BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis saat ini, bisnis perbankan ke depan nampaknya lebih mendapat perhatian dari pelaku ekonomi. Kompleksitas masalah merupakan tantangan bagi bisnis bank sekarang dan akan semakin kompleks pada masa depan. Dalam lingkungan perbankan sendiri diharapkan telah dilakukan berbagai langkah penyesuaian dengan lingkungan yang terus berubah. Bisnis perbankan secara garis besar terbagi dalam tiga kelompok kegiatan utama bank yang sangat perlu dikelola secara professional yaitu kegiatan penghimpunan dana (funding) menyalurkan dana (lending) dan penyediaan jasa lainnya (service). Makin tajamnya persaingan mendorong bank-bank untuk lebih meningkatkan teknologi informasi (IT) serta mutu sumber daya manusianya, sehingga mampu menerapkan konsep pemberian kredit yang sesuai dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian (prudential banking practice) serta dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corperate governance). Bank sebagai sebuah lembaga intermediasi adalah menyalurkan dana atau kredit (lending). Kredit merupakan kegiatan bank yang terbesar dan juga sumber pendapatan yang terbesar pula, pada bank konvensional pendapatan tersebut diperoleh melalui spread yang merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Sejak terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 sampai sekarang kredit bermasalah masih merupakan masalah yang belum 1
2 terselesaikan dan masih menyimpan berbagai masalah bagi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia. Dalam dunia perbankan kredit bermasalah merupakan penyakit yang berbahaya tidak hanya bagi bank sendiri tetapi juga bagi deposan dan akhirnya akan mempengaruhi sistem perekonomian (Systemic Risk). Sehingga Bank Indonesia terus mengeluarkan peraturan-peraturan yang menyangkut dalam penyaluran kredit sampai dengan peraturan yang terakhir dikeluarkan PBI No.7/2/2005 mengenai penilaian kualitas aktiva produktif. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai perusahaan pemberi kredit (money lender) mempunyai berbagai resiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnisnya. Adapun resiko yang paling mencuat akhir-akhir ini antara lain adalah resiko kredit yaitu kredit tersebut menjadi tidak dapat ditagih lagi atau macet dan ini akan berdampak terhadap peningkatan kredit bermasalah (Non Performing Loan) yang merupakan sebagai salah satu indikator penilaian kesehatan suatu bank. Tabel 1.1 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan Kolektibilitas Kredit KPR No. Status Kolektibilitas Jumlah Debitur 31 Desember 2006 31 Desember 2007 1. 2. 3. 4. 5. Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet 1.823 940 11 13 97 1367 685 1 10 29 Total 2.884 2.092 Sumber : PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat kolektibilitas kredit KPR masih sangat jauh dari harapan dimana masih banyaknya kredit bermasalah dan ini berpengaruh terhadap rasio NPL bank. Kredit macet merupakan resiko yang paling sering
3 terjadi dalam kegiatan operasional bank, adapun tindak lanjut dari kredit macet tersebut apabila tidak dapat dilakukan restrukturisasi maka pihak BTN akan melakukan penghapusan hutang (write off). Pada tahun 2006 jumlah kredit macet KPR BTN sebanyak 97 debitur atau 3.63% dan pada tahun 2007 menurun menjadi 29 debitur atau sebesar 1,39%. Sampai dengan posisi per 31 Januari 2007, total kredit yang telah di write off untuk wilayah kerja Bank Tabungan Negara KCP HM. Yamin Medan Rp. 1.808.560.000,- penyebab timbulnya kredit sampai dengan write off tidak semuanya merupakan faktor kesalahan petugas/analis kredit atau faktor internal, melainkan faktor eksternal seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan individu, dan debitur itu sendiri. Berdasarkan pengalaman yang ada, proses analisis kredit masih dengan cara-cara tradisional, masih banyak unsur subjektif dan proposal/berkas permohonan kredit sangat bergantung pada komite kredit, maka pada akhir tahun 2001 Bank BTN telah melakukan perombakan terhadap proses dalam penilaian kredit yang lebih mendalam sehingga menjamin kualitas kredit yang disalurkan. Adapun sistem pola penilaian kredit tersebut yaitu dengan cara CSM (Credit Scoring Model), dengan CSM ini diharapkan dapat membantu dalam proses persetujuan kredit agar lebih cepat dan konsisten. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dilakukan penelitian dengan judul. Pengaruh Credit Scoring Model Terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilihan Rumah Pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan
4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan? C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu : a. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Credit Scoring Model pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan. b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
5 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi penulis, penelitian bermanfaat sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan yang didapat selama dibangku kuliah dan pengembangan wawasan di dunia kerja yang sesungguhnya. b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen PT. Bank Tabungan Negara (Persero) KCP H.M. Yamin Medan dalam hal penyaluran kredit. c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan penelitian penelitian lebih lanjut. E. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) KCP H.M. Yamin Medan yang beralamat di Jl. H.M. Yamin Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Februari 2008. Rancangan waktu penelitian dilakukan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian penelitian secara keseluruhan. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dgunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung berasal dari narasumber akan tetapi melalui orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan di PT. Bank Tabungan Negara
6 (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan yaitu dengan meminta bantuan kepada bagian kredit untuk memperoleh data yang meliputi : a. Perkembangan jumlah debitur KBP dari tahun 2006 s/d 2007 b. Skor masing masing debitur pada saat diterimanya aplikaksi KPR dan diambilnya suatu keputusan untuk menyetujui diberikannya KPR kepada debitur. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data/informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu : a. Wawancara (interview), yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan responden penelitian untuk dijawab secara lisan. b. Studi Dokumentasi, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen pendukung yang masih relevan dengan penelitian ini 4. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini, penulis membatasinya hanya mengoperasionalkan data sekunder nilai skor kredit telah ditetapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan untuk masing masing debitur KPR, sedangkan untuk mengukur kolektibilitas hanya didasarkan rasio umur piutang untuk jangka waktu 2 tahun, yaitu dari tahun 2006
7 sampai dengan tahun 2007, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan koefisien regresi linier. 5. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Sebelum diuraikan tentang jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, terlebih dahulu diuraikan secara singkat tentang populasi dan sampel. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan yang telah disetujui permohonan KPRnya dari tahun 2006 s/d 2007. Berdasarkan data yang dihimpun dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dari tahun 2006 s/d 2007, tercatat sebanyak 240 debitur yang telah disetujui permohonan KPRnya. Dalam penelitian ini tidak keseluruhan populasi menjadi objek penelitian, melainkan diambil beberapa sample. Metode pengambilan sample didasarkan atas formulasi berikut ini. 2. N. P. Q s = d 2 (N-1) + 2. P. Q Dimana : s = Jumlah sample yang dibutuhkan p = q = 0.5 d = 0.05 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10% Dari jumlah satu populasi sebanyak 240 debitur KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan, dengan taraf kesalahan 10%, maka jumlah sample yang dianggap representative sebanyak 142 debitur (Lihat lampiran 2).
8 6. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel a. Kolektibilitas Kredit Variabel ini disebut sebagai variabel terikat (depemdent variable). Kolektibilitas kredit diartikan sebagai penggolongan kredit berdasarkan tingkat resiko pengembaliannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini didasarkan atas persentase pengembalian kredit yang diukur sebagai berikut : 1) Cadangan Umum, yang sekurang-kurangnya sebesar 1 % (satu perseratus) dari Total Aktiva Produktif. 2) Cadangan Khusus untuk kredit yang diberikan sekurang-kurangnya adalah, Dalam Perhatian Khusus (DPK) 5% Kurang Lancar (KL) 15% Diragukan (DIR) 50% Macet 100% b. Credit Scoring Model Variabel ini disebut sebagai variabel bebas (independent variable). Cerdit Scoring Model diartikan sebagai suatu formula atau hitung-hitungan yang digunakan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit, apakah layak untuk disetujui atau tidak. Indicator yang digunakan untuk pengukuran variabel ini didasarkan atas nilai skor. Unsur unsur yang dinilai dalam pemodelan ini ditunjukkan pada Table 1.2.
