8-072 AKTIFITAS ANTIBAKTERI ACTINOMYCETES YANG DIISOLASI DARI TPA PUTRI CEMPO MOJOSONGO SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Isolasi dan penapisan aktinomiset penghasil senyawa antibakteri dari lingkungan ABSTRAK

BAB 4. METODE PENELITIAN

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

Koloni bakteri endofit

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

ISOLASI DAN UJI POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ISOLAT AKTINOMISETES DARI SAMPEL TANAH ASAL TERNATE SERTA IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT AKTIF

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI TANAH SAWAH SEBAGAI PENGHASIL ANTIBIOTIK

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

POTENSI MIKROBA INDIGENUS ASAL TANAH GAMBUT DESA RIMBO PANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Xanthomonas oryzae pv.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

ISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA.

Pemanfaatan Limbah Sisa Hasil Panen Petani Sayuran di Boyolali sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Cair Organik menuju Pertanian Ramah Lingkungan

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

METODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI AKTINOMISETES DARI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SURYA HADI SAPUTRA H

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli MULTIRESISTEN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

II. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT DARI DAUN PACAR AIR (IMPATIENS BALSAMINA L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI AKAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

ISOLASI ACTINOMYCETES PENGHASIL ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus DARI TANAH SAWAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

II. METODELOGI PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

Transkripsi:

8-072 AKTIFITAS ANTIBAKTERI ACTINOMYCETES YANG DIISOLASI DARI TPA PUTRI CEMPO MOJOSONGO SURAKARTA Antibacterial Activity of Actinomycetes Isolated From Putri Cempo Landfil Mojosongo Surakarta Umi Fatmawati, Slamet Santosa, Yudi Rinanto Prodi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: umifatmawati84@yahoo.com Abstract- Actinomycetes are procaryotic organisms which are found in many habitats, such as: land, water, and plant tissue. They have numerous function for the production of antibiotics and diversity benders to pest and disease in plants. There were many researchers explored new isolates that produces a compound of a novel metabolites. One of them is screening actinomycetes isolated from the soil samples in Putri Cempo Landfill in Surakarta. The isolates obtained by testing the bacterial activity with well diffusion methods on the Gliserol-Yeast Extract media against four pathogenic bacteria, namely: Ralstonia solanacearum, Bacillus subtilis, Escherichia coli, and Staphylococcus aureus. In this research obtained 10 isolates of actinomycetes, three of them have the ability to inhibit bacterial growth of R. solanacearum, one isolate having the power to against Bacillus subtilis, one isolates having the power of an abstruent against Staphylococcus aureus, and two isolates capale in inhibiting the growth of E. coli. The antibacterial activity were characterized from the inhibitory clear zone arround the ccolony of Actinomycetes. These isolates were: PC 12, PC 13 dan PC 15. The inhibitory clear zone were measured showed the power spectrum of the third of the isolates are belong to the broad spectrum due to their diameter of the clear zone is more than 8 mm. Keywords: Actinomycetes, antibacterial activity, Putri Cempo Landfill, Streptomyces sp, clear zone PENDAHULUAN Actinomycetes sangat bermanfaat di bidang farmasi karena potensinya untuk menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur kimiawi yang beranekaragam beserta aktivitas biologinya. Ribuan senyawa telah diisolasi dan dikarakterisasi, dan sepuluh persennya telah dikembangkan menjadi obat untuk mengobati berbagai macam penyakit pada manusia. Pencarian strain baru Actinomycetes terus dilakukan, hingga menghasilkan penemuan produk senyawa alami esensial yang digunakan untuk pengobatan (Wang. et.al, 1999). Actinomyceteses adalah gram positif, hidup bebas, bakteri saprofit, terdistribusi secara luas di tanah, air, dan membentuk kolonisasi pada jaringan tanaman atau endophit, juga penghasil berbagai senyawa aktif dari hasil metabolism sekunder. Karakteristik morfologi dari prokaryot ini menyerupai fungi karena memiliki hifa atau filamen namun tida bersekat, namun mikroba ini termasuk dalam golongan bakteri karena bersifat prokayot dan memiliki kandungan peptidoglikan pada dinding selnya. Dari 22.500 senyawa aktif yang diperoleh dari mikroba, sebanyak 45% diproduksi oleh Actinomyceteses, 38% oleh jamur, dan 17% oleh bakteri uniseluler (Berdy, 2005; Rahman.et.al. 2011). Sebagian besar spesies Actinomyceteses termasuk dalam genus Streptomyces yaitu sebanyak 50% dari total populasi aktinomisetes tanah dan terkenal dalam memproduksi berbagai metabolit sekunder termasuk antibiotik, imunomodulator, antikanker obat, obat antivirus, herbisida, dan insektisida yang bermanfaat dalam bidang kedokteran maupun bidang pertanian (Oskay. Et.al. 2004; Berdy, 2005). Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 431

