Santi Sri Wulandari Mahasiswa Program S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP HASIL JADI TIE DYE PADA KAIN KATUN

Mega Citra Tiarasiwi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH WARNA DASAR DENIM TERHADAP HASIL JADI PEMBENTUKAN MOTIF BATIK LUKIS DENGAN TEKNIK BLEACHING PADA ROK

Oktavina Lis Juje Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Widatun Nafila Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH TINGGI KERUCUT TERHADAP HASIL JADI KERUCUT PADA CAPE

Siti Nur Sidah Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH NOMOR BENANG COTTON TERHADAP HASIL TATTING PADA KERUDUNG

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

PENGARUH JENIS KAIN TERHADAP HASIL JADI BORDIR TIGA DIMENSI PADA HAIRPIECE

e-journal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Mei 2014, Hal 65-70

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JUMLAH KAITAN BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI TUNISIAN CROCHET PADA CLUTCH BAG

PERBEDAAN HASIL JADI SULAM SISIR DENGAN MENGGUNAKAN BENANG WOOL, BENANG POLYESTER DAN BENANG NYLON PADA HIASAN DINDING

PERBEDAAN JUMLAH MASSA MORDAN KAPUR TERHADAP PEWARNAAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA BAHAN SUTERA

PENGARUH PERBANDINGAN ASETON DENGAN AIR TERHADAP HASIL JADI CREPING PADA KAIN DENIM Ima Rachmawati

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Yesy Rusmawati Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 53-59

PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING PADA JAKET BERBAHAN SUEDE SINTETIS

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

PENGARUH JUMLAH LAPIS HEAD SLEEVE TERHADAP HASIL JADI CRATER SLEEVE PADA BLUS

e-journal. Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Mei 2017, Hal 26-31

PERBANDINGAN HASIL JADI VEST DENGAN KERAH SETALI ANTARA JENIS KETEBALAN LINING TAFFETA

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DAN JUMLAH CAT WARNA MERAH TERHADAP KUALITAS WARNA PURPLE DENGAN TEKNIK HAND PAINTING PADA JILBAB MODIFIKASI

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN TERHADAP HASIL JADI ROK SETENGAH LINGKAR PADA MODEL UKURAN M

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 46-52

PENGARUH PERBANDINGAN TINTA SABLON RUBBER WHITE DAN FOAMING TERHADAP HASIL JADI HAND PAINTING PADA KAIN TAFFETA

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

PENGARUH JENIS MORDAN DAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI BATIK DENGAN PEWARNAAN ALAMI TANAH MERAH TUBAN

Vionita Adhelya Aliem Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PERBEDAAN PERBANDINGAN AIR DAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI MOTIF MENGGUNAKAN TEKNIK AIRBRUSH PADA BAHAN DENIM

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Nur Afifah Mahasiswa S1 Pend. Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH FREKUENSI CELUPAN TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN BATIK DENGAN DAUN LAMTORO PADA KAIN KATUN

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

PENGARUH JENIS KOSMETIK BODY PAINTING DAN VOLUME BABY OIL TERHADAP HASIL JADI FACE PAINTING

PENGARUH JUMLAH HELAI BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI SULAMAN HARDANGER PADA BOLERO

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

PENGARUH PANJANG FLOUNCE TERHADAP HASIL JADI CIRCLE FLOUNCE SKIRT ASYMMETRIC DENGAN MENGGUNAKAN HORSEHAIR

PENGARUH KONSENTRASI MORDAN KAPUR DENGAN ZAT WARNA DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) KERING TERHADAP PEWARNAAN KAIN KNIT COTTON DENGAN TEKNIK TIE DYE

KOMPETENSI APLIKASI SHADING DAN TINTING PADA MAKE UP KOREKSI UNTUK BENTUK WAJAH BULAT, PERSEGI DAN SEGITIGA TERBALIK

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

PEMBUATAN BLOUSE ORIGAMI BERBAHAN KAIN KATUN DENGAN MENERAPKAN 3 JENIS FUSIBLE INTERFACING

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANTAR RUFFLES TERHADAP HASIL MANIPULATING FABRIC HIGH MASSED RUFFLES PADA SARUNG BANTAL KURSI

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

PENGARUH JENIS BENANG RAJUT TERHADAP HASIL JADI TATTING PADA KERAH REBAH

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT ROK DRAPERY MELALUI PELATIHAN PADA SISWA KELAS XII SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN

