LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Revisi BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

ANALISIS GRAVIMET RI. Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR I. 2. Chintya Arditta 3. Esa Sismarela 4. Okta Hafsy PERCOBAAN : ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

BAB III METODE PENELITIAN

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PERCOBAAN III ANALISIS GRAVIMETRI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

3 Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

Penetapan Kadar Sari

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

I. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Metodologi Penelitian

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

Titik Leleh dan Titik Didih

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler (skala kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom dan molekul atau ion). Metode praktikum yang digunakan kali ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif dari massa dalam pemisahan komponen secara fisik dari campuran dengan menentukan persentase masing-masing komponen. Filtrasi atau penyaringan adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan. Campuran NaCl, H2C2O4, dan SiO2 yang ditambahkan air merupakan campuran heterogen karena mengandung dua fasa yaitu fasa cair dan fasa padat. Massa residu yang didapatkan konstan pada 0,05 gram dan diperkirakan merupakan zat NaCl murni yang telah terpisah dari kedua zat lainnya Kata Kunci : Campuran, Larutan, Filtrasi, Residu, Massa konstan, PENDAHULUAN Larutan ialah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh (saturated solution). Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan tak jenuh (unsaturated solution); larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan.

Jenis ketiga, larutan lewat jenuh (supersaturated solution), mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang terdapat di dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah larutan yang stabil. Pada saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai kristal. (Chang, 2005: 04) Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran, campuran homogen ialah larutan yang sifat-sifatnya sama diseluruh cairan. Sedangkan campuran homogen ialah larutan yang memiliki campuran dua fase karena komposisi dan sifat-sifatnya tidak seragam. Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueos. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai zat yang terlarut. (Petrucci, 1985: 54-55) Suatu metode yang digunakan untuk memisahkan dan atau memurnikan senyawa tunggal, kelompok senyawa dengan susunan yang berkaitan atau suatu zat yang terdapat dalam bahan alam, hasil proses reaksi baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Pemisahan dengan proses sederhana: Pemisahan ini hanya dengan cara tunggal, misalnya dua cairan yang tidak bercampur diambil dengan pipet atau corong pisah, destilasi, sentrifugasi, filtrasi, dll. Pemisahan dengan proses kompleks: Proses yang kompleks ini biasanya memerlukan pembentukan fase yang kedua yaitu dengan menambah cairan, padatan atau gas. Proses ini juga memerlukan pengaturan dengan proses mekanis ataupun rekasi kimia untuk menghasilkan pemisahan yang efektif. (Marwati, staff.uny.ac.id). Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler (skala kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom dan molekul atau ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan, karena itu makna

pemisahan kimia masih mengandung makna sebagai kondisi hipotesis saja. Komponen campuran heterogen mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sendirinya. Campuran homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena komponen campuran mempunyai sifat fisika dan kimia mirip. Campuran homogen tidak dapat dipisahkan secara sederhana karena metode fisika seperti penyaringan atau penguapan tidak mampu memisahkan komponen-komponennya. (Wonorahardjo, 2013: 08-09) Sifat fisika (sifat fisik), yaitu sifat yang berhubungan dengan penampilan fisik yang biasanya dapat diamati dari luar materi. Sifat fisik ini tidak menyebabkan terbentuknya zat lain. Contoh: warna, bau, rasa, titik didih, massa jenis. Sifat kimia, yaitu sifat khas yang menjadi identitas dasar materi yang dapat diamati di dalam materi tersebut. Sifat kimia ini berhubungan dengan perubahan menjadi zat lain (menyebabkan terbentuknya zat lain). Contoh: keelektronegatifan, kereaktifan, energi ionisasi, energi ikatan. (yasmanrianto, staff.gunadarma.ac.id). METODOLOGI Alat dan Bahan Pada percobaan kali ini kita menggunakan alat praktikum yaitu 2 buah Gelas Kimia 50 ml, 2 buah pipet tetes, 1 buah neraca O hauss, 1 buah cawan porselin, 1 buah kaca arloji, 1 buah gelas ukur 25 ml, 1 buah oven, 1 buah buret dan statif, 1 buah desikator dan 1 buah penjepit besi. Adapun bahan yang digunakan adalah ±5 ml Aquades, sampel padatan yang terdiri dari 3 zat, ±2 ml larutan CaCl2 dan kertas saring. Langkah Kerja Metode praktikum yang digunakan kali ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif dari massa dalam pemisahan komponen secara fisik dari campuran dengan menentukan persentase masing-masing komponen.