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo Surakarta merupakan tempat pembuangan akhir terbesar di Kota Surakarta dengan luas wilayah 17 hektar dan terletak sejauh 15 km dari pusat kota, dan sudah ada sejak tahun 1986. Jenis sampah yang dibuang di TPA Putri Cempo berupa sampah organik maupun anorganik. Sampah organik berupa sampah domestik yang berupa sampah pertamanan, sisa sayuran, daun pisang, dan kulit buah. Sedangkan sampah anorganik yang dominan adalag berupa plastik, kertas, karet, kain dan gelas. Selain itu, banyak ditemukan puluhan hewan ternak berupa sapi dan kambing yang mencari makan di lokasi sekitar TPA Putri Cempo. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi Actinomycetes yang diperoleh dari sampel tanah di TPA Putri Cempo Surakarta. Isolata yang diperoleh akan diuji kemampuan daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri patogen, diantaranya: Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis, Ralstonia solanacearum serta E. coli. Harapan dari hasil penelitian ini adalah diperoleh isolat yang mampu menghasilkan senyawa antibiotik potensial yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen, sehingga dapat dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan antibiotik terbaru. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : sampel tanah yang diambil dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta, Media Starch-casein agar (Pati 10 g, Casein- 0.3 g, KNO3-2 g, K2HPO4-2 g, MgSO4-0.05 g, CaCO3-0.02 g, FeSO4-0.01 g, Agar- 18 g, Distillled water- 1 L, ph 7± 0.1) (George.et.al. 2012), Media Gliserol-Yeast Ekstrak, Thiampenicol, Rifampicin, dan Nystatin, Alkohol, Akuades, NaCl, Larutan Iodin, serta mikroorganisme uji meliputi: Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis, Ralstonia solanacearum serta E. Coli. Metode Penelitian Sampel tanahdiambil dari bagian dasar tanah sedalam 10-15 cm tumpukan sampah organik yang sudah lama sebanyak 5 g. Tanah dimasukkan ke dalam botol plastik dan diberi label lokasi dan waktu pengambilan sampel. Setelah sampai di laboratorium, tanah dikeringkan selama 1 minggu, kemudian dihaluskan dan disaring. Tanah hasil ayakan yang akan digunakan untuk isolasi Actinomyceteses (Kumar.et.al.2010). Untuk setiap sampel dikumpulkan, 1 g tanah itu disuspensikan ke dalam 100 ml air fisiologis (NaCl8,5g/1) kemudian diinkubasi dalam shaker incubator orbital pada suhu 28 C dengan kecepatan rotasi 200rpmselama 30 menit. Campuran dibiarkan stabil, dan dilakukan pengenceran berseri hingga 10-5 dengan menggunakan air steril fisiologi sair dan diaduk dengan menggunakan vortex pada kecepatan maksimum. Masing-masing pengenceran dari 10-2 hingga 10-5 diambil sebanyak 0,1ml dan disebarkan secara merata di ataspermukaan media Starch-casein agar (Pati 10 g, Casein- 0.3 g, KNO 3-2 g, K 2 HPO 4-2 g, MgSO 4-0.05 g, CaCO 3-0.02 g, FeSO 4-0.01 g, Agar- 18 g, Distillled water- 1 L, ph 7± 0.1) (George.et.al. 2012). Pada media ditambahkan thiamphenicol 50 ug/ml dan nistatin 100 ug/ml untuk menghambat kontaminasi bakteri dan jamur. Kemudian agar plate diinkubasi pada suhu 28 C dan 37 C, dan dipantau setelah 5 hari dan 10 hari masa inkubasi. Setelah inkubasi pada agar plate selama 1minggu, koloni khas Actinomycetese koloni akan terbentuk dan dapat diamati secara morfologi(shirling dangottlieb, 1966 dalam George. et.al. 432 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

