BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Penetapan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PRASETYA Gorontalo, kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3: Sub populasi siswa kelas X Man Batudaa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, dari bulan juni sampai agustus

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo, Jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Mei dan Juni tahun ajaran 2012/2013. Hal ini mencakup persiapan pada minggu pertama, pengujian validitas pada minggu kedua, pengumpulan data pada minggu ke-empat, pengolahan data selama 1 minggu dan penyusunan laporan selama 1 minggu. 3.2 Metode dan desain Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax pada materi Atmosfer mata pelajaran Geografi. Pelaksanaan metode penelitian eksperimen yang dilakukan oleh peneliti berupa adanya kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax dan adanya kelas kontrol yang menjadi pembanding dari kelas eksperimen. Selain metode penelitian eksperimen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini, adapun desain yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media pembelajaran Swishmax 42

terhadap hasil belajar siswa yakni True Eksperimental Design dengan rancangan Pretest - Posttest Only Control Design sebagai berikut. 43 E : O 1 X O 2 P : O 1 Y O 2 Gambar 12. Desain penelitian Pretest - Posttest Only Control Design Keterangan : E = Kelas eksperimen P = Kelas pembanding (Kelas kontrol) X = Perlakuan untuk kelas eksperimen (Media Pembelajaran Animasi Swishmax) Y = Perlakuan untuk kelas kontrol (Media Pembelajaran Animasi PowerPoint) O 1 = Tes awal (Pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O 2 = Tes akhir (Posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 3.3 Variabel Penelitian Menurut Azwar (dalam Hartati, 2012:53), bahwa Seorang peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Variabel bebas (X) Variabel independen atau biasa disebut variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran animasi yang digunakan, dalam hal ini dengan menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint. Penggunaan media

44 pembelajaran animasi yang menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint disebut sebagai variabel independen atau variabel bebas karena penggunaan media pembelajaran animasi ini yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. b. Variabel terikat (Y) Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen di SMA Negeri 4 Gorontalo yang dikenakan perlakuan pada materi Atmosfer. Dikatakan sebagai variabel dependen atau variabel terikat karena hasil belajar siswa inilah yang dipengaruhi oleh adanya perlakuan penggunaan media pembelajaran animasi dengan menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint. Tipe hasil belajar yang dinilai pada penelitian kali ini adalah Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan Analisis (C4). Penggunaan tipe hasil belajar seperti Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Analisis untuk menilai hasil dari proses belajar mengajar di dasari oleh indikator pencapaian yang tercantum di dalam perangkat pembelajaran (silabus) di SMA Negeri 4 Gorontalo. Berbagai penggunaan kata kerja operasional dalam indikator pencapaian yang terdapat di silabus seperti menjelaskan, menganalisis, mengklasifikasikan, mengidentifikasikan dan menunjukkan termasuk dalam kata-kata operasional yang ada pada ranah kognitif tipe hasil belajar Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan Analisis (C4).

45 3.3.1 Definisi konseptual Definisi konseptual merupakan definisi dari suatu konsep berdasarkan ciricirinya sehingga dapat dibedakan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Pelaksanaan definisi konseptual bagi variabel penelitian dibutuhkan untuk menjelaskan serta memformulasikan pemikiran peneliti secara sederhana ke dalam konsep yang jelas. Definisi konseptual variabel-variabel penelitian kali ini adalah sebagai berikut: a. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar. Berbagai pesan yang ingin disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran yang digunakan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada penelitian ini, media pembelajaran utama yang dijadikan sebagai inti dari penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah media Swishmax yang termasuk dalam jenis media audio-visual. Media audio-visual merupakan gabungan dari media audio atau suara dengan media visual atau gambar yang disatukan melalui suatu aplikasi dalam komputer. b. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian kali ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif dengan tipe hasil belajar diantaranya sebagai berikut. 1. Pengetahuan (C1) adalah segala sesuatu yang diketahui berdasarkan kepandaian dalam mengingat berbagai hal yang telah dipelajari sesuai dengan teori-teori yang ada.

