BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

Journal of Social and Industrial Psychology

Educational Psychology Journal

BAB I PENDAHULUAN. data untuk kepentingan tugas, untuk akses jual-beli yang saat ini disebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kemajuan teknologi dan informasi terus berkembang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan komunikasi atau sering disebut dengan Information and Communication

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai proses komunikasi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Written by Daniel Ronda Sunday, 05 October :20 - Last Updated Tuesday, 11 November :22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendorong untuk berkembangnya teknologi komunikasi. Salah satu. teknologi komunikasi yang sangat menarik adalah internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak ke masa dewasa, yang berlangsung antara usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Perkiraan resmi dari APJII (Asosiasi Penyelenggara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Sosial. memiliki kompetensi sosial dapat memanfaatkan lingkungan dan diri pribadi

I. PENDAHULUAN. Dampak perkembangan teknologi di antaranya adalah perkembangan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, 2008). Melalui internet, orang-orang dapat mengakses informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua

HUBUNGAN ANTARA KEBAHAGIAAN DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA TEUKU UMAR SEMARANG. Allysa Rahmanissa

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan. (baik LAN maupun Internet), permaianan ini biasanya di mainkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari permainan (game). Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan hasil penelitian utama yang menjawab rumusan masalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. serta menerima perubahan yang ada. Dampak yang terlihat adalah trend

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus. dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat tentunya mempunyai. dampak negatif, termasuk perkembangan game online yang dapat

Kata Kunci: Pengertian internet, manfaat internet, dampak positif negatif internet

5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari.

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Secara umum perkembangan smartphone di seluruh dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SMK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaangodaan

BAB I PENDAHULUAN. individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

BAB IV DESKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Melindungi Anak Dari Konten. Yayasan Kita dan Buah Hati

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA KEPADA ANAK DALAM MEMAHAMI DAMPAK BERMAIN GAME ONLINE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada

Item-Total Statistics. Corrected Item- Deleted. Scale Variance if. Item Deleted VAR VAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya berinteraksi antar sesama dengan cara menjalin

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL SISWA KELAS X TSM DI SEKOLAH SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet. Terutama bagi remaja, internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, semisal untuk keperluan proses belajar mengajar, bermain game onlline, chatting, atau membuka akun media sosial. Hal ini didasarkan pada prosentase jumlah pengguna internet dibeberapa negara pada tahun 2012 seperti: China 22,4%, Amerika Serikat 78,1%, India 11,4%, Jepang 79,5%, Jerman 83%, Indonesia 22,1% dan Inggris 83,6%, Kristo (2013). Hasanuddin (2014) mengungkapkan pengguna internet di dunia diprediksi akan mencapai 3 milyar pada akhir tahun 2014, prediksi yang dirilis oleh badan telekomunikasi internasional PBB itu menyebutkan dengan angka tersebut maka 40% penduduk dunia tersambung internet pada akhir tahun 2014. Bagaimana dengan Indonesia, data terakhir yang di keluarkan APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyebutkan pengguna internet di Indonesia sebesar 17,19 juta jiwa pada tahun 2014. Data lain menunjukkan hampir 30% pengguna internet di tanah air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo), Unicef dan Harvard 1

2 University dengan mengambil sampel 400 remaja berumur 10-19 tahun yang tersebar di 11 provinsi Indonesia menunjukkan hasil yang mengejutkan yaitu hampir 80% remaja di Indonesia kecanduan internet, tercatat 24% mengaku menggunakan internet untuk berhubungan dengan orang yang tidak dikenal, 13% korban cyberbullying dan 14% digunakan untuk mengakses konten pornografi (Yusuf, 2014). Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet atau sosial media serta penggunaan yang berlebihan sehingga menyebabkan kecanduan. Kecanduan situs jejaring sosial atau media sosial merupakan salah satu jenis bentuk kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan internet addictive disorder (IAD) Majorsy Ursa, Kinasih, Andriani, & Lisa ( 2013). Individu yang dapat dikategorikan kecanduan internet adalah individu yang menghabiskan lebih dari 7 jam dalam satu hari untuk mengakses internet, itu berarti bahwa waktu mengakses internet sama atau bahkan lebih dari jam tidur individu dalam satu hari (Hasanuddin, 2014). Widiana, dkk (2004) juga menyebutkan seorang pecandu internet akan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan secara ekstrem berhari-hari berada di depan komputer untuk online. Hasil suatu pendapat online oleh salah satu internet provider di Jerman, yang diikuti oleh sekitar 1900 siswa-siswa, menyatakan bahwa sekitar 12% siswa-siswa menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk online, dan sekitar 13% siswa-siswa mengaku menghabiskan waktu 6-10 jam sehari untuk online. Di China, sekitar 6,4% mahasiswanya mengalami kecanduan internet. Rata-rata,

