PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY ( TAI ) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII SMPN 2 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lisa Priska Dona, Nursyahra, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Lisapriskadona@yahoo.com ABSTRACT The result of study biology class VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam is still below the minimum completeness criteria (KKM). The low yield due to the students' learning in the learning process of students is still less active. The use of the learning model is less varied. Reciprocal interaction between teachers and students, between students and students and students still lacking only accept the teacher's explanation. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model type assited individualy Team (TAI) against the Learning Outcomes Biology Class VII in SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman district. This type of research is experimental research, using a design Randomized Control Group Posttest-Only Design. The study population was all students of class VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam listed in the Academic Year 2015/2016. Sampling using purposive sampling in order to obtain a sample that is class VII.2 as an experimental class and class VII.1 as the control class. The instrument used was the ultimate test of learning outcomes in the form of multiple choice as many as 29 items. Data were analyzed using t-test. The results of the final test analysis shows that the experimental class has an average value of 75.39 and 71.58 control class. Hypothesis test obtained t = 0.61 and table = 1.68. Thus ttabel> thitung then the hypothesis is rejected. So it can be concluded that the type cooperative learning model Team assited individualy (TAI) has no effect on the results of study biology class VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman district on the ecosystem material. Key word: Team Asissted individualy, Cooperative Learning, Outcome PENDAHULUAN Menurut Majid (2013:4) pembelajaran tidak hanya terbatas pada event yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua event yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar. Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada bulan September 2015, peneliti memperoleh informasi dari salah seorang guru IPA SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman, bahwa proses pembelajaran masih kurang aktif. Penggunaan model pembelajaran kurang bervariasi. Siswa kurang konsentrasi saat guru menyampaikan materi pembelajaran. Kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh faktor dari teman lain yang suka mengganggu saat teman sedang memperhatikan guru menerangkan pelajaran. Selain itu, interaksi timbal balik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa masih kurang dan siswa hanya menerima saja apa yang diberikan guru. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum maksimal sehingga aktifitas belajar dan hasil belajar siswa juga belum maksimal atau belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yaitu 75. Salah satu materi yang sulit di kelas VII pada semester 2 yaitu materi ekosistem. Dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas VII yang
terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII 1 ( 68,56) dan kelas VII 2 (68,54). Materi ekosistem merupakan materi yang menuntut siswa untuk mampu menjelaskan konsep-konsep dari setiap materi, terutama pada jaring-jaring makanan dan rantai makanan, misalnya siswa harus memahami dengan baik urutan rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif terdiri dari STAD (Student Achievement Divisions), Jigsaw, GI ( Group Investigation ), Numbered Heads Together, dll. Model pembelajaran kooperatif yang peneliti gunakan adalah tipe Team Assisted Individualy (TAI). Dimana model pembelajaran tipe TAI ini memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa karena belajar siswa dalam bentuk kelompok. Siswa dapat membagi ilmunya satu sama lainnya, sehingga mereka saling tukar pikiran, ide atau gagasan dalam proses pembelajaran. Dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok, karena kelompok yang berprestasi akan diberikan penghargaan. Serta melatih rasa tanggung jawab individu siswa di dalam kelompok belajarnya. Selain itu untuk mempermudah siswa dalam pemahaman materi pembelajaran, maka guru sebagai fasilitator seharusnya mampu membuat atau menyesuaikan berbagai sumber belajar, diantaranya lembar kerja siswa (LKS), handout, lembar diskusi siswa (LDS), dan modul. Hal ini lebih membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menjadi lebih terarah dan tidak membuang waktu. Salah satu sumber belajar yang peneliti gunakan di SMPN 2 V Koto Kampung Dalam yaitu lembar diskusi siswa (LDS), dimana LDS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar dan mengajar, sehingga terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti telah melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualy (TAI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret semester II di kelas VII SMPN 2 Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Tahun pelajaran 2015/2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Posttest Only Desingn. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII 1 dan kelas VII 2 SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Kelas ini dapat dijadikan kelas sampel setelah dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas menunjukkan kedua kelas ini memiliki varians yang homogen, maka kedua kelas ini dapat dijadikan sebagai sampel. Penentuan kelas eksperimen dan control dilakukan dengan pengundian. undian yang keluar pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII 2 dan yang keluar kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 75,39 71,58 Kontrol Eksperime n Gambar 1. Persentase Rata-rata Hasil Belajar pada Kedua Kelas Sampel
