ejurnal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

SKRIPSI HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI DI POSYANDU LANSIA DESA TRIYAGAN MOJOLABAN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Sarah Youna Moniung Rolly Rondonuwu Yolanda B. Bataha

Oleh : TOMSON SAPTA PRATAMA NIM:

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

Keywords: Anemia, Social Economy

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

: Hipertensi, akohol dan obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI NADI ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK. Oleh : HEERASHENE SITHASIVAM

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN MENGONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI DESA TOMPASOBARU II KECAMATAN TOMPASOBARU KABUPATEN MINAHASA SELATAN Jeine Kristy Komaling Baithesda Suba Djon Wongkar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi E-mail : jeine_komaling@yahoo.com Abstract : Background. Hypertension is a common health problem in developing countries and developed countries. Changes in modern lifestyle, such as smoking, drinking alcohol, the unbalanced diet and lack of physical activity can lead to increased incidence of hypertension. Alcohol has a similar effect with carbon monoxide, which can increase the acidity of the blood. Blood becomes thicker and the heart is forced to pump blood more strongly that blood to insufficient network. This also means an increase in blood pressure. Purpose. This study aimed to examine the association of alcohol consumption with the incidence of hypertension In Men In the Village District Tompasobaru Tompasobaru II South Minahasa regency. Method. This research uses descriptive analytic method using a cross-sectional study design to examine the association of alcohol consumption with the incidence of hypertension In Men In the Village District Tompasobaru Tompasobaru II South Minahasa regency. Determination of the samples was done by purposive sampling (non probability sampling), obtained a total sample population of 512 368 people aged 25-60 years. Data analysis was performed using the chi square test with 90% confidence interval and the value of α = 0.1. Research results. men in this study have largely been consuming alcohol> 10 years, and who have hypertension as many as 139 respondents (72%), there were 150 respondents (51%) who consumed alcohol group C had hypertension, and based on the frequency of consumption obtained 88 oresponden ( 83%) had hypertension who consumed alcohol 4-7 times a week. Statistical analysis of the results obtained p = 0.000 relationship between alcohol consumption with the incidence of hypertension. There is a long association between consumption, alcohol type, and frequency of consumption with the incidence of hypertension. Keywords : alcohol, hypertension, men, eating Abstrak : Latar Belakang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di negara berkembang dan negara maju. Perubahan gaya hidup modern, seperti merokok, minuman alkohol, pada makanan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu meningkatnya angka kejadian penyakit hipertensi. Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa darah lebih kuat lagi agar darah yang sampai ke jaringan mencukupi. Ini berarti juga terjadi peningkatan tekanan darah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Metode. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional untuk mengetahui hubungan mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Penetuan sampel dilakukan dengan cara 1