3 individu menghabiskan 38,5 jam dalam seminggu untuk online. Sedangkan di Finlandia, banyak remaja yang sedang menjalani wajib militer terpaksa dipulangkan, karena internet addiction, dan tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan remaja-remaja lainnya, Ningtyas (2012). Data lain yang di peroleh dari siswa-siswa SMK X Klaten dengan jumlah reponden sebanyak 25 siswa, menunjukkan bahwa rata-rata dalam sehari siswa-siswa tersebut dapat membuka media sosial sebanyak 10 kali dengan alasan, ingin melihat informasi baru, akses internet gratis, untuk mengisi waktu luang, bahkan ada yang menyebutkan merasa kecanduan, dimana dalam satu hari siswa-siswa tersebut membutuhkan waktu untuk membuka internet baik secara berturutturut ataupun tidak selama 30 menit s/d 10 jam dan media sosial yang sering siswa-siswa tersebut akses seperti Facebook, Youtube, BBM, mencari tugas sekolah, dan bermain game. Orang-orang yang mengalami kecanduan internet mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius, yaitu lupa waktu dalam berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini dikarenakan individu menemukan kepuasan di internet, yang tidak individu dapatkan di dunia nyata, merasa senang dengan internet, durasi penggunaan terus meningkat, mejadi bosan dan cemas saat harus melalui beberapa hari tanpa media sosial atau jejaring sosial. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, permainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Kebanyakan individu terperangkap pada aktivitas negatif seperti games, judi dan sex online

4 (Ningtyas, 2012). Seperti hasil pengambilan data awal di SMK X Klaten menunjukkan bahwa dari 25 siswa tersebut 17 siswa menyebutkan saat siswasiswa tersebut tidak bisa tidur mereka memilih untuk bermain game online seperti clash of clash, membuka internet atau browsing, dengan alasan karena menyenangkan, dan saat siswa-siswa tersebut tidak dapat mengakses internet siswa-siswa tersebut akan mencari hotspot area, pergi ke warnet atau membeli paket data untuk berinternet. Kemudian 15 dari 25 siswa menyebutkan bahwa saat siswa-siswa tersebut mengakses internet melebihi dari waktu yang di targetkan siswa-siswa tersebut merasa bosan, marah, emosi karena jaringan yang lambat dan 10 dari 25 siswa yang lain menyebutkan akan segera keluar atau log out karena dapat menyita waktu mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hassanzadeh, Beydokhti, dan Zadeh (dalam Waldo 2008) telah menemukan bahwa setidaknya 50% dari individu mampu untuk menyimpulkan bahwa penggunaan internet dapat memfasilitasi dan menghambat perkembangan psikososial antara siswa SMK khususnya pada tahap moratorium (19 tahun atau remaja awal). Hal ini tergantung dari kontrol diri yang dimiliki oleh individu tersebut. Calhoun dan Acocela 1976 dalam (Indraprasti, 2008) mengartikan bahwa kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh Usi dan Hadis (dalam Dyah,2009) bahwa pecandu internet yang tidak dapat mengontrol diri memiliki kemungkinan untuk mengabaikan kegiatan lainnya, umumnya remaja yang kecanduan internet lupa waktu, sekolah, dan lingkungan sekitar. Seperti hasil

