51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Oleh PT. X Dalam perusahaan industri, aktiva tetap adalah merupakan bagian aktiva yang sangat besar jumlahnya. Demikian juga dengan PT. X memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan sangat beragam jenisnya, oleh karena itu dibutuhkan suatu klasifikasi yang tepat agar mudah diidentifikasi dalam pembuatan suatu laporan. Aktiva tetap merupakan bagian penting dari neraca dan harus disajikan serta diungkapkan dengan tepat agar nilai buku aktiva tetap yang tercantum didalam neraca harus mencerminkan nilai yang sesungguhnya. Aktiva tetap perusahaan terdiri atas aktiva tetap untuk pabrik dan aktiva non pabrik. Aktiva tetap untuk pabrik adalah aktiva yang berada di pabrik dan yang menunjang kegiatan produksi, seperti tanah dan bangunan pabrik, mesin-mesin produksi, alat angkut, dan Iain-lain. Sedangkan aktiva non pabrik adalah aktiva yang diperuntukkan bagi kegiatan operasional di kantor seperti inventaris kantor. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perlakuan aktiva tetap pada PT. X, berikut ini akan diuraikan mengenai klasifikasi aktiva tetap dan penetuan
52 harga perolehannya, penyusutan aktiva tetap, pengeluaran-pengeluaran setelah masa perolehan, pelepasan dan penyajian aktiva tetap perusahaan dalam laporan keuangan. a. Klasifikasi aktiva tetap dan penetuan harga perolehannya Aktiva tetap perusahaan terdiri dari: 1. Tanah Tanah yang diperoleh oleh perusahaan di jalan Raya Bogor Km 52 Kedung Halang, tanah ini terletak didaerah yang diperuntukkan sebagai kawasan industri. Hak atas tanah diperoleh secara tunai dengan pembelian dari penduduk setempat. Nilai yang tercatat untuk hak atas tanah adalah sebesar harga perolehan yang meliputi : Harga beli tanah 154.780.000,- Biaya komisi 5.000.000,- Biaya notaries 8.000.000,- Biaya penelitian 10.000.000,- Biaya balik nama 5.000.000,- Biaya perataan tanah 15.000.000,- 197.870.000,- Jurnal yang dibuat oleh perusahaan untuk mencatat perolehan tanah tersebut adalah: Tanah 197.870.000,- Kas/Bank 197.870.000,-
53 2. Bangunan Harga perolehan atas bangunan tersebut adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam mendirikan bangunan sampai bangunan tersebut siap digunakanan. Pada akhir tahun 1996 perusahaan mendirikan bangunan pabrik yang baru, untuk itu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah seabagai berikut: 1. Biaya pengurukan tanah 28.750.000,-. Biaya ini dibayarkan pada saat pekerjaan selesai, dan jurnal yang dicatat oleh perusahaan atas biaya ini adalah: Bangunan dalam pelaksanaan 29.000.000,- Bank 29.000.000,- 2. Jasa kontruksi dengan pihak kontraktor dengan total kontrak 249.972.000,-. Pembayaran dilakukan sesuai dengan nilai kontrak yang telah disepakati dalam SPK (surat perjanjian kerja) sesuai dengan persentase penyelesaian bangunan, dimana pembayaran dimuka 20% dari nilai kontrak. Jurnal untuk pembayaran pertama sebesar 20% dari penyelesaian bangunan: Bangunan dalam pelaksanaan 49.994.400,- Bank 49.994.400,- Jurnal untuk pembayaran kedua sebesar 80% dari penyelesaian bangunan adalah:
54 Bangunan dalam pelaksanaan 199.977.000,- Bank 199.977.000,- 3. Biaya pengurusan surat ijin mendirikan bangunan yang telah dikeluarkan perusahaan adalah 19.978.000,-. Pembayaran ini dicatat dengan jumal: Bangunan dalam pelaksanaan 19.978.000,- Bank 19.978.000,- Jadi total biaya yang telah dikeluarkan perusahaan atas pembangunan gedung secara keseluruhan adalah 298.700.000,- Pada akhir tahun 1999 bangunan telah selesai dikerjakan seluruhnya dan siap untuk digunakan, untuk itu perusahaan membuat jurnal untuk mencatat reklasifikasi perkiraan bangunan dalam pelaksanaan menjadi aktiva tetap perusahaan sebagai berikut: Bangunan 298.700.000,- Bangunan dalam pelaksanaan 298.700.000,- Jurnal-jurnal yang dicatat oleh perusahaan atas kontruksi bangunan tersebut telah sesuai dengan ketentuan PSAK, yaitu bahwa suatu aktiva yang dikontruksikan ditentukan harga perolehannya dari seluruh biaya yang dikelurkan sampai bangunan tersebut siap untuk digunakan. 3. Mesin dan peralatan
