Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

ANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

MANFAAT BIOPLUS DALAM PENGGEMUKAN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) JANTAN DI KECAMATAN LELES KABUPATEN DT II GARUT

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

: PENGGEMUKAN SAPI DI INDONESIA

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

Inovasi Anyar Penggemukan Sapi

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI. Lokasi dan Waktu

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak pertanian, maka usahatani ternak domba digolongkan sebagai cabang u

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

PENGARUH PEMBERIAN SINGKONG TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT HIDUP SAPI BALI DI KEBUN PERCOBAAN KOYA BARAT

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Tabel 1. Komponen teknologi introduksi pengkajian No. Jenis kegiatan Teknologi Ukuran/dosis penggunaan 1. Perbibitan sapi Kandang : Ukuran sesuai juml

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

SILASE SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN SAPI PENGGEMUKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA USAPINONOT

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

PEMANFAATAN PAKAN LENGKAP BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL UNTUK PENGGEMUKAN KAMBING PADA KELOMPOK UP FMA DESA KARANGSARI KABUPATEN TULUNGAGUNG

USAHA YANG MENJANJIKAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

Transkripsi:

KIAT PENGGEMUKAN SAPI POTONG HARRY PURWANTO, DEDI MUSLIH DAN KETUT PUSTAKA Balai Penelitian Ternak Ciawi, P0 Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Suatu pengamatan yang bertujuan untuk mengevaluasi penerapan kiat penggemukan pada ternak sapi potong telah dilakukan selama 3 bulan (Juni 1999 s/d Agustus 1999) di Kandang Percobaan Ruminansia Besar, Balai Penelitian Ternak Ciawi Kiat penggemukan yang diterapkan meliputi pemilihan bakalan, penyediaan kandang, pemberian pakan dan pengendalian penyakit Sejumlah 16 ekor sapi Peranakan Ongole (PO) jantan berumur 2 tahun dengan bobot badan rata-rata 203 kg dalam kondisi sehat, tidak gemuk dan tidak cacat telah dipilih sebagai bakalan Bakalan dipelihara dalam kandang secara terus menerus selama 3 bulan Pakan yang diberikan adalah hijauan (Rumput gajah) sebanyak 30 kg/hari/ekor dan kosentrat yang terdiri dari GT 03 sebanyak 4 kg/hari/ekor dan ampas tahu sebanyak 2 kg/hari/ekor Obat cacing (valbazen) dan vitamin diberikan terhadap semua ternak pada awal penggemukan Hasil pengamatan selama 90 hari menunjukkan rata-rata pertambahan bobot badan (PBB) mencapai 82,8 kg (0,92 kg/ekor/hari) Penerapan kiat penggemukan sapi potong mampu memberikan pendapatan bersih sebesar Rp 26716 000,- dengan nilai efisiensi sebesar 1,41 Kata kunci : Kiat, pengemukan, sapi potong PEN DAHULUAN Seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan pertambahan jumlah penduduk, permintaan daging terutama daging sapi akan semakin meningkat Data statistik ienunjukkan bahwa produksi nasional baru dapat memenuhi sekitar 85% dari kebutuhan (Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, 2003) Kesenjangan antara produksi dan kebutuhan daging sapi, merupakan peluang bagi usaha penggernukan sapi potong Upaya-upaya peningkatan produktivitas sapi potong telah hanyak dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan daging sapi secara nasional 1-lasil-hasil penelitian men unjukkan, melalui penerapan teknologi, produktivitas sapi potong dapat ditingkatkan (PUTU, et a11 1997 : MORAN, 1976 ; KUSNADI, et all 2005 ; HENDAYANA, el all ; SITORUS, 1992 : SIREGAR, etall 1992 ; SABRANI, et all 1994 Tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas ternak termasuk sapi potong yaitu faktor bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan Penerapan teknologi hibit pakan dan manajemen pemeliharaan adalah salah satu alternatip yang dapat dilakukan dalam usaha penggemukan sapi potong Tujuan pengamatan adalah untuk mengevaluasi penerapan kiat penggemukan dan kelayakannya dalam usaha penggemukan ternak sapi potong yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor MATERI DAN METODE Pengamatan terhadap penerapan kiat penggemukan dilakukan selama 3 bulan (Juni 1999 s/d Agustus 1999) di kandang Percobaan Rumimansia Besar, Balai Penelitian Ternak Ciawi Materi yang digunakan dalam pengamatan ini meliputi sapi bakalan bangsa PO jantan berumur 2 tahun, pakan hijauan (rumput raja), konsentrat komersial GT 03 (Tabel 1) dan ampas tahu, vitamin dan obatobatan 210 Pusat Penelitian dun Pengembangan Peternakan

