BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia (Notoharjo & Lely, 2005). Masalah kesehatan gigi dan mulut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di derita oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanaman Indonesia, yaitu berasal dari Brazil dan Paraguay. Kata. Eropa menemukan Pineapple tahun 1664 karena bentuknya mirip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibuler, otot mastikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan atau struktur

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

PROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI WORLD HEALTH ORGANIZATION

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawatan, penyakit ini dapat berlanjut dan terjadi pembentukan poket

Dental Health Education

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh keseluruhan (Tambuwun et al., 2014). Kesehatan gigi dan mulut tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

Tugas 1 Sistem Pakar Diagnosa Infeksi Gigi dan Mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kebersihan Gigi dan Mulut Kebersihan gigi dan mulut erat dengan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah ditetapkan sebagai indikator status kesehatan gigi dan mulut masyarakat mengacu pada FDI, WHO dan IADR dalam Global Goals for Oral Health 2020. Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit pada masyarakat pada umumnya yang mampu menyerang semua golongan umur (Kemenkes, 2012). Gigi dan mulut pada sebagian orang tidak menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan. Faktanya gigi dan mulut merupakan pintu gerbang untuk masuknya bakteri dan kuman sehingga akan berpengaruh dan mengganggu organ tubuh lainnya. Masalah gigi dan mulut bila terus dibiarkan akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat dengan timbulnya rasa sakit, infeksi akut dan kronis, gangguan makan, gangguan tidur, hingga menyebabkan perlunya biaya pengobatan dan waktu yang terbuang (InfoDATIN, 2014).

2 Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembersihan makanan antara lain; aliran saliva, aksi mekanis oleh lidah, pipi, bibir dan susunan gigi (Putri & Nurjannah, 2013). Cara menjaga kesehatan oral menurut FDI World Dental Federation (2014) yaitu: a) Menggosok gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride. b) Anak-anak harus menggosok gigi dua kali sehari dengan ukuran pasta gigi secukupnya. c) Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dengan membatasi jumlah konsumsi makanan dan minuman yang manis. d) Mengunyah permen karet bebas gula setelah mengkonsumsi makanan. e) Menghentikan konsumsi rokok dan minuman beralkohol. f) Melindungi gigi dengan menggunakan mouth guard dan helm saat berkendara. g) Mengunjungi praktek dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin. h) Waspada bila merasakan nyeri, luka, berdarah dalam ronga mulut selamat dua minggu atau lebih dan segera meminta nasihan dari dokter gigi. i) Mengkonsumsi obat-obatan bebas gula jika memungkinkan.

3 j) Mendukung dan berperan aktif terhadap komunitas dalam mempromosikan kesehatan rongga mulut. Kebersihan mulut dapat ditentukan lewat pengukuran status kebersihan mulut. Pengukuran status kebersihan mulut yang umum digunakan adalah Oral Hygiene Index (OHI) dari Green dan Vermilion. Penentuan indeks dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur debris index dan indeks kalkulus (Mulyati, 2008). 2. Debris Debris merupakan sisa makanan di dalam mulut yang dapat dibersihkan dengan aliran saliva dan pergerakan otot-otot rongga mulut, atau dengan berkumur dan menyikat gigi. Debris yang terselip diantara gigi atau masuk ke dalam poket periodontal tidak dapat dihilangkan dengan cara-cara tersebut (Fedi et al., 2000). Debris atau sisa makanan dalam 5 30 menit setelah makan akan mengalami liquifikasi oleh enzim bakteri, namun sebagian akan tetap tertinggal pada permukaan gigi dan membran mukosa. Debris memiliki kandungan bakteri yang berbeda dengan plak dan materia alba. Debris lebih mudah dibersihkan. Kecepatan dalam membersihkan debris dari rongga mulut berbeda menurut jenis makanan dan inidividunya. Bahan makanan padat akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada bahan makanan cair, dan makanan yang panas akan lebih lama dibersihkan daripada makanan yang dingin (Putri & Nurjannah, 2013).