55 Mesin dan peralatan merupakan segmen dengan jumlah terbesar dari seluruh aktiva tetap perusahaan. Mesin-mesin tersebut ada beberapa jenis diantaranya: mesin klap, buffing, periksa ban, cord, bofler, compressor, temple ban, pengaduk lem, dan mesin bukaan velg. Sebagian mesin dan peralatan diperoleh dengan mengimpor dari luar negeri dengan cara letter of credit (L/C). Pada tahun 2004 perusahaan membeli sebuah mesin temple Newera secara impor dari Singpura dengan perincian biaya sebagai berikut: tersebut adalah: a. Harga beli mesin 112.969.000,- b. Biaya penyelesaian dokumen impor 50.000,- c. Biaya administrasi L/C 1.250.000,- d. Biaya impor 7.306.000,- e. Premi asuransi barang 1.625.000,- 123.200.000,- Jurnal yang dicatat oleh perusahaan atas biaya-biaya tersebut adalah: Mesin 123.200.000,- Bank 123.200.000,- Jurnal yang dicatat perusahaan atas perolehan mesin tersebut telah sesuai dengan PSAK yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan mempersiapkan mesin tersebut sampai dapat digunakan dihitung sebagai biaya perolehan aktiva.
56 4. Kendaraan dan alat angkut Untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan dan menunjang proses produksi, perusahaan membutuhkan kendaraan. Perusahaan dalam membeli kendaraan dengan pembayaran tunai, perusahaan mencatat nilai perolehan yang meliputi harga beli ditambah dengan semau biaya - biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kendaraan tersebut. Pada tahun 2004 perusahaan membeli sebuah kendaraan bermotor dengan pembayaran tunai, dengan perincian harga sebagai berikut a. Harga beli 172.500.000,- b. Bea balik nama 650.000,- c. Pajak kendaraan 1.750.000,- 175.000.000,- Jurnal untuk mencatat pembelian kendaraan itu adalah: Kendaraan 175.000.000,- Bank 175.000.000,- Menurut penulis jurnal yang dicatat oleh perusahaan atas pembalian kendaraan bermotor tersebut telah sesuai dengan ketentuan PSAK, yaitu sebesar biaya yang dikeluarkan perusahaan sampai aktiva dapat digunakan. 5.1nventaris kantor Inventaris kantor yang dicatat oleh PT. X meliputi meja, kursi, computer, AC, mesin fotocopy dan lainnya yang jumlahnya cukup material.
57 Perusahaan dalam membeli inventaris kantor melakukan pembayaran dengan cara 30 hari setelah barang tiba dengan dengan giro atau cek. Perusahaan membukukan setiap pembelian inventaris kantor sebesar harga beli, ditambah dengan biaya-biaya untuk memperoleh barang tersebut. Pada tahun 2004 perusahaan membeli computer Samsung dengan harga 5.000.000,-. Harga tersebut sudah termasuk ongkos angkut. Jumal yang dibuat perusahaan untuk mencatat pembelian inventaris kantor tersebut adalah: (Computer 5.000.000,- Bank 5.000.000,- Atas perhitungan dan jurnal tersebut penulis berpendapat perusahaan telah mencatat secara benar dan sesuai dengan PSAK yaitu sebesar biaya yang dikelurkan sampai aktiva dapat digunakan. b. Metode penyusutan aktiva tetap perusahaan Terdapat banyak metode prnyusutan yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menentukan nilai penyusutan atas aktiva tetap perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai pertimbangan-pertimbangan dan (criteria tersendiri dalam menentukan metode penyusutan aktiva tetap tersebut, demikian pula dengan PT. X. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode garis lurus ( straight line method ). Metode garis lurus merupakan metode yang paling populer dan banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan karena metode penyusutan garis
