BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PADA KARYAWAN BAGIAN MEKANIK PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan yang dipandang sangat diperhatikan berbagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Taufiq Abdullah J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. la besar tentu terdapat resiko kecelakaan kerja yang cukup

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERILAKU SELAMAT DAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

KUESIONER PENELITIAN

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang diusahakan sendiri yaitu bekerja atas usaha modal dan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang undang RI No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai agama. Salah satu upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah memelihara faktor-faktor lingkungan kerja yang senantiasa dalam batas aman dan sehat sehingga tidak menimbulkan penyakit maupun kecelakaan akibat kerja. Setiap tempat kerja atau sektor industri perlu adanya pengembangan dan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka menekan serendah mungkin angka risiko kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan di sektor industri dan unit perusahaan akan terpajang dengan risiko bahaya di tempat kerjanya. Risiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya (Kurniawati dkk, 2013). Menurut Henrich dalam Tarwaka (2015) bahwa Kecelakaan kerja 80% disebabkan akibat perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act) dan 20%

kondisi kerja tidak aman (unsafe condition) dan faktor lainnya. Seperti tidak memakai APD, tidak mengikuti prosedur kerja, tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja dan bekerja tidak hati-hati. Perilaku manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan, sehingga cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman (Budiono, 2003). Banyak pekerja yang menganggap sebelah mata risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia seperti halnya penggunaan alat pelindung diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja (Rara, 2008). Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan perusahaan, tetapi juga dapat menganggu proses produksi di perusahaan, serta merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Sebagai faktor penyebab sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Instruksi Kerja (IK) adalah suatu perangkat instruksi atau langkahlangkah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Suatu standar yang mendorong kelompok untuk mencapai tujuan dan tata cara yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh individu yang berwenang atau bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan tertentu sehingga kegiatan diselesaikan efektif dan efisien. Instruksi Kerja (IK) merupakan standar penerapan K3 dari pihak perusahaan 2

untuk semua karyawan supaya meminimalkan kegagalan, kesalahan, dan kelalaian dalam bekerja. Jika kecelakaan kerja terjadi karena tidak menerapkan IK yang ada maka pimpinan akan memberikan sangsi berupa teguran secara lisan, jika berulang kali melanggar maka akan mendapatkan surat peringatan tertulis (Kurniawati, 2013). Beberapa penelitian, 85-90% kecelakaan yang terjadi itu disebabkan oleh perilaku tidak aman. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan dan industri ada yang mulai menerapkan ilmu perilaku untuk digunakan sebagai salah satu cara mengubah perilaku tidak aman penyebab kecelakaan menjadi perilaku yang lebih aman. Agar jumlah kerugian materil dan non materil yang disebabkan oleh kecelakaan kerja ini dapat dikurangi (Anizar, 2009). Kecelakaan kerja masih menjadi permasalahan di Indonesia. Angka kecelakaan kerja di Indonesia yang tercatat berdasarkan laporan Kemenakertrans yang dikutip oleh Ningsih, dkk (2013) menyebutkan pada tahun 2009 terdapat 96.314 kasus dan tahun 2010 terdapat 65.000 kasus dan tahun 2011 terdapat 99.491 kasus kecelakaan kerja. Penelitian Wiratmoko (2012) menggambarkan kejadian kecelakaan kerja di industri pestisida unit granule di mana terjadi penanganan first aid sebesar 50% dan kejadian near miss sebesar 40,45% selama tahun 2011. Teori Bird menyatakan bahwa near miss yang terus berulang dan kebanyakan disebabkan karena unsafe act atau unsafe behavior dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja yang lebih serius. Hal ini didukung oleh National Safety Council (NSC) (2011) melakukan riset yang menghasilkan fakta penyebab 3

kecelakaan kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, 10% karena unsafe condition dan 2% tidak diketahui penyebabnya. Menurut Tarwaka (2015) bahwa penerapan perilaku berbasis keselamatan dengan menggunakan metode DO IT (Define, Observe, Intervensi, Test) merupakan proses dalam penerapan pendekatan perilaku yang dikenal dengan nama Behaviour Based Safety (BBS), model perilaku DO IT dikombinasikan dengan metode ABC yang ada di dalam Intervensi. PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar telah menerapkan IK terhadap semua unit bagian kerja dan ditujukan kepada seluruh karyawan. Semua kegiatan di perusahaan dilakukan berdasarkan standar operasional yang disebut dengan IK (instruksi kerja) yang dikendalikan. Semua tindakan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari berdasarkan standar operasional yang diawasi oleh kepala bagian masingmasing dan pihak keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan industri kimia yang dalam proses produksinya menggunakan tetes tebu yang menghasilkan produk utama ethanol 96,5%, acetid acid 99,8%, ethyl acetad 99,9%, dan pupuk Bio Organik Plus. Perusahaan ini termasuk ke dalam perusahaan besar dengan resiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Hal tersebut terlihat dari proses produksinya yang banyak menggunakan mesinmesin berteknologi tinggi dan alat-alat berat sehingga menimbulkan potensi bahaya yang cukup banyak. Salah satunya pada bagian mekanik yang bekerja pada area produksi dan ruangan kerja berdekatan dengan area produksi 4

