2.4.3 Epidemiologi Dysmenorrhea Primer Derajat Nyeri Dysmenorrhea Primer Faktor Risiko Dysmenorrhea Primer

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2011/2012. Oleh : TOH CHIA THING

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

PERBEDAAN DERAJAT DISMENORE ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA MAHASISWI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Keywords: Anemia, Social Economy

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2009 TENTANG DYSMENORRHOE

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMA KRISTEN I TOMOHON

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

OLEH : DARIUS HARTANTO

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

PERBEDAAN PREVALENSI DISMENORE ANTARA INDEKS MASSA TUBUH UNDERWEIGHT DAN NORMAL PADA REMAJA SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMAN 1 GONDANGREJO KARANGANYAR

Hubungan Stress Pada Remaja Usia Tahun dengan Gangguan Menstruasi (Dismenore) di SMK Negeri Tambakboyo Tuban

BAB I PENDAHULUAN.

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

SKRIPSI. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.4.1 Manfaat Teoritis... 5 1.4.2 Manfaat Praktis... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Usia Menarche... 6 2.2 Siklus Menstruasi... 6 2.2.1 Fase Menstruasi... 7 2.2.2 Fase Folikular... 7 2.2.3 Fase Luteal... 8 2.2.4 Fase Pasca Ovulasi atau Fase Sekresi.... 8 2.3 Gangguan Menstruasi... 9 2.4 Dysmenorrhea... 10 2.4.1 Definisi Dysmenorrhea... 10 2.4.2 Klasifikasi Dysmenorrhea... 11 2.4.2.1 Dysmenorrhea Primer... 11 2.4.2.2 Dysmenorrhea Sekunder... 11

2.4.3 Epidemiologi Dysmenorrhea Primer... 11 2.4.4 Derajat Nyeri Dysmenorrhea Primer... 12 2.4.5 Faktor Risiko Dysmenorrhea Primer... 13 2.4.6 Patofisiologi Dysmenorrhea Primer... 16 2.4.7 Karakteristik Nyeri Dysmenorrhea Primer... 16 2.4.8 Diagnosis Dysmenorrhea Primer... 17 2.4.9 Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer... 17 2.5 Pengukuran Intensitas Nyeri Dysmenorrhea Primer... 17 2.6 Indeks Massa Tubuh... 18 2.6.1 Definisi Indeks Massa Tubuh... 18 2.6.2 Cara Pengukuran Indeks Massa Tubuh... 19 2.6.3 Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight... 19 2.6.4 Etiologi Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight... 20 2.6.5 Epidemiologi Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight... 22 2.6.6 Pengukuran dan Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight... 22 2.7 Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight dengan Tingkat Nyeri Dysmenorrhea Primer... 23 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir... 27 3.2 Kerangka Konsep... 28 3.3 Hipotesis... 29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 30 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 30 4.3 Populasi dan Sampel... 30 4.3.1 Populasi... 30 4.3.2 Sampel... 31 4.3.3 Besar sampel... 32 4.3.4 Cara Pemilihan Sampel... 33 4.4 Variabel Penelitian... 33 4.4.1 Variabel... 33 4.5 Definisi Operasional Variabel... 33

4.5.1 Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight... 33 4.5.2 Dysmenorrhea Primer... 34 4.5.3 Remaja Putri... 34 4.6 Instrumen Penelitian... 35 4.7 Prosedur Penelitian... 35 4.7.1 Prosedur Pendahuluan... 35 4.7.2 Prosedur Pelaksanaan... 36 4.8 Alur Penelitian... 38 4.9 Teknik Analisis Data... 38 4.10 Jadwal Penelitian... 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat... 41 5.1.1 Karakteristik Responden... 41 5.2 Analisis Bivariat... 44 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden... 47 6.1.1 Usia... 47 6.1.2 Indeks Massa Tubuh... 48 6.1.3 Tingkat Nyeri pada Dysmenorrhea Primer... 49 6.2 Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori Underweight dengan Tingkat Nyeri Dysmenorrhea Primer... 50 6.3 Keterbatasan Penelitian... 56 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan... 57 7.2 Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR 2.1 Siklus Menstruasi... 9 2.2 Skala Pengukuran Nyeri... 18 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 28 4.1 Alur Penelitian... 38 5.1 Distribusi Frekuensi Dysmenorrhea Primer Berdasarkan Penggunaan Obat Analgesik.... 44

