I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein nabati yang relatif murah. Biji kedelai kaya protein dan lemak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan

1 Universitas Indonesia

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting, hasilnya dapat kita

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertanaman padi seperti lahan gogo, sawah tadah hujan, hingga sistem irigasi

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

STAF LAB. ILMU TANAMAN

PENGARUH PUPUK FOSFOR DAN KALSIUM TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI SETELAH MASA SIMPAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN MIKORIZA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max L.) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROSPEK TANAMAN PANGAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kedelai di Indonesia selalu mengalami peningkatan seiring

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU (Phaceolus radiatus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

V GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN DAN IMPOR KEDELAI INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman penting di Indonesia karena merupakan sumber protein nabati yang relatif murah. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya isoflavon (Sakai dan Kogiso, 2008), saponin, asam fitat dan lesitin, oligosakarida, goitrogen (Liener, 1994) dan fitoestrogen (Ososki dan Kennelly, 2003). Biji kedelai dapat diolah menjadi tahu, tempe, kecap, taoco, susu kedelai, dan juga sumber protein pakan ternak. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Tiongkok sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sedangkan kedelai hitam sudah dikenal lama oleh penduduk Nusantara (Komalasari, 2008). Menurut laporan USDA tahun 2015, produksi kedelai dunia tahun 2013 2014 sekitar 315,06 juta ton. Penghasil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat (108.01 juta ton), kemudian diikuti Brasil (94,50 juta ton), Argentina (56 juta ton) dan Tiongkok (12,36 juta ton), India (8,8 juta ton) dan Paraguay (8,5 juta ton). Produksi kedelai dalam negeri belum mencukupi konsumsi sehingga dilakukan impor. Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam. Saat ini, rata-rata produktivitas nasional kedelai baru 1,4 ton/ha dengan kisaran 0,6-2,0 ton/ha di tingkat petani, sedangkan di tingkat penelitian telah mencapai 1,7-3,2 ton/ha, tergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan. Data dari Badan Pusat Statistik (2014) menunjukkan bahwa pada tahun 2012 areal tanam kedelai nasional 567.624 ha, produktivitas 1,85 ton/ha dan produksi 843.153 ton. Pada tahun 2013 terjadi penurunan areal tanam kedelai sebesar 3 % menjadi 550.797 ha, produktivitas 1,46 ton/ha dan produksi kedelai 780.163 ton. Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai 2,4 juta ton per tahun dan dari jumlah itu sekitar 1,7 juta ton (sekitar 70 %) harus diimpor.

Usaha peningkatan produksi kedelai dalam negeri terkendala semakin sempitnya areal tanam yang subur. Oleh karena itu harus beralih ke lahan-lahan marginal antara lain daerah kering. Usaha pertanian di daerah kering mempunyai kendala terjadinya pengaruh kekeringan yang tinggi sehingga produktivitas rendah. Kondisi ini diperparah dengan adanya pemanasan global sehingga terjadi perubahan musim serta meningkatnya resiko kekeringan. Hasil tanaman kedelai akan menurun secara drastis ketika terjadi cekaman kekeringan sehingga petani mengalami kerugian yang cukup besar. Penggunaan kultivar kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan diperlukan untuk mencegah penurunan hasil akibat kekeringan (Seversike, 2011). Salah satu sifat kedelai tahan kering adalah mempunyai perakaran yang lebat dan dalam. Karakter morfologi atau fenotipik yang umum untuk menduga tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat diketahui dengan mengamati perkembangan perakaran yang dapat digunakan untuk membedakan tanaman yang tahan atau tanaman peka (Ramirez-Vallejo dan Kelly, 1998). Menurut Kasper et al. (1984), pada kondisi cekaman kekeringan biasanya tanaman menanggapi dengan cara meningkatkan panjang akar dan volume perakaran. Informasi mengenai kultivar kedelai tahan kering di Indonesia masih terbatas. Satu kultivar terkadang dikelompokkan sebagai kultivar yang tahan kering, tetapi ada juga yang mengelompokkan sebagai kultivar yang agak tahan. Sistem perakaran yang lebat sangat penting ketika tanaman tumbuh pada kondisi air yang terbatas (Manavalan et al., 2009; Gewin, 2010). Pemanjangan akar pada lahan kering umumnya dibatasi oleh cekaman air dan tahanan penetrasi tanah (Bengough et al., 2011). Perkembangan akar sering dihubungkan dengan produktivitas tanaman. Jika perkembangan akar baik, maka tanaman mampu mengatasi kondisi lingkungan yang kurang baik (stress). Penelitian yang dilakukan Yurlisa (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan luas perakaran dan distribusi perakaran yang nyata antar kultivar kedelai.

