BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

TUGAS AKHIR RC

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM GANDA PADA WILAYAH GEMPA KUAT

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON ABSTRAK

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

menggunakan ketebalan 300 mm.

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM

BAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,

TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI PERENCANAAM GEDUNG PERKULIAHAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA DI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA DAN BETON

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL BIASA DAN PROFIL KASTELA PADA PROYEK GEDUNG PGN DI SURABAYA.

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

Perencanaan Struktur Tangga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

Analisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

H 2 H 1 PERHITUNGAN KOLOM LENTUR DUA ARAH (BIAXIAL ) A. DATA BAHAN B. DATA PROFIL BAJA C. DATA KOLOM KOLOM PADA PORTAL BANGUNAN

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat, menyebabkan kebutuhan akan suatu sarana dan prasarana pendukung sangat diperlukan. Salah satunya adalah kebutuhan akan gedung perkantoran dan apartemen. Keterbatasan lahan menjadi salah satu alasan mengapa banyak dibangun gedung - gedung serbaguna yang memiliki fungsi sebagai perkantoran dan apartement. Seperti halnya dengan gedung Trilium, karena meskipun minimnya lahan yang tersedia, namun diharapkan fasilitas-fasilitas yang akan direncanakan dapat terpenuhi. Semakin tinggi suatu gedung, maka semakin besar pula kekuatan dan beban yang dipikulnya. Sehingga waktu pengerjaan yang diperlukan juga akan semakin lama. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dalam hal pemilihan material bahan. Dalam desain, material bahan yang akan digunakan memiliki peranan penting. Maka harus direncanakan dengan matang. Pemilihan material pula yang menjadi pertimbangan dalam hal kekuatan, kestabilan, efisiensi, serta nilai keekonomisan. Salah satu alternatif pemecahannya adalah penggunaan balok komposit yang merupakan campuran beton dengan baja profil, dimana pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang dialami suatu elemen struktur dipikul oleh besi tulangan tetapi pada struktur komposit ini gaya-gaya tarik yang terjadi pada suatu elemen struktur dipikul oleh profil baja. Balok komposit memiliki keunggulan dibandingkan dengan penggunaan material lainnya, yaitu : Balok komposit memiliki kapasitas untuk menahan beban lebih besar. Balok komposit dinilai cukup kuat dan ekonomis, mudah dalam hal pemasangan. Untuk proses pemeliharaan pada struktur komposit yang berselubung beton tidak membutuhkan pemeliharaan secara khusus. Penampang Profil baja yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan Profil baja murni pada rangka struktur. Sebagai bahan studi perencanaan akan dilakukan modifikasi terhadap struktur gedung Trilium. Awalnya gedung ini didesain dengan menggunakan struktur beton bertulang, yang selanjutnya akan dimodifikasi menggunakan Balok komposit dengan Sistem struktur Dual System, dimana mengkombinasikan antara Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa ( SRPMB ) dengan Concentric Braced Frame. Dengan adanya pengaku, dimensi dari rangka ( balok dan kolom ) dapat diperkecil. Sehingga dapat memperluas fungsi dari bangunan itu sendiri. Sistem rangka pengaku kosentris yang digunakan adalah inverted - V atau V dibalik. Salah satu keuntungan berbentuk inverted - V adalah susunannya masih memungkinkan untuk bukaan pintu maupun jendela. 1.2 Permasalahan Dalam modifikasi perencanaan struktur Gedung Trilium ini terdapat permasalahan-permasalahan yang timbul, antara lain : a. Bagaimana merencanakan dimensi struktur yang sesuai dengan LRFD. b. Bagaimana mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi. c. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom. d. Bagaimana merencanakan sambungan yang sesuai. e. Bagaimana merencanakan bracing tipe inverted V sebagai penerima gaya lateral bersama rangka? f. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dengan kondisi tanah dilapangan. g. Bagaimana cara mengaplikasikan hasil perhitungan kedalam bentuk gambar teknik. 1.3 Tujuan Adapun tujuan penulisan dari Tugas Akhir ini, yaitu : a. Merencanakan dimensi struktur yang sesuai dengan LRFD. b. Mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi. c. Mendapatkan dimensi struktur utama yang meliputi balok dan kolom. 1