DAFTAR TABEL 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut Asia Pasifik... 23 4.1 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut Asia Pasifik... 37 4.2 Jadwal Penelitian... 40 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 42 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan IMT... 42 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri... 43 5.4 Distribusi Frekuensi Dysmenorrhea Primer Berdasarkan Penggunaan Obat Analgesik... 43 5.5 Tabel Indeks Massa Tubuh dengan Dysmenorrhea Primer... 45 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ethical Clearance Lampiran 2 : Curiculum Vitae Lampiran 3 : Informed Consent Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Lampiran 5 : Kuisioner Lampiran 6 : Data SPSS Lampiran 7 : Dokumentasi Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight dengan Tingkat Nyeri Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri Sekolah Menengah Pertama ABSTRAK

Usia menarche adalah masa di mana perempuan pertama kali mengalami menstruasi disebut menarche. Menarche dapat terjadi antara usia 12-17 tahun. Usia menarche secara statistik dipengaruhi oleh faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan. Terjadinya haid pertama kali atau menarche adalah salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan di dalam dirinya yang mencangkup perubahan fisik, biologi, psikologik maupun social. Usia menarche yang cepat adalah < 12 tahun yang menjadi faktor risiko terjadinya dysmenorrhea primer. Dysmenorrhea yaitu rasa nyeri saat menstruasi berupa kram ringan pada bagian kemaluan dan keluhan yang sering dialami pada remaja putri tepatnya di perut bagian bawah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Indeks massa tubuh merupakan salah satu faktor risiko terjadinya dysmenorrhea primer. Indeks massa tubuh di bawah 18 di mana dalam klasifikasi World Health Organization dikategorikan dalam Underweight diketahui menyebabkan dysmenorrhea primer berat. Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja putri Sekolah Menengah Pertama. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu systematic random sampling. Besar sampel adalah 52 orang remaja putri di SMP N 9 Denpasar dan SMPK Santo Yoseph Denpasar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis chi square test. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat nyeri ringan paling banyak pada indeks massa tubuh kategori normal yaitu sebanyak 16 responden (30,8%), tingkat nyeri sedang paling banyak pada indeks massa tubuh kategori normal yaitu sebanyak 15 responden (28,8%) dan tingkat nyeri berat paling banyak pada indeks massa tubuh kategori underweight yaitu sebanyak 4 responden (7,7%). Dari analisis data dengan menggunakan metode uji chi square, didapatkan nilai p sebesar 0,041 sehingga p<0,05. Berdasarkan hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara indeks massa tubuh underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer. Kata kunci : usia menarche, dysmenorrhea primer, underweight

Association Between Body Mass Index Category Underweight with Primary Dysmenorrhea Pain Levels In Young Women Junior High School ABSTRACT Age of menarche was a time where women were first menstruation is called menarche. Menarche may occur between the ages of 12-17 years. Age of menarche was statistically affected by hereditary factors, nutritional status, and health. The occurrence of the first menstruation or menarche is one of the signs that the adolescent has experienced a change in him which include changes in physical, biological, psychological and social. Age of menarche fast is <12 years be risk factors for primary dysmenorrhea. Dysmenorrhea is pain during menstruation form of mild cramps in the genitals and complaints are often experienced in adolescent precisely in the lower abdomen to interfere with daily activities. Body mass index is a risk factor for primary dysmenorrhea. The body mass index below 18 in which the World Health Organization classification categorized under Underweight known to cause severe primary dysmenorrhea. Problems in this study whether there is a association between body mass index categories of underweight with a pain level of primary dysmenorrhea in adolescent girls junior high school. The research design analytic cross sectional. The technique used to determine the sample that is systematic random sampling. The sample size is 52 teenage girls in SMPN 9 Denpasar and SMPK Santo Yoseph Denpasar. The data analysis technique used is the analysis chi square test. Based on this research, the most mild pain level on a normal body mass index categories as many as 16 respondents (30.8%), pain level was the highest during normal body mass index categories as many as 15 respondents (28.8%) and the severe level of pain on the body mass index categories of underweight as many as 4 respondents (7.7%). From the data analysis using chi square test, p value of 0.041 to p <0.05. Based on the statistical test results it can be concluded that there is a significant association between body mass index underweight with primary dysmenorrhea pain level. Keywords: age of menarche, primary dysmenorrhea, underweight

