PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif dapat terlihat pada prestasi/hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sesuai target yang sudah ditentukan. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan peserta didik, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Efektifitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran akan diketahui keefektifannya setelah diketahui seberapa besar hasil dari pembelajaran itu dalam mencapai kriteria yang ditetapkan atau direncanakan oleh sekolah. Sehingga kualitas pembelajaran dapat terlihat dan dapat diukur tingkat efektivitasnya. Sedangkan efektivitas pembelajaran itu sendiri adalah tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah yaitu KKM. Dimana pencapaian KKM didapat oleh sebagian besar siswa sekurangkurangnya 75%, yang diukur setelah dilakukan tes. Selain itu juga kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai 75%, keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang mencapai 75%, dan diukur dengan lembar pengamatan, serta respon positif siswa setelah pembelajaran mencapai 75%. Oleh karena itu, sebaiknya dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan hasil observasi peneliti di MTs GUPPI Sumberejo, pada tanggal 10 s.d 12 september, diketahui bahwa hasil belajar matematika masih rendah. Penyebab rendahnya hasil belajar ini diduga karena pembelajaran yang dilakukan selama ini berlangsung kurang efektif. Kurang efektifnya pembelajaran ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu guru didalam melakukan pengajaran masih menggunakan model pembelajaran langsung dimana dalam model ini guru mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa lebih banyak pada kegiatan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran guru menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar dan memberikan beberapa contoh. siswa menjadi pasif, dan aktivitas siswa dalam belajar kurang optimal. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikarenakan siswa hanya menerima apa yang disampaikan
oleh guru. Hal-hal inilah yang diduga menjadi penyebab pembelajaran kurang efektif sehingga hasil belajar siswa kelas VII di MTs GUPPI Sumberejo belum mencapai hasil yang maksimal. Dari keterangan di atas, maka kriteria pembelajaran efektif tidak terpenuhi sehingga pembelajaran yang terjadi di MTs GUPPI Sumberejo dapat dikatakan tidak efektif. Oleh karena itu, perlu penerapan pembelajaran matematika yang efektif pada materi himpunan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan pada materi yang diajarkan di MTs GUPPI Sumberejo, maka materi himpunan merupakan materi yang esensial karena dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan satu model pembelajaran dengan pendekatan yang tepat dan efektif untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa pada materi himpunan. Berdasarkan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang efektif serta banyak disukai oleh siswa maka perlu digunakannya model pembelajaran dengan pendekatan yang menarik. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan saintifik. Menurut McCollum (dalam modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, 2014:64) dijelaskan bahwa komponenkomponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan, meningkatkan keterampilan mengamati, melakukan analisis dan berkomunikasi. Pada Permendikbud no 81A Tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan saintifik di atas maka ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran. Menurut Trianto (2010:82) Model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT juga mengarahkan siswa belajar dengan cara mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dari belajar sendiri dan sharing dengan teman kelompoknya. Siswa akan memperoleh pengetahuan dari bertanya, pemodelan dan dari berbagai sumber informasi yang lain. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena setiap siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya karena guru akan menunjuk satu nomor yang akan mewakili setiap kelompok untuk mempresntasikan hasil kerja kelompok. Dengan begitu setiap siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan
dan tujuan pembelajaran juga dapat tercapai secara optimal. Dalam NHT ada persaingan antar kelompok yang menyebabkan setiap kelompok ingin menjadi yang terbaik, sehingga setiap anggota kelompok akan bekerjasama dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sebaik mungkin. Sehingga motivasi siswa menjadi lebih tinggi untuk belajar dan menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, penulis ingin melaksanakan penelitian dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Saintifik pada materi himpunan siswa kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran 2014-2015. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran 2014-2015? TINJAUAN PUSTAKA Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku menuju kearah yang lebih baik melalui beberapa proses untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:2) yang menyatakan bahwa: Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Oemar Hamalik (2011:28) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Dan pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sagala (2010:64) pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Definisi efektivitas itu sendiri ada bermacam-macam, hal ini terjadi jika dilihat dari sudut pandang dan kebutuhan yang berbeda-beda. Menurut Mulyasa (2009:173) menyimpulkan bahwa efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, efektifitas juga berkaitan dengan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggotanya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, Indikator kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada Kegiatan awal, yaitu membahas tentang bagaimana kemampuan guru dalam menyiapkan siswa, kemampuan guru dalam memberikan motivasi dan