46 2. Pemahaman (C2) adalah suatu kemampuan dalam memahami keadaan yang terjadi dengan membuktikan keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. 3. Penerapan (C3) adalah suatu proses dalam mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman kedalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memecahkan masalah yang sedang terjadi. 4. Analisis (C4) adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. 3.3.2 Definisi operasional Agar konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus di operasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang dapat dinilai dan diukur. Azwar (dalam Hartati, 2012:53) menjelaskan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat. Penjelasan definisi operasional dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut. a. Media Swishmax sebagai media pembelajaran adalah suatu media yang dilengkapi dengan audio-visual yang menarik dan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

b. Hasil belajar adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui tes yang diberikan oleh guru untuk mengukur pemahaman siswa 47 sebelum ataupun setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Indikator dalam hasil belajar ini sebagai berikut. 1. Pengetahuan (C1) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrument tes untuk mengukur daya ingat dalam menghafal sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 2. Pemahaman (C2) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen tes untuk mengukur tingkat pemahaman dalam memahami keadaan dari konsep-konsep yang ada, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 3. Penerapan (C3) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen tes yang diberikan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman pada situasi konkret atau khusus, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 4. Analisis (C4) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrument tes yang diberikan untuk mengukur daya analisa siswa dalam memanfaatkan berbagai pengetahuan, pemahaman dan penerapan suatu konsep sehingga menjadi bagian-bagian tertentu, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar.

48 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 202 siswa dan terbagi menjadi 7 kelas dengan jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2: Distribusi jumlah kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo Kelas Jumlah Siswa Pria Wanita Total X-1 9 19 30 X-2 14 15 26 X-3 11 18 30 X-4 18 14 32 X-5 14 12 26 X-6 14 16 26 X-7 16 12 30 JUMLAH 98 104 202 Sumber: Tata Usaha T.A 2012-2013 3.4.2 Sampel Sugiono (2011:118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang ada di SMA Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 202 siswa dengan penentuan sampel menggunakan cluster random

49 sampling (sampling acak berkelompok) dengan pengambilan sampel berupa pengundian tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi yaitu kelas X-6 dan kelas X-2. Selanjutnya dilakukan pengundian kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga terpilihlah kelas X-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data adalah suatu cara ataupun metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan beberapa data yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian ataupun dijadikan sebagai landasan atas pengambilan hasil dari penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam berbagai ranah kognitif seperti aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes dalam bentuk uraian (essay) yang terdiri dari 13 pertanyaan tentang materi atmosfer sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Observasi yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa di dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Namun pelaksanaan observasi diberlakukan untuk mendapatkan data pendukung yang akan digunakan dalam pembahasan dan tidak digunakan

50 dalam analisis data. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dan guru mata pelajaran selama kegiatan belajar mengajar didalam kelas. 3.5.2 Instrument Pengumpulan Data Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang akan di ukur dalam pelaksanaan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:148) instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Berbagai instrumen dalam penelitian pendidikan telah banyak yang sudah tersedia, akan tetapi berbagai instrumen ini diberlakukan apabila sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Media Pembelajaran Animasi Swishmax Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atmosfer. Dalam hal ini terdapat dua variabel yang membutuhkan instrumen untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kedua variabel tersebut. 1. Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa (Variabel y) 2. Instrument untuk mengukur penggunaan media Animasi Swishmax (Variabel x) Untuk variabel bebas yakni hasil belajar siswa tipe hasil belajar Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Analisis dapat menggunakan tes dalam mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tes merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data dari hasil belajar siswa. Tes digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa karena tes merupakan alat

51 penilaian hasil belajar, terutama pada hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan untuk mengukur penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax yang merupakan variabel terikat dalam mempresentasikan materi Atmosfer peneliti menggunakan lembar pengamatan yang berupa sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada pengamat untuk melihat keaktifan siswa didalam kelas. 3.5.3 Pengujian Instrumen Tes 3.5.3.1 Pengujian Validitas Sudjana (2009:12) menjelaskan bahwa pengujian validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Adapun pengujian validitas yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1. Validasi perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama penelitian sehingga melalui adanya validasi perangkat yang dilakukan oleh Ibu Nurfaika, S.Si, M,Sc dan Ibu Tirtawaty Abdjul, S.Pd, M.Pd selaku validator, maka perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan layak sehingga proses pengambilan data berjalan dengan baik. Berbagai perangkat pembelajaran yang perlu dilihat dan diukur kualitasnya yaitu tes, RPP, Media dan LKS. Jenis pengujian validitas yang dilakukan oleh validator adalah validitas kontrak (Contruct Validity) yang bertujuan untuk mengukur kualitas

