KADAR KOLESTEROL MENCIT (MUS MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN KEPITING CANGKANG LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

I. PENDAHULUAN. 4,29 juta ha hutan mangrove. Luas perairan dan hutan mangrove dan ditambah dengan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

EFEK KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE) TERHADAP BAKTERI VIBRIO HARVEYI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu komoditas perikanan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan pantai. Kepiting

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Ethical Clearanc

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi sampel

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA L) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

BAB III METODE PENELITIAN A.

Repositori FMIPA UNISMA

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BATANG PARANG ROMANG (Boehmeria virgata (Forst) Guill) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Infus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

PEMANFAATAN CANGKANG DAN KEPALA UDANG WINDU SEBAGAI BAHAN PENYEDAP MASAKAN YANG AMAN DIKONSUMSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

Transkripsi:

KADAR KOLESTEROL MENCIT (MUS MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN KEPITING CANGKANG LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE) Muhammad Rusdi 1, Hasnaeni 2, Yushinta Fujaya 3 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar 2 Fakultas MIPA, Universitas Islam Makassar 3 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Email : Muhammad.rusdi@uin-alauddin.ac.id ABSTRAK Kepiting cangkang lunak dikonsumsi bersama kulitnya yang mengandung kitosan. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh pemberian kepiting cangkang lunak (scylla olivaceae) terhadap kadar kolesterol total mencit (Mus musculus). Penelitian ini terdiri atas empat perlakuan, yakni: I pemberian kulit kepiting cangkang lunak, II pemberian kepiting cangkang lunak utuh, III pemberian daging kepiting cangkang lunak dan IV pemberian daging kepiting cangkang keras. Dosis perlakuan adalah 1.67 mg/g berat diberikan selama tiga hari. Kadar kolesterol diukur dari sampel darah menggunakan alat serial meter. Data hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mencit dari kelompok I mengalami penurunan kolesterol total sebesar 8,019 %, kelompok II,III,IV masing-masing mengalami peningkatan kadar kolesterol total sebesar 5,027 %, 7,723 %, dan 32,608 %. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kulit kepiting cangkang lunak dapat menurunkan kolesterol dan bila dimakan bersama dagingnya akan meningkatkan kadar kolesterol jauh lebih rendah dibandingkan bila memakan daging dari kepiting berkulit keras. Disarankan memakan kepiting dengan cangkangnya untuk mengurangi kadar kolesterol Kata kunci : Kepiting cangkang lunak, kolesterol, kitosan, mencit. PENDAHULUAN Kepiting banyak diminati karena daging kepiting tidak saja lezat, tetapi juga menyehatkan. Daging kepiting mengandung nutrisi penting bagi kehidupan dan kesehatan. Secara umum, daging kepiting rendah lemak, tinggi protein dan sumber mineral serta vitamin yang sangat baik. Meskipun mengandung kolesterol, makanan ini rendah kandungan lemak jenuh (Fujaya, 2012). Kandungan kolesterol yang terkandung dalam kepiting tersebut kurang lebih setara dengan daging ayam panggang tanpa kulit (75mg/100g), sedangkan menurut Andi Dewi Hastuti (2012) kandungan kolesterol total yang terkandung pada kepiting cangkang lunak yaitu 57,2 mg/ 100g. Sebagai perbandingan, satu butir telur ayam mengandung 212 mg/100g, udang sekitar 110-150 mg/100g, dan termasuk tinggi kolesterol adalah otak (sekitar 500 mg/100g) (Stafiq :2008). Untuk kepiting lunak/soka, selain tidak repot memakannya karena kulitnya tidak perlu disisihkan, nilai nutrisinya juga lebih tinggi, terutama kandungan chitosan dan karotenoid 84

