PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS DI SMK N 1 KARANGAYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS DI SMK N 1 KARANGAYAR TAHUN 2013/2014 TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS (Studi Kasus Di SMK N 1 Karangayar)

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA. Artikel Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DENGAN STRATEGI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD CANGKIRAN 2 SEMARANG

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 WIROSARI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada :

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN PADA GURU SD SE-GUGUS VII KECAMATAN SAWAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata I ( S1 ) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

*Keperluan korespondensi, HP: ,

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN MUTU KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Al Ma arif Jepara)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI KETENAGAKERJAAN DAN PEMBENTUKAN HARGA PASAR MELALUI METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH DASAR ISLAM

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SLB DI KABUPATEN PEMALANG. Mutholib

PENINGKATANN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajr

ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI GURU DENGAN KURIKULUM (Studi Kasus Pada Guru Akuntansi Kelas X Di Smk Negeri 1 Banyudono. Tahun Ajaran 2013/2014)

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU DI MI MUHAMMADIYAH PK KARTASURA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGTALUN 1

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK PADA MATA DIKLAT TEKNOLOGI MEKANIK DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

mengganggu situasi pembelajaran. Perekaman

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. melalui pelatihan-pelatihan, workshop-workshop, musyawarah guru bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH PADA SMP 1 LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

SUPERVISI AKADEMIK Oleh : Falah Yunus 1 guruvalah.20m.com

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN STRATEGI KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan merupakan pemaparan dari kondisi

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: FITRI NUR FATHONAH A

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

PEMBERDAYAAN GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PANUNGGALAN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TESIS

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

Tujuan Penelitian. Kajian Teori

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Transkripsi:

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS DI SMK N 1 KARANGAYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan oleh : Aris Sukarno Q 100 120 099 PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) 2015

2

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS DI SMK N 1 KARANGAYAR TAHUN 2013/2014 Oleh: Aris Sukarno, Yetty Sarjono, Budi Sutrisno aris.sukarno@yahoo.co.id Abstract` The aims of this study were: (1) Describing the plan of clinical supervision at SMK N 1 Karanganyar; (2) Describing the implementation of clinical supervision at SMK N 1 Karanganyar; and (3) Describing the follow-up of clinical supervision at SMK N 1 Karangayar. The clinical supervision plan of the Headmaster of SMK N 1 Karanganyar had involved all the teachers of the SMK N 1 Karanganyar actively and openly. In the clinical supervision plan of the Headmaster of SMK N 1 Karanganyar applied the analysis 5 W + 1 H. The Implementation of clinical supervision which was done by the Headmaster of SMK N 1 Karanganyar can improve the behavior of the teacher teaching. The teachers have to make new learning tools and begin implementing the cooperative learning methods and contextual, as well as utilizing the instructional media and laboratories in SMK N 1 Karanganyar. The Follow-up clinical supervision which was done by the Headmaster of SMK N 1 Karanganyar focused on the improving of the professional competence of the teachers at SMK N 1 Karanganyar based on the findings of the problems which was passed by the teachers and then searched alternative solutions to form a professional teacher. Keywords: clinical supervision, planning, implementation, follow-up Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan perencanaan supervisi klinis di SMKN 1 Karanganyar; (2) Mendeskripsikan pelaksanaan supervise klinis di SMKN 1 Karanganyar; dan (3) Mendeskripsikan Tindak lanjut supervise klinis di SMKN 1 Karangayar. Perencanaan supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah melibatkan guru SMK N 1 Karanganyar secara aktif dan terbuka. Dalam perencanaan supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah menerapkan analisis 5 W + 1 H. Pelaksanaan supervisi klinis oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar dapat meningkatkan perilaku mengajar guru. Guru sudah membuat perangkat pembelajaran baru dan mulai menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan kontekstual, serta memanfaatkan media pembelajaran dan laboratorium yang ada di SMK N 1 Karanganyar. Tindak lanjut supervisi klinis oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar fokus pada peningkatan kompetensi profesional guru berdasarkan temuan masalah yang dialami oleh guru kemudian mencari alternatif solusi sehingga mampu membentuk guru profesional. Kata kunci: supervise klinis, perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut 3