52 dari perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti sebelum diteruskan dengan uji coba instrument tes. 2. Validasi tes yang bertujuan untuk mengukur kualitas soal yang akan diberikan kepada siswa yang berada dalam sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Validasi tes ini akan dilakukan oleh peneliti setelah memvalidasi tes yang termasuk dalam perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh validator melalui lembar validasi yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari tes yang disusun oleh peneliti sesuai dari kompetensi dasar yang ada. Validasi tes ini akan dilakukan oleh siswa secara tidak langsung ketika mereka mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti dengan waktu yang telah ditentukan. Siswa yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur alat penilaian tes ini adalah kelas X-5 yang termasuk dalam populasi penelitian. Tes merupakan instrumen yang disusun secara khusus karena mengukur sesuatu yang bersifat penting dan pasti. Dikatakan demikian karena tes digunakan untuk menentukan sesuatu mengenai kedudukan dan predikat seseorang. Pengujian validitas tes ini dilakukan terhadap kelas uji coba selain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah pernah mendapatkan materi Atmosfer sebelumnya yaitu kelas X-5. Untuk mengukur validitas instrumen ini, digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: r n XY X Y xy = n X 2 X 2 n Y 2 Y 2. (1) (Arikunto, 2010:171)

53 Keterangan : x Y x 2 y 2 XY n r XY = skor total setiap butir soal = skor total responden = kuadrat skor total setiap butir = kuadrat skor total responden = jumlah skor dengan skor total setiap butir = jumlah responden = validitas soal Untuk menentukan kategori dari validitas instrumen digunakan pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guildfort (dalam Sugiyono, 2011:257) sebagai berikut : Tabel 3. Koefisien Validitas Instrumen Koefisien Validitas Status Validitas Kriteria validitas 0.80 1.00 Sangat tinggi Sangat baik 0.60 0.80 Tinggi Baik 0.40 0.60 Sedang Cukup 0.20 0.40 Rendah Kurang 0.00 0.20 Sangat rendah Jelek Sugiyono (2011:178) menjelaskan bahwa apabila korelasi tiap butir soal (r hitung) tersebut positif dan besarnya lebih dari r tabel yang telah ditentukan sesuai dengan jumlah responden yang ada maka butir soal tersebut merupakan kontruksi yang kuat. Sehingga berdasarkan analisis butir soal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik. Dalam penelitian ini, item tes hasil belajar dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu r hitung r tabel dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya yaitu r hitung r tabel. Nilai r tabel pada penelitian ini berdasarkan banyaknya jumlah

responden yaitu 26 orang di kelas X-5, sehingga apabila dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikan 5% nilai r tabelnya adalah 0,388. Koefisien validasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Nilai validitas setiap item skor No.Item Koefisien validasi Status Kriteria Status Validitas Tes r tabel r hitung validasi Validitas 1 0,388 0.453 Valid Sedang Cukup 2 0,388 0.512 Valid Sedang Cukup 3 0,388 0.526 Valid Sedang Cukup 4 0,388 0.537 Valid Sedang Cukup 5 0,388 0.402 Valid Sedang Cukup 6 0,388 0.422 Valid Sedang Cukup 7 0,388 0.570 Valid Sedang Cukup 8 0,388 0.698 Valid Tinggi Baik 9 0,388 0.468 Valid Sedang Cukup 10 0,388 0.538 Valid Sedang Cukup 11 0,388 0.674 Valid Tinggi Baik 12 0,388 0.479 Valid Sedang Cukup 13 0,388 0.409 Valid Sedang Cukup Pengujian Validitas Tes dilihat pada lampiran 8. Namun, sebelum soal diberikan kepada kelas Pengujian ini dimulai dari pengujian valid atau tidak validnya berbagai perangkat pembelajaran seperti RPP, Tes/Soal, LKS dan Media Pembelajaran yang akan digunakan ketika penelitian dilaksanakan. Data hasil analisis validasi yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh tim validator melalui lembar validasi yang diberikan oleh peneliti. Lembar validasi ini berupa lembar penilaian untuk beberapa aspek penilaian sesuai dengan perangkat 54