yang biasanya banyak terdapat pada kulit semuanya dapat dimakan (Fujaya, 2012). Saat ini kitosan amat diminati karena bisa menurunkan kadar kolesterol, asam urat, pengikat lemak sekaligus pelangsing tubuh. Kitosan mampu menurunkan kolesterol LDL(Low Density Lipoprotein)(kolesterol jahat) sekaligus meningkatkan komposisi perbandingan kolesterol HDL(High Density Lipoprotein)(kolesterol baik) terhadap LDL(Low Density Lipoprotein), sehingga peneliti Jepang menyebutnya hypocholesteromic agent yang efektif, karena mampu menurunkan kadar kolesterol darah tanpa efek samping (Rismana :2003) Pengukuran kadar kolesterol total meliputi pengukuran bentuk ester dan bentuk bebasnya. Dua per tiga dari total kolesterol yang ada dalam darah terdapat dalam bentuk ester dan selebihnya dalam bentuk bebas. Hal ini mempunyai pengaruh dalam analisis karena dalam beberapa reaksi kimia, warna yang terbentuk dengan ester kolesterol mempunyai intensitas yang lebih besar dibandingkan kolesterol bebas (Pesce : 1987). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian kepiting cangkang lunak (scylla olivaceae) terhadap kadar kolesterol total mencit (Mus musculus). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven, blender, termometer, vial, Test strip kolesterol, dan serial meter (Easy touch). Bahan yang digunakan adalah, Na- CMC, Kapas, Mencit (Mus musculus), aqua destillata, etanol 70%, kepiting cangkang lunak (Scylla olivaceae), daging kepiting cangkan keras (Scylla olivaceae). Penyiapan dan Pengolahan sampel Sampel kepiting cangkang lunak (Scylla olivaceae) dan daging kepiting cangkang keras yang akan di uji diperoleh dari Desa Bojo Kabupaten Barru. Sampel kepiting cangkang lunak dan daging kepiting cangkang keras dibersihkan kemudian dipisahkan bagian-bagian tubuhnya seperti cangkang (tanpa isi), daging, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 48 jam kemudian dihaluskan. Pembuatan Suspensi Sampel Serbuk kepiting cangkang lunak (Scylla oliveceae) dan serbuk daging kepiting cangkang keras yang diperoleh dibuat konsentrasi (50 mg/30 g BB mencit) dengan cara ditimbang 0,25 g ditambahkan 5 ml larutan Na-CMC 1 % sedikit demi sedikit kedalamnya sambil digerus sampai homogen. Sediaan homogen dimasukkan kedalam vial. Penyiapan Hewan Uji Disiapkan 12 ekor Mencit (Mus musculus),yang dibagi dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor Mencit. Hewan uji yang digunakan adalah Mencit (Mus musculus) yang dewasa, sehat dan bersih dengan berat badan rata-rata 20-30 g dengan volume pemberian 1 ml/30 g BB. Perlakuan terhadap hewan uji Untuk pengukuran kadar kolesterol darah pada penelitian ini menggunakan 12 ekor Mencit, yang dikelompokkan menjadi 4 85

kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor Mencit (Mus musculus), sebagai berikut: 1. Masing-masing mencit dilakukan pengambilan darah melalui ekor mencit yang telah diolesi alkohol 70%, Adapun cara pengambilan darahnya yaitu ekor mencit diusapkan dengan kapas yang terlebih dahulu diberi dengan alkohol 70% lalu ekor mencit disayat dengan menggunakan gunting yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%, setelah itu ekor dipegang kuat-kuat sampai darah yang di ujung ekor keluar. Darah yang keluar kemudian di masukkan kedalam test strip cholesterol, selanjutnya ujung ekor mencit tersebut diusap dengan kapas yang telah diberi alkohol 70% agar darah dari ekor mencit tersebut tidak keluar terus.kemudian dilakukan pengukuran kadar kolesterol total awal menggunakan alat serial meter (easy touch multi check). 2. Kelompok Perlakuan I diberi suspensi cangkang, capit, dan kaki kepiting (kulit) dengan volume pemberian 1 ml/30 g BB selama 3 hari. Dimana setelah 3 hari perlakuan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total, perlakuan dengan pengambilan darah pada ekor mencit, sampel darah dimasukkan dalam test strip cholesterol lalu dilakukan pengukuran kadar kolesterol. 3. Kelompok perlakuan II diberi suspensi kepiting utuh 1 ml/30 g BB selama 3 hari, dimana setelah 3 hari perlakuan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dengan pengambilan darah perlakuan melalui ekor mencit, sampel darah dimasukkan dalam test strip cholesterol lalu dilakukan pengukuran kadar kolesterol. 4. Kelompok perlakuan III diberi suspensi daging kaki, daging capit, daging cangkang, hepatopankreas 1 ml/30 g BB selama 3 hari, dimana setelah 3 hari perlakuan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dengan pengambilan darah perlakuan melalui ekor mencit, sampel darah dimasukkan dalam test strip cholesterol lalu dilakukan pengukuran kadar kolesterol. 5. Kelompok perlakuan IV diberi suspensi daging kepiting cangkang keras 1 ml/30 g BB selama 3 hari, dimana setelah 3 hari perlakuan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dengan pengambilan darah perlakuan melalui ekor mencit, sampel darah dimasukkan dalam test strip kolesterol lalu dilakukan pengukuran kadar kolesterol. Selanjutnya dilakukan pengamatan. Pengumpulan dan Analisis Data Data dikumpulkan dari hasil pengukuran kadar kolesterol total dalam darah untuk setiap mencit. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan untuk mengurangi faktor faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hewan uji yang digunakanmemiliki umur dan jenis kelamin yang hampir sama, disamping itu diberikan makanan serta dipelihara pada kondisi yang sama sebelum dan sesudah perlakuan. 86