Ninik Kholifah Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN A SERTIFIKAT MINYAK CENGKEH

e-journal Boga. Volume 03 Nomor 02. Yudisium Mei Tahun Hal. 1-8

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

PENGARUH TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN ALAMI PADA JILBAB BERBAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN TEKNIK TIE DYE

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 TABEL STATISTIK

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Dimasukkan ke dalam ultrasonic bath selama ± 1 jam

Jika Ho ditolak berarti ada minimal satu mean yang berbeda nyata dengan yang lain :

Uji hedonik (uji kesukaan)

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Transkripsi:

PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT CAT ACRYLIC TERHADAP HASIL JADI HAND PAINTING PADA CASCADE SKIRT Santi Sri Wulandari Mahasiswa Program S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya santiwuland22@gmail.com Suhartiningsih Dosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya suhartiningsih1957@yahoo.com Abstrak Hand painting adalah salah satu teknik seni lukis diatas kain yang cukup populer dikalangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis cat acrylic dengan pelarut alkohol, memiliki tujuan mengetahui pengaruh kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut cat acrylic terhadap hasil jadi Hand Painting meliputi ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap warna. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Adapun variabel bebas adalah pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50%, proporsi warna merah muda (putih : 0,30 gram dan merah : 0,90 gram). Variabel terikat adalah hasil jadi Hand Painting. Variabel kontrol adalah desain, jenis cat, jenis pelarut, dan teknik pewarnaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi oleh 30 observer. Dan analisis data yang digunakan, anava tunggal dengan bantuan program SPSS 16. Berdasarkan hasil analisis statistik uji anava, dapat disimpulkan bahwa ketajaman warna memiliki nilai F hitung sebesar 22.770 dengan harga p sebesar 0.000. Harga p sebesar 0.000 < α 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap ketajaman warna. Pelarut alkohol 50% menghasilkan warna lebih tajam daripada dengan pelarut alkohol 30% dan 40%. Kerataan warna memiliki nilai F hitung sebesar 5.645 dengan harga p sebesar 0.005. Harga p sebesar 0.005 < α 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kerataan warna. Pelarut alkohol 30% dan 40% menghasilkan warna lebih rata daripada dengan pelarut alkohol 50%. Daya serap warna diperoleh nilai F hitung sebesar 0.014 dengan harga p sebesar 0.986. Harga p sebesar 0.986 > α 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap daya serap warna. Pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% memiliki daya serap warna yang sama. Kata Kunci : Hand Painting, Pelarut Alkohol, Cat Acrylic, Cascade Skirt. Abstract Hand painting is a technique of painting on fabric which is fairly popular within society. This research using acrylic paint with solvent of alcohol, aimed to know the effect of alcohol concentration which used as solvent of acrylic paint toward the outcome of hand painting including color sharpness, color flatness, and color absorption. Type of this research is experimental. The independent variable are solvent with alcohol concentration 30%, 40%, and 50%, the proportion of color is pink (white : 0.3 gram dan red : 0.9 gram). The dependent variable is the outcome of hand painting. The control variables are design, type of paint, type of solvent, and coloration technique. Data collection method used is observation by 30 observers and data analysis used is one way anava assisted with SPSS 16. Based on analysis result of anava test, could be concluded that color sharpness obtaining score F calculation 22.770 with value of p 0.000. Value of p 0.000 < α 0.05, then could be said that there is significant effect toward color sharpness. Alcohol solvent 40% and 50% produce color sharpness better than alcohol solvent 30%. Color flatness obtaining score F calculation 6.645 with value of p 0.005. Value of P 0.005 < α 0.05, then could be said that there is significant effect toward color flatness. Alcohol solvent 30% and 40% produce color flatness better than alcohol solvent 50%. Color absorption obtaining score F calculation 0.014 with score of p 0.986. Score of p 0.986 > α 0.05 then could be said that there is no significant effect toward color absorption. Alcohol solvent concentration 30%, 40%, and 50% have result of color absorption that not sharp enough. Keywords: Hand Painting, Alcohol Solvent, Acrylic Paint, Cascade Skirt. 49

