BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

BAB II TINJAUAN UMUM

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Daerah No 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. baik minimarket, supermarket, departmen store, hypermarket, dan mall. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian bab sebelumnya dapat ditarik

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Seberapa seringkah Anda mengunjungi Malioboro? a. Setahun sekali c.tiga bulan sekali b. Enam bulan sekali d. Tidak tentu

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. padat. Pemukiman kumuh terjadi disetiap sudut kota. Banyaknya pengamen,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

1. PENDAHULUAN. (Pedoman Pembinaan Pasar Daerah, 2000 dalam Pulungan; 2000)

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

BAB III: DATA DAN ANALISA

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Pasar Sejak jaman dulu, pasar tradisional mempunyai peranan penting dalam penggerakan ekonomi rakyat. Pasar tradisional selain berfungsi sebagai tempat bermuaranya produk-produk rakyat sekitar, juga sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Di dalam pasar tradisonal terdapat pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonominya. Pelaku-pelaku ekonomi tersebut didominasi pedagang dan pembeli di mana kedua pelaku ini saling berinteraksi untuk bertransaksi. Masing-masing pelaku tersebut memiliki kepentingan masing-masing dalam arena perdagangan (Mar atus, 2015). Meskipun pasar tradisional memiliki peranan penting bagi ekonomi rakyat, karena perkembangan zaman pasar tradisional mengalami penurunan. Berdasarkan hasil studi A.C. Nielsen (2013), jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Tahun 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, tahun 2009 berjumlah 13.450, tahun 2011 berjumlah 9.950, dan tahun 2013 berjumlah 9.850. Kehadiran pasar modern membuat pasar tradisional tersudutkan keberadaannya di perkotaan. Gambar 1. Presentasi Keseluruhan Pasar Tradisional Sumber : A.C. Nielsen (2013) Pada tahun 2014, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, saat ini jumlah pasar modern mengalami peningkatan sebesar 14% dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan oleh Asosiasi Pedagang Pasar 1

2 Seluruh Indonesia (APPSI), Pasar modern di Indonesia tumbuh 35% pertahun dengan omset Rp 2.5 triliun pertahun yang terdiri dari supermarket, dan mini market, sedangkan pasar tradisonal menurun 8,1% pertahun dan hanya mendapatkan omset Rp 9.1 juta pertahun. (Sulistyo & Cahyono, 2010) Di Jakarta berdasarkan catatan PD Pasar Jaya, total pasar berjumlah 153 pasar. Dari 153 pasar yang berada di wilayah DKI Jakarta yang terbagi 24 unit pasar yaitu 14 Unit Pasar Besar dan 10 Pasar Area dengan total jumlah pedagang yang dikelola sebesar 120.000 pedagang dan pedagang aktif berjumlah ±105.000 pedagang. Dilihat dari kondisi fisik terdapat 61 pasar yang fisik bangunan masih dalam keadaaan baik, 73 pasar dalam keadaan rusak berat dan 19 pasar dalam keadaan rusak ringan. Sebenarnya, argumen yang mengatakan bahwa pasar modern merupakan penyebab utama tersingkirnya pasar tradisional tidak seluruhnya benar. Masalah sebenarnya yang dimiliki pasar tradisional yaitu masalah infrastruktur hingga sekarang seperti bangunan 2 lantai sudah kurang diminati, kebersihan, tempat pembuangan sampah yang tidak terpelihara, kurangnya lahan parkir dan juga penghawaannya yang buruk. Ditambah dengan munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) membuat pedagang yang berjualan di dalam pasar menjadi rugi, karena barang yang dijual hampir sama, manajemen pasar yang buruk dan minimnya bantuan pemodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional (QE Jurnal,Vol.01 No.01). Hal ini menyebabkan redupnya pasar tradisional sehingga pasar tradisional perlu diremajakan agar pasar tradisional tidak hilang ditengah arus moderenisasi. Salah satu yang menyebabkan redupnya pasar tradisional yaitu sepinya pengunjung. Christina (2008) menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penentu keputusan pada seseorang datangnya tidak hanya dari pengaruh eksternal (pengaruh keluarga, kelompok yang dijadikan acuan, dan budaya), akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor internal konsumen seperti pengaruh pribadi dan pengaruh psikologis konsumen. Pengaruh pribadi meliputi usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri. Sedangkan pengaruh psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan, sedangkan yang terakhir adalah faktor promosi, lokasi, personalia, dan presentasi. Maka dari itu dalam peremajaan pasar dilakukan untuk menjaga eksistensi pasar tradisional perlu memperhatikan persepsi dan preferensi pelaku pasar (pedagang dan pembeli). Hal ini diperlukan karena setiap pasar itu memiliki

