BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN USIA IBU SAAT MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH DI RSUD TIDAR MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Children's Emergency Fund (WHO dan UNICEF 2004), berat badan lahir

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkeadilan. Dimana penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut Bayi Berat Lahir Rendah

BAB IV METODE PENELITIAN

1

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian pada bayi dan anak ialah BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) selain gangguan selama perinatal. BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005). Hasil survei World Health Organization (WHO) 2012, angka kematian bayi adalah 35/1000 kelahiran hidup. Menurut United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF) 2011, angka kematian anak Indonesia saat masa neonatal sebesar 19/1000 kelahiran hidup (Susilani, 2015). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, menunjukkan bahwa angka kejadian BBLR di seluruh provinsi Indonesia ialah 6,37 % dari jumlah kelahiran bayi sebesar 7.439 bayi. Persentase kejadian BBLR pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 5,7% dari jumlah kelahiran bayi 14.428 bayi. Angka kejadian BBLR yang paling tinggi di tahun 2013, terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 14,1 %, posisi kedua di Provinsi DIY sebesar 12,1 % dan khususnya di Provinsi Jawa Tengah sebesar 6,68 %. Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2014, Provinsi Jawa Tengah menunjukkan persentase bayi lahir rendah sebesar 10 %. Kejadian BBLR yang mengalami peningkatan menjadi perhatian bagi pemerintah karena 1

2 jumlahnya melebihi angka nasional yang telah ditetapkan sebesar 10 % untuk tiap provinsi di Indonesia. Angka kejadian BBLR yang meningkat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi usia ibu saat hamil, komplikasi kehamilan, paritas, tingkat ekonomi, riwayat pemeriksaan antenatalcare (ANC), wilayah tempat tinggal, beban kerja ibu, paparan asap rokok, penggunaan tablet besi selama kehamilan, jenis kelamin perempuan, dan jarak kehamilan dengan anak sebelumnya (Pramono, 2015). Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR ialah usia ibu. Usia ibu yang berisiko kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun untuk masa persalinan sedangkan usia ibu tidak berisiko dalam rentang usia 20 35 tahun. Menurut Veronica dkk (2015) menunjukkan usia ibu yang berisiko saat melahirkan yaitu 64 kejadian sedangkan yang tidak berisiko sebesar 120 kejadian. Usia ibu yang lebih muda disebabkan berbagai aspek meliputi fungsi organ reproduksi yang belum matang, aspek psikologis yang belum siap mengalami kehamilan dan menjalani proses persalinan anak pertama, serta rendahnya aspek tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam merawat diri sendiri dan anaknya. Sementara itu, pada usia ibu yang lebih dari 35 tahun telah mengalami penurunan fungsi alat-alat kandungan dan jalan lahir yang sudah tidak elastis (Rochyati dalam Pramono, 2015). Menurut Manuaba dalam Wike (2014) keadaan dengan usia ibu melahirkan < 20 tahun alatalat reproduksi belum berfungsi secara optimal, baik alat-alat reproduksi internal maupun eksternal termasuk keadaan endometrium yang belum

3 siap menerima nidasi, dan pada usia ibu melahirkan > 35 tahun telah mengalami penurunan fungsi kondisi fisik karena penuaan, antara lain menurunnya fungsi organ dan sistem tubuh yaitu sistem otot-otot syaraf endokrin, kardiovaskuler, dan reproduksi yang dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi. Menurut Saifuddin dkk (2009) penyakit yang berhubungan dengan kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) biasanya meliputi sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membran hialin), perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, pneumonia aspirasi, hipotermia, hipoglikemia, dan hiperbilirubinemia sehingga kelahiran bayi berat lahir rendah mempunyai risiko kematian yang tinggi. Kejadian BBLR menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kondisi tubuh bayi misalnya hipotermia, masalah pada pemberian ASI, ikterus, asfiksia, gangguan imunologik, retrolental fibroplasia, terganggunya tumbuh kembang bayi, serta gangguan kemampuan bicara dan berkomunikasi pada bayi (Proverawati dkk, 2010). Di konsep Islam menjelaskan seorang anak seharusnya berbakti kepada orang tua. Hal ini merupakan wujud syukur atas dilahirkan di dunia dengan izin Allah SWT melalui seorang ibu yang mengandung, melahirkan, dan mengasuh. Serta ayahnya yang telah mencari dan memberikan nafkahnya untuk istri dan anaknya. Hal ini berdasarkan Firman Allah SWT :