58 lurus merupakan salah satu metode penyusutan yang mudah dalam menghitung besamya beban penyusutan dalam tiap periode akuntansi baik secara tahunan maupun bulanan dan nilainya sama dan satu periode ke periode. Sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 17 tentang penyusutan, maka untuk aktiva tetap perusahaan yang berbentuk tanah tidak disusustkan karena tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan harga tanah biasanya akan meningkat terus dari tahun ke tahun. Dalam kebijakan yang ditentukan oleh manajemen perusahaan, perusahaan tidak menetapkan nilai sisa karena perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan nilai sisa sehingga perusahaan menganggap nilai sisa aktiva tetap yang akan diterima nantinya sebesar nol. Besamya beban penyusutan dapat dilihat pada daftar aktiva tetap pada lampiran II. Dari table tersebut diketahui bahwa perusahaan mengunakan metode garis lurus dalam menentukan nilai penyusutan untuk semua aktiva tetapnya. Jurnal yang dicatat perusahaan atas penyusutan tahun 2004 tersebut adalah: Beban penyusutan bangunan 14.935.000,- Beban penyusutan kendaraan 76.312.500,- Beban penyusutan mesin dan peralatan 132.966.791,- Beban penyusutan inventaris 5.195.791,- Akum. Penyst. Bangunan 14.935.000,- Akum. Penyst. Kendaraan 76.312.500,- Akum. Penyst. Mesin 132.966.791,-
59 Akum. Penyst. Inventaris 5.195.791,- Menurut penulis ada baiknya bagi perusahaan untuk menghitung nilai penyusutan aktiva tetap dengan menggunakan metode penyusutan yang berbeda untuk aktiva tetap dipabrik terutama untuk mesin-mesin dan peralatan, yaitu dengan metode jam pemakaian atau metode output produktif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan metode jam pemakaian atau metode output produktif akan lebih mencerminkan kontribusi yang diberikan oeh mesin yang bersangkutan. Berikut ini penulis akan memberikan ilustrasi perhitungan penyusutan dengan metode jam pemakaian. Sebuah mesin dengan nilai perolehan 500.000.000,- dan dapat dipergunakan untuk jangka waktu 1.000.000 jam kerja, maka beban penyusutan perjam untuk mesin tersebut dapat ditentukan dengan cara: Beban penyusutan = Harga perolehan / Jam kerja 500.000.000,- 500.000 1.000 Tabel penyusutan metode jam pemakaian label 4.1 Tahun Kapasitas Penyusutan Akumulasi Nilai Buku 2000 500.000.000 2001 70.000 70.000.000 70.000.000 430.000.000
60 2002 60.000 60.000.000 130.000.000 370.000.000 2003 70.000 70.000.000 200.000.000 300.000.000 2004 50.000 50.000.000 250.000.000 250.000.000 2005 70.000 70.000.000 320.000.000 180.000.000 2006 50.000 50.000.000 370.000.000 130.000.000 2007 60.000 60.000.000 430.000.000 70.000.000 2008 40.000 40.000.000 470.000.000 30.000.000 2009 30.000 30.000.000 500.000.000 0 Sumber : Data diolah oleh penulis Dari perbandingan kedua metode penyusutan diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus menghasilkan nilai penyusutan yang sama untuk setiap periode tanpa memperhatikan fluktuasi dari aktivitas produksi. Berbeda dengan metode penyusutan jam pemakaian, nilai penyusutannya mengikuti fluktuasi aktivitas produksi sehingga dapat menghasilkan beban penyusutan yang lebih sesuai sebagai beban operasi. Menurut penulis perhitungan untuk penyusutan aktiva tetap perusahaan tidak sesuai dengan PSAK karena metode penyusutan yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus dimana penyusutan menurut metode ini adalah sama dari tahun ke tahun sampai habis umur manfaatnya. Tetapi untuk beberapa jenis aktiva tetap beban penyusutannya tidak sesuai dengan metode yang ditetapkan.
61 Sebagai akibat dari perlakuan beban penyusutan yang tidak sesuai dengan metode yang ditetapkan perusahaan terdapat selisih beban penyusutan antara beban penyusutan menurut perusahaan yang dapat dilihat perhitungannya pada lampiran II uengan beban penyusutan menurut PSAK No. 17 yang dapat dilihat perhitungannya pada lampiran III yaitu sebesar 24.648.021,-. Selesih tersebut merupakan total Jari semua beban penyusutan aktiva tetap yang dapat dilihat dari tabel perbandingan berikut ini: Tabel 4.2 PT. X PSAK No. 16 dan SELISIH No. 17 Penyusutan 76.312.500,- 82.500. 000,- 6.187.500,- Kendaraan Penyusutan mesin 132.966.791,- 149.89* J.542,- 16.931.733,- Penyusutan 5.195.791,- 6.724.579,- 1.528.788,- inventaris kantor 24.648.021,- Sumber : Data diolah oleh penulis Dengan ketidaksesuaian beban penyusutan dengan metode yang ditetapkan perusahaan, maka berakibat langsung pada laporan laba rugi dan neraca perusahaan.