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pubertas adalah suatu fase ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir kurang lebih di usia 15 hingga 17 tahun, dimana rentang usia tersebut telah memasuki masa remaja. Masa remaja akan dilewati oleh laki-laki maupun perempuan. Remaja putri akan mengalami fase pubertas yang ditandai dengan perkembangan seks primer dan seks sekunder. Perkembangan seks sekunder ditandai dengan lengkung tubuh berkembang, adanya bulu di ketiak dan daerah pubis (Andrini, 2014). Perkembangan seks primer ditandai dengan permulaan menstruasi atau menarche, perkembangan pada uterus, vagina membesar, buah dada membesar, jaringan ikat dan saluran darah bertambah. Permulaan menstruasi atau menarche yang dialami remaja putri biasanya mengalami nyeri haid atau dysmenorrhea. Pada usia 12-15 tahun merupakan usia terbanyak yang mengeluhkan dysmenorrhea sebanyak 53,9 % kasus. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi kejadian dysmenorrhea pada remaja. Dysmenorrhea atau yang lebih dikenal dengan nama nyeri haid adalah keluhan yang sering dialami pada remaja putri tepatnya di perut bagian bawah. Terdapat dua jenis dysmenorrhea, yaitu primer dan sekunder. Dysmenorrhea primer merupakan nyeri saat menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan pada pelvis. Dysmenorrhea primer terjadi mulai 2-3 tahun setelah usia menarche yaitu pertama kali terjadinya dysmenorrhea. Biasanya ini terjadi pada perempuan dengan usia 15-25 tahun. Menurut Widjanarko (2006) gejala yang dirasakan

adalah nyeri panggul atau perut bagian bawah (umumnya berlangsung 8 72 jam), yang menjalar ke punggung dan sepanjang paha, terjadi sebelum dan selama menstruasi. Selain itu, tidak disertai dengan peningkatan jumlah darah haid dan puncak rasa nyeri sering kali terjadi pada saat perdarahan masih sedikit. Dysmenorrhea sekunder terjadi akibat adanya keadaan patologis dari pelvis dan terjadi pada perempuan dengan usia > 25 tahun. Diketahui bahwa prevalensi dysmenorrhea mencapai 90% dengan 10-15 % mengeluh tidak dapat bekerja akibat nyeri yang dirasakan (Oats & Abraham, 2010; Smith, 2009). Prevalensi dysmenorrhea pada perempuan dinyatakan sebesar 16-91% di seluruh dunia, 16 % ditemukan pada perempuan Jepang dengan usia 17-51 tahun. Sedangkan, prevalensi tertinggi 91% ditemukan pada sampel acak perempuan Iran dengan interval usia 16-56 tahun (Ju et al., 2014). Di Ghana, prevalensi dysmenorrhea sebesar 74,4% pada perempuan dengan interval usia 14-19 tahun (Gumanga & Aryee, 2012). Prevalensi dysmenorrhea di Distrik Kadapa, India mencapai 65,02% dengan interval usia 14-19 tahun (Khumbar, 2011). Di Indonesia sendiri data prevalensi dysmenorrhea sangat minim, di Manado dinyatakan prevalensi dysmenorrhea sebesar 98,5 % pada siswi dengan usia 13-15 tahun (Lestari et al., 2010). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susanto, Nasruddin dan Abdullah (2013) di beberapa wilayah kota madya Makassar didapatkan, dari 997 remaja putri, 935 kasus (93,8%) remaja diketahui menderita dysmenorrhea. Sebuah penelitian di Mesir didapatkan hasil bahwa selama 3 bulan terakhir terdapat 39 % siswi yang tidak hadir di sekolah akibat dysmenorrhea. Selain itu dysmenorrhea juga berpengaruh pada penurunan konsentrasi 53,5% dan penurunan partisipasi pada jam pelajaran olahraga 50,9 % (Mohamed, 2012). Efek dari dysmenorrhea juga berpengaruh terhadap hubungan sosial baik dengan teman dan keluarga dinyatakan sebesar 78, 3 % (Mohamed &

