BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tekanan pekerjaan berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja auditor internal. Tekanan pekerjaan yang tinggi dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja para auditor internal yang kemudian dapat berakibat pada peningkatan absensi kehadiran, hilangnya gairah atau semangat kerja, dan perubahan psikologis lainnya, serta akan memberikan dampak negatif pada efesiensi, efektivitas, dan semangat atau daya juang karyawan pada departemen audit internal. 2. Pengendalian diri berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja auditor internal. Pengendalian diri menggugah para auditor internal melakukan pekerjaannnya dengan sebaik mungkin dan memperoleh hasil yang sepadan atau semaksimal mungkin, yang selanjutnya akan meningkatkan kepuasan kerja. 3. Pengendalian eksternal berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja auditor internal. Pengendalian eksternal menyebabkan auditor internal semakin sulit untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya sehingga hasil atau outcome yang diperoleh tidak akan maksimal, yang kemudian menurunkan rasa kepuasan kerja auditor internal. 4. Pengendalian diri mampu memoderasi hubungan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja auditor internal. Pengendalian diri meningkatkan keinginan 72
73 auditor internal untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan sehingga mereka tetap merasakan kepuasan kerja walaupun tekanan pekerjaan tetap diterimanya. 5. Pengendalian eksternal tidak mampu memoderasi hubungan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja auditor internal. Berbagai pilihan dan kebijakan mengenai tuntutan keluarga dan hubungan sosial kemasyarakatan memperlemah pengaruh negatif tekanan pekerjaan yang dirasakan para auditor internal sehingga mereka dapat fokus dalam pekerjaannya dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dalam pengukurannya yang mungkin menimbulkan bias persepsi. Penggunaan istrumen pengukuran indikator penyelesaian tugas dan kesadaran sebagai krama dalam variabel pengendalian diri serta indikator konflik pekerjaan-hubungan sosial kemasyarakatan dalam variabel pengendalian eksternal pada penelitian ini tidak melalui pengujian face and content validity. Kelemahan lainnya dari penelitian ini adalah instrumen kuesioner dalam penelitian memiliki skala pengukuran yang berbeda antara indikator dan variabel satu dengan yang lainnya sehingga terdapat kemungkinan kesalahan atau ketidaktepatan hasil pengukuran untuk indikator dan variabel penelitian tersebut. Uji moderasi dalam penelitian ini dilakukan untuk dua hipotesis yaitu H4 dan H5. Secara konsep, pengujian kedua hipotesis ini tidak diperkenankan untuk digabungkan dalam satu persamaan regresi (persamaan 4.2) seperti yang ada dalam
74 penelitian ini. Pengujian untuk H5 seharusnya dilakukan secara terpisah dan membentuk sebuah persamaan baru, sehingga akan terdapat tiga persamaan regresi yang dihasilkan. Selain itu, meskipun penelitian ini telah bebas dari multikolinearitas secara statistik namun secara konsep belum dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas. Dua hipotesis penelitian yaitu H4 dan H5 secara tidak langsung menyebabkan terjadinya multikolinearitas pada variabel bebas X_M1 dan X_M2. Sehingga hal inilah yang kemungkinan menyebabkan H5 yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Keterbatasan lainnya adalah lingkup penelitian ini hanya berfokus pada auditor internal dan industri perhotelan sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh profesi dan industri yang ada di Provinsi Bali. 5.3 Implikasi dan Saran Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan empiris bagi para manajer dan direktur audit internal mengenai pengaruh budaya tradisional terhadap tekanan pekerjaan yang dirasakan auditor internal, kemudian lebih memahami penyebab dan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja. Sehingga memiliki bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian menemukan bahwa para auditor internal memiliki kesadaran penyelesaian tugas yang tinggi, dengan menyatakan bahwa mereka berusaha untuk mencapai standar minimal yang diharapkan untuk setiap tugas (indikator penyelesian tugas pertanyaan 6). Namun di sisi lain, para auditor internal