62 c. Pengeluaran-pengeluaran setelah tanggal perolehan Aktiva tetap yang telah dipergunakan selama beberapa waktu selalu membutuhkan pengeluaran-pengeluaran untuk meningkatkan dan memelihara produktivitas dari aktiva-aktiva tetap tersebut. Pengeluaran-pengeluaran untuk pemeliharaan aktiva, perbaikan, penggatian suku cadang dan penambahan. Aktiva tetap yang paling menimbulkan pengeluaran-pengeluaran adalah mesin-mesin produksi dan kendaraan karena kedua aktiva tersebut digunakn secara terus menerus. Kesalahan dalam mencatat pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dapat mempengaruhi laporan laba rugi maupun nilai perolehan aktiva, dimana nilai aktiva akan dicatat terlalu besar atau terlalu kecil. Oleh karena itu pihak manajemen harus menetukan apakah suatu pengeluaran harus dicatat sebagai pengeluaran pendapatan atau pengeluaran modal. Pihak manajemen PT. X membuat ketetapan bahwa pengeluaran-pengeluaran diatas 7.500.000,- akan diperlakukan sebagai pengeluaran modal ( capital expenditure ) atau dikapitalisasi, sedangkan untuk pengeluaran dibawah 7.500.000,- akan diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan ( revenue expenditure ) atau dicatat sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan atas pengeluaran-pengeluaran yang terjadi, dibawah ini akan diberikan beberapa ilustrasi mengenai pengeluaran-pengeluaran tersebut. Pada tahun 2004 PT. X mengeluarkan sejumlah biaya untuk pengeluaran pemeliharaan bangunan sebesar 6.710.400,-.
63 Jurnal yang dicatat perusahaan sehubungan dengan terjadinya pengeluaran tersebut adalah : Biaya pemeliharaan bangunan pabrik 6.710.400,- Bank 6.710.400,- Sepanjang tahun 2004 perusahaan juga mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan mesin sebesar 53.422.000,- Jurnal yang dicatat perusahaan sehubungan dengan terjadinya pengeluaranpengelauran tersebut adalah sebagai berikut: Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan 53.422.000,- Bank 53.422.000,- Sepanjang tahun 2004 perusahaan telah mengelurakan biaya untuk pemeliharaan kendaraan sebesar 20.681.250,-. Jurnal yang dicatat perusahaan sehubungan dengan terjadinya pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: Biaya pemeliharaan kendaraan 20.681.250,- Bank 20.681.250,- Pengeluaran setelah perolehan yang dilakukan oleh PT. X sudah sesuai dengan PSAK No. 16 yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan yang bertujuan untuk menjaga manfaat ekonomi dan untuk mempertahankan standar kinerja semula atas aktiva tetap diakui sebagai beban saat terjadinya. Pengeluaran-pengeluaran juga terjadi atas aktiva tetap perusahaan yang telah disusutkan secara penuh nilai bukunya sama dengan nol karena aktiva tetap tersebut masih digunakan oleh perusahaan. Apabila pengeluaran tersebut bertujuan hanya
64 untuk mempertahankan kinerja semula dari aktiva tetap maka pengeluaranpengeluaran tersebut diperlakukan sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan. Tetapi untuk pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan kinerja dari aktiva tetap tersebut akan dicatat sebagai penambahan baru bagi aktiva tetap atau dikapitalisasi dan hitung nilai penyusutannya. d. Pelepasan atau penghentian aktiva tetap Setelah digunakan beberapa waktu suatu aktiva tetap terkadang dihentikan penggunaannya. Penghentian ini dapat dilakukan dengan cara dijual, ditukarkan dengan aktiva lain dan dibuang begitu saja. Pada PT. X aktiva tetapnya dihentikan penggunaannya dengan cara dijual, dan belum terdapat aktiva tetap yang dilepaskan dengan cara ditukar maupun dibuang. Atas penjualan aktiva tetap tersebut perusahaan akan menentukan akumulasi penyusutan yang telah terjadi sampai dengan tanggal pelepasan aktiva sehingga akan diperoleh nilai buku yang tersisa per tanggal pelepasan aktiva. Selisih antara nilai buku aktiva tersebut dengan harga jual yang diterima oleh perusahaan akan diakui sebagai keuntungan atau kerugian atas penjualan aktiva tetap. Jurnal-jurnal yang dicatat oleh perusahaan sehubungan dengan transaksi penjualan aktiva tetap secara jelas akan diuraikan dalam ilustrasi berikut. Pada bulan Februari 2004 perusahaan menjual inventaris kantor yaitu sebuah komputer seharga 1.500.000,-. Nilai perolehan computer trsebut adalah 4.500.000,- dan sampai dengan bulan Januari telah disusutkan sebesar 2.859.375.