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang kedelai, Serat kasar 2 bunkil kelapa, vitamin dan mineral Abu 8 Protein DD 12 TDN 68 (Sumber : Indonesia Formula Feed) Kiat penggemukan yang diterapkan di kandang percobaan ruminansia besar Ciawi adalah dengan cara kereman (dry lot fattening) meliputi pemilihan bakalan, penyediaan kandang, pemberian pakan (hijauan dan konsentrat), pemberian air minum, dan pengendalian penyakit Data yang diamati meliputi kiat penggemukan yang diterapkan, keragaan sapi dan analisa usaha Pengamatan dilakukan setiap hari, data diolah dan dianalisa secara deskriptip HASIL DAN PEMBAHASAN Kiat Penggemukan Pemilihan Bakalan Sapi bakalan yang digunakan adalah bangsa sapi yang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat seperti Sapi Peranakan Ongole (PO), jenis kelamin jantan berumur 2 tahun dengan berat badan rata-rata 203 kg Pemilihan jenis kelamin jantan didasarkan kepada hasil penelitian, dimana sapi-sapi jantan pertumbuhannya lebih cepat dibanding betina Disamping itu kondisi kesehatan dan postur tubuh juga diperhatikan dalam memilih sapi bakalan Sapi yang dipilih adalah sapi yang sehat dan tidak gemuk namun memiliki postur tubuh yang tinggi besar Badan panjang dan tinggi serta bentuk tubuh yang akan membentuk pantat dan paha supaya berisi Dari samping sapi terlihat panjang dan rata sedangkan dari belakang terlihat lebar dan nampak berisi kalau sudah gemuk, bentuk mulut dan rahang kokoh Sapi yang memiliki kelainan (cacat) terutama pada kaki, misalnya pincang tidak dipilih Produk akhir dari penggemukan adalah berupa daging yang diperoleh apabila ternak tersebut dipotong Oleh karena itu pemilihan sapi bakalan menjadi sangat penting dan menentukan hasil yang akan diperoleh Penyediaan kandang Selama masa penggemukan sapi dipelihara di dalam kandang yang cukup kokoh, aman dan nyaman Kondisi kandang yang tidak nyaman akan membuat sapi gelisah dan dapat menyebabkan kegagalan Luas kandang disesuaikan dengan kebutuhan (3 m 2/ekor) Lantai kandang dibuat agak miring sehingga air kencing cepat mengalir dan kotoran mudah dibersihkan Tempat pakan dibuat sedemikian rupa sehinga memudahkan petugas dalam pelayanan pemberian pakan Pemberian pakan Pakan yang diberikan terdiri atas hijauan dan konsentrat Hijauan yang diberikan adalah rumput gajah sebanyak 30 kg/ekor/hari dalam bentuk segar dan telah terpotong-potong (chopped) Konsentrat yang diberikan adalah konsentrat komersial GT 03 Pemberian konsentrat dilakukan secara gradual (bertahap) atau secara berturut-turut masing-masing sebanyak 2 kg/ekor/hari, 3 kg/ekor/hari dan 4 kg/ekor/hari pada 0-30 hari, 31-60 hari dan 61-90 hari periode penggemukan Ampas tahu diberikan dalam bentuk segar sebanyak 2 kg/ekor/hari pada 0-90 hari periode penggemukan Jumlah pemberian pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan bahan kering untuk sapi potong yaitu sebesar 2,5-3% dari bobot badan (TILMAN et al 1983) Pemberian air minum Pemberian air minum dilakukan setiap hari secara adlibitum (tak terbatas) 211

