BAB I PENDAHULUAN. sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. diharapkan agar tercapai secara optimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau wadah yang digunakan orang orang

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Latin, yakni communico, communication atau communicare yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berkembang merupakan dambaan setiap lembaga atau

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lainnya, antar bidang sesama tenaga kerja untuk dapat dioptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

(2) Dalam melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

Informasi tentang Organisasi, Administrasi, Personil dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik ( good governance ) yang merupakan. salah satu isu yang sangat mengemuka.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

Oleh : Putri Prasetyawati K BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2013 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sumber daya dan potensi yang ada di daerah harus dimanfaatkan

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

informasi internal dan eksternal serta publikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

PROFIL BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN TANAH DATAR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipertanggungjawabkan pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Peraturan Daerah tentang Recana

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Biro Perlengkapan, dan Aset mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merum

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Inspektur mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merumuskan rencana operasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang diarahkan menuju

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KEPALA BADAN BIDANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

Paragraf 1 Kepala Bagian Kesehatan, Pendidikan dan Keluarga Berencana Pasal 73

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH. Susunan Organisasi Badan kepegawaian Daerah, terdiri dari :

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi mampu menggabungkan sumber daya yang dimilikinya dengan didukung sumber-sumber daya lain diluar organisasi, yakni dengan menjalin para pemimpin organisasi, kelompok pekerja atau tenaga ahli, mesin dan bahan mentah menjadi satu. Pada saat bersamaan, organisasi secara terus-menerus mengkaji sebagaimana tujuan yang diharapkan agar tercapai secara optimal. Fungsi utama Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292 ). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Sekterariat Daerah memiliki tugas pokok sesuai keputusan Gubernur pada Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang Pemerintah Provinsi yang berhubungan dengan masalah yang timbul menurut Soetarto dalam buku Dasar-dasar Organisasi (2000:104) mengemukakan bahwa pembagian 1

2 kerja atau tugas dalam suatu organisasi idealnya harus berdasarkan kepada prinsip-prinsip pemerataan yang artinya ideal sekali apabila tugas-tugas yang harus di lakukan satuan kerja dalam organisasi dibagi sedemikian rupa sehingga beban tugas dari semua satuan kerja yang merata. Menurut Siagian dalam bukunya Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (1991:86) merupakan penyelesaian kerja tepat pada watunya, artinya apakah pelaksanaan pekerjaan suatu tugas itu dinilai baik atau tidak sangat bergantung pada tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Efektivitas kerja pegawai merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan sebagai tolak ukur berhasil tidaknya pelaksanaan pembagian kerja yang telah dilakukan organisasi pada pegawainya. Efektivitas kerja merupakan penyelesaian kerja tepat pada watunya, artinya apakah pelaksanaan pekerjaan suatu tugas itu dinilai baik atau tidak sangat bergantung pada tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah merupakan salah satu bagian dari Biro Humas, Protokol dan Umum yang membawahi tiga subbagian yang terdiri dari Subbagian Anggaran, Subbagian Penatausahaan, Subbagian Akuntansi dan Pelaporan yang masing-masing sub memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Di pimpin oleh seorang kepala bagian

3 administrasi keuangan sekretariat daerah provinsi jawa barat. Bagian Administrasi Keuangan Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek administrasi keuangan Sekretariat Daerah, mengkaji bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek administrasi keuangan Sekretariat Daerah, serta membantu Kepala Biro Humas Protokol dan Umum melaksanakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan administrasi keuangan Sekretariat Daerah, meliputi penganggaran, penatausahaan serta akuntansi dan pelaporan. Standar Operasional Prosedur yang terdapat di Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 217 ayat 6 Paragraf 4 menjelaskan bahwa penerbitam SP2D paling lama 2 hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM dan penolakan penerbitan SP2D dalam Pasal 217 ayat 7 paling lama 1 hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah peneliti menemukan beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya efektivtas kerja para pegawai di Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah, hal tersebut dapat dilihat dari indikator, sebagai berikut :

