEMANGGUNG BAGIAN BULAN :Agustus 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH: Dinas Kesehatan Jumlah No Belanja Tidak Langsung 1 Belanja Pegawai Nama

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Letak Geografis Secara geografis Kabupaten Temanggung terletak antara 110 23 110 46 30 bujur timur dan 7 14 7 32 35 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru yang dibarengi dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS.PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalari Pahlawan No 100, Telp/Facs , Kode Pos TEMANGGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS.PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalari Pahlawan No 100, Telp/Facs , Kode Pos TEMANGGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS.PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalari Pahlawan No 100, Telp/Facs 0293-491148, Kode Pos 56212 TEMANGGUNG KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25 Tahun 2000 mensyatakan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan rakyat berlandaskan sistem

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Tengah mempunyai dua puluh sembilan kabupaten dan enam kotamadya, salah satu kabupaten tersebut

Lebih terperinci

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42. Tabel 2.41. Perhitungan Indeks Gini Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Kelompok Jumlah Rata-rata % Kumulatif Jumlah % Kumulatif Xk-Xk-1 Yk+Yk-1 (Xk-Xk-1)* Pengeluaran Penduduk Pengeluaran Penduduk Pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung 1 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran umum Kabupaten Temangung 2.1.1 Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah dengan bentangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kompetensi tertentu, yang terukur dan teruji melalui prosedur

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**)

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**) SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 ============================= *) Makalah disampaikan dalam Seminar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa persepsi guru yang belum sertifikasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan 3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014 Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikan, ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi kewenangan pemerintah pusat. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup turun drastis pada tahun 2011, hal ini karena kasus kematian ibu

Lebih terperinci

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial 3.1. KABUPATEN TEMANGGUNG Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial budaya masyarakat dalam kesatuan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global

Lebih terperinci

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009) PROFESIONALISME GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Kardiawarman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl. Setiabudi No. 229-Bandung, Jawa Barat e-mail: yaya_kardiawarman@yahoo.com (Invited Speaker dalam Seminar

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAU BAPELUH 79. SKPD : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN. Prakiraan Maju Rencana Tahun Rencana Tahun 2015

DAU BAPELUH 79. SKPD : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN. Prakiraan Maju Rencana Tahun Rencana Tahun 2015 79. SKPD : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN No Daerah, dan Pagu URUSAN PERTANIAN A BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Hibah Urusan 264.000.000 113.000.000 50.000.000 50.000.000-264.000.000 a. Bantuan Hibah Replikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin

Lebih terperinci

LONTAR: MEMBANGUN LITERASI LINTAS SEKOLAH

LONTAR: MEMBANGUN LITERASI LINTAS SEKOLAH LONTAR: MEMBANGUN LITERASI LINTAS SEKOLAH Disajikan dalam Simposium Nasional Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Jenjang pendidikan menengah Drs. Hendro Martono, M.Pd. NIP 19640329 198703 1 006 Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan anak, pendidikan di Taman kanak-kanak memegang peranan yang sangat penting. Alasan pendidikan di taman kanak-kanak: (1) memberikan rangsangan pendidikan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan karena guru adalah the man behind the gun yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan karena guru adalah the man behind the gun yang memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan melibatkan berbagai komponen sehingga pendidikan sebagai proses dapat berlangsung. Komponen utama pendidikan (pembelajaran) di sekolah setelah anak didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Mutu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Mutu pendidikan ditentukan oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi isu sentral dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.

Lebih terperinci

Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015

Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015 7 SKPD : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN No Urusan/Bidang Urusan Indikator Rencana Tahun 2014 Alokasi Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015 Pemerintahan Daerah, dan Kinerja Program/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakekat pendidikan adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan adalah cara yang strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI

2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan suatu lembaga perguruan tinggi yang mempersiapkan berbagai tenaga pendidik profesional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tersedianya sumber daya manusia guru dan kinerja yang berkualitas dalam penyelenggaraan proses pendidikan adalah salah satu elemen kunci yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Oleh sebab itu, guru sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sumberdaya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan perwujudan dari sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan proses pembangunan nasional, tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang dengan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING

KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING Ari Kurniawan, Mochamad Hariadi S2 Teknik Elektro (Telematika), Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN ATAU DIDIRIKAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam meningkatkan kualitas kehidupan, dan merupakan faktor penentu perkembangan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan tenaga pengajar di sekolah mengemban tiga tugas pokok, yaitu mendidik, membimbing dan mengajar/melatih

Lebih terperinci

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015 Analisis Profesionalitas Guru KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015 PENDAHULUAN KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN GURU Kedudukan: Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN, MASA TUGAS DAN MUTASI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM DI KUA KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG. A. Sekilas tentang KUA Kec. Parakan Kab.

BAB III PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM DI KUA KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG. A. Sekilas tentang KUA Kec. Parakan Kab. BAB III PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM DI KUA KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG A. Sekilas tentang KUA Kec. Parakan Kab. Temanggung Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Parakan adalah salah satu dari 20

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 26 orang kepala sekolah, baik berstatus negeri maupun swasta dan 27 guru kelas di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci