BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER

Calculati Alfi Jannati Mujiono Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB 5 UJI COBA DAN ANALISA HASIL

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengenalan wajah dengan algorithma Eigen Face Oleh: Hanif Al Fatta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA ADAPTIF K MEANS

Principal Component Analysis

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengubah manusia, dari cara pandang seseorang atas sesuatu hingga cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM)

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ORTHOGONAL LAPLACIANFACES. Luhur Pribudhi ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI v. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii. DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH PROSES DOWNSAMPLE PADA KINERJA PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bidang animasi, motion capture adalah salah satu cara yang dipakai para

Implementasi Pengenalan Wajah Berbasis Algoritma Nearest Feature Midpoint

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

ABSTRAK. Kata kunci: Citra wajah manusia, Principal Component Analysis (PCA), Eigenfaces, Euclidean Distance. ABSTRACT

PERBANDINGAN PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN KERNEL PCA DALAM PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI POSE ABSTRAK

Pengujian Pengenalan Wajah Menggunakan Raspberry Pi

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

SINTESA EKSPRESI WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN RADIAL BASIS FUNCTION NETWORK

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VERIFIKASI CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM UNTUK APLIKASI LOGIN

Absensi Berbasis Pengenalan Wajah Dengan Pendekatan Dua Dimensi Principal Component Analysis ( 2 D P C A )

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...

RANCANGAN AWAL SISTEM PRESENSI KARYAWAN STMIK BANJARBARU DENGAN PENDEKATAN EIGENFACE ALGORITHM

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROTOTIPE SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN METODE CBIR

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia memiliki insting untuk berinteraksi satu sama lain demi mencapai

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Pada bab 4 ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengenalan Wajah Pada Mesin Absensi Mahasiswa Menggunakan Metode PCA Dan DTW

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

PENGENALAN WAJAH DENGAN CITRA MASUKAN BERUPA CITRA SKETSA WAJAH SEBAGAI HASIL SINTESIS DENGAN TEKNIK MULTISCALE MARKOV RANDOM FIELD (MRF)

Transkripsi:

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS 4.1 Prosedur pengujian Setelah perancangan perangkat lunak dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian pengenalan wajah dan identifikasi. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat kemampuan teknik ekstraksi ciri LDNP dan teknik ekstraksi ciri LDP dalam pengenalan wajah untuk identifikasi manusia. Pada database ORL, jumlah subjek sebanyak 40 orang dan jumlah citra wajah sebanyak 10 buah per-subjek, jadi totalnya 400 citra. Prosedur pengujian : 1. Pada pengujian pertama diambil 9 citra wajah untuk citra masukan dan 1 citra wajah untuk citra training. 2. Pada pengujian kedua diambil 8 citra wajah untuk citra masukan dan 2 citra wajah untuk citra training. 4.2 Pengujian Dengan Menggunakan LDNP Pengujian dilakukan dengan 40 citra training dan 360 citra masukan untuk 1 citra training dan 80 citra training dan 320 citra masukan untuk 2 citra training yang akan diuji. Setelah proses ekstraksi ciri dilakukan, maka dihitung jarak minimum antara vektor ciri citra masukan dan citra training menggunakan Chi- Square. Identitas yang sesuai adalah citra dengan nilai Chi-Square terendah. Data hasil pengenalan kemudian disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut : 23

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 24 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Menggunakan LDNP Untuk 1 Citra Training (Identifikas i) 1 1 1 2,608 Benar 21 3 13 2,366 Salah 30 4 4 1,814 Benar 56 7 7 881 Benar 65 8 8 2,024 Benar 90 10 12 2,049 Salah 174 20 20 2,030 Benar 190 22 22 1,239 Benar 360 40 5 1,872 Salah

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 25 Tabel 4.1 merupakan sebagian hasil pengujian menggunakan teknik ekstraksi ciri LDNP, hasil lengkap dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah citra wajah yang dikenali Benar untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training tiap subjek adalah 260 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 72.22%, adapun untuk pengujian 8 citra masukan dan 2 citra training tiap subjek adalah 273 citra dari 320 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 85.31%. 4.3 Pengujian Dengan Menggunakan LDP(k = 3) Pengujian dilakukan dengan 40 citra training dan 360 citra masukan untuk 1 citra training dan 80 citra training dan 320 citra masukan untuk 2 citra training yang akan diuji. Setelah proses ekstraksi ciri dilakukan, maka akan dihitung jarak minimum antara vektor ciri citra masukan dan citra training menggunakan Chi- Square. Identitas yang sesuai adalah citra dengan nilai Chi-Sqaure terendah. Data hasil pengenalan kemudian akan disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengujian Menggunakan LDP Untuk 1 Citra Training Percobaa n (Identifika si) 1 1 18 2,036 Salah 21 3 5 2,077 Salah 80 9 9 1,380 Benar

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 26 90 10 23 1,931 Salah 174 20 20 1,842 Benar 190 22 22 1,198 Benar 235 27 27 1,245 Benar 281 32 32 1,557 Benar 360 40 5 1,733 Salah Tabel 4.2 merupakan sebagian hasil pengujian menggunakan teknik ekstraksi ciri LDP, hasil lengkap dapat dilihat pada Lampiran C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah citra wajah yang dikenali Benar untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training tiap subjek adalah 258 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 71.67% dan untuk pengujian 8 citra masukan dan 2 citra training adalah 268 citra dari 320 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 83.75%. 4.4 Pembahasan Hasil Pengujian LDNP Dan LDP Dari hasil pengujian yang dilakukan ditemukan beberapa perbedaan dan kesimpulan dari kedua teknik ekstraksi ciri sebagai berikut :

