Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Bandar Udara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)

DAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI

TUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

ICAO (International Civil Aviation Organization)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai

ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

parameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku atau rigid pavement adalah jenis perkerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bandar Udara

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Physical Characteristics of Aerodromes

BAB IV PRESENTASI DATA DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA

LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM. Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

Analisis Disain Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

2.3 Dasar - Dasar Perancangan Tebal Lapis Keras Lentur Kapasitas Lalulintas Udara 20

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA RENDANI DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

1) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, FTSP-ITB, Bandung, dan Jurusan Teknik Sipil, FT-Untar, Jakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

Selain digunakan untuk operasional penerbangan

ANALISIS DESAIN STRUKTUR PERKERASAN KAKU LANDASAN PESAWAT UDARA BERDASARKAN METODA ICAO TESIS ARIE FIBRYANTO NIM :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield. Djunaedi Kosasih 1)

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

1.1. Latar Belakang Masalah 1

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

Sebagian FAKULTAS TEKNIKK. Number)

TUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

Transkripsi:

Bandar Udara Eddi Wahyudi, ST,MM

PENGERTIAN Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

KLASIFIKASI BANDARA Bandara Internasional Bandara Domestik Bandara Perintis

Bandara Internasional Melayani angkutan langsung dari dan ke luar negeri Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing B747 atau Airbus 300 Memiliki daerah komersil Memiliki fasilitas pemeliharaan Memiliki tempat parkir yang luas

Dubai Internaional Airport

Doha International Airport

Boeing 747-100

Boeing 747-400ER

Airbus 300

SPESIFIKASI B 747 Dimensi B747-100 (versi pertama) B747-400ER (versi terakhir) Panjang 70,7 m 70,7 m Lebar (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan) 59,6 m 64,4 m Tinggi 19,3 m 19,4 m Luas sayap 511 m² 541 m² Berat bersih 162,4 ton 180,8 ton Berat maksimum untuk terbang 340,2 ton 412,8 ton Kecepatan maksimum 967 km/h 939 km/h Jarak maksimum 9.040 km 14.200 km Kapasitas kargo 170,6 CBM (5 palet + 14 LD1s) 158,6 CBM (4 palet + 14 LD1s) Contoh mesin 4 Pratt & Whitney JT9D masing masing dengan gaya 209 kn 4 General Electric CF6-80 masing masing dengan gaya 274 kn

Bandara Domestik Melayani angkutan langsung dari dan ke daerah untuk menuju daerah sekitarnya Terhubung dengan bandara internasional Tempat transit menuju daerah terpencil Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing 737 atau Airbus (Jarak dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan: antara 28,3 m sampai 34,3 m (93,0 kaki - 112,6 kaki) (36 m untuk sayap lawi bagi -700, -800, - 900),Panjang: 31,2 m (102,5 kaki) (600), 39,5 m (129,5 kaki) (700, 800), 42,1 m (138,2 kaki) (900), Ketinggian ekor pesawat:12,6 m (41,3 kaki) (600), 12,5 m (41,2 kaki) (700, 800, 900), Berat maksimum saat lepas landas(takeoff): 65.090 kg (143.500 lb) (600), 79.010 kg (174.200 lb) (700, 800, 900)) Memiliki bangunan terminal cukup luas Memiliki fasilitas pemeliharaan kecil Memiliki beberapa daerah komersil

Sam Ratulangi Manado

Boeing 737-400

Boeing 707-900ER

Bandara Perintis Melayani angkutan penerbangan untuk daerah terpencil Kapasitas hanya untuk pesawat ringan (CN-235, F27 atau Casa 212 Memiliki landasan pacu sempit dan pendek Memiliki terminal kecil atau tidak ada terminal Terdapat beberapa bangunan untuk pelayanan, contoh : Bandar Lampung, Cilacap, Luwuk, Bontang, Lhokseumawe

CN 235

Casa 212

Fokker F-27

Konfigurasi Lapangan Udara Landasan parkir (apron) Bahu jalan (paved shoulder) Landasan pacu (runway) Turning area Terminal Landing area Landing strip

Konfigurasi Lapangan Udara Apron Pada umunya apron dibuat berdekatan dengan terminal kedatangan dan hanggar. Luas apron tergantung dari faktor : ukuran pesawat, gate position, sistem parkir pesawat