purposive sampling (non probability sampling), didapat jumlah sampel sebanyak 368 orang dari 512 populasi yang berusia 25-60 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan confidence interval 90% dan nilai α = 0,1. Hasil Penelitian. laki-laki dalam penelitian ini sebagian besar telah mengonsumsi alkohol >10 tahun, dan yang mengalami hipertensi sebanyak 139 responden (72%), terdapat 150 responden (51%) yang mengonsumsi alkohol golongan C mengalami hipertensi, dan berdasarkan frekuensi konsumsi diperoleh 88 oresponden (83%) mengalami hipertensi yang mengonsumsi minuman beralkohol 4-7 kali dalam seminggu. Hasil Analisis statistik diperoleh p = 0,000 hubungan antara mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi. Ada hubungan antara lama konsumsi, jenis alkohol, dan frekuensi konsumsi dengan kejadian hipertensi. Kata kunci : alkohol, hipertensi, laki-laki, mengonsumsi PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di negara berkembang dan negara maju. Perubahan gaya hidup modern, seperti merokok, minuman alkohol, pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu meningkatnya angka kejadian penyakit hipertensi (Martha, 2012). Sesungguhnya jika orang peduli keberadaan hipertensi dapat diketahui sejak dini sehingga tidak menimbulkan komplikasi dan merusak organ-organ lainnya. Sekitar 40% kematian di bawah usia 60 tahun diakibatkan oleh hipertensi yang tidak terkontol (Junaidi, 2010). Hasil penelitian WHO menunjukan hampir setengah dari kasus serangan jantung dipacu oleh tekanan darah tinggi. Menurut data Lancet menyebutkan, jumlah penderita hipertensi di India tahun 2000 adalah 60,4 juta dan diperkirakan sebanyak 107,3 juta pada tahun 2025 (terjadi kenaikan sebesar 56%). Di cina pada tahun 2000 sebanyak 98,5 juta orang menderita hipertensi dan tahun 2025 sebesar 67,3 juta (kenaikan sebesar 57%). Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang, berdasarkan data WHO dari 50% penderita Hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Tiap tahunnya, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Tahun 2000 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi (dikutip dari Anna, 2011). 2 Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 Kementerian Kesehatan RI, prevalensi hipertensidi Indonesia pada usia diatas 18 tahun mencapai 29,8%. Prevalensi ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Riset ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 76% kasus hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis (Medicinus, 2012). Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa darah lebih kuat lagi agar darah yang sampai ke jaringan mencukupi. Ini berarti juga terjadi peningkatan tekanan darah (Anonim 2012). Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 prevalensi Nasional peminum alkohol di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan, prevalensi peminum alkohol menurut jenis kelamin, lebih besar laki-laki dibanding perempuan. Desa Tompasobaru II adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Desa ini berada di dataran tinggi Kabupaten Minahasa Selatan sehingga suhu udara di desa ini cukup dingin, selain itu orang Minahasa pada umumnya mempunyai kebiasaan mengonsumsi alkohol, hal ini menyebabkan kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi alkohol cukup tinggi. Selain itu ada beberapa tempat yang dekat dengan desa ini memproduksi jenis minuman alkohol

tradisional sehingga daya beli dan mengonsumsi alkohol pada masyarakat cukup tinggi. Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Tompasobaru 2011 penyakit Hipertensi berada di peringkat ke-2 dari sepuluh penyakit menonjol dengan jumlah 1073 kasus. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan mengonsumsi Alkohol dengan kejadian Hipertensi pada Laki-laki di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Desa Tompasobaru II Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian dilakukan selama bulan Juni 2013 Populasi penelitian adalah semua laki-laki usia 25-60 tahun di Desa Tompasobaru II yaitu sebanyak 512 orang. Penentuan sampel di lakukan dengan cara Purposive Sampling (non probability sampling), didapat jumlah sampel sebanyak 368 orang. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah Responden yang sudah mengonsumsi alkohol diatas 5 tahun, lakilaki berusia 25-60, responden dengan hipertensi, dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden dengan hipertensi sekunder, hipertensi primer dengan faktor-faktor lain. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengetahui identitas responden dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol pada responden. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter aneroid. Pada awal penelitian diperoleh surat izin untuk melakukan penelitian dari Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang ditandatangani oleh Kepala Program Studi ilmu Keperawatan. Surat tersebut kemudian dibawa di Kantor Desa Tompasobaru II, Kecamatan Tompasobaru. Setelah mendapat izin dari Hukum Tua, dalam melakukan pengumpulan data peneliti dibantu oleh tim sebanyak tiga orang, yang telah diberikan pengarahan terlebih dahulu. Proses pengumpulan data yang dilakukan yaitu Wawancara kuesioner, yang ke dua Pengukuran Tekanan darah, dan ketiga Tahap penyelesaian Memeriksa kembali data-data hasil pengambilan sampel, untuk memastikan semua data sudah lengkap, selanjutnya data tersebut diolah. Setelah penelitian dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data, tahapan tersebut terdiri dari Cleaning, Coding, Skoring, Entering. Analisis data penelitian, dilakukan melalui prosedur sebagai berikut Analisis Univariat, Analisis bivariat, analisis ini di uji dengan menggunakan uji chi square dengan confidence interval 90% dan nilai α = 0,1. Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, mengingat yang menjadi objek penelitian keperawatan adalah manusia maka penelitian harus memperhatikan hak asasi manusia. Dalam peneliti menggunakan hal-hal sebagai berikut: Informed Consent, anonimity (tanpa nama), Confidentialy. HASIL dan PEMBAHASAN Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) N % 25-34 75 20,4 35-44 109 29,6 45-60 184 49,7 3