3 karakteristik yang berbeda baik dari lokasi maupun pihak terkait seperti pedagang dan pembeli. Perbedaan ini yang akan menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan. Dalam perkembangan perkotaan masa depan, pasar tradisional tidak hanya tempat untuk berjualan tetapi juga bisa sebagai tempat rekreasi, tempat untuk orang menghabiskan waktu dan tempat sosial. Salah satu pasar yang perlu dikembangkan untuk menghadapi perkembangkan perkotaan yaitu Pasar Gembrong Cipinang Besar. Di Pasar Gembrong Cipinang Besar adalah pasar tradisional yang menjual khusus mainan anak, hal ini menyebabkan kurangnya minat pembeli kalangan anak muda sampai lansia. Saat ini di kawasan Pasar Gembrong akan dibangun apartemen, kondotel dan juga perkantoran. Pembangunan apartemen in bisa menjadi keuntungan bagi pasar dan juga bisa menjadi pemicu hilangnya pasar tradisional. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan pasar mainan dan juga menambahkan fungsi baru pada pasar untuk menarik pembeli dari semua kalangan tidak hanya untuk anak-anak. Fungsi baru seperti tempat rekreasi, fungsi kuliner dan juga menambahkan fungsi kebutuhan pokok kecil seperti mini market. Semua fungsi pasar akan ditata sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persepsi dan preferensi pelaku pasar di Kawasan Pasar Gembrong Cipinang Besar. 1.1.2 Pasar Gembrong Cipinang Besar Pasar Gembrong Cipinang yang berposisi Jalan Basuki Rachmat, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Kode Pos: 13410. Pada awalnya tahun 1960-an Pasar Gembrong ini hanya berada di dekat pintu masuk tol Prumpung /Pedati dan dihuni penjual sayuran, daging, dan lain-lain layaknya pasar tradisonal lainnya. Pada tahun 1998, setelah terjadi kerusuhan sehingga pada akhirnya pedagang menjual mainan anak dan alat tulis keperluan sekolah.

4 Gambar 2. Lokasi Pasar Gembrong Cipinang Lama Sumber : Wikimapia.org diakses 25 Februari 2015 Pasar Gembrong Lama ini tidak memiliki bangunan sendiri tetapi berupa kioskios di sepanjang Jalan Jendral Basuki Rahmat. Seiring berjalannya waktu, pasar ini meluas dan merambat ke arah jalan Jendral Basuki Rachmat dan banyak pedagang yang membuka kios semi permanent diluar bangunan pasar sehingga memenuhi trotoar sehingga pembeli harus bersenggolan karena jalan yang tersisa kecil mengakibatkan mulai dari pukul 10.00 20.00 WIB kawasan ini selalu macet. Gambar 3. Pasar Gembrong Cipinang Lama Sumber : http://www.tribunnews.com/ diakses 20 Januari 2015 Dikarenakan ramainya pedagang kaki lima, maka dari itu pemerintah melakukan relokasi terhadap Pasar Gembrong Cipinang Lama dan mengalihkannya ke Pasar Cipinang Besar dan Pasar Kleder SS. Pasar Cipinang Besar, kini berganti nama menjadi Pasar Gembrong Cipinang Besar. Pasar Gembrong Cipinang menjadi terkenal sebagai pusat penjualan berbagai mainan bagi anak-anak seperti mobil-mobilan, rumah-rumahan mini, boneka, dan

5 sebagainya. Selain itu juga terdapat karpet baik untuk dinding atau lantai, dijual burung - burung kecil yang berwana warni. Lebih dari 80% mainan di pasar gembrong ini berasal dari Cina dan sisanya produk lokal. Dampak dari perdagangan bebas ASEAN dan Cina (ACFTA) diberlakukan, mainan dari Cina menyebar dengan harga jualnya yang semakin murah. Gambar 4. Tempat Relokasi Pasar Gembrong Cipinang Lama Sumber : Data Hasil Olahan Pribadi Tempat relokasi Pasar Gembrong Cipinang Besar berada tidak jauh dari Pasar Gembrong Cipinang Lama berjarak 470 m ke arah tenggara. Gambar 5. Pasar Gembrong Cipinang Besar Sumber : http://www.merdeka.com/ diakses 15 Maret 2015 Pasar Gembrong Cipinang Besar ini telah berdiri pada tahun 2010 diatas lahan 3.300 m 2. Pasar ini terdiri dari 2 lantai dengan kapasitas 285 kios. Pasar ini biasa mulai buka mulai pukul 09.00 WIB sampai 18.00 WIB.