2012), dan dimurnikan di plate Agar Stachcasein dengan restreaking dan menginkubasi pada suhu kamar selama 96 jam. Isolat murni Actinomyctes yang diperoleh kemudian diakarakterisasi secara morfologi dengan menggunakan Bergey s Manual of Determination serta karakterisasi fisiologi dengan mencacu pada Gordon (1966) dalam George. et.al. 2012.Morfologisecara umum diamati setelah 5-7 hari pertumbuhan di plate agar dengan teknik spot. Pengamatan dilakukan pada bentuk koloni, warna koloni, struktur hifa aerial dan warna hifa substrat, dan diamati di bawah mikroskop. Struktur diamati dibandingkan dengan Manual dan organisme telah diidentifikasi. Uji karakterisasi fisiologi ini dilakukan seperti yang dijelaskan oleh Gordon (1966) dalam George.et.al. (2012). Tes Fisiologis termasuk dekomposisi kasein, amilum, gelatinpepton, serta selulosa. Skrining awal untuk kegiatan uji aktifitasantibiotikdariisolatadalahdengan menggunakanteknikwell diffusionpada media agar Gliserol- Yeast-ekstrak (GYE).Sebanyak 1 ml isolat actinomycetes yang ditumbuhkan dalam media Gliserol- Yeast Ekstrak cair murni disentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm selama 3 menit, kemudian diperoleh supernatant yang kemudian diteteskan dalam sumuran Agar GYE yang sudah diswab dengan 4 macam bakteri uji untuk masing-masing petri dish. Media agar GYE kemudian diinkubasi pada 32 C selama 7 hari supaya memungkinkan isolat untuk mengeluarkan antibiotik ke dalam media, dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar sumuran. Kemampuan daya hambat atau aktifitas antibakteri diukur dengan mengukur diameter zona bening yang terbentuk dalam skalamilimeter (Kafur, 2011). Isolat Actinomyceteses yang telah diujicoba untuk mengetahui daya hambat terhadap bakteri R. solanacearum dilakukan uji aktivitasantibiotik terhadap berbagai jenis bakteri pathogen lain selain R. solanacearum. Adapun bakteri uji yang digunakan adalah: Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, E.coli danralstonia solanacearum. Penggunaan media agar dan masa inkubasi sama seperti pada langkah di atas. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Koloni isolat Actinomycetes yang tumbuh pada Media Starch-Casein No Isolat Karakteristik Koloni Morfologi Koloni Hifa aerial Hifa Substrat Kelompok Streptomyces* 1 PC11 Circular, filamentus Putih kuning Albosporus 18 2 PC12 Circular, filamentus Putih coklat Aureus 50 3 PC13 Circular, filamentus merah merah Roseosporus 10 4 PC14 Circular, filamentus Abu-abu Coklat Albosporus 15 kekuningan 5 PC15 Circular, filamentus Putih kuning Aureus 5 6 PC21 Circular, filamentus Abu-abu Abu-abu Griseofucus 44,8 7 PC22 Circular, filamentus Putih kuning Albosporus 6,8 8 PC23 Circular, filamentus merah merah Roseosporus 3,4 9 PC24 Circular, filamentus Abu-abu kuning Aureus 41,38 10 PC25 Circular, filamentus Putih pink Rosesoporus 3,4 *Penggolongan kelompok Streptomyces berdasarkan warna mengacu Tan.et.al (2006) Jumlah (%) Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 433