55 pembelajaran yang akan dilihat validitas suatu konsep yang dibuat sehingga dinilai benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk pengujian valid tidaknya perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti melalui hasil lembar validasi yang diberikan oleh tim validator, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis lembar validasi yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Data Hasil Validasi RPP Skala Status Aspek Penilaian Rata -Rata Kriteria Penilaian Validitas Perumusan tujuan pembelajaran 95 3,8 Tinggi Baik Isi yang disajikan 91,07 3,64 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa skala penilaian yang didapatkan dari tim validator untuk aspek perumusan tujuan pembelajaran dan isi yang disajikan dalam RPP termasuk dalam kriteria baik karena skala penilaian yang menghampiri nilai 4, sehingga RPP yang telah disusun oleh peneliti dapat digunakan dalam proses pembelajaran selama penelitian berlangsung. Tabel 6. Data Hasil Validasi Tes/Soal Aspek Penilaian Isi soal yang disajikan Bahasa dan penulisan soal Rata Rata Skala Penilaian Status validitas 100 4 Tinggi 75 3 Tinggi Kriteria Soal Sangat dapat dipahami Dapat dipahami Kesimpulan Tanpa Revisi Revisi Kecil Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa tes/soal yang disusun oleh peneliti memiliki kelemahan pada aspek penilaian penggunaan bahasa dan penulisan

soal dengan skala penilaian 3, namun untuk aspek penilaian isi soal yang disajikan memiliki skala penilaian 4. Sehingga setelah mendapatkan skala penilaian yang kesimpulannya membutuhkan revisi kecil terhadap penggunaan bahasa dan penulisan soal, penulis telah memperbaiki cara penulisan dan penggunaan bahasa sehingga akan sangat dipahami oleh siswa ketika mengerjakan tes/soal yang akan diberikan nanti. Tabel 7. Data Hasil Validasi LKS Aspek Penilaian Rata -Rata Skala Status Penilaian validitas Kriteria Kelengkapan LKS 93,75 3,75 Tinggi Baik Penjabaran Teori Singkat 87,5 3,5 Tinggi Baik Kontruksi/Cara Kerja 93,54 3,63 Tinggi Baik Pertanyaan 87,5 3,5 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa empat aspek penilaian yang dinilai pada LKS memiliki skala penilaian yang lebih dari nilai 3,25 dan memiliki kriteria baik, sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar selama pelaksanaan penelitian. Tabel 8. Data Hasil Validasi Media Pembelajaran Aspek Penilaian Rata -Rata Skala Status Penilaian validitas Kriteria Isi (Content) 87,50 3,5 Tinggi Baik Format isi 91,67 3,67 Tinggi Baik Penggunaan bahasa 87,50 3,5 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa aspek penilaian yang ada dalam media pembelajaran yaitu isi, format isi dan penggunaan bahasa memiliki skala penilaian lebih dari cukup dan memiliki kriteria yang baik, sehingga dapat digunakan tanpa ada perbaikan secara keseluruhan bahkan dapat langsung digunakan 56

57 pada kegiatan belajar mengajar selama penelitian berlangsung. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 20. 3.5.3.2 Pengujian Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk pengujian reliabilitas tes ini digunakan rumus Alpha Cronbach seperti di bawah ini: r 11= k k 1 1 σb 2 σt2. (2) (Arikunto, 2010:180) Keterangan : r 11 = reliabilitas tes K = banyaknya soal σb 2 = jumlah varians butir σt 2 = varians total Untuk menentukan kategori dari reliabilitas instrument digunakan pengklasifikasian reliabilitas yang dikemukakan oleh Guildfort (dalam Sugiyono, 2011:257) sebagai berikut : Tabel 9. Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas 0.80 < r 11 < = 1.00 Sangat tinggi 0.60 < r 11 < = 0.80 Tinggi 0.40 < r 11 < = 0.60 Sedang 0.20 < r 11 < = 0.40 Rendah -1.00 < r 11 < = 0.20 Sangat rendah

