tersebut antara lain: garis, bentuk, warna, komposisi, kedalaman, keseimbangan, kesatuan/ keutuhan, kontras, dan fokus perhatian (focus of interest).

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

KREATIFITAS ASPEK UTAMA DALAM PROSES KOREOGRAFI. Suryanti

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN FOTO PRODUK. 3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel

Komposisi dalam Fotografi

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berbagai busana tari Bali dalam hal ini dapat di kembangkan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih

PERJUANGAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI TANAH ARON DALAM KARYA FOTOGRAFI DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

BAB I PENDAHULUAN. cara merekam gambar pada suatu media rekam tetentu, seperti film fotografi atau

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

IMPIAN FOTOGRAFER PEMULA

BAB III PROSES PENCIPTAAN

HARMONI ALAM. (Karya Fotografi)

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

PERTEMUAN 7! Hal-Hal yang Perlu Dimiliki Seorang Pewarta Foto. 1. Naluri Berita. 2. Rasa Ingin Tahu. 3. Pantang Menyerah. 4. Perilaku yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber :

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

ARTIKEL METODE PENCIPTAAN TARI BAGI GURU

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jl. Kyai Mojo 18 Jeruk Gamping Krian Telp

Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR]

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Tips Dasar Black & White Photography

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB IV DESKRIPSI KARYA

Basic Photography. Setting & Composition PART II

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan tradisional lompat tali ialah permainan yang

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, dampak fotografi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Mengenal Foto Glamour

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

EKSPLORASI KEHIDUPAN DALAM SENI LUKIS A.A. NGURAH PARAMARTHA

Oleh : Ari Bowo Sucipto

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL. JUDUL KARYA : Sunset. PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

Lensa Tele (Telephoto)

BAB I PENDAHULUAN. yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FOTOGRAFI TAK LAGI SEKADAR ALAT DOKUMENTASI

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Esai. Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

BAB I PENDAHULUAN. subyek yang dapat diproyeksikan ke sebuah layer; dan penemuan sebuah medium

MATA KULIAH : Nirmana

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan

BAB V PENUTUP. Kondisi trotoar di Kota Yogyakarta tidak difungsikan dengan baik. Jalur

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB V PENUTUP. Aplikasi Kaca Hitam pada Pemotretan Still Life Produk Perak HS Silver

Transkripsi:

I Kadek Puriartha (Wiraga Dalam Penciptaan Fotografi Seni...) PRABANGKARA Jurnal Seni Rupa dan Desain fotografi dengan baik, juga harus diimbangi dengan kepekaan terhadap unsur-unsur pembentuk fotografi sehingga menghasilkan foto yang unik dan menarik. Gerakan kamera akan menimbulkan efek gerak dan blur atau kabur pada subjeknya dengan menggunakan kecepatan rana rendah atau slow speed. Blur yang terjadi kadang-kadang tidak selalu jelek bila dipandang secara artistik. Hal ini juga dapat dilakukan dengan sengaja melalui trik kamera. Trik kamera bukanlah sifat yang jelek. Hanya berarti bahwa terdapat perbedaan antara foto dengan subjek yang diabadikan. Teknik pemotretan subjek yang bergerak mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda dengan teknik pemotretan yang lainnya. Subjek bergerak memang menjadi tantangan bagi sebagian pemotret, sebab tidak banyak yang mampu menghasilkan foto yang baik dan menarik dengan objek ini. Sebagian pemotret mengalami kegagalan, antara lain karena tidak dapat memanfaatkan subjek secara maksimal atau menganggap subjek bergerak tidak berbeda dari subjek lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Sularko (1990:39) bahwa hal-hal yang menyangkut gerak, perasaan gerak atau arah gerak disebut dynamics of composition. Dengan demikian hal-hal yang sudah biasa rupanya sudah tidak menarik lagi untuk dipotret, karena tidak dapat menggerakkan perasaan. Untuk itu Sularko menyarankan bahwa untuk menggerakkan perasaan harus ada masalah, sesuatu yang menarik perhatian, dan menimbulkan pertanyaan. Sehingga merangsang saya untuk menciptakan wiraga, yaitu keindahan gerak yang ekspresif dan dinamis dalam pertunjukan tari Bali. b. Unsur-Unsur Pembentuk Fotografi Untuk memperoleh foto-foto yang menawan memang diperlukan ketrampilan teknis yang mencakup pengendalian kamera, menentukan lensa, mengukur cahaya serta mengukur diafragma dan kecepatan rana. Pengetahuan yang seperti itu hanya bisa menghasilkan foto yang bagus secara teknis tetapi tidak secara otomatis memiliki nilai artistik. Terbentuknya suatu karya seni tidak terlepas dari unsur-unsur formal yang terkandung di dalamnya untuk menciptakan karya yang memiliki nilai artistik dan estetik maka unsur-unsur formal tersebut harus menjadi hal utama yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Adapun unsur-unsur formal tersebut antara lain: garis, bentuk, warna, komposisi, kedalaman, keseimbangan, kesatuan/ keutuhan, kontras, dan fokus perhatian (focus of interest). Dalam proses memvisualisasikan karya fotografi diperlukan beberapa teori. Untuk mewujudkan karya fotografi tentang wiraga, digunakan beberapa teori, antara lain: Almam Hawkins dalam bukunya Bergerak Menurut Kata Hati yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia menerangkan caracara yang dipakai dalam olah cipta gerak dan koreografi serta keterlibatan secara total dalam aktivitas kreatif (Hawkins, 2003: 114) melalui: 1. Seeing (Melihat) Pentingnya peranan melihat dan mengobservasi dalam proses karya seni. Melihat adalah sumber utama dari data panca indra yang menjadi api rangsangan bagi proses imajinatif. Orang kreatif bisa berpaling kepada apa yang dijumpainya dengan suatu keterbukaan dan menjadi begitu larut dengan pengalaman tertentu. Seolah-olah si pengamat telah menjadi satu dengan yang diamati. Selama merasakan keadaan seperti ini akan mampu melihat dengan caranya masing-masing atau melihat apa yang penting pada saat itu. 2. Feeling (Merasakan) Interaksi dengan dunia sekitar seperti: alam, bendabenda, orang, dan situasi-situasi selalu disertai perasaan. Perasaan merupakan aspek integral dari reaksi manusia. Karya seni merupakan perwujudan ekspresi dan apa yang diungkapkan adalah sifat perasaan manusia. 3. Imaging (Mengkhayalkan) Imajinasi dalam peranannya sebagi alat penemuan, mendorong proses pikiran kreatif ke arah memvisualisasikan khayalan dan perasaan yang dihayati dalam hati. 4. Transforming (Mengejawantahkan) Keberhasilan kerja kreatif seorang seniman tergantung pada kemampuan daya khayalan dalam mengejawantahkan atau mentranformasikan pengalaman batin ke dalam karya seni. Mentranformasikan perasaan dan khayalan ke dalam karya seni adalah aspek yang paling esensial dalam proses kreatif. 5. Forming (Pembentukan) Proses kreatif adalah kemampuan seniman untuk berkomunikasi dengan sumber-sumber yang ada 20