BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui,peranan pajak semakin besar dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. efektif sejak 1 April 1985 telah mengalami perubahan yang cukup pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku saat ini adalah Self

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negara berupa pajak.pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pajak adalah konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.dan dari pengertian tersebut Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan untuk memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi rakyat serta mendorong kemajuan modernisasi di semua bidang kehidupan. Mengingat isi dari UUD 1945 Pasal 23A yang berbunyi; Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-

Undang. Tersedianya dana yang bersumber dari dalam negeri, akan memberikan jaminan lebih kepada rakyat, sebagai cerminan dari prinsip bantuan nasional dalam upaya melepas ketergantungan pada sumber dana luar negeri, sehingga bantuan asing dianggap sebagai pelengkap yang relatif kecil di masa depan. Kesadaran sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang telah memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dapat ditunjukkan melalui kepatuhan terhadap pembayaran pajak dalam mewujudkan pembangunan nasional secara mandiri. Hal ini disebabkan karena penerimaan negara yang bersumber dari pajak dari tahun ke tahun, yang dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai sebagai pendapatan negara yang potensial dibandingkan dengan penerimaan negara secara internal lainnya, seperti: penerimaan negara bukan pajak, disamping penerimaan negara secara eksternal, yaitu pinjaman luar negeri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dimana ciri dan corak dari sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan yang mendasar, dari sistem pemungutan pajak secara Official Assessment System berubah menjadi Self Assessment System. Official Assessment System mengandung arti bahwa petugas pajak yang menetukan sendiri berapa besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Sementara itu, Self Assessment System mengandung pengertian yang sebaliknya, yaitu setiap wajib pajak diberikan kepercayaan

untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam sistem ini, pemerintah menuntut kesadaran, kejujuran dan peran serta masayarakat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari tahun ke tahun Pajak Penghasilan masih menjadi nomor satu dalam perkembangan penerimaan negara dari sektor pajak. Pajak Penghasilan (PPh) Atas Pegawai Tetap merupakan salah satu pajak yang dipungut dan/atau dipotong oleh pihak ketiga atau pemberi kerja atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan dan penyetoran sendiri oleh wajib pajak setelah menghitung dan memperhitungkan PPh terutang selama satu tahun. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka Penulis merasa tertarik untuk mempelajari, memahami, dan mendalami bagaimana sebenarnya mekanisme (tata cara) perpajakan khususnya Pajak Penghasilan yang dikenakan atas pegawai tetap dikantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan polonia. Pajak merupakan topik pembicaraan yang sangat menarik untuk dibahas dan dipelajari oleh siapa saja di dalam meningkatkan penerimaan negara secara internal. Hal ini dikarenakan pemungutan pajak berkaitan erat dengan aktivitas dalam kehidupan seharihari. Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mahasiswa dihadapkan pada pokok permasalahan secara langsung sesuai kenyataan di lapangan tempat PKLM berlangsung, yang akan dibahas oleh Penulis. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul:

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 1.Tujuan PKLM Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan PKLM, antara lain : a. Untuk mengetahui banyaknya pegawai tetap pada KPP Pratama Medan Polonia. b. Untuk mengetahui tata cara pengenaan dan penghitungan PPh 21 atas pegawai tetap pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

c. Untuk memperoleh dan melihat secara langsung mengenai tata cara pengadministrasian atas penghasilan atas pegawai tetap di KPP Pratama Medan polonia. d. Untuk mendapatkan data-data, lampiran-lampiran, dan dokumentasi lainnya yang dibutuhkan di dalam penulisan. 2. Manfaat PKLM a. Bagi Mahasiswa 1) Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan. 2) Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan. 3) Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan. 4) Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam bidang perpajakan seiring dengan adanya undang-undang perpajakan yang sewaktu-waktu dapat berubah dan memperoleh prestasi terbaik.

5) Menyiapkan mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan memperoleh karir melalui penilaian yang terbaik. b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia 1) Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak. 2) Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. 3) Memperoleh ide-ide baru dalam upaya mengoptimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutama pajak penghasilan pasal 21 atas pegawai tetap di Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. 4) Menyediakan mutu program kerja jangka pendek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. 5) Membangun citra instansi pemerintahan yang baik khususnya citra Direktorat Jenderal Pajak. c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU 1) Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya KPP Pratama Medan Polonia.