Pendahuluan Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu satuan pendidikan. Peran kepala sekolah dalam jabatan strategis di dunia pendidikan adalah sebagai seorang educator, leader, manajer, administrator, climate maker, supervisor, entrepreneur, instructional leader, program facilitator, community facilitator, visionary, dan problem solver. Salah satu peran kepala sekolah diatas adalah supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor akan sangat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan membantu mengobservasi, merefleksi, dan menganalisis tingkah laku mengajarnya itu. Meskipun supervisi itu sangat penting dalam upaya peningkatan kemampuan profesional guru, namun seringkali guru kurang menyukai supervisi tersebut. Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi kepribadian, professional, pedagogik maupun sosial. Seorang guru dituntut harus mempunyai kemampuan mengajar yang memerlukan seperangkat pengetahuan dan keterampilan tertentu agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan semestinya. Kemampuan mengajar itu mulai dibentuk dilembaga pendidikan guru, dan selanjutnya dikembangkan melalui pembinaan dalam jabatan di lapangan, yang dapat dilakukan dengan usaha mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Pekerjaan menjaga, mengatur, mengawasi atau memberi bantuan disebut supervisi dan pemberi bantuan disebut supervisor. Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar pentingnya supervisi dalam praktek mengajar untuk guru, antara lain: (1) guru dapat berinteraksi dengan peserta didik, memberikan keteladanan, motivasi dan 4

inspirasi untuk terus bersemangat belajar, berkarya dan berprestasi. (2) guru paling tidak harus memiliki tiga kemampuan dasar yaitu kemampuan personal, profesional dan sosial (Depdiknas, 2008) Salah satu bentuk supervisi yang bisa dilakukan kepala sekolah adalah supervise klinis. secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata (dalam Muhtar dan Iskandar,2009: 47). Supervisi klinis merupakan bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata. Menyusun perencanaan supervisi merupakan tugas utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan juga kegagalan (Purwanto,2012: 106-107). Perencanaan dalam supervisi klinis adalah kegiatan awal sebelum pelaksanaan supervisi klinis. Pada tahap perencanaan supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian utama guru, kemudian menterjemahkannya kedalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati. Pada 5

tahap ini dibicarakan dan ditentukan pula jenis data mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung. Suatu komunikasi yang efektif dan terbuka diperlukan dalam tahap ini guna mengikat supervisor dan guru sebagai mitra didalam suasana kerja sama yang harmonis. Pelaksanaan supervisi klinis adalah supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang diminta oleh guru untuk direkam. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa. Kunjungan dan observasi yang dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebenarnya. Supervisor meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung, agar memperoleh data yang obyektif agar dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugas mengajarnya, baik dalam hal kegiatan guru dan siswa, penggunaan alat dan bahan pelajaran, sikap dan penampilan guru dalam penggunaan metode, lingkungan social dan fisik sekolah, maupun penunjang lainnya (Muaddab,2015:5). Dalam kegiatan tindak lanjut Supervisor menanyakan perasaan pendidik tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utama, dan menyimpulkan hasil (Suwarno, 2010:15). Supervisor berdasar hasil observasi memperkirakan tindak lanjut yang akan dilakukan. Kalau diperlukan bantuan lain setelah bantuan tahap balikan bisa saja dilakukan, misalnya memberikan rekomendasi kepada Dinas pendidikan ataupun kepada sekolah untuk diberikan 6

