BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai tanaman pagar, tanaman obat, penghasil minyak untuk pengganti

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bawang merah (Allium ascolanum L.) termasuk salah satu tanaman sayuran umbi multiguna.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KESUBURAN TANAH

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanaman, baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Unsur hara P pada

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

Ilmu Tanah dan Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

PENDAHULUAN. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Hipotesis... 2

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN AMELIORAN/PENGAPURAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemupukan Tanaman Kopi dan Kakao Perlu Memperhatikan Interaksi Antarhara. Pusat Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kegunaan 2

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis laboratorium terhadap unsur hara makro tanah vulkanik berupa ph tanah, unsur N, P, K, Ca, Mg dan S menunjukkan bahwa : a. Derajat keasaman (ph) tanah di daerah penelitian berada pada kondisi sangat asam (desa Selandi), asam (desa Batu Karang) dan ph agak asam (desa Kineppen). ph sangat asam dan asam dikategorikan dengan asam kuat. Rendahnya ph tanah telah mempengaruhi ketersediaan kadar unsur hara tanah dan kadar yang tersedia bagi tanaman. b. Kadar unsur hara N di daerah penelitian tergolong rendah, Kadar P sedang, kadar K tinggi, kadar Ca sangat rendah di 2 desa yaitu desa Selandi dan desa Batu Karang, dan tergolong rendah di desa Kineppen, kadar Mg di daerah penelitian tergolong rendah, sedangkan kadar S di desa Selandi tidak dapat dideteksi, kadar S di desa Batu karang tergolong sedang dan kadar S di desa Kineppen tergolong tinggi. 2. Sistem pengelolaan tanah vulkanik yang dilakukan petani/responden, antara lain : a. Pengelolaan tanah dikaji dari segi pemahaman responden terhadap pengelolaan tanah dan pemahaman akan dampak debu vulkanik terhadap tanah dan tanaman menunjukkan bahwa secara umum responden masih kurang paham akan pengelolaan dan dampak debu vulkanik terhadap 98

99 tanaman. Meskipun, berdasarkan wawancara responden mengatakan paham, akan tetapi berdasarkan hasil wawancara mendalam dan keseluruhan serta tinjauan lapangan beberapa responden masih kurang paham. b. Adapun tingkat kerusakan di daerah penelitian yaitu rusak ringan hingga rusak berat. c. Penggunaan pupuk di daerah penelitian oleh beberapa responden masih kurang tepat. Rendahnya ph tanah menjadi salah satu pertimbangan yang besar dalam implementasi pemupukan. Adanya Penambahan atau pemberian pupuk yang bersifat asam atau menurunkan ph tanah dan membakar, seperti pemberian pupuk ZA, Amafos dan KCL membuat tanah semakin kritis. Pupuk yang lebih banyak digunakan adalah pupuk anorganik atau pupuk buatan, sedangkan pupuk organik berupa kompos hanya digunakan oleh satu responden. d. Tidak semua responden melakukan pemupukan sebelum dan sesudah tanam. e. Cara pemberian pupuk oleh responden yaitu sistem tabur/ditempatkan dalam larikan, fertigasi/penyiraman, pop-up dan penugalan/pupuk ditempatkan dalam lubang tanah. f. Tidak ada dosis pupuk yang pasti yang untuk dalam pra tanam hingga panen, semua didasarkan pada pengalaman bertani oleh responden dan kemampuan petani untuk membeli pupuk.

100 g. Hambatan dalam pemupukan yaitu berupa debu vulkanik yang menutupi lahan pertanian, dihentikannya irigasi dan biaya pemupukan (harga pupuk yang cukup mahal bagi petani). h. Jenis tanaman yang kurang cocok atau tidak bisa bertahan dengan kondisi keasaman tanah (ph 4,45) di Desa Selandi adalah tanaman bawang merah, cabai, alpukat, katuk, sau, dan tanaman terung. Jenis tanaman di Desa Batu Karang yang tidak bisa bertahan dengan ph 4,51 yaitu tanaman tomat, cabai dan tanaman jagung. Sedangkan, seluruh jenis tanaman di Desa Kineppen mampu dan cocok tumbuh dengan ph 5,77. 3. Keterkaitan kimia dengan sistem pengelolaan tanah vulkanik, yaitu : a. ph tanah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman dan menentukan tingkat kesuburan tanah. Unsur-unsur hara yang terdapat dalam tanah juga menentukan pertumbuhan tanama. Tanaman akan dapat tumbuh jika ph berada pada kondisi aman bagi tanaman tersebut. Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna. b. Ketersediaan unsur hara di dalam tanah asam sangat kecil. Oleh sebab itu, diperlukan pemupukan untuk menaikkan ph tanah atau menurunkan keasaman tanah yaitu dengan pengapuran. c. Implementasi pemupukan terhadap tanah asam dengan menggunakan pengapuran atau dolomit sangat sedikit. d. ph sangat asam hingga sedang sesuai untuk tanaman padi, ph sangat asam hingga agak basa sesuai untuk tanaman kakao, ph asam hingga agak asam sesuai untuk tanaman tomat, ph asam hingga agak basa sesuai

101 untuk tanaman ubi singkong, ph agak asam hingga sedang sesuai untuk tanaman cabai, terong dan tanaman jagung, ph agak asam sesuai untuk tanaman bawang merah, jeruk, katuk dan tanaman alpukat, dan ph sedang sesuai untuk tanaman sawu. e. Jenis tanaman yang kurang cocok atau tidak bisa bertahan dengan kondisi keasaman tanah (ph 4,45) di desa Selandi adalah tanaman bawang merah, cabai, alpukat, katuk, sau, dan tanaman terung. Jenis tanaman di desa Batu Karang yang tidak bisa bertahan dengan ph 4,51 yaitu tanaman tomat, cabai dan tanaman jagung. Sedangkan, seluruh jenis tanaman di desa Kineppen mampu dan cocok tumbuh dengan ph 5,77. B. Saran 1. Perlu adanya pemberian atau penambahan kapur dolomit pada lahan pertanian di lereng selatan Gunung Sinabung yang membantu mengurangi tingkat kemasaman tanah. 2. Perlu adanya pemberian atau penambahan pupuk paten kali yang akan menambah kadar Magnesium. 3. Penggunaan pupuk yang mengandung Kalium harus dikurangi, karena kadar unsur Kalium di daerah penelitian cukup tinggi, sehingga tidak menimbulkan kekahatan bagi unsur-unsur yang lain. 4. Pemberian pupuk organik sebelum masa tanam atau sebagai pupuk dasar perlu dilakukan, karena selain menambah unsur hara tanah pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah.

102 5. Untuk mencapai hasil panen yang maksimal, perlu diperhatikan dosis pupuk yang digunakan untuk setiap jenis tanaman (pemberian dosis yang tepat).