Penentuan pengaruh kadar kolesterol total kepiting cangkang lunak dan kepiting cangkang keras pada penelitian ini diukur dengan menggunakan alat Serial meter (Nasco Multicheck). Sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini berupa darah masingmasing mencit yang telah diambil melalui ekor. Kadar kolesterol total awal masingmasing mencit diukur terlebih dahulu, kemudian diberi perlakuan yaitu kelompok I pemberian kulit kepiting cangkang lunak (cangkang, capit, kaki), kelompok II pemberian kepiting cangkang lunak utuh (daging dan kulit), kelompok III pemberian daging kepiting cangkang lunak (daging kaki, daging capit, daging cangkang, hepatopangkreas), kelompok IV pemberian daging kepiting cangkang keras secara oral dengan dosis 1 ml/g BB selama 3 hari. Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar kolesterol total pada mencit (Mus musculus) dengan pemberian kepiting cangkang lunak (Scylla olivaceae) dan kepiting cangkang keras (Scylla olivaceae) 1 ml/kg BB Kelompok Replikasi Perlakuan Awal Setelah I 1 Kulit induksi Penurunan Peningkatan % Penurunan 137 128 9 6,569 Kepiting 2 Cangkang 123 118 5 4,065 3 Lunak 139 121 18 12,949 Rata-rata 133 122,333 10,666 8.019 II 1 Kepiting 2 Cangkang 162 170 7 4,320 3 Lunak 180 189 9 5 (Utuh) 195 205 10 5,128 Rata-rata 179 188 9 5,027 III 1 Daging 2 Kepiting 190 200 10 5,263 3 Cangkang 173 181 8 4,263 Lunak 129 149 20 15,503 Rata-rata 164 176,666 12,666 7,723 IV 1 Daging 2 Kepiting 153 216 63 41,176 3 Cangkang 135 190 55 40,740 Keras 126 143 17 13,492 Rata-rata 138 183 45 32,608 % Peningkatan 87

Data hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kelompok I kulit kepiting cangkang lunak mengandung kolesterol total awal 133 mg/dl, setelah induksi 122,333 mg/dl, kelompok II kepiting cangkang lunak utuh mengandung kolesterol awal 179 mg/dl, setelah induksi 188 mg/dl, kelompok III daging kepiting cangkang lunak mengandung kolesterol total awal 164 mg/dl, setelah induksi 176,666 mg/dl, kelompok IV daging kepiting cangkang lunak utuh mengandung kolesterol total awal 138 mg/dl, setelah induksi 183 mg/dl. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa kadar kolesterol yang terkandung pada daging kepiting cangkang keraslebih tinggi dibandingkan dengan bagian tubuh kepiting cangkang lunak seperti pada kulit, daging kepiting cangkang lunak dan kepiting cangkang lunak utuh. Pada kelompok IV yaitu pemberian daging dan hepatopangkreas kepiting cangkang keras mengandung kadar kolesterol lebih tinggi karena pada hepatopangkreas berperan mendeposit sejumlah glikogen dan kolesterol, dan juga sebagai tempat penyimpanan lipid (Harrison, F.W, 1992). Sedangkan kandungan kolesterol paling rendah terdapat pada perlakuan kelompok I yaitu pemberian kulit kepiting cangkang lunak, dimana diketahui bahwa pada cangkang kepiting mengandung kitosan. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang diperoleh dari kulit udang, rajungan, kepiting dan kulit kerang-kerang lainnya, Dimana kitosan adalah serat polimer alami yang mampu menghambat penyerapan lemak dan kolesterol oleh tubuh (Resmana.,E 2001). KESIMPULAN Pemberian kulit kepiting cangkang lunak dapat menurunkan kolesterol mencit sebesar 8,019 % dan bila dimakan bersama dagingnya akan meningkatkan kadar kolesterol sebesar 5,027 % jauh lebih rendah dibandingkan bila memakan daging dari kepiting berkulit keras sebesar 32,608 %. KEPUSTAKAAN Budiyanto, K.. Dasar-dasar Ilmu Gizi, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 2001 Fujaya, Y.Kepiting komersil di dunia, biologi, pemanfaatan, dan pengelolaannya, Citra Emulsi, Makassar. 2008 Fujaya, Y.Dkk. Budidaya dan Bisnis Kepiting Lunak, Stimulasi Molting dengan Ekstrak Bayam, Surabaya, Brilian Internasional.2012 Hastuti,D., Analisis Kandungan Kolesterol Total pada Daging Kepiting Bakau (Scylla Olivacea) Cangkang Kerasdan Cangkang Lunak Dengan Metode Spektrofotometri Visible Skripsi, Universitas Islam Makassar, Makassar. 2012 Kanna, I. Budidaya kepiting bakau, pembenihan dan pembesaran, Kanisius, Yogyakarta. 2006 Kasry, A., Kepiting bakau dan biologi ringkas, Bharata, Jakarta.1996 88

Motoh, H., Biological synopsis of alimango, Genus Scylla, Quart, Res. Rep. 1977 Pesce, A. J., L. A. Kaplan. Methodes in Clinical Chemistry, The CV Mosby Company, Washington DC. 1987 Rismana E. Massa Kolesterol yang Terjerap Tiap Satu Satuan Massa Adsorben Kitosan atau Karbon Aktif Sebagai Fungsi Waktu, 2003 Stafiq, A. Kepiting, Sumber Zat Gizi Penting, Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Jakarta. 2008 89