Hasil perhitungan uji reliabilitas tes di kelas X-5 yang merupakan kelas diluar sampel diperoleh nilai sebesar 0,68 dengan kriteria reliabilitas tinggi. Melalui hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tes pada penelitian ini reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrument pengumpul data. Pengujian Reliabilitas Tes dapat dilihat pada lampiran 8. 3.5.3.3 Pengujian Taraf Kesukaran Suatu tes dikatakan baik apabila dikatakan sebagai alat pengukur memenuhi persyaratan tes seperti valid, reliabel dan memiliki tingkat kesukaran yang baik. Pengujian taraf kesukaran dilakukan untuk melihat tingkat kesukaran setiap butir soal yang terdapat dalam tes yang diberikan kepada siswa. Menghitung Taraf Kesukaran soal bentuk uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Jumla skor siswa peserta tes pada suatu soal Mean = Jumla peserta didik yang mengikuti tes Mean Tingkat kesukaran = Skor maksimum yang ditetapkan 58 (Aiken, 1994: 66) Untuk menentukan kategori dari indeks tingkat kesukaran soal digunakan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 1999:207) : Tabel 10. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Koefisien Tingkat Kesukaran Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran P 0,3 Sukar 0,31< P 0,7 Sedang 0,7 < P 1,0 Mudah

Menurut Arikunto (dalam Fitrifitanofa, 2013:97), bahwa Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran sedang, yaitu dengan koefisien tingkat kesukaran 0,31< P 0,7. Untuk melihat taraf kesukaran yang dimiliki setiap butir soal pada tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa di kelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Taraf Kesukaran Butir Soal Tes Hasil Belajar Koefisien Tingkat Kriteria Interpretasi Kesukaran Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah Soal P 0,3 Sukar 13 1 0,31< P 0,7 Sedang 2,3,4,5,9,10 dan12 7 0,7 < P 1,0 Mudah 1,6,7,8 dan 11 5 Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa soal yang memiliki interpretasi mudah sebanyak 5 nomor yaitu soal nomor 1,6,7,8 dan 11, sedangkan soal yang memiliki interpretasi yang lebih mudah yaitu soal nomor 6 dengan nilai taraf kesukaran 0,995 atau menghampiri nilai 1. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang rata-rata hampir menjawab dengan benar soal tentang perbedaan cuaca dan iklim, sedangkan untuk soal yang memiliki interpretasi sedang sebanyak 7 nomor yaitu soal nomor 2,3,4,5,9,10 dan 12. Untuk soal yang dianggap sukar dikerjakan oleh siswa adalah soal nomor 13 yang memiliki nilai taraf kesukaran dibawah dari nilai 0,3 yaitu sebesar 0,103. Kesulitan siswa dalam menjawab soal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang rendah dan tidak dapat menjawab soal tentang klasifikasi iklim fisis dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan nilai taraf kesukaran yang memiliki kriteria interpretasi 59

60 tingkat kesukaran sukar. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa diantara soal sebanyak 13 nomor, hanya 7 soal yang memiliki taraf kesukaran yang baik sehingga hanya soal 2, 3, 4, 5, 9, 10 dan 12 yang dikatakan baik untuk digunakan dalam penelitian. Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal dapat dilihat pada lampiran 9. 3.6 Teknik Analisis Data 3.6.2 Pengujian Normalitas Data Untuk menguji apakah data hasil penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal, dapat digunakan pengujian statistika dengan persamaan berikut: x 2 = k i =1 Oi Ei 2 (3) Ei (Sudjana, 2005:273): Keterangan : Oi Ei = frekuensi hasil pengamatan = frekuensi hasil yang diharapkan Pengujian normalitas data dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis statistik berikut : H 0 = data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol terdistribusi normal H 1 = data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol yang tidak terdistribusi normal.

61 Kriteria pengujian normalitas data ini adalah terima hipotesis H 0 jika X 2 hitung X 2 (1-α) (K - 1), dengan X 2 (1-α) (K - 1) diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k - 1) dan taraf α = 0,05. Hasil perhitungan dari uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas x 2 hitung x 2 table Keterangan Eksperimen 4.6359 11,070 Ho diterima Kontrol 8.591798 11,070 Ho diterima Hasil pengujian normalitas data Pretest pada tabel 12 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hit untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai χ 2 tab. Maka hasil ini menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Pengujian Normalitas Data dapat dilihat pada lampiran 13a. Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas x 2 hitung x 2 table Keterangan Eksperimen 8.405508 11,070 Ho diterima Kontrol 9.977973 11,070 Ho diterima Hasil pengujian normalitas data Posttest pada tabel 13 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hit untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai χ 2 tabel sehingga Ho diterima. Maka apabila Ho diterima, maka hasil ini menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas

62 eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Pengujian Normalitas Data dapat dilihat pada lampiran 13b. 3.6.2 Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sebagai objek penilaian. Pengujian homogenitas varians ini diuji dengan menggunakan uji Barlett statistik chi kuadrat di uji dengan menggunakan persamaan berikut: x 2 = In 10 B ni 1 log s i 2.. (4) Keterangan : ni = ukuran sampel s i 2 = varians i = menyatakan kelas (Sudjana, 2005 : 263) Kriteria pengujian homogenitas data ini adalah terima hipotesis Ho jika x 2 x 2 1 ak 1, dimana x2 1 ak 1 didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- a) dan dk = k 1. Hasil perhitungan dari uji homogenitas data dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14 berikut. Tabel 13. Uji Homogenitas Data Pretest x 2 hitung x 2 tabel, Keterangan 1.4145 3,841 Ho diterima Dari tabel 13 di atas diketahui bahwa x 2 hitung < x 2 tabel sehingga Ho diterima. Maka sampel dalam penelitian ini dikatakan homogen yang berasal dari populasi

63 yang sama dan memiliki variansi yang sama. Pengujian Homogenitas Data dapat dilihat pada lampiran 14a. Tabel 14. Uji Homogenitas Data Posttest x 2 hitung x 2 tabel, Keterangan 0,1725 3,841 Ho diterima Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa bahwa x 2 hitung < x 2 tabel, maka sampel dalam penelitian ini dikatakan homogen yang berasal dari populasi dan memiliki variansi yang sama. Pengujian Homogenitas Data dapat dilihat pada lampiran 14b. 3.6.3 Pengujian Kemajuan Hasil Belajar Pengujian kemajuan hasil belajar dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran. Pengujian kemajuan hasil belajar dapat dihitung melalui rumus g faktor (N Gains) sebagai berikut: Keterangan : < g >= < g >= <g> = gain score (kemajuan hasil belajar) Sf Si = skor rata-rata posttest = skor rata-rata pretest Sm = Skor maksimum (% Gain) (%Gainmax) (% < Sf > % < Si >) (% < Sm > % < Si >) (Hake, 1999)

Kriteria pengujian kemajuan hasil belajar dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut (Hake, 1998): Tabel 15a. Klasifikasi Kemajuan Belajar (gain score) Koefisien gain score Kriteria tingkat gain (<g>) > 0,7 Tinggi 0,3 < (<g>) 0,7 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah Kemajuan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15b. Kemajuan Hasil Belajar Sampel Kemajuan Hasil Belajar Kriteria tingkat gain Kelas Kontrol 0,24 % Rendah Kelas Eksperimen 0,51 % Sedang Berdasarkan tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol terjadi kemajuan hasil belajar. Namun bila dilihat dari tingginya kemajuan hasil belajar yang ditunjukkan oleh kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran animasi Swishmax lebih unggul dibandingkan dengan media pembelajaran animasi PowerPoint. 3.6.4 Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah pengujian normalitas data dilakukan, maka hasil pengujian dari normalitas data tersebut digunakan dalam menentukan pemilihan statistik uji yang akan digunakan pada pengujian hipotesis penelitian. Rata-rata skor prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji dengan menggunakan uji statistik parametrik dengan statistik uji t. Pengujian ini dimaksud untuk menentukan 64

65 penyesuaian prestasi belajar siswa pada kedua kelas objek penelitian apabila kedua data sampel penelitian terdistribusi normal. Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: t = X 1 X 2 S 1 gab + 1 n 1 n 2.. (5) (Sudjana, 2005:239) Keterangan : t = Nilai hitung X 1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen X 2 = Nilai rata-rata kelas kontrol n 1 = Jumlah responden kelas eksperimen n 2 = Jumlah responden kelas kontrol S = Simpangan baku Hipotesis statistik pada kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: H o : o = 1, artinya tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran animasi (Swishmax) pada materi Atmosfer dengan yang menggunakan media pembelajaran Animasi (PowerPoint) pada materi Atmosfer. H 1 : o 1, artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran animasi (Swishmax) pada materi Atmosfer dengan yang menggunakan media pembelajaran Animasi (PowerPoint) pada materi Atmosfer.

66 Kriteria pengujian untuk uji hipotesis adalah terima H 0 jika t 1-1/2α < t < - 1/2α, dimana t 1 1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n 1 + n 2-2) dan peluang (1 1/2α). Pengujian Hipotesis dapat dilihat pada lampiran 15.