Inokulasi mikoriza merupakan salah satu upaya untuk memperkuat perakaran tanaman serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan, karena tanaman yang bermikoriza memproduksi jalinan hifa sehingga luas permukaan akar meningkat, ketersediaan unsur hara P, N, K, Mg dan penyerapan air meningkat. Meningkatnya ketersediaan P akan meningkatkan panjang akar, akar lateral dan rambutrambut akar. Derajat ketergantungan terhadap mikoriza ditentukan oleh sistem perakarannya. Semakin sedikit dan semakin pendek akar semakin tinggi tingkat ketergantungannya terhadap mikoriza (Bertham, 2002). Ketergantungan terhadap mikoriza berhubungan dengan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Semakin tinggi tingkat ketergantungan terhadap mikoriza, semakin rendah ketahanannya terhadap cekaman kekeringan (Osonubi et al., 1991). Arsitektur perakaran setiap spesies tanaman berbeda-beda, bahkan antar kultivar juga berbeda-beda. Arsitektur perakaran berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air. Arsitektur perakaran akan berubah sebagai tanggapan terhadap cekaman kekeringan. Arsitektur perakaran merupakan aspek yang sangat penting bagi produktivitas tanaman terutama di lingkungan yang ketersediaan air dan nutrisi rendah. Hifa mikoriza juga dapat merubah arsitektur perakaran (Lynch, 1995). Penelitian pada tanaman black locust (Robinia pseudoacacia L) menunjukkan bahwa pada kondisi cukup air, cekaman kekeringan sedang dan cekaman kekeringan berat mikoriza memperbaiki pertumbuhan bibit tanaman melalui sifat fisiologis dan arsitektur perakaran (Yang et al., 2014). Analisis sifat perakaran, sifat fisiologis dan tanggapan terhadap mikoriza pada kultivar kedelai akan membantu dalam memahami tingkat ketahanan kultivar kedelai dalam menghadapi cekaman kekeringan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Informasi tentang kultivar kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan masih sedikit. 2. Belum diketahui tanggapan dan ketergantungan kultivar kedelai terhadap inokulasi mikoriza? 3. Bagaimana sifat perakaran, sifat fisiologis dan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan kultivar kedelai yang tanggap dan tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza tanpa inokulasi mikoriza? 4. Bagaimana perubahan sifat perakaran, sifat fisiologis dan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan kultivar kedelai yang tanggap dan tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza ketika diinokulasi mikoriza? C. Tujuan, Manfaat dan Keaslian Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mempelajari tanggapan kultivar kedelai terhadap cekaman kekeringan b. Mempelajari tanggapan kultivar kedelai terhadap inokulasi mikoriza c. Mempelajari sifat perakaran, sifat fisiologis dan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan kultivar kedelai yang tanggap dan tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza. d. Mempelajari peranan mikoriza terhadap perubahan sifat perakaran, sifat fisiologis dan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan kultivar kedelai yang tanggap dan tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza.

2. Manfaat Penelitian a. Memberikan informasi karakter perakaran bagi para pemulia tanaman dalam menciptakan kultivar kedelai tahan kering. b. Memberikan informasi tentang kultivar kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan. 3. Keaslian Penelitian Penelitian pada tanaman tembakau yang dilakukan oleh Yu et al. (2008) menunjukkan bahwa tanaman mutan yang lebih tahan terhadap cekaman kekeringan merubah arsitektur perakarannya menjadi lebih banyak akar lateralnya. Perubahan arsitektur perakaran menjadi lebih banyak akar lateralnya akan meningkatkan penyerapan air dan unsur hara sehingga berkontribusi positif terhadap ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Penelitian pada tanaman padi menunjukkan terjadinya perubahan parameter fraktal sebagai respon terhadap cekaman kekeringan dan berbeda antar kultivar. Nilai geometri fraktal baik fractal dimension (FD) dan fractal abundance (FA) pada kultivar IR 2266 pada kondisi air yang cukup lebih besar dibandingkan kultivar CT 9993. Nilai FA dan FD dari kultivar IR 2266 menurun lebih besar dibandingkan kultivar CT 9993 dengan adanya cekaman kekeringan. Hal ini menunjukkan bahwa kultivar CT 9993 mampu tumbuh lebih baik pada kondisi cekaman kekeringan karena volume tanah yang terisi oleh akar lebih besar (Wang et al., 2009). Penelitian pada tanaman black locust (Robinia pseudoacacia L) menunjukkan bahwa pada kondisi cukup air, cekaman kekeringan sedang dan cekaman kekeringan berat mikoriza memperbaiki pertumbuhan bibit tanaman melalui peningkatan status air tanaman, kadar klorofil, fotosintesis dan penyerapan nutrisi. Bibit tanaman bermikoriza mempunyai bobot kering tanaman, kadar air nisbi daun dan efisiensi penggunaan air lebih tinggi dibandingkan bibit tanaman yang tidak bermikoriza. Kolonisasi mikoriza meningkatkan laju fotosintesis

bersih, konduktansi stomata dan laju transpirasi tetapi menurunkan konsentrasi CO 2 interseluler. Kadar klorofil a dan kadar klorofil total lebih tinggi pada bibit tanaman bermikoriza. Bibit tanaman bermikoriza mempunyai nilai dimensi fraktal lebih tinggi dibanding bibit tanpa mikoriza dan secara nyata terdapat korelasi positif antara nilai dimensi fraktal dengan parameter pertumbuhan, fotosintesis, kadar air nisbi daun, efisiensi penggunaan air dan konsentrasi nutrisi (Yang et al., 2014) Jika pada penelitian lain sudah dikaji pengaruh cekaman kekeringan dan inokulasi mikoriza terhadap perubahan sifat perakaran terutama arsitektur perakaran dan terhadap perubahan sifat fisiologis, maka pada penelitian ini dikaji pengaruh cekaman kekeringan dan inokulasi mikoriza terhadap perubahan tingkat ketahanan terhadap cekaman kekeringan melalui perubahan sifat perakaran dan sifat fisiologis, pada kultivar kedelai yang berbeda ketahanannya terhadap cekaman kekeringan serta berbeda tanggapannya terhadap inokulasi mikoriza. Oleh karena itu dipilih empat kultivar kedelai dengan sifat tahan kering dan tanggap terhadap inokulasi mikoriza, tahan kering tetapi tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza, tidak tahan kering dan tanggap terhadap inokulasi mikoriza dan kultivar yang tidak tahan dan tidak tanggap terhadap inokulasi mikoriza.