Apron

Konfigurasi Lapangan Udara Holding Apron Holding Apron dibuat dengan luasan besar agar pesawat yang tidak berhasil take off dapat melewatinya tanpa hambatan

Konfigurasi Lapangan Udara Holding Bay Seperti apron tetapi dengan ukuran lebih kecil untuk penyimpanan pesawat sementara waktu

Run Way

Konfigurasi Lapangan Udara Taxiway Fungsi utama taxiway adalah merupakan akses jalan dari runway ke areal terminal dan hanggar

Taxiway

Landing strip

Konfigurasi Lapangan Udara Terminal area Pengertian terminal termasuk didalamnya terminal itu sendiri, bangunan operasional, areal parkir kendaraan bermotor, hangar untuk servis pesawat dan lain-lain

Terminal area & Apron

Terminal Area & Apron

Macam Berat Pesawat Untuk merencanakan tebal perkerasan perlu diketahui komponen-komponen berat pesawat yang mempengaruhi pada saat take off atau landing Bobot operasi kosong Muatan Bobot dengan bahan bakar kosong Bobot maksimum pada saat ramp Bobot maksimum saat take off Bobot maksimum saat landing

Konfigurasi Lapangan Udara Single runway L / TO L / TO Terminal Area

Konfigurasi Lapangan Udara Parallel runway L / TO L / TO Terminal Area L / TO L / TO

Konfigurasi Lapangan Udara Dual-lane runway L / TO L / TO L / TO L / TO Terminal Area L / TO L / TO L / TO L / TO

Konfigurasi Lapangan Udara Intersecting runway L TO

Konfigurasi Lapangan Udara Open V runway TO L Terminal Area

Desain Perkerasan Lapangan Udara Flexible pavement Rigid pavement Flexible Rigid Biaya Murah Pemeliharaan mahal Pelaksanaan Sulit Lebih mudah Mendukung beban Baik (untuk dinamis) Kurang (untuk statis) Kenyamanan Baik Kurang

1. Konstruksi Perkerasan lentur (Flexible Pavement) Aspal sebagai pengikatnya dan lapisan-lapisan bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. 2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. 3. Konstruksi Perkerasan Komposit (composite pavement) Perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau sebaliknya.

FLEXIBLE PAVEMENT Those which are surfaced with bituminous (or asphalt) materials. These types of pavements are called "flexible" since the total pavement structure "bends" or "deflects" due to traffic loads. A flexible pavement structure is generally composed of several layers of materials which can accommodate this "flexing". Flexible pavements comprise about 93 percent of U.S. paved roads (about 98 percent of Hawai'i roads)

RIGID PAVEMENT Those which are surfaced with portland cement concrete (PCC). These types of pavements are called "rigid" because they are substantially stiffer than flexible pavements due to PCC's high stiffness. Rigid pavements comprise 7 percent of U.S. paved roads (about 2 percent of Hawai'i roads)

Karakteristik Pesawat Berat Ukuran Konfigurasi roda Kapasitas penumpang

Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal perkerasan Besar dan kapasitas pesawat (MTOW, main landing gear dan gear configuration) Volume lalu lintas udara Konstruksi pembebanan pada daerah tertentu Kualitas tiap-tiap lapis perkerasan Daya dukung tanah dasar

Konfigurasi Roda Pesawat Single gear aircraft Wheel load = 0,95 x MTOW 2

Single wheel

Konfigurasi Roda Pesawat Dual gear aircraft Wheel load = 0,95 x MTOW 4

Dual wheel

Konfigurasi Roda Pesawat Dual tandem gear aircraft Wheel load = 0,95 x MTOW 8

Tandem wheel

Konfigurasi Roda Pesawat Complex Dual Tandem aircraft Wheel load = 0,95 x MTOW 10

Complex dual tandem wheel

Konfigurasi Roda Pesawat

Konversi Nilai Roda Pendaratan Konversi dari tipe roda pendaratan Ke tipe roda pendaratan Volume lalu lintas dikalikan Single wheel Dual wheel 0,8 Single wheel Dual tandem 0,5 Dual wheel Dual tandem 0,6 Double dual tandem Dual tandem 1,0 Dual tandem Single wheel 2,0 Dual tandem Dual wheel 1,7 Dual wheel Single wheel 1,3 Double dual tandem Dual wheel 1,7 logr1 = logr2 (W2/W1) R1 : jumlah keberangkatan setiap tahun dari pesawat rencana R2 : jumlah keberangkatan hasil konversi ke satu tipe roda pendaratan dari pesawat rencana W1 : berat roda pesawat rencana W2 : berat roda pesawat dimaksud