Langkah pertama menimbang cawan porselen kosong dan kertas saring. Kemudian timbang cawan porselennya kosongnya saja, lalu cawan porselen ksoong tersebut dipanaskan dalam oven selama 10 menit. Setelah 10 menit keluarkan dari oven lalu masukkan ke dalam desikator. Jika sudah kering, timbang. Lakukan langkah-langkah tersebut hingga didapan massa cawan porselen konstan. Jika sudah konstan, ambil wadah gelas kimia. Masukkan sampel dari campuran tiga zat sebanyak 0,5 gram kedalam gelas kimia dan tambahkan 5 ml aquadest ke dalamnya dan diaduk selama 5 menit. Di sisi lain, buat rangkaian untuk penyaringan. Setelah selesai mengaduk, saring dan tamping filtrate dengan gelas kimia lain dan pisahkan residunya. Oven residu tersebut di dalam oven dengan suhu 105. Oven hingga memperoleh massa konstan. Ke dalam filtratnya, masukkan larutan Kalsium klorida hingga terbentuk endapan lagi. Jika tidak terbentuk endapan lagi, maka percobaan hanya selesai sampai mengoven residu pertama. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan kali ini, akan mempelajari teknik-teknik pemisahan secara fisik dari campuran. Memisahkan komponen (zat) dalam campuran, dalam percobaan ini campuran terdiri dari 3 zat unknown. Kemudian dilarutankan dengan aquades 5 ml. Campuran tersebut diambil sebanyak 0.5 gram untuk diidentifikasi. Setelah di aduk, terdapat endapan yang tak larut. Kemudian larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring sehingga partikel padatan akan mengendap pada kertas saring. Pada percobaan kali ini padatan yang tertahan pada kertas saring ini di sebut residu 1. Sedangkan pada filtrat hasil penyaringan tadi tidak terdapat endapan sehingga dilakukan penambahan larutan kalsium klorida.penambahan reagensia kalsium klorida ini bertujuan untuk pemisahan larutan dengan zat pelarut yang memiliki

ukuran partikel sangat kecil sehingga lolos dalam penyaringan pertama. Tanda berhasilnya pemisahan zat perlarut dan larutan adalah dengan terbentuknya endapan. Untuk mengurangi kadar air yang masih menyatu dengan residu maka dilakukan pemanasan menggunakan open, sehingga air akan menguap dan residu akan mengering dan lebih murni. Setelah itu dilakukan penimbangan hingga massa residu konstan. Pada percobaan ini diperlukan dua kali penimbangan untuk mendapatkan hasil yang konstan.. Didapatkan hasil massa konstan residu adalah 0,05 gram. Berarti zat yang terlarut dalam campuran tersebut adalah 0.45 gram. Sebelum pengeringan dalam oven, cawan porselen di panaskan dalam oven hingga konstan guna menghilangkan zat-zat pengotor yang melekat pada cawan porselen. Percobaan dan hasil pengamatan ditinjau dari literatur yang ada yaitu dasar pemisahan komponen dari suatu campuran adalah bahwa setiap komponen memiliki perbedaan sifat dasar. Setiap unsur atau senyawa mempunyai sifat dasar, sehingga dasar tersebut dapat diidentifikasi. Pada keadaan temperature dan tekanan yang sama, sifat-sifat dasar dari setiap zat murni adalah identik. Sifat kimia, yaitu sifat khas yang menjadi identitas dasar materi yang dapat diamati di dalam materi tersebut. Sifat kimia ini berhubungan dengan 5 perubahan menjadi zat lain (menyebabkan terbentuknya zat lain). (yasmanrianto, staff.gunadarma.ac.id). KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler (skala kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom dan molekul atau ion). 2. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung

dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gasgas, campuran padat-cair-gas,dan sebagainya. 3. Filtrasi atau penyaringan adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan. 4. Campuran NaCl, H2C2O4, dan SiO2 yang ditambahkan air merupakan campuran heterogen karena mengandung dua fasa yaitu fasa cair dan fasa padat. 5. Penambahan reagensia CaCl 2 bertujuan untuk mengendapkan zat yang memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga zat dapat dipisahkan dengan pelarutnya melalui proses penyaringan yang kedua. 6. Massa residu yang didapatkan konstan pada 0,05 gram dan diperkirakan merupakan zat NaCl murni yang telah terpisah dari kedua zat lainnya DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Wonorahardjo, Surjan. 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia. Jakarta : Akademia Permata Marwati. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/siti%20marwati,%20m.s i./teknik%20pemisahan%20senyawa.pdf Diakses pada tanggal 14 November 2014 Pukul 22.03WIB

Yasmanriato. http://yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/29210/kd1bab1. pdf Diakses pada tanggal 15 November 2014. Pukul. 00.27 WIB LAMPIRAN Table pengamatan Penimbangan Massa ke Porselen Keterangan Residu 1 Residu 2 Ket 1 (20 menit) 56,1 g - - - - 2 (10 menit) 57 g konstan 1,3 g 0,05 g konstan 3 (10 menit) 57 g konstan 1,3 g 0,05 g konstan No Perlakuan Hasil Pengamatan 1 Sampel + CaCl 2 (110 tetes) terbentuk endapan kristal putih 2 Endapan kristal putih dipanaskan dan ditimbang 0,05 gram 3 Residu 1 dan Residu 2 di kasinasi konstan pada 2 kali dan ditimbang penimbangan

Foto percobaan