PENDAHULUAN Teknik hand painting saat ini sudah cukup populer dikalangan masyarakat. Terbukti dengan adanya banyak produk yang menerapkan teknik hand painting yang dijual di pasaran. Hand artinya tangan, Painting artinya lukisan. Hand Painting adalah lukisan yang cara pengerjaannya menggunakan tangan (Echols dkk, 2000: 287, 416). Hasil yang di peroleh tergantung seberapa baik goresan yang dihasilkan. Hand painting tidak lepas kaitannya dengan cat tekstil dan pelarut cat.pelarut cat yang biasa digunakan adalah air. Pada penelitian ini dilakukan uji coba dengan pelarut jenis alkohol pada cat. Hal ini berawal dari pelarut alkohol yang digunakan pada pewarnaan dari bahan alam. Hasil yang diperoleh adalah ketajaman warna yang dihasilkan lebih tajam dibandingkan dengan pelarut air. Selanjutnya, dilakukan pra eksperimen cat acrylic dengan pelarut air (0,3 ml) dan alkohol 70% (0,3 ml). Hasil yang diperoleh adalah cat acrylic dengan pelarut alkohol memilki warna yang lebih tajam dibandingkan pelarut air. Warna hand painting yang dipilih untuk penelitian adalah warna merah muda. Dimana perbandingan yang dipilih adalah Merah (1) : putih (3), karena pada per - bandingan Merah (1) : putih (2) dan Merah (1) : putih (1) menghasilkan warna yang masih mendekati warna kemerahan. Alkohol memiliki kadar yang bermacam, diantaranya 10% hingga 100%. alkohol yang banyak dijual dipasaran adalah alkohol dengan kadar 70%. Selanjutnya, dilakukan pra eksperimen pada pelarut alkohol dengan kadar 70% hingga 10%. Hasil yang diperoleh adalah pelarut dengan kadar alkohol 10% hingga 20% memiliki ketajaman warna hampir sama dengan pelarut air. Sedangkan pelarut dengan kadar alkohol 30% hingga 70% menghasilkan tingkat ketajaman warna yang cukup baik. Pada penelitian ini dipilih kadar alkohol 30%, 40% dan 50% dikarenakan warna yang dihasilkan masih tergolong baik, dengan harapan kadar alkohol minimum dapat menghasilkan hasil jadi hand painting cukup baik. Pada penelitian ini, penerapan produk hand painting diterapkan pada rok. Menurut pendapat Porrie Muliawan (2003: 64), Rok adalah bagian busana mulai dari batas pinggang ke kaki bawah yang melalui panggul sampai panjang yang diinginkan. Busana untuk penutup badan bawah wanita biasanya disebut rok dari bahasa Belanda atau skirt dari bahasa Inggris. Rok memiliki bermacam bentuk yang sangat bervariasi, salah satunya adalah cascade skirt. Menurut pendapat Poespo (2000: 18) Cascade skirt adalah rok bawah dengan ploi jatuh menggantung dan diwiru pada sisi pinggang semacam rok lilit (warap-skirt). Lipatan ploi itu dibuat membentuk seperti air terjun kecil atau jeram (cascade). Sebelum memilih bahan yang sesuai untuk rok, maka dilakukan obsevasi pada jenis bahan yang sesuai untuk cascade skirt. Untuk memperoleh rok yang sesuai yaitu dengan menggunakan bahan tekstil dengan kriteria pertama yaitu katun karena sesuai digunakan untuk iklim tropis. Kriteria kedua yaitu memiliki sifat melangsai untuk bagian draperi pada rok. Maka dipilihlah tiga jenis bahan tekstil yang memenuhi kriteria yaitu kain toyobo, vishcose, dan baubau. Selanjutnya pada ketiga jenis kain tersebut dilakukan pra eksperimen dengan cat tekstil acrylic. Pada pra eksperimen jenis bahan tekstil, hasil yang diperoleh adalah kain toyobo memiliki hasil kerataan dan daya serap terbaik dibandingkan kain vishcose dan kain baubau. Maka dipilihlah kain toyobo sebagai penerapan produk pada penelitian ini. Warna kain toyobo yang dipilih adalah warna merah muda. Karena warna merah muda dapat memberikan kesan feminim kepada wanita, serta warna merah muda cukup bervariasi dipasaran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat pengaruh kadar alkohol terhadap hasil jadi hand painting meliputi aspek ketajaman, kerataan dan daya serap warna serta mengetahui kadar alkohol sebagai pelarut cat acrylic yang memiliki hasil jadi hand painting terbaik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh kadar alkohol sebagai pelarut cat acrylic pada aspek ketajaman, kerataan dan daya serap warna. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Alkohol Sebagai Pelarut Cat Acrylic Terhadap Hasil Jadi Hand Painting Pada Cascade Skirt. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Dikarenakan penelitian ini memiliki ciri ciri mengetahui pengaruh kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut pada cat acrylic. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2010: 9) Definisi operasional variabel Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161) 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40%, dan 50%. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil jadi hand painting pada warna merah muda meliputi ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap warna. 3. Variabel kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang mempunyai pengaruh, tetapi pengaruh tersebut dapat dikendalikan sehingga tidak mempengaruhi variabel 50

lainnya. Variabel kontrol pada penelitian ini meliputi: a. Bahan yang digunakan pada rok sebagai penerapan produk hand painting adalah katun toyobo warna merah muda. b. Desain motif yang diterapkan adalah motif flora. c. Desain rok yang digunakan adalah cascade skirt. d. Jenis cat tekstil yang digunakan adalah cat acrylic e. Jumlah pelarut alkohol 0,3 ml. f. Perbandingan warna merah muda (merah 0,30 gram : putih 0,90 gram ) g. Kuas yang digunakan adalah merk lyra no. 5. h. Teknik pewarnaan yang digunakan adalah teknik hand painting. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Tabel 1. Desain Y 1 Y 2 Y 3 X 1 X 1 Y 1 X 1 Y 2 X 1 Y 3 X 2 X 2 Y 1 X 2 Y 2 X 2 Y 3 X 3 X 3 Y 1 X 3 Y 2 X 3 Y 3 Keterangan : X : pelarut alkohol X 1 : Pelarut dengan kadar alkohol 30% X 2 : Pelarut dengan kadar alkohol 40% X 3 : Pelarut dengan kadar alkohol 50% Y : Hasil jadi hand painting Y 1 : Ketajaman warna Y 2 : Kerataan warna Y 3 : Daya serap warna Strategi Penelitian 1. Memotong bahan Cascade skirt: a. Menyiapkan pola yang telah dibuat. b. Meletakkan pola diatas kain. c. Menggunting kain sesuai pola. d. Memindahkan tanda pola. 2. Mempersiapkan alat dan bahan hand painting. a. Alat : pensil, penghapus, karbon, palet, kuas, jarum pentul, pemidangan,spet, gelas ukur, pocket schale. b. Bahan : kain katun toyobo, alcohol (digunakan sebagai pelarut cat acrylic). 3. Proses pelaksanaan hand painting: a. Menyetrika permukaan kain supaya licin. b. Memindahkan motif pada kain sesuai desain yang telah ditentukan. c. Memberi pemidang pada bagian motif pada kain yang akan di warna. d. Membuat takaran alkohol sesuai kadar yang akan digunakan (30 %, 40 % dan 50 %) e. Mencampur cat acrylic yang akan digunakan dengan pelarut alkohol. f. Melakukan pewarnaan pada motif yang telah ada. 4. Proses pelaksanaan menjahit rok : a. Menjahit sisi rok. b. Menjahit retsluiting. c. Menjahit ban pinggang d. Mengkelim bagian bawah rok. e. Menyetrika rok. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dimana pengumpulan data ini memiliki tujuan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam sebuah objek penelitian sehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan yang objektif nantinya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Arikunto (2010: 265) Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Observasi dilakukan untuk mengobservasi ketajaman warna, kerataan warna, daya serap warna. Observer pada penelitian ini dilakukan oleh 30 orang responden. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian tentang pengaruh kadar alkohol sebagai pelarut cat acrylic meliputi ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap warna adalah sebagai berikut: 5 0 2.4 3.13 3.47 Gambar 1. Diagram nilai rata rata ketajaman warna. Berdasarkan diagram nilai rata rata ketajaman warna, diketahui bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30% memiliki nilai 2.4, kadar alkohol 40 % memiliki nilai 3.13, dan kadar alkohol 50 % memiliki nilai 3.47. Dari ketiga nilai tersebut, pelarut dengan kadar alkohol 50 % memiliki nilai tertinggi yaitu 3.47 4 2 0 NILAI RATA - RATA KETAJAMAN WARNA Alkohol 30% NILAI RATA - RATA KERATAAN WARNA 2.93 3.03 2.47 Alkohol 40% Alkohol 30% Gambar 2. Diagram nilai rata rata kerataan warna. 51