2) Mempromosikan sumber-sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 3) Upaya melakukan revisi kurikulum guna meningkatkan pendidikan. 4) Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana kualitas teori yang diberikan bila dibandingkan dengan perkembangan ilmu yang berada dalam praktik di lapangan. 5) Mendorong kemajuan alumni di masa akan datang. C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Menurut Undang-undang nomor 28 tahun 2007 pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan adalah : Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (dalam Suandy, 2008:10)

Dr. Soeparman Soemahamidjaja, dalam bukunya Pajak Atas Gotong Royong, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964, mengatakan: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (dalam Suandy, 2008:9) Prof. Ewin R.A. Seligaman dalam buku esay in taxation yang di terbitkan di Amerika menyatakan : Tax is compulsary contribution from the person, to the goverment to depray the expenses incurred in the common interest of all,without reference to specia benefit conferred. Dari definisi diatas terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditunjukkan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditunjukkan secara khusus kepada seseorang. (dalam waluyo,2010:2) Mr. Dr. N. J. Feldmann, dalam bukunya De Overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden, 1949, mengatakan: Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaranumum. (dalam Suandy, 2008:9) Prof. Dr. M. J. H. Smeets, dalam bukunya De Economische Betekenis der Belastingen, 1951, mengatakan: Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. (dalam Waluyo,2010:3) 2. Fungsi Pajak a. Fungsi Budgetair Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Dalam upaya meningkatkan penerimaan perpajakan, pemerintah secara konsisten melakukan berbagai upaya pembenahan, baik aspek kebijakan maupun aspek sistem dan administrasi perpajakan melalui : 1) Amandemen Undang-undang Perpajakan; 2) Modernisasi Kantor Pajak; 3) Ekstensifikasi dan intensifikasi; 4) Ektra effort dalam pemeriksaan dan penagihan pajak; 5) Pembangunan basis data terintegrasi; 6) Penyediaan layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi; 7) Penegakan kode etik pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan dan good governance aparatur pajak. (dalam Suandy, 2008:13) b. Fungsi Regulerend Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

1) Pemberian insentif pajak (misalnya: tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik dalam negeri maupun investasi asing. 2) Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. 3) Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negeri. (dalam Suandy, 2008:14) 3. Pembagian Pajak Berdasarkan: Golongan, Kewenangan Pemungutannya dan sifatnya Dalam rangka memungut pajak oleh pemerintah dari masyarakat, maka pemerintah dalam melaksanakannya, ada beberapa pembagian pajaknya. Adapun pembagiannya, yaitu : a. Berdasarkan Golongan 1) Pajak Langsung Adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak, dimana tidak dapat dibebankan/ dilimpahkan kepada pihak lain. Misalnya: Pajak Penghasilan (PPh). 2) Pajak Tidak Langsung Adalah pajak yang kewenangannya dilimpahkan oleh yang membayar pajak kepada orang lain ( konsumen).

Misalnya: Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah. b. Berdasarkan kewenangan Pemungutannya 1) Pajak yang Dipungut oleh Pusat Adalah pajak yang kewenangannya dipungut oleh pemerintah pusat, yang digunakan untuk pembangunan dan pengeluaran negara ( baik di pusat maupun daerah). Misalnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah, dan Bea Materai. 2) Pajak yang Dipungut oleh Daerah Adalah pajak yang kewenangannya dipungut oleh pemerintah daerah, untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah tersebut. Misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air bawah Tanah dan Air Permukaan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir dan Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Berdasarkan Sifatnya 1) Pajak Subjektif Adalah pajak yang patokannya pada subjeknya, yaitu kepada wajib pajak itu sendiri. Caranya: dimulai dari penetapan orang preibadinya dulu. Misalnya: Pajak Penghasilan. 2) Pajak Objektif Adalah pajak yang patokannya kepada objek yang di kenai pajaknya, yaitu ditemukan dulu objeknya apa. Misalnya: Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah. (dalam Fidel, 2008:4) Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 tentang Pajak Penghasilan, Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak Penghasilan yang terutang ini disebut juga dengan PPh Pasal 21 yang merupakan Pajak Penghasilan yang Subjek Pajaknya adalah Orang Pribadi, Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan mengganti yang tidak berhak Badan. (dalam Fidel, 2008:21)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam hal ini Mahasiswa melakukan PKLM di KPP Medan Polonia. untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang: 1. Tata cara penghitungan PPh 21 atas pegawai tetap di KPP Pratama Medan Polonia. 2. Tata cara pengadministrasian pemotongan PPh 21 atas pegawai tetap di KPP Pratama Medan Polonia. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka Penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Dalam tahap ini Penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2. Pelaksanaan PKL Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dimulai sejak tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 27 April 2012. Selama