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan N % Tidak tamat SD 5 1,4 SD 58 15,8 SMP 101 27,4 SMA 153 41,6 Perguruan Tinggi 51 13,9 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan N % Petani 170 46,2 PNS 58 15,8 Wiraswasta 94 25,5 Wirausaha 46 12,5 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Agama Agama N % Kristen Protestan 338 91,8 Islam 26 7,1 Kristen Katolik 4 1,1 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Mengonsumsi Alkohol Lama Konsumsi N % 5-10 tahun 175 47,6 >10 tahun 193 52,4 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Alkohol Yang Dikonsumsi Jenis Alkohol N % Golongan A 40 10,9 Golongan B 34 9,2 Golongan C 294 79,9 Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengonsumsi Alkohol. Frekuensi N % 1-3 kali 262 71.2 4-7 kali 106 28.8.0 Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan N % Hipertensi 161 43.8 Tidak Hipertensi 207 56.3 Suber : Data Primer Analisis Bivariat Tabel 9 Hubungan Antara Lama Konsumsi Terhadap Hipertensi Lama Konsumsi Hp Tidak Hp Jumlah pvalue n % n % n % 5-10 tahun 22 12,6 153 87,4 175 100 0,000 >10 tahun 139 72 54 28 193 100 Tabel 10 Hubungan Antara Jenis Alkohol Terhadap Hipertensi Jenis Alkohol Hp Tidak Hp Jumlah pvalue n % n % n % Golongan A 1 2,5 39 97,5 40 100 Golongan 10 29,4 24 70,6 34 100 B Golongan 150 51 144 49 294 100 C 0,000 Tabel 11 Hubungan Antara Frekuensi Konsumsi Alkohol Terhadap Hipertensi Frekuensi Konsumsi Hp Tidak Hp Jumlah P value n % n % n % 1-3 kali per hari 73 27,9 189 72,1 262 100 0,000 4-7 kali per hari 88 83 18 17 106 100 Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah laki-laki yang berusia 25-60 tahun dengan populasi 512 orang. Responden yang mengonsumsi alkohol dalam penelitian ini sebanyak 368 orang yang dikategorikan dari pola konsumsinya. Berdasarkan karakteristik responden penelitian menunjukan umur laki-laki tertinggi terdapat pada kelompok umur 45-60 tahun dengan jumlah 184 responden, diikuti dengan kelompok umur 35-44 tahun berjumlah 109 responden. Dapat dikatakan konsumsi alkohol paling tinggi pada 4

