BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Desa Pendoworejo berada pada ketinggian 100 hingga 475 mdpl. Pada peta yang disusun oleh Novianto dkk. (1997), desa ini berada pada Satuan Geomorfologi Perbukitan Tinggi dengan kemiringan lereng rendah hingga tinggi dan Satuan Geomorfologi Dataran dengan kemiringan lereng datar. Desa Pendoworejo tersusun oleh Formasi Andesit Tua yang mengalami pelapukan sedang hingga tinggi dan kondisi geologi ini mengakibatkan sebagian wilayah desa tersebut rentan terhadap bencana geologi. Peningkatan jumlah penduduk di Desa Pendoworejo menuntut peningkatan pemukiman. Pengembangan kawasan pemukiman di suatu desa harus mempertimbangkan kemampuan geologi teknik untuk menjamin keberlangsungan konstruksi pemukiman dan mencegah kerugian harta maupun kehilangan nyawa. Lahan pemukiman yang baik dapat ditentukan dari zona kemampuan geologi teknik yang didasarkan pada karakteristik geologi tekniknya. Karakteristik geologi teknik tersebut meliputi tanah dan batuan, kemiringan lereng, struktur geologi, kedalaman muka airtanah, dan bencana geologi (Syarief, 2013). Informasi geologi teknik di wilayah Kabupaten Kulon Progo khususnya Desa Pendoworejo yang tersedia berupa peta geologi teknik dengan skala 1:100.000 oleh Novianto, dkk. (1997), namun peta ini masih bersifat umum dan kurang detil sehingga perlu untuk dilakukannya pemetaan geologi teknik dengan skala yang lebih detil terutama untuk tujuan menyusun zona kemampuan geologi teknik untuk 1
pemukiman. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun zona kemampuan geologi teknik untuk permukiman di Desa Pendoworejo. Metode zonasi kemampuan geologi teknik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode yang diusulkan oleh Fauzian dan Indrawan (2016), dengan menitikberatkan pada zonasi kemampuan geologi teknik untuk pemukiman berupa rumah sederhana. Zonasi kemampuan geologi teknik untuk pemukiman disusun berdasarkan karakteristik geologi teknik kedua desa yang diperoleh melalui pemetaan geologi teknik skala 1:25.000. I.2. Rumusan Masalah Wilayah Kulon Progo terdiri dari batuan lapuk dan rentan terjadi bencana geologi. Informasi kondisi geologi teknik daerah Kulon Progo, khususnya Desa Pendoworejo, telah tersedia dalam peta geologi teknik skala 1:100.000 (Novianto dkk., 1997). Namun peta tersebut masih bersifat umum dan kurang detail untuk dapat digunakan dalam analisis zona kemampuan geologi teknik untuk pemukiman. Pemetaan geologi teknik dengan skala yang lebih besar akan sangat bermanfaat untuk mengetahui karakteristik geologi teknik di daerah penelitian. Sebaran informasi karakteristik geologi teknik dapat digunakan secara aplikatif untuk membuat zona kemampuan geologi teknik untuk pemukiman. 2
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menentukan karakterisik geologi teknik daerah penelitian melalui pemetaan geologi teknik skala 1:25000 2. Membuat peta kemampuan geologi teknik untuk pemukiman daerah penelitian berdasarkan karakteristik geologi teknik. I.4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1.1). Jarak lokasi penelitian dari Kota Yogyakarta sekitar 20 km ke arah barat dengan jarak tempuh 40 menit. Luas wilayah penelitian sekitar 9,5 km 2. Secara geografi lokasi penelitian terletak pada koordinat UTM 407600-411700 dan 9141250-9146200. Gambar 1.1. Lokasi penelitian di Desa Pendoworejo (BAKOSURTANAL, 2001) 3
I.5. Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi : 1. Pemetaan geologi teknik yang dilakukan meliputi sebaran litologi di permukaan dan dekat permukaan, sifat keteknikan dan fisik pada tanah dan batuan, struktur geologi, kedalaman muka airtanah, dan bencana geologi di Desa Pendoworejo; 2. Analisis data karakteristik geologi teknik berdasarkan aspek sifat fisik tanah, sifat fisik batuan, sifat keteknikan tanah (Atterberg Limit), sifat keteknikan batuan (Geological Strength Index), morfologi (kemiringan lereng), struktur geologi, kedalaman muka airtanah dan bencana geologi antara lain gerakan massa tanah, banjir dan gempa bumi. 3. Penyusunan zona kemampuan geologi teknik untuk pemukiman dengan mempertimbangkan aspek geologi teknik berupa kemiringan lereng, kemudahan penggalian tanah di lapangan, daya dukung tanah dan batuan, kedalaman muka airtanah, dan bencana geologi yang berupa gerakan massa, banjir dan gempa bumi. I.6. Manfaat Penelitian Peta geologi teknik dan zona kemampuan geologi teknik yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan wilayah pemukiman di Desa Pendoworejo. 4