Manzour, 2013). Di antara 400 perempuan pasca menarche di Arab Saudi ditemukan bahwa 33,7% perempuan menderita anemia dan mengalami dysmenorrhea ( Bano & Mulyhan, 2015). Penelitian lain menyebutkan, dari 579 sampel yang merupakan perempuan dewasa di Hamadan, Iran terdapat prevalensi dysmenorrhea primer sebesar 85,31%. Prevalensi tersebut dinyatakan berhubungan dengan IMT dengan rincian perempuan kategori underweight, berat normal, dan overweight masing-masing sebesar 20,3 % ; 66,73% ; dan 12,93%. Hasil penelitian ini sampel dengan kategori underweight berjumlah 19,49% dan dinyatakan mengalami dysmenorrhea primer berat (Khodakarami, 2015). Menurut Ozer Dogan et al. (2009) dysmenorrhea yang terjadi 1,5 kali lebih tinggi di kategori underweight dibandingkan dengan kelebihan berat badan atau obesitas (OR 1.52; 95% CI 0,99-2,33). Hal ini terjadi karena dysmenorrhea yang dialami dapat diakibatkan oleh anemia defisiensi zat besi, dimana zat besi memiliki peranan untuk kekebalan tubuh terhadap rasa nyeri. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor risiko dysmenorrhea primer. Indeks massa tubuh (IMT) di bawah 18 yang dikategorikan dalam IMT underweight di mana dapat memperparah tingkat nyeri dysmenorrhea primer. Pada penelitian perempuan dysmenorrhea dengan usia 21-25 tahun di Nigeria, didapatkan bahwa dysmenorrhea primer pada perempuan dengan IMT rendah menderita dysmenorrhea berat dibandingkan dengan IMT yang tinggi (Okoro et al., 2013). Indeks massa tubuh kategori underweight berhubungan dengan status gizi yang kurang diakibatkan karena asupan makanan yang kurang. Asupan makanan dengan zat gizi yang berpengaruh terhadap dysmenorrhea adalah zat besi dan kalsium. Kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin pada saat otot berkontraksi. Kekurangan kalsium menyebabkan otot tidak dapat mengendur setelah kontraksi, sehingga dapat mengakibatkan otot menjadi kram (Yuliarti, 2009). Zat besi memiliki peranan

dalam pembentukan hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang membawa oksigen pada sel darah merah ke seluruh jaringan tubuh (Evelyn, 2009). Kekurangan asupan zat besi dapat menyebabkan terganggunya pembentukan hemoglobin, sehingga jumlah hemoglobin dalam sel darah merah juga akan berkurang. Kondisi hemoglobin yang rendah pada sel darah merah, menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan menyebabkan anemia. Anemia dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada seseorang. Menurut Sylvia dan Lorrainne (2006), anemia merupakan salah satu factor konstitusi yang menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri pada saat menstruasi. Tingginya angka kejadian dysmenorrhea dan adanya berbagai penelitian yang menyatakan hubungan IMT dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer yang pada khususnya penelitian yang menyatakan hubungan IMT dengan kategori underweight mengalami dysmenorrhea primer yang berat, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja putri sekolah menengah pertama dengan populasi yang ingin diteliti yaitu golongan remaja putri yang berusia 12-15 tahun. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja putri di Sekolah Menengah Pertama? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Membuktikan hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja putri di Sekolah Menengah Pertama. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai hubungan indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja putri Sekolah Menengah Pertama. 2. Menambah wawasan penulis mengenai pengaruh indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight terhadap tingkat nyeri dysmenorrhea primer yang dialami remaja putri. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmiah bagi bidang ilmu fisioterapi terutama mengenai hubungan indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight dengan tingkat nyeri dysmenorrhea primer sebagai pertimbangan dalam melakukan intervensi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.