uji normalitas pada kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (Lo=0,11566) sedangkan (Lt=0,220). Pada kelas kontrol diperoleh (Lo=0,0949) sedangkan (Lt=0,173). Uji homogenitas kedua sampel memiliki varians yang homogen dengan F hitung = 0,81, F tabel= 2,39 pada taraf nyata 0,05 dengan dk 14,20 berarti F hitung <F tabel. Pada uji hipotesis digunakan uji-t. Dari hasil uji-t didapatkan t hitung = 0,61 dan harga t tabel = 1,68. Dengan demikian t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asisted Individualy ( TAI ) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel sehingga hipotesis ditolak. Menurut Suryabrata (2013: 42) jika hipotesis ditolak ada beberapa kemungkinan penyebabnya, salah satunya adanya variabelvariabel luaran. Variabel luaran yang menyebabkan hipotesis ditolak yaitu kemungkinan disebabkan oleh siswa yang tidak belajar terlebih dahulu, malas dalam belajar, dalam melakukan diskusi banyak siswa tidak serius mengerjakannya, meribut dalam saat berdiskusi, oleh sebab itu terjadilah proses pembelajaran yang kurang baik. Penyebab lain tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu kemungkinan pada proses pembelajaran siswa sudah belajar dirumah, sehingga memberikan hasil belajar yang baik. Menurut Suryabrata dalam Lufri (2005: 138) pengaruh dari variabel-variabel luaran kemungkinan juga penyebab hipotesis ditolak. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI didapatkan nilai siswa yang di atas KKM 10 orang dengan presentase 66,67 % sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM 5 orang dengan presentase 33,33 %. Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab didapatkan nilai siswa yang di atas KKM 11 orang dengan presentase 52,38 %, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM 10 orang dengan presentase 47,62 %. Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu sebesar 66,67 % dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI berada pada tingkat baik dalam proses pembelajaran. dan pada kelas kontrol presentase ketuntasannya 52,38 % berada pada tingkatan kurang, Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik/minimal apabila sebagian besar (60%-75%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Dengan menggunakan model TAI ini, keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok lebih baik, karena siswa dapat membagi ilmu satu sama lain dalam mengerjakan lembar diskusi siswa yang telah diberikan per individu dalam berkelompok. Dalam hal ini Kelompok mendapatkan skor tertinggi diberikan penghargaan berdasarakan rubrik penilaian kerjasama. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani dan Ridwan (2014:53) adapun kelebihan model TAI ini adalah siswa dapat meningkatkan kerja sama diantara siswa dan siswa dapat membagi ilmu satu sama lain sehingga mereka saling bertukar pikiran, ide atau gagasan dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam kelompok kerena kelompok yang berprestasi akan diberikan pengargaan. Rata-rata nilai dari lembar diskusi siswa yang diperoleh masing-masing kelompok setiap pertemuan yaitu, pertemuan pertama (79,81), pertemuan kedua, (83,50), pertemuan ketiga (76,12) dan pertemuan keempat (83,50). Selain itu ada beberapa kendala yang peneliti temukan dalam penelitian dengan menerapkan model TAI antara lain; pertama, alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Kedua, siswa tidak mengingat pembagian kelompok yang telah ditentukan dan pembagian tempat duduk dalam kelompok. Ketiga, banyak waktu yang terbuang kerena beberapa siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mengantarkan
LDS, jawaban tes unit serta jawaban tes formatif. Seperti yang telah dinyatakan di atas, bahwa dalam model TAI ini terdapat tes unit yang harus dikerjakan dalam kelompok oleh masing-masing siswa. Dari data hasil tes unit, peneliti menemukan bahwa rata-rata nilai tes unit dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir selalu terjadi peningkatan. Rata-rata nilai tes unit pada pertemuan pertama (68,88), pertemuan kedua (76,66), pertemuan ketiga (83,33) dan pertemuan keempat (85,55). Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas kontrol rata-rata nilai siswa masih rendah dan masih banyak yang di bawah KKM. Hal ini disebabkan proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol yaitu guru menjelaskan materi dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode ini menyebabkan sebagian siswa sudah mulai bosan dan kurang menarik, akibatnya pembelajaran pada kelas kontrol siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cenderung menerima informasi dari guru saja, sehingga interaksi antara guru dengan siswa kurang. Sesuai dengan pendapat Lufri (2007:34) bahwa kukurangan dari metode ceramah yaitu kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), tidak dapat mencangkup berbagai tipe belajar siswa, membosankan bagi siswa bila terlalu lama, sukar mendektesi atau mengontrol sejauh mana pemahaman siswa, menyebabkan siswa pasif, materi yang mudah diceramahkan, siswa kurang bersemangat bila guru kurang cakap berbicara, guru cenderung otoriter dan membuat siswa tergantung pada guru. Pada saat melakukan diskusi kelompok siswa cenderung bermalas-malasan dalam kelompok dan pada saat diskusi kelompok dalam satu kelompok hanya satu dan dua orang siswa saja yang aktif mengerjakan lembar diskusi siswa dalam kelompok sedangkan anggota kelompok yang lain hanya sibuk berbicara dengan anggota kelompok lainnya. pada saat tampil presentase kelompok siswa meribut dan menampilkan hasilnya dengan bermalas-malasan dan pada saat tanya jawab siswa hanya diam dan menerima saja yang diberikan oleh kelompok yang tampil. Menurut Slameto (2013:61) menyatakan bahwa siswa yang nakal dan malas belajar hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan gagal dalam bidang studinya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualy (TAI) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi kelas VII SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman pada materi ekosistem. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu: 1. Kepada guru bidang studi IPA (biologi) SMPN 2 V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman agar bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran. 2. Peneliti berharap pada penelitian selanjutnya, dalam menerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualy (TAI) agar dapat memperhatikan efektifitas waktu dan mampu mengontrol kelas agar tidak terjadi keributan. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Istarani, dan Muhammad ridwan. 2014. Tipe pembelajaran kooperatif.media persada : Medan. Lufri.2005.Metodologi penelitian. Padang: UNP. Lufri.2007.Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Slameto.2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.