4 Kontrol debris adalah pembersihan dan pengangkatan debris untuk mencegah terjadinya akumulasi debris pada permukaan gigi dan gingiva. Kontrol debris secara mekanis merupakan cara terbaik untuk menghilangkan debris seperti penggunaan sikat gigi dan dental floss. Pembersihan debris secara mekanis disebut juga dengan oral fisioterapi dengan membersihkan gigi dan gingiva dari sisa makanan, materi alba, debris, dan lakukan pemijatan gingiva (Daliemunthe, 2005). Sisa makanan ini dapat dilepaskan dengan berkumur dan menggosok gigi (Machfoedz & Zein, 2005). Debris indek skor didapatkan dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu (Machfoedz & Zein, 2005). Penilaian debris index semua gigi diperiksa baik rahang atas maupun rahang bawah. Rahang atas akan dibagi menjadi tiga segmen yaitu: segmen pertama dimulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kanan rahang atas, segmen kedua di antara kaninus kanan dan kaninus kiri rahang atas, segmen ketiga dimulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kiri rahang atas. Rahang bawah akan dibagi menjadi tiga segmen yaitu: segmen pertama dimulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kiri rahang bawah, segmen kedua di antara kaninus kanan dan kaninus kiri rahang bawah, segmen ketiga dimulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kanan rahang bawah. Semua gigi diperiksa, dipilih gigi yang paling kotor pada setiap segmen. Debris index yaitu jumlah seluruh

5 skor segmen dibagi jumlah segmen.. Debris diperiksa dengan menelusuri sepertiga bagian insisal atau oklusal, dilanjutkan pada dua pertiga bagian gigi, hingga ke sepertiga bagian servikal (Putri & Nurjannah, 2013). 3. Buah Stroberi Stroberi ialah tanaman yang ditemukan pertama kai di Chili, Amerika. Stroberi dahulu merupakan tumbuhan liar yang didapatkan di pegunungan. Penampilan dan rasa stroberi yang menarik membuat orang-orang mulai menanam stroberi dengan sengaja (Rahmatia & Pitriana, 2007). Tanaman stroberi termasuk divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, famili Rosacae, genus Fragaria dan spesias Fragaria spp. Umumnya stroberi yang kita temui di swalayan adalah Fragaria x ananassa. Fragaria x ananassa didapatkan dari aroma stroberi yang seperti buh nanas. Stroberi yang umumnya kita makan merupakan perkembangan dari dasar bunga. Achene ialah buah yang sesungguhnya yang berwarna putih dan berada di permukaan buah semu (Kurnia A., 2005). Tanaman stroberi adalah tanaman berserat yang bermanfaat bagi kesehatan (Khairuzzaman, 2010).

6 Morfologi buah stroberi menurut Kurnia (2005) yaitu: a) Daun Daun stroberi terdiri dari satu daun dan tiga anak daun dengan tepi bergerigi. Permukaan bawah berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki 300-400 stomata per mm 2 dan pada permukaan atas berbulu halus serta berwarna hijau atau hijau tua. Setiap 8-12 hari daun baru akan terbentuk dengan suhu udara rata-rata 22 o C. Tekstur daun dan tangkai daun sangat keras yang membuat tahan terhadap serangan hama dan penyakit. b) Batang Stroberi memiliki batang utama yang tersusun dengan daun yang melingkari batang. Batang stroberi tersembunyi diantara tangkai-tangkai daun stroberi serta berbentuk sangat pendek, tidak berkayu, dan bertekstur lunak. c) Akar Terdapat 20-35 akar premier pada tanaman stroberi dewasa. Akar premier tersebut akan berfungsi sekitar satu tahun dan akar tumbuh lagi akar baru selanjutnya. Akar stroberi bisa mencapai kedalaman satu meter.

7 d) Stolon Stolon merupakan perpanjangan horisontal tunas yang sejajar dengan permukaan tanah. Pembentukan Stolon pada tanaman stroberi dipengaruhi oleh karakter respon tanman terhadap panjang hari. Stolon pada tanaman hari panjang akan terbentuk juka mendapatkan sinar matahari kurang dari 11 jam. Stolon pada tanaman hari pendek Stolon akan muncul jika menerima sinar matahari kurang dari 13 jm. Selain itu Stolon juga dipengaruhi oleh suhu. Suhu tinggi membuat stroberi cenderung memperbanyak diri secara vegetatif dengn menumbuhkan Stolon. e) Bunga Bunga stroberi terdiri dari lima kelopak bunga, lima daun mahkota, 20-35 benang sari, dan ratusan putik. Bunga terletak di ujung tanaman. Bunga yang tumbuh pada ujung tangkai utama disebut dengan bunga primer. Bunga yang tumbuh di tangkai cabang disebut bunga sekunder di bawah bunga primer. f) Buah Buah stroberi sebenarnya adalah buah semu. Buah stroberi berwarna merah yang umumnya dikenali oleh masyarakat sesungguhnya adalah jaringan dasar bunga atau reseptakel yang membesar. Buah stroberi yang sebenarnya

