BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH.

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

Dying & Bereavement. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

Sekali pun Telah Berlalu Namun Tetap Ada Harapan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Respons Orang Tua Korban Pembunuhan terhadap Pembunuh Anak Tunggalnya

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehadiran anak umumnya merupakan hal yang dinanti-nantikan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB III PERUBAHAN PERILAKU YANG TERJADI PADA LANSIA

TRILOGI NOVEL MARITO

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan perintah bagi kaum muslimin. Dalam

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

Matematika Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah keluarga dapat menjadi tidak utuh, baik diakibatkan karena

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

Kalender Doa Proyek Hana Mei 2014 Berdoa Bagi Para Ibu

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

SM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

PENDAHULUAN Latar Belakang

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

Kalender Doa Februari 2017

BAB II LANDASAN TEORI

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

Suatu ketika Rasulullah harus sedikit menegur Aisyah ketika sang Humaira cemburu berat.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB IV. A. Pendapat Tokoh Agama Tentang Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. cerebral palsy, maka peneliti dapat memberi kesimpulan dari ketiga subjek terkait

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Senada dengan

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ibu Tiri Istilah ibu tiri secara harfiyah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Ibu merupakan panggilan yang takzim kepada wanita, sedangkan tiri berarti bukan darah daging sendiri. Maka yang dimaksud ibu tiri adalah ibu yang mengasuh anak yang bukan darah dagingnya sendiri. Di dalam Hukum Islam sendiri, kedudukan ibu tiri adalah sama dengan kedudukan ibu kandung dan mempunyai hak yang sama dengan ibu kandung yang harus dihormati. Seperti yang telah disebutkan di dalam Surat An-nisa : 22-23 Allah SWT berfirman : Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sungguh, perbuatan itu sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu -ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak - anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kau campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. 9

10 Ayat di atas menjelaskan bahwa diharamkannya seorang muslim menikahi istri-istri dari ayah kandung (termasuk ibu tiri) mereka, ayat ini menjelaskan bahwa ibu tiri memiliki kedudukan yang sama dengan ibu kandung yang samasama harus dihormati sebagai orangtua. Ibu tiri merupakan ibu yang menjadi istri ayah biologis. Hal ini merupakan hasil dari pernikahan kembali ayah kandung karena berbagai macam hal, kematian ibu kandung atau perceraian antara orangtua kandung. Ibu tiri inilah yang akan menggantikan posisi ibu kandung dengan segala hak dan kewajiban yang sama dengan ibu kandung (Ivvaty & Pudjiastuti, 2007). Ibu tiri adalah seorang perempuan yang dinikahi oleh ayah kandung setelah ayah kandung tidak memiliki ikatan pernikahan dengan ibu kandung baik karena perpisahan maupun kematian (Beer dalam Zanden, 1993). Sebutan ibu tiri juga diberikan pada seorang perempuan yang dinikahi ayah kandung yang masih memiliki ikatan pernikahan dengan ibu kandung. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ibu tiri adalah ibu yang menjadi istri dari dari ayah kandung yang memiliki hak dan kedudukan sama dengan ibu kandung. B. Penerimaan (Acceptance) Penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidup, semua pengalaman baik atau buruk. Penerimaan ditandai dengan sikap positif, adanya pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual tetapi menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya (Kubler Ross, 1969).

11 Kubler Ross (1969) mendefinisikan sikap penerimaan (acceptance) terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan daripada hanya menyerah pada tidak adanya harapan. Menurut Kubler Ross (dalam teori Kehilangan / Berduka), sebelum mencapai pada tahap penerimaan individu akan melalui beberapa tahapan yakni, tahap denial, anger, bargainning, depression, dan acceptance. 1. Tahap denial (penolakan) Penolakan biasanya hanyalah pertahanan sementara bagi individu. Perasaan ini umumnya diganti dengan kesadaran yang tinggi tentang situasi. 2. Tahap anger (marah) Mengapa aku? Ini tidak adil. Bagaimana bisa ini terjadi padaku. Setelah berada ditahap kedua, individu mengakui bahwa penolakan tidak dapat dilanjutkan. Karena rasa marah, membuat orang sangat sulit untuk peduli. Banyak invidu yang melambangkan kehidupan dengan tunduk pada kebencian dan kecemburuan. 3. Tahap bargainning (tawar-menawar) Tahap ketiga ini melibatkan harapan bahwa entah bagaimana individu dapat menunda sesuatu. Biasanya, bernegosiasi untuk kehidupan diperpanjang dibuat dengan kekuatan yang lebih besar dalam pertukaran gaya hidup. 4. Tahap depression (depresi) Selama tahap keempat ini, individu mulai memahami kepastian, karena hal inilah, individu mungkin menjadi lebih banyak diam, menolak orang lain