Berdasarkan diagram nilai rata- rata kerataan warna, diketahui bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30% memiliki nilai 2.93, kadar alkohol 40 % memiliki nilai 3.03, dan kadar alkohol 50 % memiliki nilai 2.47. Dari ketiga nilai tersebut, pelarut dengan kadar alkohol 40 % memiliki nilai tertinggi yaitu 3.03. 3 2 1 0 Gambar 3.Diagram nilai rata rata daya serap warna. Berdasarkan diagram nilai rata rata daya serap warna, diketahui bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30% dan 40% memiliki nilai rata rata yang sama yaitu 2.3. Sedangkan kadar alkohol 50% memiliki nilai rata rata 2.27. Analisis Statistik 1. Ketajaman warna NILAI RATA RATA DAYA SERAP WARNA 2.3 2.3 2.27 Alkohol 30 % Alkohol 40 % Tabel 2. Anava ketajaman warna Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil uji anova pada ketajaman warna memiliki nilai F hitung sebesar 22.70 dan harga p sebesar 0.000. p < α 0.05, maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketajaman warna. Tabel 3. Uji tukey ketajaman warna Variabel Sum of Squares Alkohol 30% 30 2.4000 df N Mean Square F Sig. Between Groups 17.867 2 8.933 22.770.000 Within Groups 34.133 87.392 Total 52.000 89 Subset For Alpha = 0.05 1 2 Alkohol 40% 30 3.1333 Alkohol 50% 30 3.4667 Sig. 1.000.104 Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pelarut dengan kadar alkohol 40% dan 50% menghasilkan warna lebih tajam bila dibandingkan dengan pelarut kadar alkohol 30%. 2. Kerataan warna Tabel 4. Anava kerataan warna Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 5.489 2 2.744 5.645.005 Within Groups 42.300 87.486 Total 47.789 89 Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil uji anova pada kerataan warna memiliki nilai F hitung sebesar 5.645 dan harga p sebesar 0.005. p < α 0.05, maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kerataan warna. Variabel Tabel 5. Uji tukey kerataan warna Alkohol 50% 30 2.4667 N Subset for alpha = 0.05 1 2 Alkohol 30% 30 2.9333 Alkohol 40% 30 3.0333 Sig. 1.000.844 Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pelarut 30% dan 40% menghasilkan warna lebih rata bila dibandingkan dengan pelarut kadar alkohol 50%. 3. Daya serap warna Tabel 6. Anava daya serap warna Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups.022 2.011.014.986 Within Groups 70.467 87.810 Total 70.489 89 Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil uji anova pada daya serap warna memiliki nilai F hitung sebesar 0.014 dan harga p sebesar 0.986. p > α 0.05, maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya serap warna. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh kadar alkohol sebagai pelarut cat acrylic terhadap hasil jadi hand painting pada cascade skirt adalah sebagai berikut: 1. Ketajaman warna Pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% pada ketajaman warna memiliki pengaruh 52

yang signifikan terhadap ketajaman warna. Hal ini disebabkan cat acrylic dan alkohol mengandung bahan organik sehingga dapat tercampur dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori dari Harjadi, (1993: 64) bahwa Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Larutan terjadi karena komponen komponen larutan terdispersi (tercerai - berai) menjadi atom atau molekul atau ion ion sehingga dapat bercampur baur. Pelarut dengan kadar alkohol 50% memiliki ketajaman warna sangat baik karena konsentrasi alkohol yang dimiliki yaitu 50% alkohol dan 50% air. alkohol 40% memiliki ketajaman warna baik karena konsentrasi alkohol yang dimiliki yaitu 40% alkohol dan 60% air. Sedangkan kadar alkohol 30% memiliki ketajaman warna cukup baik karena kosentrasi yang dimiliki adalah 30% alkohol dan 70% air dalam satu larutan. Sehingga semakin tinggi kadar alkohol yang digunakan semakin baik ketajaman warna yang dihasilkan. 2. Kerataan warna Pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% pada kerataan warna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kerataan warna. Pelarut alkohol 30%, dan 40% menghasilkan kerataan warna lebih baik daripada pelarut alkohol 50%. Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai sifat yang mudah menguap, sesuai dengan pendapat Anwar (2005 : 22), bahwa alkohol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap, mudah terbakar, dipakai dalam industri dan pengobatan, senyawa organik dengan gugus OH pada atom karbon jenuh. Pada kadar alkohol 50%, memiliki konsentrasi 50% alkohol dan 50% air. Jumlah alkohol yang dimilki lebih tinggi bila dibandingkan kadar 30% dan 40%.Akibatnya, cat lebih cepat menguap dan menggumpal sehingga kerataan warna yang dihasilkan cukup rata. Pelarut alkohol 30%, dan 40% menghasilkan kerataan warna lebih baik karena memilki konsentrasi 30% alkohol dan 70% air, 40% alkohol dan 60% air. Akibat jumlah air lebih banyak dibandingkan dengan jumlah alkohol, sehingga cat tidak cepat menggumpal dan menghasilkan kerataan warna yang lebih baik dibandingkan kadar alkohol 30% dan 40%. 3. Daya serap warna Pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% pada daya serap warna tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya serap warna. Perbedaan kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut, tidak memiliki pengaruh terhadap daya serap warna yang dihasilkan. Daya serap pada bagian buruk kain tampak cukup terserap pada bagian buruk bila dibandingkan dengan bagian baik kain. Hal ini disebabkan karena katun toyobo memiliki kandungan 88,50 % cotton dan 11,50 poliester (hasil uji lab BPKI). Berdasarkan pen-dapat Sulandjari, Siti dan Singke, Juhrah (2000 : 26) bahwa Salah satu sifat serat poliester adalah mempunyai daya serap air yang rendah. Sehingga, daya serap pada kain toyobo tampak cukup terserap dikarenakan mengandung serat poliester. 4. Hasil jadi terbaik Tabel 7. Rangkuman hasil kadar alkohol 30%, 40% dan 50% meliputi ketajaman, kerataan dan daya serap warna Alkohol Ketajaman Kerataan Daya Serap 30% (2.4) (2.93) (2.3) 40% (3.13) (3.03) 50% Sangat (3.47) (2.47) (2.3) (2.27) Berdasarkan uraian hasildari masing-masing aspek yang telah dijelaskan, maka hasil terbaik dimiliki oleh kadar pelarut alkohol 40%. Pada aspek ketajaman warna, kadar alkohol 40% memiliki konsentrasi 40% alkohol dan 60% air. Sesuai teori dari Harjadi, (1993 : 64) bahwa Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Larutan terjadi karena komponen-komponen larutan terdispersi (tercerai-berai) menjadi atom atau molekul atau ion-ion sehingga dapat bercampur baur. Sehingga, pada kadar alkohol 40% cat dengan pelarut bercampur dengan baik dan menghasilkan ketajaman warna yang baik. Pada aspek kerataan warna, kadar alkohol 40% memiliki kerataan warna yang lebih baik bila dibandingkan dengan kadar alkohol 30% dan 50%. Hal ini disebabkan kadar alkohol 30% lebih banyak mengandung air sehingga menyebabkan cat lebih encer dan menyebabkan warna yang dihasilkan kurang rata. alkohol 50% lebih banyak mengandung alkohol sehingga cat lebih cepat menguap, dan lebih cepat menggumpal sehingga warna yang dihasilkan kurang rata. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa hasil terbaik pada aspek ketajaman warna adalah pelarut dengan kadar alkohol 50%. Hal ini disebabkan semakin tinggi kadar alkohol, semakin baik tingkat ketajaman warna yang dihasilkan. Pada aspek kerataan warna, pelarut dengan kadar alkohol 40% memiliki hasil terbaik. Hal ini disebabkan bahwa alkohol mempunyai sifat fisik yang mudah menguap, sehingga kadar alkohol yang tinggi menyebabkan cat cepat menggumpal dan menghasilkan warna yang tidak rata. Dan pada aspek daya serap warna, pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% tidak memiliki perbedaan hasil dikarenakan tidak ada pengaruh pada daya serap warna yang dihasilkan. 53

PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab 4, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada pelarut alkohol 30%, 40% dan 50% terhadap ketajaman warna. Pelarut alkohol 40% dan 50% menghasilkan warna lebih tajam daripada pelarut alkohol 30%. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada pelarut dengan kadar alkohol 30%, 40% dan 50% terhadap kerataan warna. Pelarut alkohol 30% dan 40% menghasilkan warna lebih rata daripada pelarut alkohol 50%. 3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada pelarut dengan kadar alkohol 30% 40% dan 50% terhadap daya serap warna. Pelarut dengan kadar alkohol 30% 40% dan 50% menghasilkan daya serap warna yang sama. 4. Hasil jadi Hand Painting terbaik adalah dengan menggunakan kadar alkohol 40%. Saran Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan aspek yang lain selain ketajaman, kerataan dan daya serap warna. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Dessy. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia. Arikunto,Suhrsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Echols, John Dkk.2000. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta : Pt Gramedia. Harjadi, Wilibrordus. 1993. STOIKHIOMETRI. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Muliawan, Porrie. 2012. Analisis Pecah Model Busana Wanita. Jakarta: Gunung Mulia. Poespo. 2000. Aneka Rok Bawah Skirt. Yogyakarta: Kanisius. Sulandjari, Siti dan Singke, Juhrah. 2000. Ilmu Tekstil. Surabaya : Unesa University Press. 54