pelatihan kepada guru yang bersangkutan sesuai dengan kesulitan yang dihadap oleh guru tersebut. Berbagai bentuk bantuan dan bimbingan lain bisa dilakukan sehingga guru yang mengajar bisa berubah ke arah yang lebih baik yakni kea rah guru yang profesional. Keunggulan supervisi klinis dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar karena dengan semakin baiknya guru mengajar maka murid juga semakin mudah dalam menerima pelajaran. Peningkatan cara mengajar mengakibatkan murid semakin senang dengan pelajaran yang diikutinya. Apabila pola supervisi klinis dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, diharapkan akan meningkatkan mutu pendidikan Nasional pada umumnya. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sutama (2012: 32) Penelitian kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah. Desain penelitian yang dipilih adalah penelitian etnografi. Spradley (1997: 3) menyatakan bahwa etnografi merupakan pekerjaan mendiskripsikan suatu kebudayaan. Etnografi merupakan ragam pemaparan penelitian budaya untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena teramati dalam kehidupan sehari-hari (Harsono, 2011 : 21). Pada penelitian ini pengumpulan data yang dipilih sesuai dengan focus masalah adalah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara, Sugiyono (2013:231) menyatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu; observasi, Djam an Satori dan Aan Komariah (2011: 105) mengungkapkan bahwa observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara langsung 7

maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian; Dokumentasi, Djam an Satori dan Aan Komariah (2011:147) menyatakan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anecdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis model Miles and Huberman, yaitu model interaktif meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi waktu. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Perencanaan Supervisi Klinis di SMK N 1 Karanganyar Dalam tahap ini Kepala SMK N 1 Karanganyar dan guru SMK N 1 Karanganyar bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi dan dicatat. Kepala SMK N 1 Karanganyar sebagai pelaksana supervisi klinis sejak awal sudah melibatkan guru SMK N 1 Karanganyar secara aktif. Hal ini dibuktikan dengan menciptakan suasana intim antara Kepala SMK N 1 Karanganyar dengan guru SMK N 1 Karanganyar sebelum langkah-langkah selanjutnya dibicarakan. Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran. Dilanjutkan dengan mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati. Dan akhirnya memilih dan menyepakati instrumen observasi yang akan dipakai untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian utamanya. Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar menerapkan analisis 5W+1H, yaitu: Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar bersama-sama membahas rencana supervisi klinis yang akan dilaksanakan, menentukan apa saja yang akan disupervisi oleh 8

kepala sekolah. Menentukan apa saja yang harus dipersiapkan guru dan menyiapkan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan supervisi klinis. Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar menetapkan pelaksanaan supervisi klinis dilakukan di ruang guru SMK N 1 Karanganyar untuk pengecekan perangkat pembelajaran, dan untuk observasi pembelajaran dilakukan kepala sekolah dengan berkunjung ke setiap kelas saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar terjadwal, dengan ketentuan: tidak mengganggu kegiatan pembelajaran dan dilaksanakan secara menyeluruh kepada guru SMK N 1 Karanganyar pada semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar dilakukan oleh kepala sekolah kepada semua guru di SMK N 1 Karanganyar. Dan pelaksanaan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru. Dari pembahasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar sudah sesuai dengan prosedur supervisi klinis. Pada tahap ini supervisor / Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah dapat menciptakan suasana yang akrab, terbuka dan penuh persahabatan. Hubungan kolegial antara supervisor dengan guru sudah terjalin suasana kerjasama yang harmonis. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujaedi (2013:102),bahwa perencanaan supervisi klinis bersifat kooperatif artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran, kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, asuh dalam mengembangkan pembelajaran, humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias dan penuh humor. 9

2. Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMK N 1 Karanganyar Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar kepada seluruh guru SMK N 1 Karanganyar, meliputi pengecekan perangkat pembelajaran dan observasi kelas. Kepala SMK N 1 Karanganyar melakukan pengamatan dan observasi langsung kepada guru, meliputi: perangkat pembelajaran, administrasi serta proses pembelajaran di kelas secara cermat, sistematis dan obyektif. Supervisi klinis terhadap perangkat pembelajaran, meliputi pengecekan dan penilaian terhadap perangkat pembelajaran. Kepala SMK N 1 Karanganyar mengecek silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengecek kesesuaian RPP dengan silabus. Hasil observasi terhadap perangkat pembelajaran adalah perangkat pembelajaran guru SMK N 1 Karanganyar sudah lengkap, meskipun ada beberapa yang menggunakan RPP tahun lalu. Dalam pembelajaran di kelas, guru SMK N 1 Karanganyar sudah baik dan sesuai dengan RPP yang dibuat, hanya saja perlu adanya pengembangan dan inovasi dalam penggunaan metode pembelajaran. Administrasi kelas sudah baik dan lengkap. Hasil observasi supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran secara objektif kepada guru mengenai penampilan mengajar yang senyatanya. Supervisi klinis dapat diibaratkan sebuah cermin bagi para guru sehingga mereka dapat melihat kondisi yang senyatanya mengenai penampilan mengajarnya di kelas. Selain itu juga untuk mendiagnosis dan memecahkan permasalahan pengajaran. Supervisi klinis menggunakan teknik pertemuan dan catatan observasi dalam membantu guru melihat ketidaksesuaian/penyimpangan dari yang seharusnya (penampilan mengajar ideal). Pada akhirnya guru diharapkan dapat melakukan diagnosis sendiri tentang ketidaksesuaian perilaku mengajarnya tanpa harus dibantu kepala sekolah. Namun hal ini bukan berarti sudah tidak 10

membutuhkan lagi bantuan kepala sekolah, pada saat dan aspek tertentu tetap memerlukan campur tangan kepala sekolah. Dan yang terakhir adalah membantu guru mengembangkan sikap positif dalam pengembangan profesionalisme secara berkesinambungan. Melalui supervisi klinis diharapkan dapat membantu guru untuk menyadari dan tumbuh kemauan untuk melatih diri secara terus menerus tanpa akhir. Dengan demikian jelas bahwa pada prinsipnya, tujuan pokok supervisi klinis adalah meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMK N 1 Karanganyar dengan memfokuskan pada perbaikan kemampuan guru mengajar di kelas. Dari uraian di atas, peneliti berkesimpulan bahwa pelaksanan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar sudah berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan supervisi klinis sudah sesuai denganpendapat Ismail bahwa proses bimbingan secara klinis dengan dilakukan observasi kelas mampu memberikan hasil yang diharapkan berdasarkan kriteria keberhasilan dengan meningkatnya ketrampilan mengajar. (Ismail, 2013: 581) Dalam supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar juga sudah memperhatikan kelengkapan catatan, fokus, mencatat komentar, pola, dan membuat guru tidak merasa gelisah. Hasil catatan observasi akan merupakan bukti-bukti atau data bagi supervisor atau guru untuk dikaji bersama dalam menganalisis apa yang terjadi selama proses pengajaran. Catatan yang lengkap sangat membantu dalam proses kajian dan analisis tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujaedi ( 2013: 104), instrument observasi untuk mendapatkan data yang obyektif. Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah fokus dalam melaksanakan supervisi klinis, juga mencatat pola perilaku mengajar guru SMK N 1 Karanganyar, yang bermanfaat untuk dicatat dan dibicarakan dalam pertemuan balikan. Untuk menghilangkan kegelisahan guru, Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah menjelaskan kepada guru tentang apa yang akan dicatatnya. Penjelasan ini 11

sudah disampaikan kepada guru ketika pada pertemuan pendahuluan sehingga guru mengetahuinya dan tidak perlu lagi merasa gelisah. 3. Tindak Lanjut Supervisi Klinis di SMK N 1 Karanganyar Setelah dilaksanakan tahapan perencanaan dan pelaksanaan supervisi klinis, maka tahapan selanjutnya adalah tindak lanjut (pertemuan balikan) dari hasil supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar. Pada tahap tindak lanjut, Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar melaksanakan analisis pendahuluan tentang rekaman observasi yang dibuat sebagai bahan dalam pembicaraan tahap ini. Kepala sekolah memberikan data yang obyektif, menganalisis dan menginterprestasikan secara koperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung saat mengajar di kelas. Kepala SMK N 1 Karanganyar telah menganalisis data-data yang diperoleh, kemudian diolah dan dikaji yang dapat dijadikan pedoman dan rujukan pembinaan dan peningkatan kompetensi guru SMK N 1 Karanganyar. Masalah-masalah profesional yang berhasil diidentifikasi selanjutnya dikaji lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya. Kepala SMK N 1 Karanganyar mengklasifikasi permasalahan untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh kebanyakan guru SMK N 1 Karanganyar. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembinaan profesional guru yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan penelitian Retnowati ( 2013: 126) salah satu tindak lanjut observasi adalah guru mengikuti pelatihan untuk pengembangan ketrampilannya agar mampu melakukan kontrol, kemandirian dan kerjasama, selain itu dukungan dalam bentuk pelatihan guru berguna dalam pengembangan ketrampilan untuk meningkatkan dan mentransformasi budaya sekolah yang mendukung pembelajaran siswa. Kepala SMK N 1 Karanganyar menyampaikan solusi dan alternatif pemecahan masalah yang terbaik. Dengan mempertimbangkan banyaknya 12