9 Tabel 1.2 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan Unsur unsur Credit Scoring Model Karakteristik yang dinilai Nilai Bobot Nilai akhir Pendapatan Jaminan dari atasan Pemohon Jaminan Keberadaan Referensi 0.40 0.30 0.20 0.10 100 Sumber : Diadopsi dari Muslich (2000) 1) Pendapatan diukur berdasarkan Gaji bersih yang diterima debitur (Gaji bersih = Gaji kotor (biaya hidup + angusaran pinjaman) dengan pembobotan sebagai berikut : a) Gaji bersih < Rp. 850.000,- diberi bobot 0.00 b) Gaji bersih > Rp. 850.000,- s/ d Rp. 1.700.000,- diberi bobot 0.10 c) Gaji bersih > Rp. 1.700.000,- s/d Rp. 2.550.000,- diberi bobot 0.20 d) Gaji bersih > Rp. 2.550.000,- s/d Rp. 3.400.000,- diberi bobot 0.30 e) Gaji bersih > Rp. 3.400.000,- diberi bobot 0.40 2) Jaminan dari atasan pemohon diukur bedasarkan ada atau tidaknya konfirmasi tertulis dari atasan dimana debitur bekerja. a) Tidak ada jaminan dari atasan pemohon diberi bobot 0.00 b) Ada jamina dari atasan pemohon diberi bobot maksimum 0.30 3) Jaminan keberadaan merupakan jaminan fisik yang dititipkan ke Bank. Jaminan dapat dapat berupa kartu kepegawaian, jaminan fisik (surat tanah, BPKB Mobil atau kendaraan bermotor lainnya). a) Tidak ada jaminan tambahan diberi bobot 0.00 b) Jaminan tambahan kartu kepegawaian/fisik diberi bobot maksimum 0.20
10 4) Referensi diukur berdasarkan jabatan, tokoh, dan debitur potensial. a) Tidak ada referensi diberi bobot 0.00 b) Ada referensi dari pejabat/tokoh/debitur potensial diberi bobot maksimum 0.10 7. Metode Analisis Data Dalam menganalisa persoalan persoalan atau masalah masalah yang sebelumnya telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka untuk memecahkan masalah masalah tersebut penulis menggunakan dua jenis metode analisis, antara lain : Metode Analisis yang bersifat Deskriptif, yaitu merumuskan dan menafsirkan data serta keterangan keterangan yang diperoleh, dengan kata lain memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data dan mengadakan interpretasi sehingga memberikan suatu gambaran atas permasalahan yang dianalisa. 8. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji persamaan regresi linier berganda. Uji ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh antara: Variable independen (X 1, X 2, X 3 dan X 4 ) dengan variable dependen (Y). model persamaan yang digunakan : Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + Dimana : Y = Kolektibilitas kredit X 1 = Pendapatan X 2 = Jaminan dari Atasan Pemohon = Jaminan Keberadaan X 3
11 X 4 β = Referensi = Nilai Intercept = Nilai residual variable bebas Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut : 1. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 % ( =0,05). Urutan uji F a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H 0 : β 1 = β 2 = β 3 =.=β 8 = 0 H a : Paling sedikit ada satu β i 0 i = 1,2,3,.8 b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu : F R 2 / k 2 1 R / n k 1 dimana : R 2 = koefesien determinasi k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai F hitung yang dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1. c. Kriteria Pengujian : dimana : F hitung F tabel F hitung F tabel = H 0 ditolak = H 0 diterima 2. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % ( = 0,05). Urutan Uji t :
12 a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H 0 : β i = 0 i = 1,2,3,...8 H a : β i 0 i = 1,2,3,.8 b. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : t hit b i sb i dimana : b i = koefesien regresi masing-masing variabel Sb i = standar error masing-masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95%. c. Kriteria pengujian : t hitung t tabel = H 0 ditolak t hitung t tabel = H 0 diterima Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human errors, penulis tidak melakukan perhitungan secara manual akan tetapi dengan menggunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program SPSS (statistiacal packages for social siciences) Versi 14.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan tingkat signifikansi pada confidence level 95% atau 0.05. Dengan menggunakan program SPSS disamping untuk memperoleh hasil yang akurat dan tepat, juga pengolahan dapat dilakukan dengan cepat. Uji akan dilakukan satu sisi, karena akan dicari korelasi dari masing masing variable satu arah. Sedangkan untuk pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya suatu hipotesis mengacu kepada ketentuan :
13 1. Jika prob sig (1-tailed) < 0.05, maka H 1 dan H 2 diterima atau terdapat korelasi dan pengaruh antar variable yang diteliti. 2. Jika prob sig (1-tailed) > 0.05, maka H 1 dan H 2 ditolak atau tidak terdapat korelasi dan pengaruh antar variable yang diteliti.