responden berada pada kelompok umur >40 tahun. Responden dengan tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA dengan jumlah 153 orang, diikuti dengan responden yang lulus SMP 101 orang. Distribusi responden menurut jenis pekerjaan laki-laki yang paling banyak adalah petani dengan jumlah 170 orang, dan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 94 orang. Penelitian yang dilakukan Rusasastra (2006) menjelaskan bahwa presentase penduduk di Indonesia yang bekerja di bidang pertanian berjumlah 64% penduduk yang bekerja di sektor informal berjumlah 75%. Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwa responden pada umumnya berpendidikan rendah sehingga banyak dari laki-laki bekerja di sektor non formal. Sebagian besar dari responden bekerja sebagai petani. Faktor sosial diatas menyebabkan tingginya angka konsumsi alkohol pada responden, selainitu di Desa Tompasobaru II terdapat beberapa tempat produksi alkohol tradisional, sehingga daya beli masyarakat untuk jenis minuman yang diproduksi tersebut cukup tinggi. Hipertensi Dari hasil penelitian responden yang mengonsumsi alkohol dalam penelitian ini adalah 368 orang dari jumlah populasi 512 responden umur 25-60 tahun yang dikategorikan dari pola konsumsinya. Hasil penelitian menunjukan responden dengan status tekanan darah tinggi yaitu sebesar 161 orang dengan presentase 43,8%, sedangkan responden yang tidak hipertensi sebanyak 207 orang atau 56,3%. Hal ini sebanding dengan angka prevalensi hipertensi di Indonesia yang sangat besar. Berdasarkan penelitian hipertensi Survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 mmhg masing-masing pada laki-laki adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993), dan 12,2 (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%. Survei di pedesaan Bali menemukan prevalensi hipertensi laki-laki sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita. Prevalensi di Pulau Jawa 41,9% dengan kisaran di masingmasing provinsi 36,6%-47,7%. Prevalensi di perkotaan 39,9% (37,0%-45,8%) dan di pedesaan 44,1% (36,2%-51,7%). Disamping itu, kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka diatas normal. Dari 15 juta penderita hipertensi di Indonesia hanya 4% yang melakukan kontrol terhadap hipertensi. Yang dimaksud dengan hipertensi terkontrol adalah orang yang sudah terdiagnosa hipertensi dan melakukan pengobatan(bustan, 2007). Konsumsi Alkohol Dari hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang mengonsumsi alkohol 1-3 kali per hari berjumlah 262 responden (71,2%), sedangkan responden yang mengonsumsi 4-7 kali per minggu berjumlah 106 responden dengan presentase 28,8%. Hasil penelitian jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi responden adalah jenis alkohol golongan C berjumlah 294 responden dengan presentase 79,9%, jenis alkohol golongan A berjumlah 40 responden (10,9%), dan golongan B berjumlah 34 responden dengan presentase (9,2%). Responden yang mengonsumsi alkohol alkohol >10 tahun berjumlah 193 dengan presentase 52,4% sedangkan responden yang mengonsumsi 5-10 tahun berjumlah 175 responden dengan presentase 47,6%. Konsumsi alkohol golongan C (20-55%) lebih cepat berpengaruh terhadap hipertensi dari pada mengonsumsi alkohol golongan A (1-5%) ataupun golongan B (5-20%). Ini diakibatkan oleh kadar yang berbeda, semakin tinggi kadar etanol yang dikonsumsi semakin tinggi pula faktor risiko hipertensi yang mempengaruhinya. 5

Menurut survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukan 3 provinsi yang berada diatas rata-rata konsumsi nasional yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (17,7%), Sulawesi Utara (17,4%), dan Gorontalo (12,3%). Prevalensi untuk konsumsi alkohol di Sulawesi Utara menempati urutan ke 2 pada prevalensi konsumsi alkohol nasional. Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan satu bulan terakhir mulai tinggi pada umur 15-24 tahun, yaitu sebesar 5,5% dan 3,5%, yang selanjutnya meningkat menjadi 6,7% dan 4,3% pada umur 25-34, namun kemudian turun dengan bertambahnya umur. Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol lebih besar pada lakilaki dibandingkan perempuan. Sedangkan menurut pendidikan, prevalensi minum alkohol tinggi tampak pada yang berpendidikan tamat SMP dan tamat SMA, selain itu menurut Riskesdas prevalensi peminum alkohol di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan. Hubungan Antara Mengonsumsi Alkohol dengan kejadian Hipertensi Lama Konsumsi, laki-laki dalam penelitian ini sebagian besar telah mengonsumsi alkohol diatas 10 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengonsumsi alkohol >10 tahun mengalami yang hipertensi seabnyak 139 responden (72%) sedangkan responden yang mengonsumsi alkohol 5-10 tahun terdapat 22 responden (12,6%) yang mengalami hipertensi. Uji statistik membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan mengonsumsi alkohol >10 tahun dengan mengonsumsi <10 tahun di Desa Tompasobaru II. Penelitian tentang hipertensi yang dilakukan Malonda (2010) pada lansia di Kota Tomohon memperoleh hasil secara statistik responden dengan konsumsi alkohol beresiko 2,8 kali (p 0,003) lebih besar terhadap hipertensi dari pada yang tidak mengonsumsi alkohol, peminum cap tikus bereasiko 3,4 kali (0,001), konsumsi alkohol setiap hari beresiko 8,8 kali (p 0,006), konsumsi alkohol setiap minggu beresiko 2,54 kali (p 0,031), konsumsi 2-3 sloki per hari beresiko 4,2 kali (p 0,002), konsumsi alkohol 41-50 tahun beresiko 3,34 kali (p 0,007). Jenis Alkohol, dari hasil penelitian didapatkan responden yang mengonsumsi alkohol golongan C terdapat 150 responden (51%) yang mengalami hipertensi. Berdasarkan uji statistik Chi squere membuktikan bahwa ada hubungan antara jenis alkohol yang dikonsumsi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompasobaru II dengan nilai p = 0,000. Golongan alkohol cap tikus merupakan minuman alkohol golongan C yang banyak dikonsumsi laki-laki di Desa Tompasobaru II. Minuman beralkohol adalah semua jenis minuman yang mengandung etanol. Cap tikus adalah jenis minuman yang berkadar alkohol sekitar 30-55% yang dihasilkan dari proses penyulingan air nira. Tinggi rendahnya kadar alkohol pada minuman cap tikus tergantung kepada kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingan, semakin tinggi pula kadar alkohol yang terdapat pada minuman cap tikus (Barlin dkk, 2006). Dari hasil wawancara langsung dengan responden Minuman alkohol terutama cap tikus ini dikenal oleh masyarakat sebagai minuman penghangat tubuh, penambah nafsu makan, dan mendorong semangat untuk bekerja. Minuman cap tikus juga merupakan minuman beralkohol tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat di Sulawesi Utara khususnya di daerah Minahasa, selain itu cap tikus juga menjadi bahan baku utama pembuatan pabrik anggur di sulawesi utara. Sebagian besar jenis minuman yang dikonsumsi responden dalam penelitian adalah alkohol jenis cap tikus. Frekuensi Konsumsi, dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang menonsumsi alkohol 4-7 kali ada 88 orang (83%) yang mengalami hipertensi, sedangkan responden yang mengonsumsi 6