faktor-faktor dan kendala yang dihadapi. Disamping itu, Kepala SMK N 1 Karanganyar juga menyampaikan alternatif pemecahan terbaik, yang memiliki nilai tambah yang paling besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa di SMK N 1 Karanganyar. Selain menyampaikan temuan observasi supervisi klinis, masalah yang ada dan solusinya, dalam pertemuan tindak lanjut Kepala SMK N 1 Karanganyar juga menyampaikan kendala yang dihadapi dalam supervisi klinis, yaitu: kegiatan tidak bisa sesuai jadwal yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyak agenda kegiatan di tingkat atasnya, maupun kegiatan SMK N 1 Karanganyar yang tidak terprediksi sebelumnya. Kendala lainya adalah bahwa dalam pelaksanaan observasi, Kepala SMK N 1 Karanganyar perlu dibantu kolaborator (dalam hal ini Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum) untuk dapat melaksanakan pengamatan dan penilaian dengan baik. Selain itu perlu adanya alat rekam video. Sehingga kepala sekolah bisa melakukan pengamatan dan penilaian secara obyektif. Dan yang terakhir adalah perlunya peran serta dan peran aktif semua guru SMK N 1 Karanganyar dalam pelaksanaan supervisi klinis, mulai dari pertemuan awal, pelaksanaan observasi sampai tindak lanjut supervisi klinis. Menurut peneliti, dalam pertemuan tindak lanjut/pertemuan balikan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar sudah berjalan baik. Kepala SMK N 1 Karanganyar telah menganalisis dan menyampaikan hasil temuan supervisi klinis secara lengkap dan obyektif disertai dengan alternatif solusi dan kendala yang dihadapi selama supervisi klinis. Guru SMK N 1 Karanganyar juga dapat menerima hasil supervisi klinis, dan terlibat secara aktif dalam semua tahapan pelaksanaan supervisi klinis. Kendala dan masalah yang dialami Kepala SMK N 1 Karanganyar maupun guru SMK N 1 Karanganyar memerlukan perbaikan dan tindak lanjut yang lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujaedi, bahwa dalam pertemuan tindak lanjut supervisi klinis, kepala 13

sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. (Mujaedi, 2013:107). Dari pembahasan di atas, peneliti berkesimpulan bahwa pelaksanaan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar sudah sesuai dengan prosedur serta tujuan dari pelaksanaan supervisi klinis. Dan semua tahapan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar sudah berjalan dengan baik. Mulai dari tahapan pendahuluan Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah melibatkan guru SMK N 1 Karanganyar secara aktif dan terbuka, sehingga semua guru dapat menerima hasilnya dan menghilangkan perasaan curiga. Serta dalam perencenaan sudah menerapkan analisis strategi 5 W + 1 H. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pelaksanaan supervisi klinis oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar kepada guru SMK N 1 Karanganyar. Meliputi pengecekan perangkat pembelajaran dan observasi kelas dengan fokus pada pengelolaan kelas, administrasi kelas dan proses pembelajaran di kelas. Perilaku mengajar guru SMK N 1 Karanganyar sudah berubah, dari awalnya menggunakan perangkat pembelajarna tahun sebelumnya, menjadi membuat perangkat pembelajaran baru. Dalam pembelajaran guru juga sudah meninggalkan pembelajaran konvensional metode ceramah dan membaca, dan mulai menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan kontekstual, serta memanfaatkan media pembelajaran dan laboratorium yang ada di Kepala SMK N 1 Karanganyar. Tahapan terakhir adalah pertemuan tindak lanjut/pertemuan balikan supervisi klinis. Dalam tahapan ini Kepala SMK N 1 Karanganyar menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi klinis kepada guru SMK N 1 Karanganyar, meliputi: masalah yang dialami oleh guru beserta alternatif solusi dari permasalahan tersebut. Selain itu Kepala SMK N 1 Karanganyar juga menyampaikan kendala yang dialami dalam melaksanakan supervisi klinis. Kepala SMK N 1 Karanganyar dan guru SMK N 1 Karanganyar menyepakati bahwa masih perlu adanya pembenahan serta perbaikan terus 14