Berdasarkan uraian karakteristik morfologi Tabel 1 di atas, maka isolate Actinomycetes dapat dikelompokkan Streptomyces. Isolat Actinomycetes yang memilki kemiripan morfologi dengan Streptomyces aerochoromogenes dimasukkan dalam kelopok Aerus dimana memiliki warna hifa aerial abu-abu dan hifa substrat kuning atau oranye (Tan, et.al, 2006). Sedangkan isolate yang memiliki kemiripan dengan Streptomyces roseocasaneus dimasukkan dalam kelompok Roseosporus yang memilki hifa aerial berwarna merah, pink atau oranye, dan hifa substrat berwarna kuning, oranye, atau pink. Pembagian lain seperti Albosporus karena memiliki kemiripan dengan morfologi Streptomyces aburaviensis, Griseofucus mirip dengan Streptomyces griseus serta kelompok Flavus. Gambar 1. Isolat warna abu-abu Gambar 2. Isolat warna merah Gambar 3. Isolatwarna ungu Aktifitas antibakteri dari kultur cair Gliserol-Yeast Ekstrak (GYE) dilakukan dengan menggunakan metode well diffusion agar (Kafur, et.al. 2011; Khanna.et.al.2011) terhadap empat species bakteri: Ralstonia solanacearum, Escherichia coli, Bacillus subtillis, dan Staphylococcus aureus. Bakteri uji ditumbuhkan pada media LB cair (ph 7) selama 24 jam, setelah itu diinokulasikan pada media GYE dengan metode swab. Sumuran dibuat dengan menggunakan cetakan pipa plastik steril yang berdiameter 5 mm. Sebanyak 50 ul supernatant dari masing-masing isolate Actinomycetes ditambahkan pada masing-masing sumuran Gambar 4 Isolat warna kuning dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Pada akhir pertumbuhan bakteri dapat diamati dengan terbentuknya zona hambat berupa zona bening yang kemudian diukur dengan skala millimeter. Intensitas penghambatan dapat dikelompokkan sebagai berikut: ++/sangat baik = 11-19 mm, +/baik= 2-10 mm, +/kurang= < 1 mm, dan -/tidak ada aktifitas = 0 mm. Berikut ini adalah data profil aktifitas antibakteri dari 10 isolat Actinomycetes serta kemampuannya dalam menghidrolisis senyawa polimer seperti, casein, pati, celulosa, dan gelatin pepton. 434 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

Tabel 2. Profil Aktifitas Antibakteri Actinomyecets serta Kemampuan Hidrolisisnya Senyawa Komplek No Isolat Daya Hambat (mm) Hidrolisis R. Solanacearum B.subtillis E.coli S. aureus casein pati Celulosa Gelatin- Pepton 1 PC11 - - - - + + + + 2 PC12 8 15 8 - + + + + 3 PC13 14 - - - + + + + 4 PC14 - - - - + + + + 5 PC15 8-12 8 + + + + 6 PC21 - - - 8 + + + + 7 PC22 - - - - + + + + 8 PC23 - - - - + + + + 9 PC24 - - - - + + + + 10 PC25 - - - - + + + + Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa 4 isolat Actinomycete yang memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen, yaitu: PC12, PC13, PC 15 dan PC 21. Isolat PC12 mampu menghambat pertumbuhan bakteri R. Solanacearum, Bacillus subtillis, dan E.coli. PC15 mampu menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacerum, E. coli dan Staphylococcus aureus. Sedangkan PC 13 dan PC 21 masing-masing memiliki kemampuan dalam menghambat R. solanacearum dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan panjang diameter zona bening, keempat isoat di atas termasuk dalam kemampuan baik dan sangat baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Semua isolate Actinomycetes yang diisolasi menunjukkan reaksi positif dalam menghidrolisis senyawa polimer, dalam hal ini: pati, casein, celulosa, dan gelatinpepton. Hal ini ditandai dengan terbentuknya zona degradasi (clear zone) disekitar koloni Actinomycetes yang telah ditumbuhkan pada media Starch casein, CMC agar, dan Gelatin-Peptone Agar. Pengamatan zona degradasi pada media Starch Casein dapat dilihat secara langsung setelah 7 hari inkubasi, sedangkan pada media CMC dapat dilihat dengan mewarnai permukaan agar dengan larutan Congo-Red selama 10 menit, kemudian dicuci dengan larutan NaCl,1 N kemudian diamati zona beningnya (Kanti, 2005). Pada pengamatan zona degradasi uji proteolitik dapat dilakukan pada media gelatin-pepton Agar dengan meneteskan larutan HgCl 2 1,5% kemudian diamati zona bening terbentuk KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil isolasi Actinomycetes dari sampel tanah di TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta didapatkan 10 isolat Actinomycetes yang termasuk golongan Streptomyces. 2. Sebanyak 3 isolat mampu menghambat pertumbuhan R. solanacearum, dan bakteri uji lain: B. subtillis(1 isolat), E. coli (2 isolat) dans. aureus (3 isolat). Keseluruhan isolat yang tumbuh berekasi positif dalam mendegradasi polimer: pati, casein, selulosa dan gelatin. DAFTAR PUSTAKA Berdy. J. 2005. Bioactive microbial metabolites: a personal view. Journal of Antibiotics, vol. 58, no. 1, pp. 1 26, 2005. George, M, A. Anjumol1,G.George and A. A. Mohamed Hatha. 2012. Distribution and bioactive potential of soil Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 435

Actinomyceteses from different ecological habitats. African Journal of Microbiology Research Vol. 6(10), pp. 2265-2271, 16 March, 2012 Kafur, A & Khan, A.B. 2011. Isolation of endophytic actinomycetes from Catharanthes roseus (L.) G. Don leaves and their antimicrobial activity. IRANIAN JOURNAL of BIOTECHNOLOGY, Vol. 9, No. 4, October 2011 Kanti, A.2005. Actinomycetes Selulolitik dari Tanah Hutan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Jurnal Biodiversitas. Vol 6 No 2 hal 85-89 April 2005 Khanna, M; Solanki, R & Lal, R. 2011. Selective Isolation of Rare Atinomycetes Producing Novel Antimicrobial Compund. International Journal of Advanced Biotechnology and Research ISSN 0976-2612, Vol 2, Issue 3, 2011, pp 357-375 Kumar, N, R K Singh, Mishra S.K, Singh A.K,Pachouri U.C. 2010. Isolation and screening of soil Actinomyceteses as source of antibiotics active against bacteria. International Journal of Microbiology Research, ISSN: 0975-5276, Volume 2, Issue 2, 2010, pp-12-16 Oskay, M, A. Üsame Tamer and Cem Azeri. 2004. Antibacterial activity of some Actinomyceteses isolated from farming soils of Turkey. African Journal of Biotechnology Vol. 3 (9), pp. 441-446, September 2004. ISSN 1684 5315 2004 Academic Journals Rahman, M.A; Islam MZ & Ul Islam, AM. 2011. Antibacterial Activities of Actinomycetese Isolates Collected from Soils of Rajshahi, Bangladesh. SAGE-Hindawi Access to Research Biotechnology Research International Volume 2011, Article ID 857925, 6 pages doi:10.4061/2011/857925 Tan HM; L.X Cao; ZF He; G.J Su; B Lin & S.N Zou. 2006. Isolation of Endophytic Actinomyceteses from Different Cultivars of Tomato and their Activities Against Ralstonia solanacearum in vitro. World J Microbiol Biotechnol (2006) 22:1275 1280 Wang, Y; ZS Zhang; JS Ruan; YM Wang; and SM Ali. 1999. Investigation of actinomycete diversity in the tropical rainforests of Singapore. Journal of Industrial Microbiology & Biotechnology (1999) 23, 178 187 436 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_