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 karena air minum sangat diperlukan oleh ternak didalam memperlancar proses pencernaan Kebutuhan air minum ternak sapi sebanyak 20-40 liter/ekor/hari Pengendalian penyakit Pengendalian penyakit dilakukan melalui perawatan ternak, pemeliharaan kebersihan/sanitasi kandang dan lingkungan Untuk meningkatkan nafsu makan ternak sapi diberi vitamin seperti hematovan/b12/b komplek sebanyak 10 cc/ekor Obat-obatan yang diberikan adalah obat cacing (Valbazen) untuk mengendalikan penyakit cacingan pada sapi yang digemukan Obat cacing diberikan pada saat awal ternak datang (mulai digemukan) Antibiotik (Kaloxy) diberikan pada ternak yang terinfeksi bakteri (mencret, luka dll) Pengendalian penyakit pada ternak sapi yang digemukan perlu dilakukan selama periode penggemukan Pertambahan bobot badan akan terganggu apabila ternak tersebut mengalami gangguan kesehatan Keragaan Sapi Pertambahan bobot badan Sapi PO yang digemukan selama tiga bulan, sebanyak 16 ekor mencapai rata-rata bobot hidup hidup sebesar 285,80 kg dari rata-rata bobot awal sebesar 203,00 kg dengan pertambahan rata-rata bobot hidup sebesar 82,80 kg/90 hari atau 0,92 kg/ekor/hari Hasil ini lebih tinggi dibanding kajian HENDAYANA dan YUSUF (2003) dimana pertambahan bobot hidup sapi PO hanya sebesar 64 kg/ekor/90 hari atau 0,71 kg/ekor/hari dalam periode penggemukan yang sama dengan pemberian starbio, hay rumput dan jerami disamping pakan penguat Sementara HIDAYAT et all (2005) melaporkan pertambahan bobot hidup harian dapat mencapai 0,80 kg/hari/ekor pada sapi PO yang diberi pakan jerami padi fermentasi dan dedak padi Perbedaan ini erat kaitannya dengan adanya faktor genetik, kualitas maupun kuantitas pakan yang diberikan disamping faktor lingkungan lainnya KUSNADI, et all (1992) melaporkan penggemukan tanpa pemberian konsentrat menghasilkan rata-rata pertambahan bobot badan sebesar 0,52 kg/ekor/hari pada sapi PO dan 0,40 kg/ekor/hari pada sapi turunan FH Tabel 2 Keragaan sapi Peranakan Ongole (PO) yang digemukan selama 3 bulan di Kandang Percobaan Balai Pcnelitian Ternak Ciawi Parameter Hasil pengukuran Rataan bobot hidup awal (kg/ekor) 203,00 Rataan bobot hidup akhir (kg/ekor) 285,80 Rataan Pertambahan bobot hidup (kg/ekor/90 hari) 82,80 Rataan Pertambahan bobot hidup (kg/ekor/hari) 0,92 Pertambahan bobot hidup (%/90 hari) 40,78 Analisa Usaha Biaya produksi Total biaya produksi selama 90 hari penggemukan sebesar Rp 64 744 000 yang meliputi pembelian bakalan, pakan, vitamin, obat-obatan, tenaga kerja dan sewa kandang Sapi bakalan merupakan komponen biaya terbesar (Rp 45 472 000) diikuti oleh konsentrat Rp 8 640 000 dan rumput gajah Rp 6 480 000 Komponen biaya lainnya vitamin, obat-obatan, sewa kandang dan tenaga keria relatip tidak terlalu besar (Tabel 2) Nilai produksi Nilai produksi ternak sapi sebesar Rp 91 460 000 diperoleh dari penjualan 16 ekor sapi yang digemukan dengan total bobot hidup pada akhir penggemukan sebesar 4 573 kg dengan harga bobot hidup sebesar Rp 20 000/kg Nilai produksi dari 212