apersepsi, kemampuan menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, serta kemampuan dalam mengulas materi sebelumnya. Pada bagian kedua yaitu kegiatan inti yang terdiri dari tujuh aspek penilaian, dalam kegiatan inti membahas tentang kemampuan guru dalam menyampaikan materi himpuanan menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan saintifik. Sedangkan pada bagian ketiga adalah kegiatan akhir yang terdiri dari dua aspek penilaian,. Untuk mengetahui kemampuan guru, maka dilakukan pengamatan menggunakan lembar pengamatan kemampuan guru. Sedangkan variabel yang kedua yaitu aktivitas belajar siswa, aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa dari awal pembelajaran sampai akhir proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan saintifik. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran, yakni menggunakan lembar pengamatan siswa. Variabel yang ketiga adalah respon siswa terhadap pembelajaran. Respon siswa yang dimaksud adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang baik dapat memberi respon yang positif bagi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengukur respon siswa maka penulis menggunakan angket yang diisi oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Dan variabel keempat adalah hasil belajar siswa, yang dimaksud adalah pada materi pokok himpunan yang diperoleh melalui tes akhir setelah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan saintifik dilakukan pada kelas VII A yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka. Sebelum instrumen diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 8 responden. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan/kevalidan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang hendak diukur. Sebuah soal dapat dikatakan valid jika soal tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Sugiyono (2010:182) menyatakan Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur yang berbentuk tes dapat dilakukan dengan pengujian validitas isi, yaitu dengan membandingkan antara instrumen dengan isi atau rancangan yang telah di tetapkan. Jadi tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas isi apabila tes tersebut dapat menjadi wakil yang representatif atau layak bagi seluruh materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketepatan tes yang digunakan. Tes dikatakan reliabel yaitu jika soal tes tersebut memberikan hasil yang relatif sama (konsisten) jika soal tes tersebut diberikan pada subjek yang sama meskipun soal tersebut diberikan kepada orang, waktu dan tempat yang berbeda. Setelah itu dilakukan analisis kualitas butir soal, terdapat dua aspek yang dinilai yaitu tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:207)
bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran butir adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal. Sedangkan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A MTs GUPPI Sumberejo semester ganjil tahun ajaran 2014-2015 yang terdiri dari 31 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs. GUPPI Sumberejo dengan menggunakan model NHT dengan pendekatan saintifik mendapatkan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa yang efektif yaitu berdasarkan pengamatan dan perhitungan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh persentase data pada pertemuan I sebesar 82,8%, pada pertemuan II sebesar 80%, pertemuan III sebesar 92,8%. Dari pertemuan I sampai pertemuan III terjadi peningkatan kemampuan guru yang dinilai yaitu diantaranya: kemampuan menyiapkan siswa sebelum pembelajaran, kemampuan memotivasi siswa untuk bertanya, kemampuan, memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat yang dimiliki, kemampuan mengorganisasi siswa dalam kelas, kemampuan memberikan tugas untuk diselesaikan, kemampun mengelola waktu, serta antusias siswa dan guru. Sehingga dari pertemuan I hingga pertemuan III diperoleh presentase rata-rata 85,5% dalam kategori baik. Hal tersebut memberikan makna bahwa kemampuan guru dengan menggunakan model NHT dengan pendekatan ssaintifik pada materi persamaan garis lurus siswa kelas VII semester ganjil MTs GUPPI Sumberejotahun pelajaran 2014-2015 dalam kategori baik atau efektif, karena jumlah persentase penilaian lebih dari atau sama dengan 75%. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa mudah dalam menguasai materi yang disampaikan karena siswa memperoleh pengalaman langsung dari keaktifan mereka dengan menggunakan model NHT dengan pendekatan saintifik. Aktivitas siswa dengan menggunakan model NHT dengan pendekatan saintifik pada pertemuan I didapatkan presentase 70,97 %, kemudian pada pertemuan II terjadi peningkatan yakni diperoleh persentase 77,42%, setelah itu pada pertemuan III pun terjadi peningkatan persentasenya menjadi 80,65 %, Dari pertemuan I sampai pertemuan III didapatkan rata-rata persentase yaitu 776,35 % dalam kategori baik. Mempergunakan dan mengubah sikap belajar siswa pada materi persamaan garis lurus diukur dengan menggunakan angket respon siswa. Lembar angket siwa diberikan setelah proses pembelajaran selesai, butir angket respon siswa yang digunakan sejumlah 16 butir pernyataan. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket respon siswa setelah mengikuti pembelajaran terlihat pada presentase hasil respon siswa mencapai 83,87 % yatu dalam kategori baik. Setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan model NHT usai maka siswa diberikan soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa dalam penulisan siswa yang diperoleh tuntas mencapai KKM terdapat 25 siswa dan 6 siswa yang tidak tuntas. Sehingga didapat presentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal 80,65% yaitu dalam kategori amat baik. Penggunaan model pembelajaran NHT dengan pendekatan saintifik dapat membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan, karena selama proses pembelajaran siswa tidak hanya diam dan mendengarkan guru ceramah, akan tetapi siswa pun ikut serta dalam pembelajaran yakni dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang dipelajari sehingga memusatkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Suasana belajar yang menyenangkan, dapat membuat siswa lebih leluasa dalam mengembangkan semua potensinya, sehingga siswa akan lebih mudah menguasai materi pembelajaran dan hasil belajar siswa lebih baik, hal ini berarti siswa mengalami suatu pembelajaran yang efektif. Belajar yang efektif jika menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran. Demikian model NHT dengan pendekatan saintifik dapat mengaktifkan dan memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih baik, lebih memberikan keleluasaan pada siswa, karena siswa dapat mengemukakan ide-ide, pendapat, pertanyaan, serta hal-hal lain yang membuat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model NHTefektif pada materi persamaan garis lurus dilihat dari proses dan hasil belajar siswa. PENUTUP Berdasarkan kerangka pikir, hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis simpulkan bahwa model NHT dengan pendekatan saintifik efektif pada materi himpunan kelas VII semester ganjil di MTs GUPPI Sumberejo. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian (edisi terbaru) Bandung : CV Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. (Edisi revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.