12 dan menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan berduka. Proses ini memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari rasa cinta dan kasih sayang. Tidak dianjurkan untuk mencoba menghibur individu yang berada pada tahap ini. Ini adalah waktu yang penting dalam berduka yang memerlukan proses. 5. Tahap acceptance (penerimaan) Pada tahapan ini, individu mulai hadir dengan kedamaian dan rasa cinta. Individu mulai menerima kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam hidupnya. C. Kerangka Berfikir Pernikahan yang terjadi pada sepasang suami istri, dimana pernikahan tersebut menjadi pernikahan kedua bagi salah satu pihak atau keduanya. Penikahan sebelumnya berakhir dapat disebabkan karena perceraian atau kematian. Menikah kembalinya orangtua ini menjadi permasalahan tersendiri bagi anak. Terlebih, jika pernikahan kembali ini dilakukan oleh seorang ayah. Ada dua faktor yang menyebabkan anak tidak setuju jika ayahnya menikah lagi yaitu (1) mereka tidak ingin posisi ibu kandung digantikan oleh orang lain. (2) anak juga cenderung tidak siap menerima kehadiran orang lain dalam lingkungan keluarga. Ketakutan ini terjadi karena selama ini hanya mereka yang mendapatkan perhatian sang ayah (Widiatuty, 2006). Berada dalam pernikahan kembali orangtua (ayah) memang bukan hal yang mudah dapat diterima oleh anak, hal ini terjadi bukanlah tanpa alasan,

13 buruknya status seorang ibu tiri yang tampak dalam berbagai hal, mulai dari dongeng masa kecil hingga berbagai macam sinetron di negeri ini sangat banyak menyudutkan posisi seorang ibu tiri. Ketakutan lain yang sering menghantui anak yaitu pandangan bahwa ibu tiri adalah seorang ibu yang hanya mencintai ayahnya dan tidak mencintai anak tirinya. Kata ibu tiri menjadi hal yang menakutkan bagi anak-anak (Widiastuty, 2006). Kedatangan orang tua tiri seringkali dipandang sebagai hal yang negatif, namun sebenarnya orang tua tiri dapat menyediakan dukungan dan keamanan bagi keluarga orang tua tunggal. Hubungan antara orang tua tiri dan anak tiri lebih lemah dibandingkan dengan anak kandungnya. Semakin tua usia anak, dan semakin muda usia remarriage, maka peran sebagai orang tua tiri akan lebih sulit (MacDonald & DeMaris dalam Papalia, 2001). Posisi sebagai seorang ibu tiri adalah posisi yang lebih sulit di bandingkan seorang ayah tiri, hal ini juga disebutkan Hoffman (dalam Rossnanda, 2011) bahwa keluarga dengan kehadiran ibu tiri akan berpotensi untuk timbul masalah dari pada keluarga dengan ayah tiri. Namun keberadaan orang tua tiri juga dapat memberikan tambahan waktu, tenaga, dan bahkan uang yang mungkin saja sangat dibutuhkan oleh keluarga yang dimasuki (Nielsen, 1999). Menurut Rohner (2004) seorang ibu tiri akan bersikap baik atau kejam bukan hanya konstitusi ibu tiri itu sendiri melainkan juga dipengaruhi lingkungan sosialnya, relasinya dengan lingkungan sekitar dan keluarganya.

14 Penerimaan berkaitan dengan kerelaan mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain serta penerimaan terhadap orang lain. Allport (dalam Hjelle, 1992) mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki penerimaan adalah orang-orang yang memiliki gambaran positif tentang orang lain, dapat mengatur dan bertoleransi dengan emosi, dapat berinteraksi dengan orang lain, serta memiliki persepsi yang realistik dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas, penelitian ini tidak diarahkan pada upaya pembuktian teori maupun hipotesis tetapi ditujukan untuk menjawab suatu fokus pertanyaan yaitu : Bagaimana Penerimaan Remaja yang memiliki ibu tiri?