8 adalah biji-biji kecil yang berwarna putih dan disebut achene. Achene menempel di permukaan reseptakel yang membesar. Kebanyakan buah Fragaria x ananassa letak achene berada di permukaan buah tidak menonjol. Bagian pada stroberi yang mampu dimakan mencapai 96%. Stroberi mengandung ellagic acid sebagai antikarsiogenik dan antimutagen yang mampu berperan sebagai penghambat kanker akibat dari persenyawaan kimia berbahaya. Kanker yang dapat dicegah antara lain kanker payudara dan kanker rahim. Konsumsi delapan buah stroberi dalam ukuran sedang dapat mencukupi 160% kebutuhan vitamin C per hari, jumlah ini lebih banyak daripada sebutir jeruk. (Budiman & Saraswati, 2008). 4. Fungsi Mastikasi/Pengunyahan Fungsi mastikasi yaitu unit fungsional dalam pengunyahan yang melibatkan beberapa komponen yaitu gigi-geligi, sendi temporomandibular, otot kunyah, dan sistem saraf. Impuls saraf menggerakkan otot karena adanya tekanan yang timbul dari gigi bawah yang berkontak dengan gigi atas sehingga terjadinya aktifitas fungsional dari sistem mastikasi oleh mandibula (Newman et al. 2012). Mengunyah merupakan proses mekanik penghancuran makanan yang terjadi pada rongga mulut yang melibatkan organorgan di dalam rongga mulut (Marya, 2001). Secara ilmiah makanan

9 yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran merupakan makanan yang bagus untuk kesehatan gigi dan juga bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Makanan berserat juga mampu secara tidak langsung membersihkan sisa makanan yang telah melekat pada permukaan gigi (Malik, 2008). Mengunyah dan aliran saliva memiliki hubungan yang dipengaruhi oleh kelenjar otot masseter yang terletak pada dekat kelenjar parotis. Kekuatan mengunyah yang diberikan semakin besar maka semakin cepat pula aliran saliva diproduksi (Amerogen, 1988). Mengunyah buah segar yang berserat merupakan cara untuk melakukan pengontrolan plak gigi. Pembersihan alamiah akan membantu menghilangkan partikel-partikel makanan dan gula selama terjadinya proses pengunyahan (Eka et al, 2007). Mengunyah permen karet setelah makan sebagai tambahan untuk menyikat gigi sehari-hari mampu mengurangi debris namun tidak berpengaruh terhadap plak di bukal dan di ligual (Kakodkar & Mulay, 2010). B. Landasan Teori Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan mulut. Status kebersihan gigi seseorang dapat diukur dengan menentukan indeks oral hygiene menurut Green dan Vermilion dengan mengukur debris index dan kalkulus.

10 Debris adalah sisa makanan yang menempel pada gigi dan gingiva yang dapat dibersihkan secara mekanis dan aliran saliva. Cara mekanis yang dapat menghilangkan debris diantaranya dengan menggosok gigi dan berkumur, sedangkan aliran saliva merupakan keadaan pembersihan debris secara alami dari rongga mulut yang dapat meningkat jika seseorang sedang mengunyah. Mengunyah merupakan proses mekanik menghancurkan makanan yang melibatkan gigi geligi dan organ yang di dalam rongga mulut. Secara tidak langsung kegiatan mengunyah mempengaruhi otot di dalam rongga mulut salah satunya otot masseter yang terletak di dekat kelenjar parotis sehingga semakin kuat pengunyahan semakin cepat pula aliran saliva diproduksi. Mengunyah buah segar yang berserat merupakan cara untuk menghilangkan debris. Stroberi adalah buah yang memiliki kandungan serat, ellagic acid, vitamin C, zat astringen, kalium, asam folat, flavonoid dan katekin. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa buah stroberi memiliki manfaat untuk gigi diantaranya dapat mencegah terjadinya karies dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap gram positif secara in vitro. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini dilkukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah stroberi.

11 C. Kerangka Konsep Kesehatan Gigi dan Mulut Kebersihan Gigi dan Mulut Oral Hygiene Index Debris Kalkulus Biologis Mekanis Kimiawi Gosok gigi Mengunyah Makanan berserat (buah stroberi) Gambar 1. Kerangka Konsep

12 D. Hipotesis Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: Terdapat perbedaan debris index sebelum dan sesudah mengunyah buah stroberi.