menerus dalam pelaksanaan supervisi klinis di SMK N 1 Karanganyar. Sehingga mampu membentuk guru profesional. Simpulan Perencanaan supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah melibatkan guru SMK N 1 Karanganyar secara aktif dan terbuka, sehingga semua guru dapat menerima hasilnya dan menghilangkan perasaan curiga. Dalam perencanaan supervisi klinis Kepala SMK N 1 Karanganyar sudah menerapkan analisis 5 W + 1 H. Pelaksanaan supervisi klinis oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar dapat mengubah perilaku mengajar guru. Guru sudah membuat perangkat pembelajaran baru dan tidak copy paste dari tahun sebelumnya. Dalam pembelajaran guru juga sudah meninggalkan pembelajaran konvensional metode ceramah dan membaca, dan mulai menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan kontekstual, serta memanfaatkan media pembelajaran dan laboratorium yang ada di Kepala SMK N 1 Karanganyar. Tindak lanjut supervisi klinis oleh Kepala SMK N 1 Karanganyar berfokus pada peningkatan kompetensi profesional guru SMK N 1 Karanganyar berdasarkan temuan masalah yang dialami oleh guru. Kepala SMK N 1 Karanganyar bersama guru SMK N 1 Karanganyar mencari alternatif solusi, sehingga mampu membentuk guru profesional. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi, (1990). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jakarta: CV Rajawali Pers. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, (2008). Panduan Manajemen Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta Glikman, Carl D. (1981). Develomental Supervision; Alternative Practices for Helping Teachers Improve Instruction. Virginia: ASCD 15

Hasibuan Malayu S.P. (2001). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Hartoyo, (2006). Supervisi Pendidikan: Mewujudkan Sekolah Efektif dalam Kerangka Manajemen Berbasis Sekolah. Semarang: Pelita Insani Harlod koontz and Cyril O Donnel, (1972). Principle ofmanagement: An Analysisof Managerial Function (5 th ed.). Tokyo: McGraw Hill Kogakhusa Ltd. Ismail Sumarno. (2013). Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Menerapkan Keterampilan Dasar mengajar Melalui Supervisi Klinis. Jurnal Entropi, Volume VIII, Nomor 1, Februari 2013 Milles, M.B & Huberman, A.M. (2000). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Mujaedi. (2013). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Supervisi Klinis.Varia Pendidikan Vol. 25 No. 1 Juni 2013 Purwanto Ngalim M. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Retnowati, Mulyono, Nunuk Suryani. (2013). Hubungan Supervisi Klinis, Pengalaman mengajar Guru dan Iklim Organisasi dengan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol I, No. 2013 Satori Djam an dan Aan Komariah, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-3. Bandung: Alfabeta. Spradley. 1997. Participant Observation. Newyork: Holt, Rinchart and Winston Sugiyono, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Cetakan ke-19. Bandung: Alfabeta Sutama,2012. Metode Penelitian Pendidikan Metode. Cetakan ke-3. Kartasura: Fairuz Media Suwarno. 2010. Makalah Supervisi Pendidikan. http://32 mine.blogspot.com/20. Diakses pada hari Senin 9 September 2012 Terry, G.R. (1978). Principle of Management ( 7 th ed.). Homewood Illinois: Ricard D. Irwin Inc. 16