limbah kotoran ternak tidak diperhitungkan pada analisa ini (Tabel 2) Pendapatan bersih Pendapatan bersih sebesar Rp 26 716 000, diperoleh dari penjualan ternak sapi sebesar Rp 91 460 000 dikurangi dengan total masukan (biaya produksi) sebesar Rp 64 744 000 faktor-faktor yang menunjang terhadap besarnya penerimaan (nilai produksi) adalah pertambahan nilai jual sapi pada akhir penggemukan dan adanya selisih harga bobot hidup dimana harga bobot hidup sapi bakalan (sapi kurus) sebesar Rp 14 000/kg sedangkan harga bobot hidup pada kondisi setelah penggemukan sebesar Rp 20000/kg (Tabel 2) Efisiensi Usaha Efisiensi usaha merupakan ratio nilai produksi sebesar Rp 91 460 000 dibagi oleh biaya produksi sebesar Rp 64 744 000 Pada pengamatan ini diperoleh nilai yang efisiensi yang cukup tinggi atau sebesar 1,41 Dilihat dari nilai efisiensi, penerapan kiat penggemukan ternak sapi potong cukup efisien dan menguntungkan (Tabel 2) Tabel 2 Analisa Usaha Penggemukan sapi PO No Uraian Vol Satuan Nilai satuan (Rp) Jumlah (Rp) I Biaya Produksi - Sapi Bakalan 16 ekor 3 248 kg 14 000 45 472 000 - Pakan - Rumput Gajah 16 x 30 x 90 43 200 Kg 150 6 480 000 - Konsentrat GT 03 4 320 Kg 2000 8 640 000 - Ampas tahu 2 880 Kg 200 576 000 - Vitamin 96 Cc 1000 96 000 - Obat-obatan - Obat cacing (valbazen) 4 Lt 30 000 120 000 - Kaloxy 2 Btl 60000 120 000 - Tenaga Kerja (HOK) 180 HOK 10 000 1 800000 Sewa kandang (ekor/hari) 1 440 Hari ekor 1 000 1 440000 Total 64744 000 11 Nilai Produksi Penjualan sapi 4 573 Kg 20 000 91 460 000 III Pendapatan bersih 26 716 000 IV R/C ratio 1,41 KESIM PULAN Penerapan kiat penggemukan sapi potong yang meliputi pemilihan bakalan, penyediaan kandang, pemberian pakan, pemberian air minum dan pengendalian penyakit, meningkatkan pertambahan bobot badan harian sebesar 0,92 kg/ekor/hari dengan keuntungan (pendapatan bersih) sebesar Rp 26 716 000,- dan angka efisiensi sebesar 1,41 DAFTAR BACAAN Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan 2003 Laporan Pembangunan Peternakan tahun 2002 Departemen Pertanian Jakarta HENDAYANA, R DAN YUSUF 2003 Kajian Adopsi Teknologi Penggemukan Sapi Potong mendukung pengembangan agribisnis peternakan di Nusa Tenggara Timur Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dean Veteriner Pusat Penelitian dan 213

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungstonal Pertanian 2006 Pengembangan Peternakan 29-30 September 2003 HIDAYAT DAN R DENI PIJRNAMA, 2005 Pemanfaatan jerami padi fermentasi ( IPF) sebagai pakan penggemukan sapi PO di Kecamatan Banyu Resmi Kabupaten Garut Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan MORAN, J B 1978 Perbandingan performance jenis sapi daging di Indonesia Proc Seminar Ruminansia KUSNADI, U, M SABRANI, M WINUGROHO, S ISKANDAR, U NUSCHATI, DAN D SUGANDI 1992 Usaha penggemukan sapi potong dataran tinggi Wonosobo Pertemuan pengolahan dan komunikasi hasilhasil penelitian Balitnak Ciawi 22-23 Januari 1992, Cisarua Bogor PUTU, I G, K DIWYANTO, P SITEPU DAN T D SOEDJANA, 1997 Ketersediaan dan Kebutuhan Teknologi Produksi Sapi Potong Prosiding Seminar Nasional Pcternakan dan Veteriner Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian SIREGAR, A R DAN CHALID THALIB 1992 Gelar Teknologi Penggemukan Sapi di Sulawesi Tengah Prosiding Gelar Teknologi Program Keterkaitan Penelitian -Penyuluhan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara SITORUS, MARUDIN 1992 Teknologi penggemukan sapi dan tatalaksana kandang Teknologi komoditas utama di Propinsi Bengkulu Prosiding Perakitan Teknologi Program Keterkaitan Penelitian-Penyuluhan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi Bengkulu TILMAN, A D, H HANADI, S REKSOHADIPROJO, S PRAWIROKUSUMO, S LEBDOSUKOYO 1983 Ilmu Makanan Ternak Dasar Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada Gadjah Mada University Press Yogyakarta SABRANI, M, M WINUGROHO, A THALIB, K DIWYANTO DAN Y SAEPUDIN 1994 Teknologi Pengembangan Sapi Sumha Ongole Balai Penelitian Ternak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 214