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 27 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil LDNP dengan LDP Untuk Ke-1 (Identifikasi) 1 1 2,608 Benar LDNP 1 18 2,036 Salah LDP 1. Pada percobaan pertama teknik ekstraksi ciri LDNP mengidentifikasi citra dengan benar, sedangkan LDP salah dalam mengidentifikasinya. Tabel 4.4 Perbandingan Hasil LDNP Dengan LDP Untuk Ke-21 (Identifikasi) 21 13 2,366 Salah LDNP 21 5 2,077 Salah LDP 2. Pada percobaan untuk citra uji ke-21 teknik ekstraksi ciri LDNP dan LDP mengidentifikasi citra sebagai orang yang lain (salah), LDNP mengenali citra uji sebagai orang ke-13, sedangkan LDP mengenali citra uji sebagai orang ke-5. Pada percobaan citra uji ke-21 terlihat bahwa variasi pose dan ekspresi, mempengaruhi hasil pengenalan teknik ekstraksi ciri LDNP dan LDP. Citra yang dikenali akan memiliki pose dan ekspresi yang sama.

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 28 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil LDNP Dengan LDP Untuk Ke-90 (Identifikasi) 90 12 2,049 Salah LDNP 90 23 1,931 Salah LDP 3. Pada percobaan untuk citra uji ke-90 LDNP dan LDP mengidentifikasi citra sebagai orang yang lain (salah), akan tetapi LDNP mengenali citra uji sebagai orang ke-12, sedangkan LDP mengenali citra uji sebagai orang ke-23. Tabel 4.6 Perbandingan Hasil LDNP dengan LDP Untuk Ke-174 (Identifikasi) 174 20 2,030 Benar LDNP 174 20 1,842 Benar LDP 4. Pada percobaan untuk citra uji ke-174 LDNP dan LDP sama-sama mengidentifikasi citra dengan benar. Pada percobaan citra uji ke-174

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 29 terbukti bahwa teknik ekstraksi ciri LDNP dan LDP dapat mengatasi kondisi penggunaan aksesoris seperti kacamata. Tabel 4.7 Perbandingan hasil LDNP dengan LDP Untuk Ke-190 (Identifikasi) 190 22 1,239 Benar LDNP 190 22 1,198 Benar LDP 5. Pada percobaan untuk citra uji ke-190 LDNP dan LDP sama-sama mengidentifikasi citra dengan benar. Pada percobaan citra uji ke-190 menunjukkan bahwa teknik ekstraksi ciri LDNP dan LDP dapat mengatasi kondisi perbedaan warna kulit.

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 30 4.5 Analisa Data LDNP dan LDP Pada analisa data berikut akan ditampilkan hasil recognition rate dari kedua teknik ekstraksi ciri tersebut, berikut cara menghitung recognition rate : Recognition Rate = Jumlah Identifikasi (Benar) / Jumlah Citra Masukan x 100% Berikut adalah pembahasan dari hasil pengujian yang didapatkan dari kedua teknik ekstraksi ciri tersebut. 4.5.1 Untuk 1 Citra Training ekstraksi ciri LDNP atau teknik ekstraksi ciri LDP untuk 1 citra training akan ditampilkan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.8 Recognition Rate LDNP Dan LDP Untuk 1 Citra Training Jumlah Citra Jumlah Identifikasi Recognition Rate (1 citra Masukan (Benar) training) LDNP 360 260 72.22% LDP(k =3) 360 258 71.67% LDP(k =4) 360 258 71.67%

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 31 Hasil pengujian LDNP menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training untuk tiap subjek adalah 260 citra yang menghasilkan recognition rate 72.22% dan hasil pengujian LDP untuk k = 3 menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training untuk tiap subjek adalah 258 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 71.67%, sedangkan hasil pengujian LDP untuk k = 4 menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training adalah 258 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 71.67%. Ternyata pengujian LDP untuk k = 3 dan k = 4 untuk 1 citra training menghasilkan recognition rate yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa LDNP melebihi pengidentifikasian (Benar) LDP sebesar 2 citra dan memiliki recognition rate yang lebih baik. 4.5.2 Untuk 2 Citra Training ekstraksi ciri LDNP atau teknik ekstraksi ciri LDP untuk 2 citra training ditampilkan dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Recognition Rate LDNP Dan LDP Untuk 2 Citra Training Jumlah Citra Jumlah Identifikasi Recognition Rate (2 citra Masukan (Benar) training) LDNP 320 273 85.31% LDP(k =3) 320 268 83.75% LDP(k =4) 320 262 81,875%

B A B IV D A T A P E N G A M A T A N D A N A N A L I S I S 32 Hasil pengujian LDNP menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 8 citra masukan dan 2 citra training untuk tiap subjek adalah 273 citra yang menghasilkan recognition rate 85,31% dan hasil pengujian LDP untuk k = 3 menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 8 citra masukan dan 2 citra training untuk tiap subjek adalah 268 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 83,75%, sedangkan hasil pengujian LDP untuk k = 4 menunjukkan bahwa jumlah citra yang Benar untuk pengujian 8 citra masukan dan 2 citra training adalah 262 citra dari 360 citra masukan, yang menghasilkan recognition rate 81,875%. Ternyata pengujian LDP untuk k = 3 dan k = 4 untuk 2 citra training menghasilkan recognition rate yang tidak terlalu berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa LDNP melebihi pengidentifikasian (Benar) LDP untuk k = 3 sebesar 5 citra, LDP untuk k = 4 sebesar 11 dan memiliki recognition rate yang lebih baik. Hasil pengujian dengan 2 citra training untuk kedua teknik ekstraksi ciri ini, menghasilkan recognition rate yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan 1 citra training saja.