I.7. Peneliti Pendahulu Penelitian di daerah Kulon Progo telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya adalah : 1. Van Bemmelen (1949) Penelitian ini membahas tentang daerah Kulon Progo yang terletak pada zona Jawa Tengah bagian selatan, yaitu Pegunungan Serayu Selatan paling timur. Morfologi pada daerah ini berupa kubah yang disebut dengan oblonge dome yang dicirikan oleh komplek gunungapi purba, yaitu Gunung Menoreh (utara), Gunung Gadjah (tengah), dan Gunung Idjo (selatan), yang telah mengalami erosi kuat. Oblonge dome ini memiliki arah Utara Timur Laut Selatan Barat Daya. Litologi pada kubah yang tersingkap berupa andesitik dan pada beberapa tempat berupa dasitik yang berada di atas batuan Paleogen dan tertutupi oleh batuan karbonat Neogen. Tektonik pada daerah ini terdiri dari 3 fase yang dimulai setelah pengendapan Formasi Nanggulan. Fase terakhir pada daerah ini merupakan pengangkatan yang terjadi hingga saat ini. 2. Rahardjo dkk. (1977) Penelitian yang dilakukan merupakan pemetaan geologi regional Yogyakarta dan sekitarnya dengan skala 1:100.000. Pada lembar peta tersebut, daerah Kulon Progo tersusun atas Formasi Nanggulan, Formasi Andesit Tua, Formasi Jonggrangan, Formasi Senolo, Endapan Aluvium dan Endapan Koluvium, serta terobosan Andesit dan Dasit. Struktur geologi yang terpetakan berada di sekeliling tinggian pada bagian selatan dan beberapa struktur pada bagian utara. 5
3. Novianto dkk. (1997) Penelitian yang dilakukan merupakan pemetaan geologi teknik untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kecuali Kabupaten Gunung Kidul. Peta yang dihasilkan memiliki skala 1:100.000. Pengelompokan formasi dalam peta ini didasarkan pada penyebaran formasi geologi (batuan), tingkat kekuatan batuan (berdasarkan uji schmidt hammer) dan dominasi satuan batuan yang ada di permukaan pada formasi tersebut. Berdasarkan tingkat kekuatan batuan, daerah Kulon Progo terdiri dari 4, yaitu batuan sangat rendah, rendah, menengah dan tinggi. 4. Utami dan Sutarjan (2000) Penelitian yang dilakukan berupa rancangan aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografi) untuk pembuatan peta zona kemampuan geologi teknik dengan studi kasus pada daerah Jember. Data-data yang diperlukan dalam pembuatan peta zona kemampuan geologi teknik yaitu: peta satuan geologi teknik, kemiringan lereng, kemudahan pengerjaan penggalian, dan peta tata lahan serta peta kedalaman muka air tanah. 5. Fauzian dan Indrawan (2016) Penelitian yang dilakukan berupa pemetaan geologi teknik di Desa Purwoharjo dan Gerbosari, Yogyakarta yang menghasilkan besaran bobot pada metode AHP dimana aspek parameter penilaian zona kerentanan geologi teknik adalah kerentanan bencana geologi, daya dukung batuan dan tanah, kedalaman muka air tanah, kemiringan lereng, dan kemudahan penggalian tanah di lapangan. 6
Berdasarkan kelima peneliti tersebut, didapatkan beberapa informasi penting. Pertama, lokasi penelitian penulis berada di bagian utara penelitian Van Bemmelen yang berada antara dua gunungapi purba, yaitu Gunung Gadjah dan Gunung Menoreh. Kedua, formasi pada lokasi penelitian, menurut Rahardjo dkk. (1977), didominasi oleh Formasi Andesit Tua serta Formasi Jonggrangan yang pelamparannya setempat-setempat. Ketiga, struktur geologi pada lokasi penelitian tidak terpetakan dalam penelitian Rahardjo dkk. (1977) dan Novianto dkk. (1997). Secara geologi teknik regional (Novianto dkk., 1997), lokasi penelitian termasuk dalam tingkat kekuatan batuan yang rendah. Informasi tersebut akan diteliti lagi dengan skala yang lebih besar, sehingga mampu mengetahui karakteristik geologi teknik dan zona kemampuan geologi teknik untuk pemukiman di Desa Pendoworejo secara detail dengan metode penentuan kemampuan geologi teknik Utami dan Sutarjan (2000). I.8. Keaslian Penelitian Penelitian kondisi geologi teknik di daerah penelitian telah dilakukan sebelumnya oleh Novianto dkk. (1997). Namun, penelitian yang pernah dilakukan bertujuan untuk menyediakan informasi kondisi geologi teknik yang bersifat umum dan dapat digunakan untuk berbagai pekerjaan rekayasa berskala kecil (1:100.000). Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik geologi teknik Desa Pendoworejo dengan skala lebih besar (1:25.000) dan untuk membuat zonasi kemampuan geologi teknik untuk wilayah pemukiman di daerah peneltian belum pernah dilakukan sebelumnya. 7