BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

BAB I PENDAHULUAN. sering diartikan juga sebagai sekolah agama bagi pelajar muslim (Sumadi,

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. dapat disimpulkan bahwa peran guru BK dalam pelaksanaan program bimbingan

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

BAB V PENUTUP. Kepemimpinan Mudîr dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur an di

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. both for personal happiness and sosial usefulness. Definisi tersebut menjelaskan

Pemetaan Materi Bimbingan Konseling

BAB V PENUTUP A. Simpulan

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk melanjutkan pendidikan jenjang yang lebih tinggi dan untuk

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang berada di Kabupaten Subang secara keseluruhan rata-rata berada pada

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB I KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING..

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

Sigit Sanyata

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONSEP DASAR MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful K

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten

PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JENJANG STRATA 1 (SARJANA : S1 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek-praktek dalam pengelompokan di dalam ataupun antar kelas patut

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan rnerupakan jalan yang paling efektif da1am. pengembangan kemampuan manusia menuju manusia seutuhnya Melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI MASALAH RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

RENCANA KERJA (RENJA)

JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAKALAH

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bentuk kenakalan yang dilakukan oleh santriwati Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta dikategorikan menjadi empat bentuk yaitu kenakalan pribadi, kenakalan belajar, kenakalan sosial dan kenakalan karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi kategorisasi kenakalan santri PPIQPY cenderung lebih rigid, ketat dan disiplin dibandingkan kategorisasi pada teori umum kenakalan remaja yang biasanya diaplikasikan oleh sekolah-sekolah umum. 2. Strategi guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwati Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta adalah melalui berbagai cara, di antaranya: penggunaan pola BK generalis dan layanan kesiswaan. Strategi guru BK PPIQPY juga terlihat dari penerapan instrumentasi bimbingan, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, bimbingan teman sebaya, pengembangan jejaring, pengembangan konselor, kegiatan manajemen dan pemberian layanan. Pemberian layanan pada strategi guru BK PPIQPY diwujudkan melalui layanan yang

145 telah terprogram secara sistematis dalam program kerja tahunan bimbingan dan konseling. Program layanan tersebut dikenal dengan layanan komprehensif yang meliputi enam proses layanan, yaitu: layanan konseling klasikal, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok (grouping), layanan konseling konsultasi, layanan konseling mediasi dan layanan konseling bimbingan kelompok. Strategi guru BK PPIQPY cenderung fokus pada aspek konseling dan mengabaikan aspek bimbingan. 3. Hasil strategi guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwati Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta dibedakan menjadi dua kategori besar yakni hasil strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan pribadi, belajar serta sosial dan hasil strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan karier. Hasil strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan pribadi, belajar dan sosial dinilai cukup berhasil dengan bukti persentase kenaikan nilai kepribadian santriwati nakal sejumlah 75% dan sisanya 5% tidak berubah, 10% mengalami penurunan serta 10% dikeluarkan tanpa melihat ada perubahan atau tidak. Adapun rincian nilai kepribadian santriwati nakal dengan nilai A sebanyak 55%, nilai B sebanyak 25%, nilai C sebanyak 10% dan santriwati yang dikeluarkan sebanyak 10%. Sedangkan hasil strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan karier tidak dapat dijadikan sebuah sumber data, karena untuk

146 kenaikan nilai akademik atau non akademik santriwati nakal membutuhkan waktu yang lebih lama, maka hanya dipaparkan daftar santriwati-santriwati berprestasi yang bukan termasuk santriwati nakal dan mendapatkan reward berupa bebas biaya SPP. 4. Faktor-faktor penghambat strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan santriwati di kelompokkan menjadi dua yakni faktor penghambat internal dan faktor penghambat eksternal. Faktor internal adalah penghambat yang lahir dari diri guru BK itu sendiri seperti pola kedudukan guru BK dalam hal manajerial di PPIQPY yang cenderung tidak jelas dan mengakibatkan jobdesk BK campur aduk, kurangnya SDM guru BK PPIQPY menyebabkan peranan guru BK tidak dirasakan oleh santriwati, guru BK sering mengabaikan fungsi fasilitasi, penyaluran, pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan dalam layanan yang diberikan, terbatasnya pengembangan jejaring dalam langkah strategi guru BK, kurangnya pengembangan program dan sistem manajerial guru BK PPIQPY dan guru BK lebih mendominasi tindakan bimbingan dibanding tindakan konseling. Adapun faktor penghambat eksternal adalah yang berasal dari luar diri guru BK seperti tidak terlaksananya pola BK generalis di PPIQPY, paradigma yang salah mengenai guru BK, kurangnya pengembangan konselor atau guru BK oleh sekolah melalui berbagai seminar dan workshop serta kurangnya supervisi rutin oleh pimpinan sekolah kepada guru BK PPIQPY.

147 5. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi hambatan strategi guru BK dalam mengatasi kenakalan santriwati juga dibedakan menjadi dua yakni solusi bagi hambatan dengan faktor internal dan solusi bagi hambatan dengan faktor eksternal. Solusi bagi hambatan faktor internal adalah memperjelas pola kedudukan guru BK melalui rapat tahunan agar dapat disepakati dan diketahui bersama, menambahkan SDM guru BK di PPIQPY, memaksimalkan fungsi layanan guru BK baik dalam hal teoritis maupun praktis, perlunya komputerisasi totalitas dalam sistem manajerial BK, evaluasi rutin kinerja guru BK dengan tujuan dapat menyeimbangkan antara tindakan bimbingan dan konseling, penekanan kembali kepada segenap staf pendidik mengenai pola generalis bimbingan dan konseling, orientasi maksimal tentang BK pada masa MOS, pengutusan guru BK pada agenda-agenda pengembangan guru BK dan perutinan supervisi guru BK oleh pimpinan PPIQPY. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Saran untuk Guru Bimbingan dan Konseling a. Perlunya optimalisasi peran aktif guru bimbingan dan konseling dan segenap staf pendidik dalam membangun hubungan baik antara santriwati dan konselor, sehingga terbangun kedekatan, keterbukaan dan kepercayaan diri santriwati untuk mempermudah proses konseling.

148 b. Perlunya peran aktif guru bimbingan dan konseling dalam agenda workshop atau seminar-seminar yang berkaitan guna bertukar pikiran dan menambah wawasan mengenai bimbingan dan konseling. c. Pentingnya komputerisasi segala dokumen guru BK guna memudahkan dalam setiap tahapan-tahapan bimbingan dan konseling yang akan ditempuh. d. Diperlukan adanya sosialisasi berkala tentang keberadaan guru bimbingan dan konseling berikut fungsinya sehingga dapat merubah paradigma santriwati yang masih keliru terkait peranan bimbingan dan konseling sebagai polisi sekolah secara bertahap. 2. Saran untuk Pimpinan Pondok Pesantren a. Pentingnya penambahan SDM berkualitas lagi berkualifikasi bagi guru BK di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta sebagai salah satu upaya untuk optimalisasi kerja bimbingan dan konseling. b. Perlunya pengadaan supervisi berkala untuk setiap perencanaan dan pelaksanaan program tahunan, bulanan maupun harian yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sehingga tercipta kualitas kerja yang baik dan dapat meningkatkan standar mutu pelayanan. c. Perlunya sosialisasi program layanan guru bimbingan dan konseling kepada seluruh staf pendidik dalam rangka optimalisasi pelayanan

149 C. Kata Penutup konseling pada santriwati tanpa mengurangi jam pelajaran tertentu atau jam istirahat santriwati. Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga peneliti mempu diberikan kekuatan dan kemudahan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan hikmah dan manfaat kepada semua pihak, Amin.