65 Jurnal yang dicatat perusahaan atas transaksi tersebut adalah : Kas 1.500.000,- Akumulasi penyusutan 2.859.375,- Rugi penjualan aktiva 140.625,- Komputer 4.500.000,- Jurnal yang dicatat diatas telah sesuai dengan PSAK, dimana atas penjualan aktiva tersebut perusahaan mengakui kerugian penjualan sebesar 140.625,- atas selisih dari nilai buku dengan harga jual. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penyajian dan pelaporan aktiva tetap perusahaan pada halaman berikut terdapat tabel aktiva tetap, laporan laba rugi dan neraca perusahaan per 31 Deesember 2004. 2. Dampak perlakuan akuntansi penyusutan aktiva tetap PT. X terhadap laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Penyajian aktiva tetap didalam laporan keuangan perusahaan tercermin pada Neraca yang dicantumkan pada kelompok aktiva tetap,sedangkan beban penyusutan dilaporakan secara terpisah dalara perhitungan laba rugi. Sehingga diperlukan perlakuan akuntansi aktiva tetap yang tepat dan relevan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat, apabila perlakuan akuntansi aktiva tetap tidak tepat maka maka perusahaan akan menghasilkan laporan keuangan yang tidak akurat dan akan mempengaruhi mutu informasi dari laporan keuangan perusahaan.
66 Laporan keuangan yang terpengaruh langsung dari perlakuan akuntansi atas aktiva tetap adalah neraca dan laporan laba rugi. Dimana dalam neraca akan tercantum sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya, sedangkan dalam laporan laba rugi akan tercantum beban penyusutan selama satu peri ode. Ilustrasi berikut ini adalah bagaimana perlakuan akuntansi atas aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. X terhadap laporan laba rugi dan neraca. Pencatatan harga perolehan aktiva tetap yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengtan PSAK No. 16 dimana semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap ditambahkan pada harga perolehannya, sehingga telah dicatat dengan benar, hal ini dapat dilihat dalam daftar tabel aktiva tetap perusahaan. Sedangkan pencatatan beban penyusutan yang dilakukan perusahaan, menurut penulis sudah sesuai dengan PSAK No. 17. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk semua jenis aktiva tetapnya, dimana dalam metode garis lurus beban penyusutan atas aktiva tetap dari tahun ke tahun adalah sama sampai habis masa manfaatnya. Seharusnya beban penyusutan untuk semua jenis kendaraan, mesin dan peralatan serta inventaris kantor dari tahun ke tahun adalah sama apabila menggunakan metode garis lurus, tetapi pada PT. X untuk beberapa jenis aktiva tetapnya, beban penyusutannya berbeda dari tahun ketahun sehingga menyimpang dari metode yang digunakan perusahaan menyebabkan perhitungan perolehan aktiva tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan laba rugi menjadi tidak akurat.