5 pengambilan data awal pada 25 siswa SMK X Klaten menunjukan bahwa 8 dari 25 siswa mengalami kesulitan untuk mengalihkan perhatian ke hal yang lain dikarenakan terlalu fokus dengan internet atau media sosial, serta merasa media sosial lebih menarik dibandingkan dengan hal yang lain namun 17 siswa menyebutkan bahwa siswa-siswa tersebut dapat mengalihkan perhatian ke hal yang lain dikarenakan siswa-siswa tersebut tidak terlalu menyukai media sosial dan lebih senang berbicara dengan teman, serta 17 siswa dapat berhenti membuka internet saat di tegur oleh orang tua mereka tetapi 8 siswa yang lain tidak dapat menghentikan kegiatan berinternet dengan alasan sebentar, karena hobi, terlalu asik bermain internet, serta tidak pernah diingatkan oleh orang tua sehingga menyebabkan mereka lupa waktu. Widiana, dkk (2004) menyebutkan bahwa pengguna internet yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku online. Setiap individu yang mempunyai kontrol diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet. Mampu menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu menyesuaikan aktivitas online dengan aktivitas lain dalam kehidupannya dan tidak memerlukan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Pengguna internet yang mempunyai kontrol diri rendah tidak mampu memadu, mengarahkan dan mengatur perilaku online. Individu dengan kontrol diri yang rendah tidak dapat mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat, serta tidak mampu mengatur pengunaan internet sehingga perhatian tertuju

6 pada internet yang tampak dari berharap segera online atau memikirkan aktivitas online, menggunakan internet dengan waktu yang semakin meningkat untuk memperoleh kepuasan, tidak mampu memadukan aktivitas online dengan bagian lain dari kehidupannya seperti waktu untuk belajar, bekerja, dan bersosialisasi dengan orang lain serta menggunakan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Pakar psikolog di Amerika David Greenfield dalam (Ningtyas, 2012) menemukan bahwa pecandu online merasakan rasa perpindahan ketika online dan tidak mampu mengelola aspek-aspek utama dari kehidupan individu karena individu tersebut keasyikan dengan online. Individu mulai kehilangan tengang waktu yang penting di tempat kerja, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga. Individu mengabaikan hubungan sosial dengan teman-teman individu, rekan kerja, dan dengan komunitas individu, dan akhirnya, hidup individu menjadi tidak terkendali karena internet. Hal ini dipengaruhi juga oleh keterampilan sosial yang dimiliki oleh individu tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Majorsy dkk (2013) bahwa perilaku kecanduan media sosial juga dipengarui oleh keterampilan sosial dimana keterampilan sosial merupakan kemampuan dalam berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback seperti kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku. Bagi individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah akan cenderung memilih situs jejaring sosial sebagai sarana komunikasi

7 dibandingkan komunikasi secara face to face. Hal ini dikarenakan individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah cenderung tidak ramah, harga diri rendah, mudah marah, menganggap percakapan biasa sebagai suatu tugas yang sulit, menarik diri dari lingkungan, serta tidak nyaman ketika berkomunikasi secara face to face, sehingga melalui situs jejaring sosial, individu tersebut dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Halim (2008) juga menyebutkan bahwa individu yang membawa laptop ke ruang publik akan mengabaikan orang-orang disekitarnya dan memusatkan perhatian ke layar leptop. Ada yang mengatakan bahwa internet menawarkan tidak lebih dari hubungan dangkal dengan orang asing dan bujukan gameonline menjauhkan warga dari interaksi langsung dengan tetangga dan sahabat. Sedangkan bagi individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik biasanya akan merasa kurang puas bila hanya berteman di dunia maya, hal tersebut dikarenakan individu dengan keterampilan sosial yang baik lebih suka berinteraksi dengan orang lain secara langsung, Majorsy, dkk (2013). Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SMK.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet? 2. Apakah ada hubungan antara keterampilan sosial dengan kecanduan internet? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan kontrol diri dengan kecanduan media sosial pada siswa SMK. 2. Mengetahui hubungan keterampilan sosial dengan kecanduan media sosial pada siswa SMK D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Subjek atau siswa tentang pentingnya kontrol diri dan keterampilan sosial terhadap kecanduan media sosial bagi siswa SMK sehingga dapat mencegah terjadinya kecanduan internet. 2. Bagi guru dan sekolah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi terkait kecanduan internet sehingga dapat dijadikan acuan untuk membimbing siswa dalam mengendalikan penggunaan internet.

9 3. Bagi orang tua, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi terkait kecanduan internet pada siswa sehingga orang tua dapat ikut berperan dalam mengendalikan penggunaan internet. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat penelitian.