4 Dan Kami amanatkan kepada manusia, (Supaya baik) kepada orang tuanya, (Karena) ibunya telah mengandungnya dalam kelemahan demi kelemahan. Dalam dua tahun ia dihentikan menyusu. (Dengarlah perintah), Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tuamu. Kepada-Kulah kamu kembali. (QS. Luqman: 14). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah di RSUD Tidar Magelang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan usia ibu saat melahirkan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah di RSUD Tidar Magelang. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui usia ibu saat melahirkan di RSUD Tidar Magelang. b. Untuk mengetahui angka kejadian berat badan bayi lahir rendah di RSUD Tidar Magelang. c. Untuk mengetahui hubungan usia ibu saat melahirkan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah di RSUD Tidar Magelang.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Keperawatan Menjadi referensi atau rujukan karakteristik di bidang ilmu keperawatan maternitas dan pediatrik. 2. Bagi Dinas Kesehatan Untuk memberikan gambaran berupa data yang konkret tentang prevalensi mengenai faktor-faktor resiko terjadinya berat badan bayi lahir rendah pada ibu hamil dan dapat disosialisasikan di masyarakat sekitar serta mengupayakan penurunan angka kejadian berat badan bayi lahir rendah di Indonesia. 3. Bagi Kebijakan Pemerintah Untuk mensosialisasikan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) terkait penundaan usia untuk menikah sebelum 20 tahun dan setelah usia 35 tahun. 4. Bagi Peneliti Berikutnya Sebagai data dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya terkait dengan masalah bayi berat badan lahir rendah.

6 E. Penelitian Terkait Penelitian yang berkaitan dengan kejadian bayi berat lahir rendah yaitu : Tabel 1.1 Penelitian Terkait No. Judul Nama Peneliti Tempat/ Tahun Persamaan/Perbedaan 1. Pola Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Faktor Yang Memengaruhinya di Indonesia Tahun 2010 Mochamad Setyo Pramono dan Umi Muzakkiroh Surabaya / 2011 Persamaan : Menggunakan analisa data sekunder dari data Riskesdas tahun 2010. Didapat 14.428 dan 824 anak (5,7%) mengalami BBLR di Indonesia. Data diolah dengan analisa deskriptif dan analisa multivariat menggunakan regresi logistic binary. Perbedaan : Hasil analisa multivariat, kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor penggunaan tablet besi ibu hamil, wilayah tempat tinggal, dan kejadian komplikasi selama masa kehamilan. Berdasarkan studi tahun 2008 yang menggunakan hasil data Riskesdas 2007 menunjukkan faktor yang berhubungan dengan BBLR ialah jenis kelamin bayi, tingkat pendidikan ibu, jumlah anak, dan pemeriksaan ANC. Variabel yang digunakan adalah jenis kelamin bayi, usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, riwayat ANC, paparan asap rokok ibu, wilayah tempat tinggal, tingkat perekonomian (kuintil), paritas, penggunaan zat besi selama hamil, komplikasi kehamilan, dan jarak kehamilan dengan anak sebelumnya. Data kejadian BBLR dianalisis secara deskriptif sedangkan analisis multivariat digunakan untuk mencari faktor berpengaruh pada kejadian BBLR dengan pendekatan regresi logistic binary dan menggunakan software SPSS versi 17.

7 2. Pola Kejadian dan Determinan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Tahun 2013 3. Faktor Ibu dan Bayi Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kematian perinatal 4. Determinan Epidemiologi Kejadian BBLR Pada Daerah Mochamad Setyo Pramono dan Astridya Paramita Ummul Mahmudah,dkk. MisnaTazkiah,dkk. Surabaya / 2015 Persamaan : Metode yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil data Riskesdas tahun 2013. Data diolah menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistic. Hasil 6,37 % BBLR. Variabel dependen berat bayi lahir yang dikategorikan BBLR atau tidak BBLR. Perbedaan : Dilakukan analisis deskriptif dan univariat dengan tabulasi frekuensi. Kemudian analisis bivariat dengan tabulasi silang antara variabel dependen dengan tiap variabel independen. Hasil dari analisis diseleksi terkait pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan regresi logistic. Faktor terjadinya BBLR meliputi jumlah anak yang banyak dilahirkan, komplikasi selama kehamilan, status ekonomi keluarga yang rendah dan jenis kelamin perempuan. Kabupaten Persamaan : Batang, Jawa Mengetahui faktor ibu dan bayi Tengah/2011 yang berhubungan dengan kejadian kematian perinatal di Kabupaten Batang. Perbedaan : Menggunakan metode survei kendali kasus. Populasi bayi lahir dengan umur kehamilan 28 minggu 7 hari di Kabupaten Batang. Data primer menggunakan kuisioner serta data sekunder dari data Puskesmas dan Dinas Kesehatan Batang. Data dianalisis dengan rumus statistik uji chi square (α 0,05) dengan penentuan odds ratio (OR). Kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, paritas, BBLR, Kabupaten Banjar, Kalimantan asfiksia, dan kelainan kongenital. Persamaan : Menganalisis determinan epidemiologis kejadian BBLR di daerah endemis malaria Kabupaten

8 Endemis Malaria di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Selatan/2013 Banjar. Perbedaan : Menggunakan desain kasus kontrol. Jumlah subjek adalah 130 terdiri 65 kasus dan 65 kontrol. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner dan buku KIA (Kartu Ibu dan Anak). Hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor ibu yang berhubungan BBLR meliputi usia ibu, status gizi, pendapatan keluarga, pengetahuan tentang ANC, kunjungan ANC, dan anemia. Data diolah menggunakan analisis multivariat dan hasil kejadian BBLR di Kabupaten Banjar meliputi frekuensi ibu hamil terhadap kunjungan ANC, usia ibu, dan anemia yang terjadi pada ibu hamil.