75 ini tidak dapat melakukan pekerjaannya karena mereka diminta untuk melakukan banyak hal yang bertentangan (variabel tekanan pekerjaan pertanyaan 8). Hal ini dapat disebabkan oleh belum jelasnya deskripsi pekerjaan, peran, ataupun prosedur serta tujuan tugas yang diberikan. Karenanya, penting bagi manajemen perusahaan untuk menyusun sebuah deskripsi pekerjaan yang menjelaskan prosedur, peran, dan tujuan dari setiap tugas yang diberikan kepada karyawan. Sehingga para karyawan dapat melakukan tugas yang memang seharusnya dikerjakan olehnya dan menyelesaikannya dengan baik. Tekanan pekerjaan juga berasal dari ketidakmampuan para auditor internal untuk bersinergi dengan jenis pekerjaan yang sedikit berbeda, yang mana cenderung dapat berhubungan dengan profesi lainnya selama jenis pekerjaan yang dilakukan serupa/mirip (indikator komitmen profesional pertanyaan 7). Manajemen perlu untuk memberikan pemahaman bahwa pekerjaan yang mereka lakukan berhubungan dengan departemen lain dalam organisasi. Kepentingan departemen tentu sangat penting, namun keselarasan organisasi lebih penting. Komitmen yang seragam dan sikap saling membantu perlu untuk ditanamkan, sehingga tekanan yang dirasakan oleh auditor internal dapat berkurang. Auditor internal yang merupakan bagian dari Suku Bali pada sisi sosialnya berperan sebagai seorang krama. Mereka memiliki kewajiban dan berusaha untuk meluangkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan Desa Adat atau wilayah dimana mereka berada/tinggal (indikator kesadaran sebagai krama pertanyaan 3). Kondisi tersebut dipersulit karena lingkungan tempat kerja tidak memungkinkan untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat (indikator
76 konflik pekerjaan-hubungan sosial kemasyarakatan pertanyaan 4). Selain itu, tuntuntan pekerjaan mengganggu kehidupan rumah tangga dan keluarga para auditor internal (indikator konflik pekerjaan-keluarga pertanyaan 1). Perusahaan tentu dapat memaksa para karyawannya untuk bekerja di waktu yang telah ditentukan, dan para karyawan memiliki daya tawar yang rendah terkait hal ini. Manajemen perusahaan telah menetapkan peraturan jam kerja yang wajib dipatuhi, dan memberikan hak bagi karyawan untuk memperoleh waktu libur kerja. Auditor internal dapat memanfaatkan hak ini untuk memenuhi tuntutan ataupun kewajiban mereka pada keluarga dan lingkungan sekitar (hubungan sosial kemasyarakatan). Perusahaan juga dapat menyediakan jasa pengasuhan anak sehingga para karyawan dapat membawa anak mereka bekerja tanpa perlu merasa khawatir mengenai pengasuhan anak di rumah. Tersedianya ruang menyusui juga memberikan rasa nyaman bagi para auditor internal wanita ketika bekerja. Solusi untuk hal ini juga berasal dari pihak lain, yaitu Desa Adat. Desa Adat perlu untuk menyesuaikan peraturan ataupun kebijakan mereka. Saat ini telah terjadi peralihan bidang profesi dari agraria menjadi pekerja kantor. Masyarakat tidak lagi memiliki cukup waktu luang untuk memenuhi tanggung-jawabnya sebagai krama. Kebijakan Desa Adat perlu memberikan kelonggaran bagi para pekerja untuk menyesuaikan waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya agar tetap dapat memenuhi tanggung-jawab pekerjaan dan sosial kemasyarakatan-nya secara seimbang. Beberapa Desa Adat telah melakukan perubahan kebijakan ini, dan hubungan sosial kemasyarakatan disana tetap dapat terjaga dengan baik. Bagi Desa Adat yang belum melakukan
77 perubahan ini, penulis merasa bahwa para tetua Desa Adat perlu untuk mempertimbangkan perubahan dan penyesuaian ini. Penelitian selanjutnya dapat mengurangi keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dengan melakukan beberapa hal. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode eksperimen untuk mengurangi bias persepsi dari instrumen kuesioner. Pengujian face and content validity disarankan untuk dilakukan bila peneliti selanjutnya berkeinginan untuk menggunakan instrumen pengukuran variabel kesadaran sebagai krama, komitmen penyelesaian tugas, dan konflik pekerjaan-hubungan sosial kemasyarakatan yang digunakan dalam penelitian ini, untuk memperoleh hasil yang lebih valid dan reliabel. Pengukuran indikator dan variabel penelitian untuk penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan menyesuaikan skala pengukuran masing-masing instrumen penelitian sehingga memiliki skala yang seragam untuk memperoleh hasil pengukuran yang lebih tepat. Berkaitan dengan uji multikolinearitas, penelitian selanjutnya disarankan untuk memastikan bahwa sebuah penelitian bebas dari multikolinearitas tidak hanya secara statistik namun juga secara konsep. Jika dalam penelitian terdapat lebih dari satu hipotesis dengan metode moderasi, uji hipotesis dilakukan secara terpisah dan membentuk persamaan yang baru untuk masing-masing hipotesis. Selain itu penelitian berikutnya dapat mencakup profesi dan industri yang lebih luas untuk memperoleh hasil dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.