67 Berikut ini penulis akan memberikan ilustrasi perbandingan antara laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 menurut PT. X denganpsakno. 16 dan No. 17: Tabel 4.3 Fl X PSAKNo. 16 dan SELISIH No. 17 Penjualan 4.601.525.570,- Rp 4.601.525.570,- - Beban pokok 4.075.140.424,- 4.092.072.157,- 16.931. 733,- penjualan Laba kotor 526.385.146,- 509.453.413,- 16.931 733,- Biaya-biaya operasi - Biaya pemasaran 87.676.650,- 93.864.150,- 6.187. 500,- Biaya administrasi 292.795.269,- 294.324.057,- 1.528. 788,- danumum Jumlah beban usaha 380.471.919,- 388.188.207,- 7.716.288,- Laba bersih sebelum 145.913.227,- 121.265.206,- 24.648.021,- pajak penghasilan Pendapatan dan 40.494.250,- 40.494.250,- beban Iain-lain
68 Laba bersih 186.407.477,- 161.759.456,- 24.648.021,- sebelum pajak penghasilan Taksiran pajak (45.880.900,-) (45.880.900,-) penghasilan Laba bersih sesudah 140.526.577,- 115.878.556,- 24.648.021,- pajak penghasilan Sumber : PT. X Tahun 2004 dan diolah oleh penulis Dari perbandingan diatas terdapat selisih 24.648.021,- atas laba yang diperoleh perusahaan. Selisih tersebut terjadi karena beban penyusutan beberapa jenis aktiva yang tidak sesuai dengan metode yang ditetapkan. Misalnya didalam menentukan harga pokok penjualan selisihnya 16.931.733,- hal ini disebabkan oleh beban penyusutan mesin dan peralatan yang menurut perusahaan 132.966.791,- sedangkan menurut PSAK 149.898.524,-. Untuk biaya pemasaran selisihnya 6.187.500,- hal ini disebabkan oleh beban penyusutan kendaraan yang menurut perusahaan 48.812.500,- sedangkan menurut PSAK 55.000.000,-. Untuk biaya administrasi dan umum selisihnya 1.528.788,- hal ini disebabkan oleh beban penyusutan inventaris kantor yang menurut perusahaan 5.195.791,- sedangkan menurut PSAK 6.724.579,-. Dari ketiga selisih beban penyusutan menurut perusahaan dan PSAK mengakibatkan laba menurut perusahaan lebih besar
69 dari pada laba menurut PSAK, menyebabkan informasi atas laporan keuangan menjadi tidak akurat. Berikut ini penulis akan memberikan ilustrasi perbandingan neraca yang berakhir pada 31 Desember 2004 menurut PT. X dengan PSAK: Tabel 4.4 PT.X PSAK No. 16 dan SELISIH No. 17 Aktiva Aktiva Lancar Kas 93.429.250,- 93.429.250,- - Bank 362.503.750,- 362.503.750,- - Piutang usaha 786.007.254,- 786.007.254,- - Persediaan l.193.308.887,- 1.193.308.887,- - Jumlah Aktiva 2.453.249.114,- 2.453.249.114,- Lancar Aktiva Tetap - Nilai perolehan 2.189.538.806,- 2.189.538.806,- Akumulasi (431.698.228,-) (456.346.249,-) 24.648.021,- penyusutan Jumlah Aktiva 1.757.840.578,- 1.733.192.557,- 24.648.021,- tetap
70 JUMLAH 4.193.089.719,- 4.168.441.698,- 24.648.021,- AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar Hutang usaha 715.122.059,- 715.122.059,- - Pajak yang masih 48.690.383,- 48.690.383,- harus dibayar Biaya yang masih 30.585.544,- 30.585.544,- hams dibayar Jumlah kewajiban 794.397.986,- 794.397.986,- lancar Ekuitas - Modal 3.000.000.000,- 3.000.000.000,- - Saldo laba ditahan 258.165.156,- 258.165.156,- Saldo laba tahun 140.526.577,- 115.878.556,- 24.648.021,- berjalan Jumlah ekuitas 3.398.691.733,- 3.374.043.712,- 24.648.021,- JUMLAH 4.193.089.719,- 4.168.441.698,- 24.648.021,- KEWAJIBAN DAN EKUITAS
71 Sumber PT. X Tahun 2004 Dari perbandingan diatas, terdapat selisih 24.648.021,- atas total aktiva tetap setelah penyusutan. Selisih tersebut terjadi karena perhitungan beban penyusutan untuk beberapa jenis aktiva tetap tidak sesuai dengan metode yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu metode garis lurus. Menurut perusahaan akumulasi penyusutan aktiva tetap sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar 431.698.228,- sedangkan menurut PSAK No. 16 dam 17 berdasarkan metode yang ditetapkan perusahaan adalah 456.346.249,-. Sehingga menyebabkan nilai dari aktiva tetap yang tertera pada neraca menjadi terlalu besar. Berdasarkan perbandingan antara laporan laba rugi dan neraca perusahaan, untuk beban penyusutan aktiva tetap tidak sesuai dengan PSAK No. 17 dimana perusahaan dalam menentukan beban penyusutannya menyimpang dari metode yang ditetapkan perusahaan sendiri, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang tidak akurat yang dapat mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.