6 Gambar 6. Suasana Pasar Gembrong Cipinang Besar Sumber : http://www.merdeka.com/ diakses 24 Februari 2015 Setelah dilakukan relokasi, beberapa para pedagang di Pasar Gembrong Cipinang Lama pindah ke Pasar Gembrong Cipinang Besar. Namun setelah berjalan 2 tahun, Pasar Gembrong Cipinang Besar tetap sepi akan pengunjung sehingga para pedagang kembali ke berjualan di Pasar Gembrong Lama. Maka dari itu, Pasar Gembrong Cipinang Besar hanya ditempati oleh beberapa pedagang dan saat ini hanya tersisa 30 pedagang di dalam pasar. Gambar 7. Beberapa Pedagang Yang Masih Menempati Pasar Gembrong Cipinang Sumber : http://www.merdeka.com/ diakses 24 Februari 2015 1.1.3 Identifikasi Masalah Permasalahan yang terdapat di Pasar Gembrong Cipinang Besar berasal dari permasalahan eksternal dan juga permasalahan internal. Permasalahan eksternal yang mempengaruhi Pasar Gembrong Cipinang Besar yaitu berasal dari masih banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tetap membuka lapak di pinggiran jalan setelah relokasi. Keberadaan PKL mengakibatkan para pedagang didalam pasar mengalami penurunan omset yang terlampau signifikan. Di antaranya ada yang mengatakan, pasca relokasi pendapatan turun menjadi Rp50.000,- dari sebelumnya Rp500.000,-. Dari segi pembeli keberadaan PKL membuat para pembeli memutuskan untuk belanja dipinggir jalan dibandingkan belanja didalam pasar, hal ini dikarenakan

pembeli lebih mudah melihat barang-barang baik saat berjalan kaki maupun dari kendaraan. 7 Gambar 8. Keberadaan Pedagang Kaki Lima. Sumber : Dokumen Pribadi Sedangkan permasalahan internal Pasar Gembrong Cipinang Besar, pedagang beralasan jika pindah ke bangunan pasar akan sepi pengunjung dan juga sepinya konsumen bisa diakibatkan oleh sempitnya lahan parkir di tempat relokasi. Parkir mobil kurang lebih 25-an dan motor 70-80 an. Gambar 9. Lahan Parkir Pasar Gembrong Cipinang Besar Sumber : http://pasargembrongjakarta.blogspot.com/ diakses 12 Maret 2015 Selain dipengaruhi oleh sempitnya lahan parkir, luasan toko yang hanya 2x2m, penghawaan didalam pasar yang panas, kurangnya ruang terbuka dan juga kondisi bangunan yang tidak terpelihara. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas baik secara fisik maupun aktivitas. Berdasarkan uraian diatas ini diharapkan dengan pengembangan bangunan Pasar Gembrong dapat membuat para PKL berkeinginan untuk pindah dari bahu jalan kedalam bangunan pasar dan juga berdatangannya para pembeli sehingga jalan

8 di kawasan pasar tidak macet karena PKL dan juga pembeli mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam berbelanja di Pasar Gembrong Cipinang Besar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa potensi yang dihasilkan berdasarkan terlibatnya persepsi dan preferensi pelaku pasar agar pasar gembrong cipinang dapat terakomodasi dengan baik? 2. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan persepsi dan preferensi para pelaku pasar agar berkeinginan memasuki pasar dan berjualan di dalam pasar? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengangkat potensi sebagai pasar mainan yang dimiliki Pasar Gembrong Cipinang Besar sehingga terakomodasi dengan baik dengan melibatkan persepsi dan preferensi pelaku pasar. 2. Merancang bangunan pasar yang menarik untuk didatangi yang sesuai dengan persepsi dan preferensi pedagangnya dan pembeli tanpa menghilangkan ciri khas Pasar Gembrong Cipinang Besar. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Pembahasan 1. Laporan ini merupakan penelitian tentang perbaikan desain pasar berdasarkan presepsi sosial dan budaya. 2. Objek dari penelitian ini adalah Pasar Gembrong Cipinang. 3. Penelitian ini membahas tentang perbaikan pasar dari segi sirkulasi untuk barang, manusia dan juga kendaraan sehingga mempengaruhi penataan pasar sesuai dengan fungsi yang dipengaruhi persepsi dan preferensi pelaku pasar yang meliputi beberapa faktor yaitu fisik, sosial, dan ekonomi. 1.4.2 Ruang Lingkup Kawasan Lokasi penelitian yaitu Pasar Gembrong Cipinang Besar yang berada di berposisi Jalan Basuki Rachmat, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Kode Pos: 13410. Lokasi dipilih karena pada Pasar Gembrong Cipinang Besar mengalami penurunan kualitas baik secara fisik maupun aktivitas dan perlu

9 adanya tindakan untuk menangani hal itu agar Pasar Gembrong Cipinang Besar dapat menjadi menarik untuk didatangi sebagai pasar mainan. Peruntukan : Zona Perkantoran, Perdagangan dan Jasa. Luas : 3.300 m 2 KDB : 60% Luas Lantai : 60% x 3.300 m 2 = 1980 m 2 KLB : 2.40 Luas Total Bangunan : 2.40 x 3.300 m 2 = 7920 m 2 Ketinggian Maksimal : 4 Lapis KDH : 30% KTB : 55% Tipe : Tunggal Batas Wilayah : Utara : Permukiman dan Toko-toko Selatan : Jalan Basuki Rachmat, Toko-toko, Mushalla Al-Djaaniyah Timur : Toko-toko Barat : Jalan Basuki Rachmat, Bassura City Apartement, dan SPBU Gambar 10. Batas Wilayah Pasar Gembrong Cipinang Besar Sumber : Data Hasil Olahan Pribadi

10