d. Merencanakan sambungan yang sesuai. e. Merencanakan bracing tipe inverted V sebagai penerima gaya lateral bersama rangka f. Merencanakan struktur pondasi yang sesuai. g. Mengaplikasikan hasil perhitungan perencanaan kedalam bentuk gambar teknik. 1.4 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka untuk menghindari terjadinya penyimpangan pembahasan perlu dibuat pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah yang perlu digunakan dalam tugas akhir ini adalah : a. Desain dan evaluasi struktur mengacu pada AISC-LRFD dan SNI 03-1729-2002. b. Pembebanan dihitung berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. c. Beban gempa dihitung berdasarkan SNI 03 1726 2002. d. Tidak menghitung besarnya biaya dalam modifikasi gedung. e. Perencanaan tidak meliputi instalasi mechanical, electrical, plumbing dan saluran air. f. Program bantu yang digunakan adalah Etabs versi 9.2 dan Autocad. g. Perhitungan struktur pondasi hanya pada satu kolom yang memiliki beban terbesar. h. Tidak membahas metode pelaksanaan secara terperinci. 1.5 Manfaat Dalam penyusunan tugas akhir ini diharapkan agar dapat menjadi referensi atau contoh konkret penggunaan struktur komposit pada struktur utama dalam pembangunan suatu gedung, yang cukup banyak diterapkan pada berbagai pekerjaan struktur dalam bidang teknik sipil di indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Aksi komposit terjadi apabila dua batang struktural pemikul beban seperti pada pelat beton dan profil baja sebagai penyangganya (gambar 2.1.a) dihubungkan secara menyeluruh dan mengalami defleksi sebagai satu kesatuan seperti dalam gambar (2.1.b). Gam bar 2.1 Defl eksi Pad a Balo k Kom posit dan Non Komposit.(Sumber Salmon & Johnson 1996) 2.2 Balok komposit Balok adalah salah satu diantara elemen-elemen struktur yang paling banyak dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini akan menyebabkan balok melentur (Spiegel & Limbrunner,1998). Sebuah balok komposit (composite beam) adalah sebuah balok yang kekuatannya bergantung pada interaksi mekanis diantara dua atau lebih bahan (Bowles,1980). Beberapa jenis balok komposit antara lain : 2

a. Balok komposit penuh Untuk balok komposit penuh, penghubung geser harus disediakan dalam jumlah yang memadai sehingga balok mampu mencapai kuat lentur maksimumnya. Pada penentuan distribusi tegangan elastis, slip antara baja dan beton dianggap tidak terjadi (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.6). b. Balok komposit parsial Pada balok komposit parsial, kekuatan balok dalam memikul lentur dibatasi oleh kekuatan penghubung geser. Perhitungan elastis untuk balok seperti ini, seperti pada penentuan defleksi atau tegangan akibat beban layan, harus mempertimbangkan pengaruh adanya slip antara baja dan beton (SNI 03-1729-2002 Ps. 12.2.7). Single Diagonals Bracing Knee Bracing c. Balok baja yang diberi selubung beton Walaupun tidak diberi angker, balok baja yang diberi selubung beton di semua permukaannya dianggap bekerja secara komposit dengan beton, selama hal-hal berikut terpenuhi (SNI 03-1729-2002 Ps.12.2.8) Braced Frame dapat diartikan sebagai portal yang dilengkapi dengan batang penopang (bracing) yang bertujuan untuk mengurangi perpindahan lateral atau untuk memperoleh stabilitas struktur. Charles G. Salmon dan John E. Jonson (1999) menyatakan bahwa pada dasarnya kerangka berpenopang lebih tepat didefinisikan sebagai sebagai kerangka dimana tekuk goyangan (sideway buckling) dicegah oleh elemen-elemen topangan struktur tersebut dan bukan oleh kerangka struktural itu sendiri. Cross Bracing Inverted V Bracing K Bracing V Bracing Gambar 2.5 Tipe-Tipe Braced Frame 3

BAB III METODOLOGI 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 4.1. Perencanaan tangga 4.1.1. Data data Perencanaan Tangga lantai 1 19 tipikal : Ketinggian antar lantai : 420 cm Tinggi bordes : 210 cm Tinggi injakan (t) : 17,5 cm Lebar injakan ( i ) : 28 cm Jumlah tanjakan (Σt) 210 : = 12 buah 17,5 Jumlah injakan (Σi) : (Σt) 1 = 12-1 = 11 buah Lebar bordes : 150 cm Panjang bordes : 300 cm Lebar tangga : 150 cm 17, 5 Sudut Kemiringan (α) : arc tg = 32,01 0 28 Pelat Bordes t= 5 cm Balok Utama Tangga WF 200X100X4,5X7 Pelat Anak Tangga t = 3 mm Gambar 4.1 Denah Tangga 4

4.2 Perencanaan Plat Pada perencanaan struktur pelat direncanakan menggunakan bondek, Tebal Pelat Atap : 10 cm Tebal Pelat lantai 1 19 : 10 cm 50 50 Tulangan negatif φ 8-150 Tebal plat 0,8 mm Dimensi sangkar (car size) : inside : 1400 x 1250 mm 2 Outside : 1450 x 1415 mm 2 Dimensi ruang luncur : 1850 x 1900 mm 2 Dimensi ruang mesin : 1850 x 1900 mm 2 Balok Penumpu Lift alok Penggantung Lift Balok Anak 1m BALOK 2 m Gambar 4.2 pelat 4.3 Balok Anak Balok Anak Atap direncanakan menggunakan profil Wf 300X150X5,5X8 Balok Anak Lantai direncanakan menggunakan profil Wf 300X150X6,5X9 4.4 Perencanaan Lift Perencanaan balok lift meliputi balok balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift, yaitu terdiri dari balok penumpu dan balok penggantung lift. Untuk lift pada bangunan ini menggunakan lift yang diproduksi oleh Sigma elevator company, dengan data data sebagai berikut : Tipe lift : Simplex Merk : Sigma Kapasitas : 10 orang Lebar pintu (opening width) : 800 mm 2 m Gambar 4.3 Denah Perencanaan lift Balok Penggantung lift : WF 300 x 150 x 5,5 x 8 Balok Penumpu lift : WF 300 x 150 x 5,5 x 8 5

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA DAN SAMBUNGAN 6.1. Perencanaan Balok Sebelum Komposit Berdasarkan hasil etabs balok B384 400x200x8x13 Kombinasi 2,story 16 didapat hasil sbb: Momen negatif = 857534 kg.cm A = 84,12 cm 2 ix = 16,8 cm Zx = 1286 cm 3 W = 66 kg iy = 4,54 cm Zy = 266 cm 3 Ix = 23700 cm 4 Sx = 1190 cm 3 bf = 200 mm Iy = 1740 cm 4 Sy = 174 cm 3 d = 400 mm tf = 13 mm tw = 8 mm r = 16 mm h = d 2 ( tf + r ) = 342 mm fy = 2500 kgcm 2 fu = 4100 kgcm 2 fc = 250 kgcm 2 Kontrol Kekuatan Penampang (Local Buckling) Untuk Sayap Untuk Badan bf 170 h 1680 2tf fy tw fy 200 2.13 170 342 8 1680 250 250 7,69 < 10,752...ok 42,75 < 106,25...ok Profil penampang kompak, maka Mn = Mp Kontrol Lateral Buckling Jarak Penahan Lateral Lb = 200 cm Berdasarkan tabel profil untuk BJ 41 profil WF 400x200x8x13 didapatkan Lp = 226,003cm, Lr = 658,357 cm Jadi, Lp Lb bentang pendek Mn = Mp = Zx.fy = 1286. 2500 = 3215000 kg.cm Mu < Ф. Mn Mu < 0,9. Mn 857534 kg.cm < 2893500 kg.cm Sesudah Komposit hr = 50 mm tb.eff = 50 mm beff = bo = 600 = 600 cm = L/4 = 800/4 = 200 cm (menentukan) Berdasarkan hasil etabs balok B351 Kombinasi 2,story 18 didapat Momen Positif = 14784,41 kg.m Berdasarkan hasil etabs balok B435 Kombinasi 4,story 20 didapat Momen Negatif = 22054,8 kg.m Perhitungan momen positif C = 0,85. fc. beff. tb = 0,85 250 200 5 = 212500 kg T = As. fy = 84,12. 2500 = 210300 kg C < T (maka GNP berada pada beton) T 210300 a = = = 4, 95cm 0,85 f ' c b. eff 0,85 250 200 e = d/2 + Hr + ( tb a ) + a/2 = 40/2 + 5 + ( 5 4,95 ) + 4,95/2 = 27,525 cm Mn = T. e = 210300. 27,525 = 5788507,5 kg.cm Mu < Ф. Mn Mu < 0,9. Mn 1478441 kg.cm < 5209656,75 kg.cm 6

tb hr D b.eff T C e ( 84,12.20 ) ( 26.0,65) ( 2,05.2,581) ya = = 29, 61cm 84,12 26 2,05 ( A'. h' ) + ( A". h" ) ya' = (bagian profil yang tertarik) A' + A" ( 26.0,65) + ( 2,05.2,581) ya' = = 0, 79cm 26 + 2,05 e = ya + hr + ( tb-2) = 29,61 + 5 + 3 = 37,61 cm e = ya ya = 29,61 0,71 = 28,9 cm Gambar 6.1 Diagram Tegangan pada Daerah Momen Positif Perhitungan momen negatif Direncanakan menggunakan tulangan Ø8-150 As = 0,5024 fy = 2500 kg/cm 2 Tc = n. As. fy = 14. 0,5024. 2500 = 17584 kg C = As. fy = 63,14. 2500 = 157850 kg Tc < C, maka sebagian profil mengalami tarik C Tc 157850 17584 Tc' = = = 70133kg 2 2 2 A ' = Tc' = 70133 = 28,05cm fy 2500 δ ' = A ' = 28,05 100 = 14, mm bf 200 025 y = 14,025 13 = 1,025 mm A = 1,025. 200 = 205 mm 2 δ '' = A '' = 205 = 25, mm tw 8 625 A = bf.tf = 20. 1,3 = 26 cm 2 h = 1,3.1/2 = 0,65 cm h = tf + 25,625/2 = 25,81 mm = 2,581 cm ( As. h) ( A'. h' ) ( A". h" ) ya = (bagian profil yang tertekan) As A' A" Mn = Tc. e + Tc. e = 17584. 37,61 + 70133. 28,9 = 2688177,94 kg.cm Mu < 0,9. Mn 2205480 kg.cm < 2419360,146 kg.cm 6.2 Perencanaan Kolom Kolom tak bergoyang WF 400x400x30x50 A = 528,6 cm 2 ix = 19,7 cm Zx = 9468 cm 3 W = 415 kg iy = 10,7 cm Zy = 4428 cm 3 Ix = 187000 cm 4 Sx = 8170 cm 3 bf = 417 mm Iy = 60500 cm 4 Sy = 2900 cm 3 d = 458 mm tf = 50 mm tw = 30 mm r = 22 mm h = d 2 ( tf + r ) = 314 mm Akibat kombinasi pembebanan 3 element C-3 story 1 Pu = 943562 kg Mntx1 = -15932,8 kg.m Mntx2 = -5695,35 kg.m Mnty1 = -2175,66 kg.m Mnty2 = -1378,2 kg.m 7

Kontrol kelangsingan elemen penampang h 314 = = 10,47 tw 30 h.. < λr OK 665 λ R = = 42,06 tw fy bf 417 = = 4,17 2. tf 2.50 bf... 250 2. tf λ R = = 15,81 fy Penampang tidak langsing k.l Kelangsingan struktur : λ = i Kontrol tekuk lokal : λ = λ p = bf 417 = 4,17 2. 2 tf = 50 170 = fy 250 170 = 10,752 < λ R OK λ < λ p.. OK Penampang kompak h 314 λ = = = 10,47 tw 30 1680 1680 λ p = = = 106,253 fy 250 λ < λ p.. OK Penampang kompak Karena penampang kompak, maka Mnx = Mny = Mp : Mx = Sx.fy = (8170)(2500) = 20425000 kgcm 1,5Mx = 1,5(15128500) = 30637500 kgcm Mnx = Mpx = Zx.fy = (9468)(2500 ) = 23670000 kgcm = 23670000 kgcm 1,5Mx = 30637500 kgcm Mnx = 23670000 kgcm My = Sy.fy = (2900)(2500) = 7250000 kgcm 1,5My = 1,5(7250000) = 10875000 kgcm Mny = Mpy = Zy.fy = (4428)(2500) = 11070000 kgcm = 11070000 kgcm > 1,5My = 10875000 kgcm Mny = 10875000 kgcm Kontrol tekuk lateral : Lb = 420 cm Lp = 532,649 cm Lp > Lp bentang pendek Jadi diperoleh : Mnx = Mpx = Zx.fy = (9468)(2500 ) = 23670000 kgcm Mny = Mpy = Zy.fy = (4428)(2500) = 11070000 kgcm Terhadap sumbu y : Ix = 187000 cm4 Ix = 187000 cm4 4,2 4,2 Ix = 7210 cm4 6.00 Gambar 6.3 Sketsa Kolom Arah y 8

Kontrol kekakuan portal : Ic G = L c Ib L b 2(187000/420) G A = = 74,1 (7210 / 600) G B = 1 (Ujung kolom dianggap jepit) Diperoleh : kc = 0,87 (tidak bergoyang) kcl 0,87x420 λ x = = = 34,15 i 19,7 x Kontrol kekakuan portal : Ic G = L c Ib L b 2(60500/420) G A = = 24,94 (13600 / 800) G B = 1 (Ujung kolom dianggap jepit) Diperoleh : kc = 0,85 (tidak bergoyang) kcl 0,85x420 λ y = = = 32,16 i 10,7 y λ terbesar = λ x = 34,15 Terhadap sumbu x: Ix = 13600 cm Iy = 60500 cm Iy = 60500 cm 4.20 4.20 Ix = 13600 cm λ fy λ c = π E 0,25 < λ c <1,2 1,43 ω = 1,6 0,67. f y λ c 34,15 π 2500 2 10 = 6 = 1,065 = 0,385 2500 Pn = Ag. = 528,6. = 1240525,16 kg RUMUS 1 ω 1,065 φ. Pn = 0,85.1240525,16 = 1054446,39 > Pu = 943562 kg Pu 943562 = = 0,895 0,2 φ. P 1054446,39 n Gambar 6.4 Sketsa Kolom Arah x Kontrol Tekan-Lentur Pu Pu 8 Mux Muy = 0,895 0,2 + + 1, 0 φpn φpn 9 φbmnx φbmny 9

8 1593280 217566 0,895 + 1,0 9 + 0,9 23670000 0,9 10875000 x x 0,981 1.. OK WF.350X175X7X11 6.00 10.00 10.00 6.00 Contoh Perencanaan Sambungan 25,4 mm 8.00 8.00 8.00 4.00 28,6 mm 4.00 pelat t = 13 mm 9.00 4.50 4.50 9.00 9.00 9.00 D.Canal 250X90X9X13 2 5, 4 m m 6. 0 0 4. 0 0 8. 0 0 1 0. 0 0 8. 0 0 1 0. 0 0 8. 0 0 6. 0 0 4. 0 0 1 0. 0 0 2 5, 4 m m 9. 0 0 9. 0 0 4. 5 0 4. 0 0 8. 0 0 8. 0 0 8. 0 0 2 8, 6 m m P e l a t s i k u L 1 0 0 X 1 0 0 X 1 0 4. 0 0 D. C a n a l 2 5 0 X 9 0 X 9 X 1 3 p e l a t t = 1 3 m m T u l a n g a n n e g a t i f φ 8-2 0 0 Gambar6.3 Sambungan Bresing dengan Balok Melintang Eksterior 1 0. 0 0 8. 0 0 8. 0 0 4. 0 0 6. 0 0 1 0. 0 0 1 0. 0 0 6. 0 0 W F. 3 5 0 X 1 7 5 X 7 X 1 1 3. 0 0 6. 0 0 3. 0 0 P e l a t s i k u L 8 0 x 8 0 x 8 1 5, 9 m m 1 0. 0 0 8. 0 0 8. 0 0 2 5, 4 m m 4. 0 0 1 0. 0 0 Gambar6.2 Sambungan Bresing dengan kolom Eksterior dan Balok Melintang Eksterior 10

WF.400X400X45X70 BAB VI PERENCANAAN PONDASI 8.00 31,8 mm Tiang pancang yang direncanakan adalah menggunakan alternatif jenis tiang dengan spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut : - Diameter tiang = 500 mm - Tebal tiang = 90 mm - Class = C - Luas beton = 1159,25 cm 2 - Modulus Section = 10583,74 cm 2 - P bahan = 221120 kg 8.00 8.00 25,4 mm 5.00 10.00 10.00 5.00 5.00 pelat t = 30 mm Sumber : WIKA Daya dukung bahan : Dari spesifikasi bahan tiang pancang (tabel spesifikasi WIKA), didapat : P 1tp =155,64 ton. 10.00 10.00 5.00 pelat t = 13 mm Diambil tiang pancang dengan kedalaman (D) 35 m dari perhitungan yang ditabelkan (terlampir), didapat nilai daya dukung satu tiang pancang : Diambil P beban tetap = 121,113 ton (dari daya dukung tanah). 8.00 BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dimensi Profil ; Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada struktur gedung, didapatkan hasil sebagai berikut : Gambar 6.4 Sambungan antar kolom interior Tebal Pelat : Tebal pelat atap : 10 cm Tebal pelat lantai : 10 cm 11

Bracing : Double Canal 250 x 90 x 9 x 13 Double Canal 250 x 90 x 9 x 13 Balok anak a. Untuk lantai 20 (Atap) : WF 300 x 150 x 5,5 x 8 b. Untuk lantai 1-19 : WF 300 x 150 x 6,5 x 9 Balok Induk Eksterior : a. Untuk lantai 20 (Atap) dengan L = 6 m : WF 300 x 150 x 5,5 x 8 b. Untuk lantai 20 (Atap) dengan L = 8 m : WF 350 x 175 x 7 x 11 c. Untuk lantai 1 19 dengan L = 6 m : WF 300 x 150 x 6,5 x 9 d. Untuk lantai 1 14 dengan L = 8 m : WF 350 x 175 x 7 x 11 Balok Induk Interior : a. Untuk lantai 20 (Atap) dengan L = 6 m : WF 300 x 150 x 5,5 x 8 b. Untuk lantai 20 (Atap) dengan L = 8 m : WF 350 x 175 x 7 x 11 c. Untuk lantai 1 19 dengan L = 6 m : WF 300 x 150 x 6,5 x 9 d. Untuk lantai 1 19 dengan L = 8 m : WF 400 x 200 x 8 x 13 Kolom Eksterior : a. Lantai 17-20 : WF 350 x 350 x 13 x 13 b. Lantai 14 17 : WF 350 x 350 x 14 x 22 c. Lantai 9-14 : WF 400 x 400 x 20 x 35 d. Lantai 1-9 : WF 400 x 400 x 30 x 50 Kolom Interior : a. Lantai 17-20 : WF 350 x 350 x 13 x 13 b. Lantai 14 17 : WF 350 x 350 x 14 x 22 c. Lantai 9-14 : WF 400 x 400 x 20 x 35 d. Lantai 6-9 : WF 400 x 400 x 30 x 50 e. Lantai 1-6 : WF 400 x 400 x 45 x 70 Penulangan Poer ; Poer Pondasi : a. Arah x : - Tulangan Tarik : 52D22 - Tulangan Tekan : 26D22 b. Arah y : - Tulangan Tarik : 33D22 - Tulangan Tekan : 17D22 8.2. Saran Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. 12

DAFTAR PUSTAKA a. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder,Atanu. 1999 Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitektur 2.Bandung : PT.Pradinya Paramita. b. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726- 2002). c. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002). d. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). e. Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. f. Roberto T. LEON & Chuang-seng YANG. 2006. Special Inverted-V-Braced Frames With Suspended Zipper Struts. Georgia institute of technology, Atlanta. g. Salmon, G. Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid 2 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga. h. Widiarsa, Ida Bagus Rai & Putu Deskarta. 2007. Kuat geser baja komposit dengan variasi tinggi penghubung geser tipe T ditinjau dari uji geser murni. i. Rahmat Purwono, 2006, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. j. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja- Beton.Surabaya : ITS Press. k. Uy, B., 2007. Modern design, construction and maintenance of composite steel concrete structures l. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya : ITS. m. Poulos, H.G.and Davis, E.H.(1980). Pile Foundation Analisys and Design. John Wiley And Son, Inc. 13