Prosedur perencanaan tebal berdasarkan metode FAA 1. Tentukan data beban pesawat Macam pesawat yang beroperasi di bandara tersebut Tentukan MTOW Tentukan prediksi jumlah penerbangan tahunan Tentukan konfigurasi roda pendaratan Hitung berat roda 2. ditentukan desain pesawat rencana berdasarkan : Prediksi jumlah penerbangan tahunan terbesar Tentukan konfigurasi roda pesawat rencana Tentukan faktor konversi roda pendaratan terhadap pesawat rencana Menghitung nilai konversi masing-masing konfigurasi roda pendaratan terhadap pesawat rencana yang dihitung menggunakan formula 3 Menghitung prediksi jumlah keberngakatan pesawat ekivalen terhadap rencana (R1) menggunakan rumus 1

Prosedur perencanaan tebal berdasarkan metode FAA 3. Konversi CBR sub grade menjadi k on top sub grade Data yang diperlukan CBR sub grade Konversikan CBR sub grade menjadi k on top sub grade menggunakan grafik CBR vs K on top sub grade Diperoleh nilai k on top sub grade Kemudian dengan menggunakan grafik 2-5 dengan melakukan trial and error tebal sub base > 10cm dan data k on top sub grade di atas, maka diperoleh nilai k on top sub base Hitung berat roda 4. Menghitung tebal slab beton Data yang diperlukan : konfigurasi roda, MTOW yang telah dikonversi ke lbs, annual departures, kuat lentur beton (psi) dan k on top sub base Gunakan grafik 3-14 s.d. 3-22 diperoleh tebal slab beton (in)

Tulangan Susut Perkerasan Rigid Luas total tulangan baja yang diijinkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : A s = 0,206.L (L.t) F s A s = luas tulangan susut per lebar slab beton (cm 2 /m 2 ) L = panjang atau lebar slab, jika tidak diketahui diambil 5 x 5 t = tebal slab beton (m) F s = kuat lentur baja (1200 atau 1300 kg/cm 2 )

Angka Konversi 1 inch = 2,54 cm 1 lb (pound) = 0,4536 kg 1 psi (lb/inch 2 ) = 0,07 kg/cm 2 1 pci (lb/inch 3 ) = 0,0277 kg/cm 3

Contoh Perencanaan Tebal Perkerasan Akan dilakukan penilaian terhadap sebuah bandar udara internasional yang direncanakan menggunakan perkerasan flexible untuk daerah runway (panjang 2km dan lebar 45km) dan rigid untuk daerah apron (panjang 250m, lebar 150m). Data-data yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut ini : Jenis Pesawat B 727-100 B 727-200 B 707-320B DC 9-30 CV 880 B 737-200 L 1011-100 B 747-100 Tipe Roda Dual Dual Dual tandem Dual Dual tandem Dual Dual tandem Double Dual tandem Prediksi Jumlah Penerbangan Tahunan 3.760 9.080 3.050 5.800 400 2.650 1.710 85 MTOW (Kg) 72.600 86.400 148.290 49.000 83.705 52.378 204.120 317.800 CBR untuk sub grade adalah 6% dan CBR untuk subbase adalah 20%, kuat lentur slab beton 50kg/cm 2 (710psi)

Perhitungan Perkerasan flexible Menentukan tipe roda pendaratan pesawat rencana berdasarkan prediksi jumlah penerbangan tahunan. Dari tabel 4 dipilih jenis pesawat B 727-200 sebagai pesawat rencana (dilihat dari prediksi penerbangan tahunan terbesar). Tipe roda pendaratannya adalah dual gear, sehingga prediksi jumlah penerbangan tahunan harus dikalikan dengan angka konversi sebagai berikut:

Perhitungan

Menghitung Annual Departure Pesawat Rencana Faktor konversi : 1. Dual wheel dual wheel = 1, 2. Dual tandem wheel dual wheel = 1,7 3. Double dual wheel dual wheel = 1,7 W 2 = 0,95 x MTOW x 1/m x 1/n m = main landing gear, n = jumlah roda untuk tiap roda pendaratan

Perhitungan

1 2 3 4 5

Perhitungan

1 2 3 4 5