sehingga terdapat potensi bahaya seperti tertimpa alat-alat berat, terjepit dan terpapar kebisingan maupun keracunan bahan kimia, terkena sengatan api saat pengelasan dan masih banyak lagi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan sehingga pentingnya instruksi kerja untuk ditaati. Lokasi kerja bagian mekanik terdiri dari 4 unit diantarannya unit workshop merupakan pekerjaan yang melakukan sesuai permintaan dari setiap bagian di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang akan melakukan perbaikan, jenis pekerjaan di workshop diantarannya pengelasan, memotong besi, menggrenda pada mesin yang akan diperbaiki. Sehingga memerlukan ketelitian, kehati-hatian dan menggunaan APD yang lengkap dalam mengerjakannya sesuai dengan instruksi kerja pada unit worshop. Unit plant service merupakan pekerjaan yang melakukan perbaikan area produksi salah satunya berupa pengecetan pada pipa area produksi untuk membedakan pipa air, pipa alkohol, dan lain-lain. Unit mekanik utility merupakan pekerjaan yang melakukan perbaikan pada plant tetapi tidak dalam kategori pengapian, misalnya pemasangan atau pelepasan mesin pada plant terutama pada bagian utility yang akan diperbaiki. Unit produksi mechanic merupakan pekerjaan yang bertanggung jawab melakukan perbaikan di area produksi. Dimana setiap unit tersebut untuk melakukan setiap pekerjaan harus memiliki Work Permit yang dikeluarkan oleh safety inspektor sebagai pengawasan pekerjaan. Data kecelakaan kerja di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diketahui angka kecelakaan kerja pada bulan 5

Maret-April terdapat 5 kasus kecelakaan kerja yang tercatat di bagian klinik perusahaan seperti tergores, telapak kaki tertusuk, jempol terkena forklift, terjatuh sehingga perlu penanganan khusus, tangan dan mata iritasi. Berdasarkan dari hasil survei awal dan observasi yang dilakukan peneliti pada bagian mekanik di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar pada tanggal 20-24 April 2015 ditemukan tingkat kepatuhan terhadap IK sebesar 30% karyawan bekerja kurang sesuai dengan IK dan 70% karyawan bekerja sesuai dengan IK. Instruksi kerja yang ada di PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan dokumen rahasia milik perusahaan sehingga pihak luar tidak dapat mengetahui maupun memilikinya dan menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti tata cara melakukan pekerjaan, pembagian pekerjaan, pengendalian lingkungan pekerjaan, alat pelindung diri yang harus dipakai, serta pengawasan terhadap pekerjaan. Selain itu dari 10 responden ditemukan perilaku aman (safe act) 61,90% dan perilaku tidak aman (unsafe act) 38,10% pada sebagian karyawan di unit mekanik selama observasi seperti tidak memakai alat pelindung diri dengan pemakaian alat pelindung diri yang kurang benar, kurang berhati-hati pada saat bekerja, merokok di tempat kerja, dan kurangnya pengawasan pada saat pekerja. Dalam melaksanakan pekerjaan, banyak tenaga kerja yang melakukan perilaku aman dan masih ada yang berperilaku tidak aman. Berdasarkan hasil survey pendahuluan unsafe behaviour atau perilaku tidak aman yang masih 6

sering terjadi di perusahaan dan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, ialah kurangnya perhatian tenaga kerja terhadap pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), perilaku aman dan kurang mematuhi SOP (Standar Operasional Prosedur) atau Instruksi Kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman di bagian mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman karyawan bagian mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan bagian mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 7

2. Tujuan Khusus a. Untuk menilai kepatuhan instruksi kerja pada karyawan bagian mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. b. Untuk menilai perilaku aman pada karyawan bagian mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. D. Manfaat penelitian 1. Peneliti Menambah wawasan dalam hal merencanakan penelitian, melaksanakan penelitian dan mengetahui hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan unit mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karangannyar. 2. Bagi perusahaan Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam mengatasi masalah yang timbul terutama dalam hal kepatuhan intruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan unit mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karangannyar. 3. Bagi karyawan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman terhadap karyawan tentang kepatuhan intruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan unit mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karangannyar. 8

4. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitilain untuk melakukan penelitian lanjutan yang mendalam berkaitan tentang kepatuhan intruksi kerja dengan perilaku aman dengan ruang lingkup yang lebih luas. 5. Program Studi Kesehatan Masyarakat Menambah kepustakaan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 9