alkohol 1-3 kali ada 73 orang (27,9%) yang mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Squere membuktikan bahwa ada hubungan antara frekuensi mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompasobaru II dengan nilai p = 0,000. Keterbatasan peneliti : mengukur dengan tepat banyaknya alkohol yang dikonsumsi. Penelitian yang dilakukan pada lakilaki dewasa di Korea, bahwa mengonsumsi 30 gram alkohol per hari beresiko mengalami hipertensi (Lee et al, 2007). Dalam penelitian ini dibuktikan adanya pengaruh dalam kebiasaan mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi. SIMPULAN Jenis alkohol terbanyak yang dikonsumsi responden adalah alkohol golongan C, frekuensi mengonsumsi alkohol terbanyak pada responden adalah yang mengonsumsi 1-3 kali, lama konsumsi alkohol terbanyak yang mengonsumsi >10 tahun. Ada hubungan antara lama mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompasobaru II, ada hubungan antara jenis minuman yang dikonsumsi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompasobaru II, ada hubungan antara frekuensi mengonsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Desa Tompasobaru II. DAFTAR PUSTAKA Anonim 1. 2012 Infomasi Global Sistem Alkohol dan Kesehatan (GISAH)http://WHO.com/2012/0 2/2012/ status-global-laporanpada-alkohol-dan-kesehatan/. Diakes tanggal 24 Februari 2013. Barlin, R. Karouw, S, dan Pasang, P. 2006. Pengaruh Sabut Kelapa Terhadap Kualitas Nira Aren dan Palm Wine. Jurnal. Litri. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta http :// pjnkh. Id. Anna, Lusia Kus (2011), penyakit hipertensi. Diakes tanggal 10 April 2013, pukul 13:30 WIB Junaidi, I. 2010. Hipertensi: pengenalan, pencegahan dan pengobatan. BIP. Jakarta. Martha, K. 2012. Panduan cerdas mengatasi Hipertensi. Yogyakarta :Araska. Malonda, N. S. H. 2010. Pola Makan dan Konsumsi Alkohol Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada Lansia di Kota Tomohon Sulawesi Utara. Tesis. UGM. Jogjakarta. Medicinus, Vol. 25, No. 1 Edition April 2012. Scientific Journal of Pharmageutical Development and Medical Application HYPERTENSION. Lee, S.H, Kim, Y.S Sunwo, S. dan Huh, B. Y. 2007. A Retrosprktive Cohort Study on Obesiry and Hipertension Risk among Korea Adults. J Korean Medical Science. 20 : 188-95. Rusasastra, W. dan T. Napitupuli. 2006. Karakteristik Wilayah dan Keluarga Miskin Di Pedesaan. Jurnal. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia- Tahun 2007, Jakarta. 7