BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah KPP Pratama Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota. Gorontalo yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Bank Sulut Cabang Limboto. Jl. Delianna Hippy

BAB III METODE PENELITIAN. dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tengah Kota Gorontalo sebagai lokasi penelitian. Hal ini didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di PT Awet Sarana Sukses Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Inspektorat Kota Gorontalo. Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada kantor dinas/instansi di

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone. karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah KPP Pratama Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan penentuan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Malang sebagai objek

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada KPP Pratama Gorontalo yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi pada Perusahaan Finance Se-

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Sriwijaya Air Cabang Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh secara langsung dari subyek penelitian dalam bentuk panduan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independensi dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas pengawasan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, lokasi dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009: 23). 3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1998: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang memiliki Jabatan fungsional auditor di seluruh Inspektorat daerah pada Pemerintah daerah Provinsi Gorontalo. Alasan pemilihan populasi ini karena auditor tersebut benar-benar dapat memahami arti pentingnya tingkat pendidikan pengalaman dan profesionalisme auditor dalam kegiatan pemeriksaan. Oleh karena itu peneliti menjadikan seluruh elemen APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah) 33

34 yang bekerja di lingkungan Inspektorat Provinsi Gorontalo sebagai populasi dalam penelitian ini. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan populasi maka penelitian ini adalah penelitian sampel. Maka yang menjadi keseluruhan populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang APIP yang terdiri dari 10 auditor yang telah terangkat dan yang memliki sertifikat JFA, 25 orang yang sudah memliki sertifikat JFA tetapi belum terangkat menjadi auditor dan sisanya sebanyak 40 orang P2UPD (Pejabat pengawas urusan pemerintah daerah). Adapun rincian populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2: Populasi dan Sampel No. APIP Jumlah 1 APIP yang memiliki sertifikat JFA dan yang telah menjadi Auditor 2 APIP yang memiliki sertifikat JFA tetapi belum menjadi Auditor 3 Pejabat pengawasa urusan pemerintah daerah (P2UPD) Total 10 orang 25 orang 40 orang 75 orang Sumber: Inspektorat Provinsi 3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu tingkat pendidikan (X 1 ) dan pengalaman (X 2 ) dan satu variabel dependen yaitu profesionalisme auditor. Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tingkat Pendidikan (X 1 )

35 pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki, yang berasal dari disiplin ilmu yang diketahui, yang membentuk suatu wawasan pengetahuan yang komprehensif dalam membentuk sikap dan karakter dalam mencapai tujuan yang diinginkan (Djoyonegoro,2000). 2. Pengalaman (X 2 ) Pengalaman kerja auditor adalah tingkat penugasan dan pemahaman pekerjaan yang dimiliki auditor, lamanya bekerja sebagai auditor, penugasan terhadap tugas-tugas yang diberikan, pelatihan yang diperoleh sehubungan dengan audit serta keinginan untuk menambah wawasan dan pengetahuan akuntan seperti yang dituntut dalam Standar Pemerikasaan Akuntan Publik (SPAP) (Jayanti, 2011). 3. Profesionalisme auditor (Y) Profesionalisme adalah unsur-unsur yang membentuk seorang auditor untuk bekerja lebih baik sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian yang berguna untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Profesionalisme merupakan sikap auditor untuk melaksanakan audit sesuai dengan pedoman audit, menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam pelaksanaan dan pelaporan auditnya. Profesionalisme auditor tercermin dalam lima hal yaitu dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi, Jayanti (2011). Definisi operasional, variabel dan penyebaran indikator secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

36 Tabel 3: Definisi Operasional dan Indikator Variabel Variabel Definisi operasional Indikator Skala Independen Tingkat Pendidikan (X 1 ) pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki, yang berasal dari disiplin ilmu yang diketahui, yang membentuk suatu wawasan pengetahuan yang komprehensif dalam membentuk sikap dan karakter dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 1. Tingkat pendidikan. 2. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan. 3. Pelatihan dievaluasi secara periodik. Sumber: Albar (2009), Rahim (2011) Ordinal Sumber: Djoyonegoro (2000) Pengalaman (X 2 ) Pengalaman kerja auditor adalah tingkat penugasan dan pemahaman pekerjaan yang dimiliki auditor, lamanya bekerja sebagai auditor, penugasan terhadap tugas-tugas yang diberikan, pelatihan yang diperoleh sehubungan dengan audit serta keinginan untuk menambah wawasan dan pengetahuan akuntan seperti yang dituntut dalam Standar Pemerikasaan Akuntan Publik (SPAP) 1. Lama masa kerja 2. Banyaknya kantor yang diaudit 3. Pengalaman mengikuti latihan 4. Pengalaman mengaudit Sumber: Nataline (2007) Ordinal Sumber: (Jayanti, 2011) Dependen Profesionalisme auditor (Y) Profesionalisme adalah unsur-unsur yang membentuk seorang auditor untuk bekerja lebih baik sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian yang berguna untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Profesionalisme merupakan sikap auditor untuk melaksanakan audit sesuai dengan pedoman audit, menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam pelaksanaan dan pelaporan auditnya. Profesionalisme auditor tercermin dalam lima hal yaitu dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi 1. Keahlian melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. 2. Melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku dibidang profesi yang bersangkutan 3. Menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi. Sumber: Herawati (2009), Kirana (2010) Ordinal Sumber: Jayanti (2011) Sumber: Data olahan 2012 Berdasarkan tabel 3 di atas, maka pengukuran dan ukuran skala yang digunakan untuk pembuatan item kuesioner adalah mengunakan skala likert dimana berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seseorang

37 terhadap pernyataan itu. Sedangkan menurut Sugiono (2004: 19) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel penelitian. Adapun yang dipakai sebagai kuisioner atau angket dengan menggunakan 5 (lima) pilihan yaitu Selalu (A), Sering (B), Kadang-kadang (C), Jarang (D), dan Tidak pernah (E). setiap pilihan akan diberikan skor/bobot nilai yang berbeda seperti tampak pada tabel berikut ini: Tabel 4: Pernyataan dengan skala likert Pilihan Skor/Bobot Keterangan A B C D E 5 4 3 2 1 Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah 3.5. Teknik Pengumpulan data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dengan metode sampel yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada auditor, yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dan diperoleh melalui studi dokumenter terhadap hal-hal yang berkaitan dengan subyek penelitian. Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan tentang

38 dirinya sendiri. Kuesioner penelitian diantar langsung ke Kantor Inspektorat Provinsi Gorontalo yang menjadi subyek penelitian, dan diberi waktu tenggang selama dua minggu. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka kepada mereka diberikan waktu satu minggu. Jika kuesioner tersebut belum juga diserahkan, maka kuesioner dikategorikan tidak kembali. 3.5.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer ini berupa jawaban atas kuesioner yang diberikan. 3.5.2. Prosedur Pengujian Instrumen Untuk dapat mengumpulkan data dengan teliti, maka penelitian perlu menggunakan instrumen penelitian (alat ukur), instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Sugiyono, 2009: 18). Penggunaan instrumen data penelitian, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang ada dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut

39 mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 121). Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masingmasing pertanyaan dengan skor untuk masing-masing variabel. Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien korelasi pearson. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011: 183) yang dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Rxy : Koefisien Korelasi x y n : Skor item ke-1 : Skor total variabel : Jumlah responden 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau

40 handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2006) dalam Nurcahyani (2010). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan kehandalan internal alat ukur yang digunakan. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196) yaitu: Keterangan: r 11 k σb 2 σt 2 : Reliabilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varians butir : Varians total 3. Konversi Data

41 Untuk mengukur variabel-variabel akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden. Data yang terkumpul adalah data yang berskala ordinal, sedangkan untuk menganalisa dalam penelitian ini diperlukan data dengan syarat data untuk dapat digunakannya statistik inferensial (analisa regresi) sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sekurangkurangnya data yang berskala interval. Oleh karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dikonversi untuk selanjutnya dinaikkan ketinggian pengukuran interval. Teknik yang digunakan dalam konversi data ini adalah metode interval berurutan (method successive intervals) (Hays, 1976) dalam Waryanto dan Millafati (2006). Keterangan: Density at lower limit Density at upper limit Area under upper limit Density under lower limit : Kepadatan batas bawah : Kepadatan batas atas : Daerah dibawah atas : Daerah dibawah batas bawah

42 3.6 Motode dan Tehnik Analisis Data Dalam penilitian ini model dan teknik analisis data menggunakan pendekatan regresi berganda. Sebelum menganalisa regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen penelitian, uji normalitas data dan uji asumsi klasik, yang menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Scienci). Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model analisa regresi berganda dalam penilitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e Dimana: Y a β 1,β 2 X 1 X 2 e = Profesionalisme auditor = Konstanta = Koefisien regresi = Tingkat Pendidikan = Pengalaman = Error 3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, data tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisis regeresi yaitu sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi

43 yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: Ho: Data variabel dependen berdistribusi normal. Hi : Data variabel dependen tidak berdistribusi normal. α : 5% Kriteria uji: Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh kecil dari α, terima Hi dalam hal lainya. Untuk pengujian ini digunakan aplikasi komputer software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006) dalam Nurcahyani (2010). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2 maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independen.

44 3. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain. Jika variansnya berbeda maka dikatakan heteroskedastisitas, namun jika variansnya sama disebut homokedatisitas. Suatu model regresi yang baik adalah homokedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006) dalam Nurcahyani (2010). 3.6.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penilitian ini di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda. 1. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan, yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji F yaitu: Keterangan: n : Jumlah subyek k : Jumlah variabel bebas R 2 : koefisien determinasi Secara simultan keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

45 H 0 : Pyx 1,Pyx 2 = 0, artinya tingkat pendidikan dan pengalaman tidak berpengaruh secara simultan terhadap profesionalisme auditor Inspektorat Provinsi Gorontalo. H 1 : Pyx 1,Pyx 2 0, artinya tingkat pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara simultan terhadap profesionalisme auditor Inspektorat Provinsi Gorontalo. Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersamasama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada tingkat kepercay`aan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Criteria pengujian yang digunakan adalah: Jika F hitung > F tabel (n-k-1) maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, arti secara statistic data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X 1 dan X 2 ) berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Selain itu uji F pula dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikan α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika p value < 0,05 maka H 0 ditolak Jika p value > 0,05 maka H 1 diterima Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar presentase sumbangan dari variabel independen X 1, X 2 secara bersama-sama terhadap profesionalisme auditor sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R 2 ). Dimana R 2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penilitian ini menjelaskan variabel dependen.

46 2. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t), bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Secara parsial hipotesis penilitian yang akan di uji dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut: H 1 : Pyx 1,Pyx 2 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. H 0 : Pyx 1,Pyx 2 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan dengan tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumalah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: Jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka H 0 ditolak Jika t hitung < t tabel (n-k-1) maka H 0 diterima Selain uji t, dapat pula dilihat dari segi besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikan α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika p value < 0,05 maka H 0 ditolak Jika p value > 0,05 maka H 0 diterima

47 Untuk dapat mengetahui seberapa besar presentase sumbangan dari variabel independen X 1, X 2 secara bersama-sama terhadap profesionalisme auditor sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (r 2 ). Dimana r 2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penilitian ini menjelaskan variabel dependen. 3.Koefisien Determinasi R 2 Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 R 2 1). Hal ini berarti R 2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R 2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.