4 1) Ukuran Waktu dalam menghargai waktu dalam melaksanakan pekerjaan. Contoh : Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya para pegawai yang terlambat datang ke kantor 13% dari jumlah keseluruhan 33 orang pegawai, seharusnya jam masuk pegawai pukul 08.00 wib tetapi para pegawai datang pukul 09.00 atau 09.45 wib, hal ini mengakibatkan penyelesaian pekerjaan memerlukan waktu yang cukup lama. 2) Ukuran Ketelitian, hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa pembuatan dokumen yang salah dan pembuatannya memakan waktu cukup lama. Contoh : Kepala biro selaku pelaksana monitoring dengan adanya kesalahan atau akurasi kerja pada pegawai saat pembuatan dokumen yang memakan waktu cukup lama. Dimensi yang terjadi di duga oleh pembagian kerja yang belum sepenuhnya di lakukan oleh Kepala Bagian berdasarkan prinsip-prinsip pembagian kerja sebagai berikut : 1) Kurang meratanya prinsip-prinsip pembagian tugas yang diberikan Kepala Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah kepada para pegawainya. Hal ini terlihat adanya penambahan atau pengurangan pegawai berdasarkan volume kerja. Apabila terjadi pengurangan pegawai tidak sesuai dengan volume kerja membuat para pegawai menjadi kewalahan dalam pekerjaannya karena pembagian tugas yang dilakukan oleh pimpinan semakin menumpuk karena adanya pengurangan pegawai tersebut. Sehingga pekerjaan yang sudah dibebankan kepada mereka tidak dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

5 2) Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah. Hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman pegawai terhadap komputer sehingga dalam melayani yang membutuhkan perangkat komputer sebagai sarana memakan waktu yang cukup lama. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, peneliti tertarik dan berkeinginan meneliti lebih jauh tentang pembagian kerja dan efektivitas kerja pegawai, khususnya di Bagian Administrasi Keuangan Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan judul PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN PADA BIRO HUMAS, PROTOKOL DAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar pengaruh pembagian kerja terhadap efektivitas kerja pegawai di Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat 2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembagian kerja terhadap efektivitas kerja pegawai yang optimal di Bagian Administrasi

6 Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat 3. Usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pembagian kerja terhadap efektivitas kerja pegawai di Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh data yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah: a) Tujuan Penelitian 1. Menemukan besarnya pengaruh pembagian kerja dalam rangka meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai pada Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. 2. Mengembangkan faktor yang menjadi penghambat bagi Pembagian Kerja Terhadap Efektivitras Kerja Pegawai pada Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. 3. Menerapkan tentang usaha-usaha yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan peranan pada Bagian

7 Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. b) Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis yang berdasarkan pertimbangan konsektual dan konseptual dan kegunaan praktis untuk perbaikan bagi lembaga yang bersangkutan. Kegunaan penelitian ini di jelaskan sebagai berikut: a) Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama perkuliahan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung dan bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara umunya, khususnya mengenai pembagian kerja dalam rangka meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai pada Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. b) Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi masalah yang menyangkut pengaruh pembagian kerja dalam rangka meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai pada pada Bagian

8 Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. D. Kerangka Pemikiran Membahas dan memecahkan permasalahan yang ada, diperlukan adanya landasan teoritis sebagai acuan dalam menyusun kerangka pemikiran dan rancangan teori. Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah diatas, peneliti menggunakan kerangka pemikiran dari pendapat para pakar yang dapat dijadikan landasan teori yang berhubungan dengan variabel yang menjadi kajian dalam melaksanakan penelitian, yakni: Pembagian Kerja (variabel bebas) dan Efektivitas Kerja (variabel terikat). Pembagian kerja merupakan salah satu asas dari organisasi yang ikut menentukan tercapainya efektivitas kerja pegawai dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Karena dengan adanya pembagian kerja, memudahkan pegawai yaitu unit kerja dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada setiap pegawai. Pegawai yang dimaksud dalam hal ini adalah pegawai pada Bagian Administrasi Keuangan. Pembagian kerja dapat di hubungkan dengan satuan organisasi dan dapat pula di hubungkan dengan pejabat. Oleh karena itu pembagian kerja dapat di artikan dua macam, seperti yang di ungkapkan oleh Soetarto dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi (2000:104), bahwa seorang pemimpin

9 harus melakukan pembagian kerja dalam menggerakan organisasinya dan menyatakan bahwa pembagian kerja adalah sebagai berikut: a)pembagian kerja ialah rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk di lakukan oleh satuan organisasi tertentu. b)pembagian kerja ialah rincian serta pengelompokan tugas-tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk di lakukan oleh pejabat tertentu. Pengertian pembagian keja menurut Siagian (1991:86) dalam bukunya Organisasi Kepemimpinan dalam Perilaku Administrasi, yang menyebutkan bahwa: Pembagian kerja atau tugas dalam suatu organisasi idealnya harus berdasarkan kepada prinsip-prinsip pemerataan yang artinya ideal sekali apabila tugastugas yang harus di lakukan satuan kerja dalam organisasi dibagi sedemikian rupa sehingga beban tugas dari semua satuan kerja yang merata. Definisi di atas menegaskan bahwa pembagian kerja tersebut merupakan aktivitas-aktivitas dalam rincian tugas yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai Pengertian pembagian kerja juga di kemukakan oleh Stoner dalam bukunya Manajemen (1991:564), sebagai berikut : Pembagian kerja adalah pemecahan tugas sebuah organisasi sehingga masing-masing orang dalam organisasi bersangkutan hanya melaksanakan serangkaian kegiatan yang terbatas, bukan keseluruhannya.

10 Pendapat di atas dapat di lihat begitu pentingnya pembagian kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Pembagian kerja yang di uraikan dengan jelas dan terperinci sangat membantu pelaksanaan dalam menjalankan tugasnya. Dalam pembagian kerja yang di lakukan oleh para pejabat tertentu hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dimensi dalam pembagian kerja menurut Sutarto (2002:105-141) dalam bukunya Dasar-dasar Organisasi, sebagai berikut : 1. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas. 2. Tiap-tiap pejabat atau pegawai harus memiliki perincian tugas yang jelas. 3. Beban tugas yang di berikan sebaiknya berkisar empat sampai dengan dua belas macam. 4. Variabel tugas bagi pegawai hendaknya di usahakan yang sejenis. 5. Beban tugas masing-masing pejabat hendaknya merata. 6. Penempatan pegawai harus tepat sesuai dengan kecakapan. 7. Penambahan dan pengurangan pegawai berdasarkan volume kerja. 8. Menghindari timbulnya pengkotakan pejabat. 9. Memperhatikan penggolongan tugas. 10. Memperhatilan dasar-dasar pembagian tugas. 11. Melakukan penilaian terhadap pembagian kerja Selanjutnya Gulick yang di terjemahkan oleh Sutarto (2002:104) memberikan alasan-alasan tentang pentingnya pelaksanaan pembagian kerja dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi, sebagai berikut: a.karena orang berbeda dengan pembawaan, kemampuan serta kecakapan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan spesialisasi. b.karena orang yang sama tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang bersamaan.

11 c.karena orang yang sama tidak dapat mengerjakan dua hal pada saat yang sama. Pelaksanaan pembagian kerja perlu memperhatikan pedoman-pedoman yang berkaitan dengan karakteristik seperti pembawaan, kecakapan, pengetahuan dan keahilan seseorang. Pedoman-pedoman seperti ini dapat mempengaruhi terhadap berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembagian kerja. Selanjutnya Peneliti akan kemukakan juga pengertian efektivitas kerja dari Sondang P. Siagian dalam bukunya Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (1983 : 151), yaitu sebagai berikut : Efektivitas kerja adalah penyelesaiaan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Lebih lanjut peneliti mengemukakan pengertia efektivitas kerja pegawai yang di kemukakan oleh Siagian (2003:20) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia yang menterjemahkan sebagai berikut: Efektivitas kerja adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa untuk menentukan efektif tidaknya suatu pekerjaan sebenarnya tidak hanya di lihat

12 dari outpu pekerjaan yang diraih oleh para pegawai semata, tetapi juga akan tercermin dari seberapa jauh pegawai tersebut terpuaskan atas hasil kerja yang telah mereka capai. Selanjutnya faktor-faktor yang perlu di nilai efektivitas kerja untuk menentukan keberhasilan suatu organisasi menurut Siagian (1983 : 153) dalam bukunya Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, adalah sebagai berikut : 1. Ukuran Waktu 2. Ukuran Ketelitian 3. Ukuran Nilai 4. Ukuran Harga Selanjutnya peneliti akan mengemukakan hubungan antara pembagian kerja dengan efektivitas kerja yang di kemukakan oleh Soewarno Handayaningrat dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1981:44) : Pembagian pekerjaan timbul disebabkan bahwa seseorang mempunyai kemampuan terbatas untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan secara sempurna (spesialisasi). Kegiatan-kegiatan itu harus jelas ditentukan dan dikelompokkan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dengan pembagian kerja yang baik seorang pegawai dapat menambah keterampilan dalam melaksanakan tugasnya karena tugas yang dilaksanakannya merupakan bidang tertentu saja sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan mencapai tujuan

13 secara efektif. Kerangka Pemikiran antara Pembagian Kerja Terhadap Efketivitas Kerja dapat dilihat pada gambar 1.1: Variabel (X) Pembagian Kerja Memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Memiliki perincian aktifitas yang jelas 2. Tiap pejabat memiliki perincian tugas yang jelas 3. Beban tugas sebaiknya 4-12 macam 4. Variabel tugas bagi pegawai yang sejenis 5. Beban tugas hendaknya merata 6. Penempatan pegawai sesuai dengan kemampuan 7. Penambahan dan pengurangan pegawai berdasarkan volume kerja 8. Menghindari timbulnya pengkotakan pejabat 9. Memperhatikan penggolongan tugas 10. Memperhatikan dasar-dasar pembagian kerja 11. Melakukan penilaian terhadap pembagian kerja Sumber : Handayaningrat Buku Pengantar Studi Ilmu administrasi dan Manajemen (1981:44) Variabel (Y) Efektivitas Kerja Memiliki faktor-faktor sebagai berikut : 1. Ukuran Waktu 2. Ukuran Ketelitian 3. Ukuran Nilai 4. Ukuran Harga Sumber : Siagian dalam bukunya Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (1983:153) Sumber : Sutarto (2002: 105-141) bukunya Dasar-dasar Organisasi Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen Gambar 1.1 Model Kerangka Pikir Penelitian E. Hipotesis Bertitik tolak dari kerangka pemikiran tersebut, maka peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut:

14 1) Hipotesis Penelitian Ada Pengaruh yang signifikan Pembagian Kerja terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. 2) Hipotesis statistik : a. H 0 : ρ s = 0 Tidak ada peranan Pembagian Kerja (X) dalam rangka meningkatkan Efektivitas Kerja (Y) pegawai di Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat. b. H 0 : ρ s 0 Ada peranan Pembagian Kerja (X) dalam rangka meningkatkan Efektivitas Kerja (Y) pegawai di Bagian Administrasi Keuangan pada Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Pemerinah Provinsi Jawa Barat c. Paradigma Penelitian ε py Ԑ pyx X Y Gambar 1.2 Paradigma Pemikiran

15 Keterangan Gambar : X Y έ : Variabel Pembagian Kerja : Variabel Efektivitas Kerja Pegawai : Pengaruh dari variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian pyx : Besarnya pengaruh dari variabel Pembagian py : Besarnya pengaruh dari variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional harus bisa diukur dan dipahami oleh orang lain. Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembagian Kerja adalah Rincian serta pengelompokkan aktivitas-aktivitas yang erat hubungannya satu sama lain untuk di lakukan agar mencapai tujuan bersama di Bagian Administrsi Keuangan Biro Humas, Protokol, Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat 2. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah di tetapkan, artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu di selesaikan di Bagian Administrsi Keuangan Biro Humas, Protokol, Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat F. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Bagian Administrasi Keuangan Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Pemerintah Provinsi Jawa Barat

16 2. Lamanya Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan terhitung dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016, sebagaimana dapat dilihat jadwal penelitian yang disajikan.