PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, fasilitas olahraga seperti jogging track dan ruangan-ruangan yang melayani komuniti yang ada di sekitarnya seperti ruang perpustakaan, PKK mart, ruang laktasi dan lainnya. Lokasi RPTRA : RPTRA dibangun tidak pada lokasi strategis, namun berada di tengah permukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitarnya.
DESKRIPSI OBJEK FASILITAS : - Taman (Ruang Terbuka Hijau) - Arena Bermain - Fasilitas Olahraga (Jogging Track, Batu Refleksi, Jalur Sepeda/ Skate Park) - Ruang Perpustakaan - PKK Mart(minimarket) - Ruang Laktasi - Toilet - Area PKL (Pedagang Kaki Lima) - Area Parkir Kendaraan Bermotor - Pos Jaga ** Note : Area perkerasan, termasuk paving maksimal 30%
PERLENGKAPAN BERMAIN DAN REKREASI Dalam merancang fasilitas taman bermain, seorang perancang tapak akan dihadapkan dalam 2 pilihan, yakni : 1. Memilih barang/alat permainan yang sudah tersedia di pasaran (+) memudahkan pelaksana dalam proses pemasangan (-) tingkat kepuasan pemakai yang rendah 2. Mendesain sendiri barang/alat permainan (+) tngkat kepuasan pemakai yang lebih tinggi (-) proses pemasangan akan lebih sulit karena belum tersedianya instruksi dari produsen.
FAKTOR FAKTOR DALAM PERANCANGAN TAMAN REKREASI Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam perancangan tapak suatu taman rekreasi, yaitu : Prosentase antara perkerasan dengan ruang terbuka/daerah resapan air. Penataan zona dalam tapak Sirkulasi dan penataan parkir pada tapak Aksesibilitas Menurut Walker (1996), faktor-faktor yang juga harus dipertimbangkan dalam perancangan tapak suatu taman rekreasi, antara lain : Keamanan; terkait dengan penggunaan material Kenyamanan; terkait dengan perabot dan perlengkapan tapak Estetika; terkait dengan pengolahan elemen air Utilitas tapak Suatu ruang publik harus dirancang berdasarkan prinsip demokratis, yang berarti ruang tersebut dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali, termasuk kaum difabel (penyandang cacat).
PENATAAN ZONA DI TAPAK Penataan zona pada tapak ditentukan oleh kebutuhan setiap ruang/fasilitas berdasarkan variabel-variabel dalam analisis tapak, yaitu : Topografi Potensi Tapak View (View ke Luar dan Dalam Tapak) Iklim (Lintasan Matahari dan Arah Angin) Aksesibilitas (Sirkulasi) Kebisingan
SIRKULASI & PARKIR Penataan sirkulasi dan parkir perlu diperhatikan karena menjadi salah satu pembentuk struktur lingkungan perkotaan yang dapat mengontrol aktivitas kawasan. Sirkulasi dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis pelaku, yaitu : Sirkulasi pejalan kaki (Ukuran lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan 160 cm untuk dua arah) Sirkulasi pengguna sepeda Sirkulasi pengguna kendaraan bermotor.
DESAIN AREA PARKIR MOTOR DESAIN AREA PARKIR MOBIL Ketersediaan ruang sempit Ketersediaan ruang cukup memadai Sumber : Departemen Perhubungan Darat, 1998
DESAIN AREA PARKIR MOBIL Ketersediaan ruang cukup luas Sumber : Departemen Perhubungan Darat, 1998
DESAIN AREA PARKIR BUS / TRUK Sumber : Departemen Perhubungan Darat, 1998
AKSESIBILITAS Salah satu faktor penting yang menunjang fungsi dari suatu fasilitas/lingkungan binaan adalah aksesibilitas. Aksesibilitas pada ruang terbuka publik dapat dicapai dengan menyediakan tangga dan ramp (sudut kemiringan maks. 7⁰).
FAKTOR KEAMANAN Meningkatnya klaim terhadap kecelakaan di taman rekreasi yang menyangkut tanggung jawab dan hukum kelalaian membuat perancang harus benar-benar memperhatikan faktor keamanan. Untuk memberikan keamanan dalam taman rekreasi, seorang perancang harus memperhatikan kesesuaian penggunaan material, misalnya : Logam yang digunakan harus tahan terhadap karat; Bahan kayu yang digunakan sebaiknya kayu red-wood atau kayu dengan proses pengawetan yang memakai pengawet yang tak beracun. Penggunaan material pasir dan serutan kayu sebagai alas tempat bermain lebih baik daripada menggunakan aspal. Material kayu dan lainnya harus tidak boleh tajam / dibuat membulat guna menghindari kecelakaan dan bahaya bagi anak-anak. Hampir semua tempat bermain harus dilengkapi dengan saluran air untuk mencegah penggenangan air dan memaksimalkan penggunaan daerah yang dapat digunakan untuk bermain.
FAKTOR KENYAMANAN Faktor kenyamanan sangat berkaitan dengan ketersediaan perabot dan perlengkapan tapak, diantaranya : Bangku Bollard Tempat bendera Rambu (signages) Area PKL Tempat penyimanan sepeda Bak tanaman Bak sampah Penahan dan pelindung pohon Penahan roda mobil
Desain daerah tempat duduk harus memanfaatkan potensi pepohonan sebagai peneduh. Daerah tempatduduk juga harus memiliki saluran air agar tidak ada penggenangan air di daerah tersebut.
FAKTOR ESTETIKA Salah satu cara untuk mencapai tujuan estetika pada suatu tapak adalah dengan melakukan pengolahan elemen air yang ada pada tapak itu sendiri. Air memiliki daya tarik estetika yang sangat berarti. Pemandangan dan suara air yang mengalir akan menimbulkan sensasi tersendiri. Di alam, air dapat ditemukan baik dalam keadaan tenang maupun bergerak. Air yang diam didapatkan dalam danau, dapat ditonjolkan melalui desain kolam refleksi Air yang bergerak dapat berupa air terjun ataupun aliran sungai, dapat ditonjolkan dengan membentuk tebingan yang mengalir dari satu ketinggian ke bawah.
UTILITAS TAPAK Keberadaan Utilitas sangat diperlukan untuk menentukan suksestidaknya seluruh fungsi dalam tapak. Elemen utilitas yang perlu dipertimbangkan oleh perancang tapak, yaitu : Sistem pengairan Bak penampung Penutup lubang manusia (manhole) Cabang saluran air Sumur kering Titik kontrol kebakaran Kotak pengontrol Kran air minum Kotak telepon umum Sistem pencahayaan
SISTEM PENCAHAYAAN Dalam pemilihan sistem pencahayaan, perancang tapak harus mempertimbangkan efisiensi pencahayaan, meliputi : Kenaikan harga listrik setiap tahun Lampu pijar menghasilkan 15-24 lumen per watt, umur penggunaan berkisar antara 750-2.500 jam. Lampu neon menghasilkan 63-100 lumen per watt, umur penggunaan mencapai 12.000-20.000 jam Lampu pressure sodium menghasilkan 79-130 lumen per watt. Sistem pencahayaan yang lebih efisien membutuhkan pemeliharaan yang lebih sedikit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pencahayaan yang efisien merupakan investasi terbaik.
Lampu neon dengan sinar putih memberikan penampilan warna yang lebih baik, sehingga lebih ideal untuk pencahayaan ruang luar. Pencahayaan merkuri memiliki warna putih dingin, dan sangat baik untuk pencahayaan tanaman hidup. Lampu high pressure sodium (HPS) memiliki sinar hangat kekuningan yang sangat baik untuk jalan daerah parkir, tetapi tidak baik untuk tanaman
Mengacu pada buku Illuminating Engineering Society Lighting Handbook, berikut tingkatan pencahayaan yang dinyatakan dalam lilin kaki (footcandles-fc) : Olahraga rekreasi dalam ruangan (indoor) Lokasi Olahraga profesional dalam ruangan (indoor) Pameran dalam ruangan (indoor), ruang gambar Olahraga rekreasi di luar ruangan (outdoor) Olahraga turnamen di luar ruangan (outdoor) Daerah parkir, jalan masuk Parkir umum dan taman Jalan setapak dan tangga Latar belakang, pagar, dinding, tanaman Bak tanaman, batu Pencahayaan tanaman untuk penekanan Taman utama, besar Taman utama, kecil Mall Bagian luar bangunan, warna muda Bagian luar bangunan, warna sedang Bagian luar bangunan, warna gelap Footcandles-fc : ukuran jumlah sinar yang jatuh di permukaan. Pencahayaan 20 fc 50 fc 100 fc 10 fc 30 fc 1-3 fc 0.5 fc 1 fc 2 fc 5 fc 5 fc 10 fc 20 fc 5-10 fc 5-15 fc 10-30 fc 20-50 fc
Sistem pengairan UTILITAS TAPAK Saluran Air Hujan
Manhole UTILITAS TAPAK Kran Air Minum
Kotak Telepon Umum UTILITAS TAPAK Sistem Pencahayaan