melakukan Praktek Kerja Lapangan, kami ditempatkan di beberapa seksi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia berjumlah 8 seksi, antara lain: seksi Waskon I, II, III, IV, seksi PDI, Penagihan, Ekstensifikasi dan seksi Pelayanan. Untuk masing-masing seksi ditempatkan dua orang. Kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di KPP Pratama Medan Polonia berjumlah 16 orang, dimana tidak semua seksi dapat kami masuki atas kebijaksanaan dari Kepala Sub Bagian Umum selaku pembimbing kami di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Adapun kegiatan yang kami lakukan di setiap seksi yang kami tempati yaitu : a. Seksi Waskon I 1) Merekam SPT wajib pajak lengkap ataupun tidak lengkap. 2) Mengurutkan SPT berdasarkan daftar. 3) Mengamplopkan surat, mengarsipkan surat dan meregistrasikannya ke data surat keluar di komputer Direktorat Jenderal Pajak KPP Medan Polonia. 4) Mengantar surat ke bagian Pelayanan, Kasubag, Penagihan, Sekretariat. b. Seksi Waskon II 1) Mengimput data Daftar Norminatif Wajib Pajak Penghasilan Tahunan Orang Pribadi ke komputer Direktorat Jenderal Pajak KPP Medan Polonia. 2) Mencatat surat masuk dan surat keluar.

3) Mengamplopkan dan mengantar surat / berkas ke bagian Pelayanan, Kasubag, Penagihan dan Sekretariat. c. Seksi Waskon III 1) Merekam SPT lengkap ataupun tidak lengkap ke sistem data komputer Direktorat Jenderal Pajak KPP Pratama Medan Polonia melalui aplikasi Dropbox SPT. 2) Mendownload Data Keluaran Wajib Pajak menggunakan aplikasi situs Direktorat Jenderal Pajak KPP Pratama Medan Polonia yaitu Portal Penyandingan Data Faktur Pajak Keluaran dan Pajak Masukan (PKPM). 3) Mengamplop dan mengantar surat / berkas kebagian Pelayanan, Kasubag, Penagihan dan Sekretariat. d. Seksi Waskon IV 1) Mencatat surat masuk dan surat keluar. 2) Merangkum buku mengenai perpajakan. 3) Memfotokopi SPT wajib pajak. 4) Mengamplopkan dan mengantarkan surat / berkas kegiatan Pelayanan, Kasubag, Penagihan dan Sekretariat. e. Seksi PDI 1) Merekam SPT Wajib Pajak atas PPh pasal 21 dan pasal 26 beserta lampirannya.

2) Merekam SPT Tahunan Orang Pribadi beserta lampirannya. 3) Merekam data Wajib Pajak pensiunan maupun pegawai. f. Seksi PDL Penagihan 1) Menscan surat tagihan wajib pajak kedalam komputer Direktorat Jenderal Pajak KPP Medan Polonia. 2) Memasukan berkas penagihan ke ruang brekas penagihan. 3) Mengantarkan surat ke bagian sekretariat. g. Seksi Ekstensifikasi 1) Keseluruhan kegiatan di seksi Ekstensifikasi adalah melakukan pembuatan NPWP. Mulai dari proses perekaman data wajib pajak sampai pada proses pencetakan NPWP sesuai dengan format yang telah disediakan di komputer KPP. Dalam proses perekaman menggunakan aplikasi PWPM yang dalam pengoperasiannya menggunakan NIP pegawai terkait. 2) Mengimput data PPAT ke komputer KPP, guna menjadi data masukan bagi Direktorat Jenderal Pajak KPP Pratama Medan Polonia. h. Seksi Pelayanan 1) Menyortir SPT PPh Orang Pribadi Nihil, SPT PPh Orang Pribadi Kurang Bayar, SPT PPh Orang Pribadi Lebih Bayar, memberikan tanda terima kepada wajib pajak yang telah menyerahkan SPT Tahunannya.

2) Menyortir SPT yang telah dikelola untuk dimasukan ke lemari berkas di bagian ruang berkas. F. Metode Pengumpulan Data Adapun jenis-jenis yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk dokumen, tabel, dan bagan. Dimana metodenya terdiri dari: 1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide) Penulis melakukan tanya jawab dengan para petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. 2. Daftar Observasi (Observation Guide) Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamatai, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi. 3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, Undang-Undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi Penulis untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir. G.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM,uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Pada bab ini Penulis menerangkan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, keadaan pegawai, dan mekanisme administrasi Seksi Pengawasan dan Konsultasi KPP Pratama Medan Polonia. BAB III : GAMBARAN DATA TENTANG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh 21) ATAS PEGAWAI TETAP

Pada bab ini Penulis menguraikan tentang ketentuan, objek dan subjek, cara penghitungan, cara penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 atas pegawai tetap. BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini Penulis menganalisa dan mengupas masalah kebenaran atas penghitungan PPh pasal 21 atas pegawai tetap, mengetahui tingkat kepatuhan pelunasan PPh pasal 21 atas pegawai tetap, dan hambatan-hambatan yang dihadapi KPP Pratama Medan Polonia. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran Penulis sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN