1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

dokumen-dokumen yang mirip
BAGIAN III PENERAPAN YAYASAN PANTI ASUHAN YAKOBUS TERHADAP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI REMAJA KRISTEN DAN NON KRISTEN.

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Gereja Menyediakan Persekutuan

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAB I PENDAHULUAN UKDW

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

TEMA : JADILAH TELADAN DAN TERANG

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 20 Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Maret 2018

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB

BAB I PENDAHULUAN UKDW

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

I. MENGHADAP TUHAN. NYANYIAN UMAT : MAZMUR 98 : 1, 3 & 4 (do=g) Kantoria

A. JEMAAT BERHIMPUN LITURGI KEBAKTIAN UMUM DAN SYUKUR HUT KE-67 BPK PENABUR (19 JULI JULI 2017) HARMONI DALAM KEBERAGAMAN

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH EPIFANIA ALLAH YANG KREATIF MENJUMPAI MANUSIA YANG PUTUS ASA

Pdt. Gerry CJ Takaria

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

TATA IBADAH MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

GPIB Immanuel Depok Minggu, 29 Mei 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... 1

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH PASKAH

UKDW. Bab I Pendahuluan

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017

Kuasa Persekutuan Kecil

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

TATA IBADAH HARI MINGGU III PRAPASKAH

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

GPIB Immanuel Depok Minggu, 05 Maret 2017

2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

GPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

GPIB Immanuel Depok Minggu, 28 Mei 2017

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Liturgi Minggu Nuansa Pemuda. Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan. GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17.

Transkripsi:

BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan di Yayasan Panti Asuhan Yakobus Penulis melihat tentang keragaman pendidikan yang mengacu kepada ajaran tentang bertoleransi dan beragama dengan suatu keragaman budaya dalam, penerapan yayasan panti asuhan yakobus terhadap anak remaja yang beragama Kristen dan non Kristen dilaksanakan selama ini, hanya bersifat umum dalam arti panti asuhan tidak memiliki kurikulum, mereka hanya diberikan suatu pendidikan di sekolah, dasar pengajarannya adalah kristen.yayasan panti asuhan tidak memberikan pendidikan yang berkelanjutan dari sekolah atau metodemetode pembinaan yang sudah di siapkan oleh yayasan sebelumnya. Mereka menjalankan pola pendidikan sesuai dengan kurikulum pendidikan yang ada di sekolah masing-masing contoh: SMA1 Kristen menggunakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum Pendidikan Kristen disekolah yaitu dari buku Berbuah bagi Kristus. Pengajaran yang dilakukan di sekolah harus sesuai dengan buku panduan sebagai pedoman Berbuah dalam Kristus, memang baik untuk mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam hidup sehari-hari, sebagai cerminan diri bagi remaja untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menguraikan materi pelajaran tiap-tiap tema, kegiatan pembelajaran. 1 4.1.1 Pembinaan iman di Panti Asuhan Yakobus Pendidikan Iman Kristen yang dilakukan dalam Panti Asuhan adalah dalam bentuk persekutuan doa, membaca Firman Tuhan dan hanya dilakukan pada hari Minggu dan doa pagi dan sore hari, biasanya dikuti semua penghuni panti. Namun pelaksanaannya terkadang tidak sesuai dengan jadwal atau agenda yang sudah disepakati, bersifat situasional melihat kondisi dan keadaan pimpinan, pembina dalam kegiatan sehari-hari. Pembinaan iman berupa persekutuan dan membaca Firman Tuhan sudah dianggap memadai dalam membangun kepribadian anak remaja didalam panti. Oleh sebab itu kondisi ini juga sangat mengkawatirkan bila tidak dibina dan perhatian yang khusus, karena remaja membutuhkan keterbukaan, dan bimbingan atas hal-hal yang dihadapi dalam kegiatan disekolah maupun keadaan pribadinya. Pembinaan iman sangat diperlukan dalam membentuk para remaja 1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

namun karenaketerbatasan pembina, pembimbing sehingga pembinaan iman belum maksimal. 2 4.2 Peran Yayasan dan program Panti Asuhan Yakobus Peran dan kontribusi yang diberikan gereja selama ini kepada Yayasan Yakobus belum maksimal, dibandingkan dengan banyaknya gereja-gereja di Salatiga dan Gerejagereja dalam organisasi Jemaat Kristen Indonesia (JKI) hanya Sinode JKI yang terlibat dan berperan besar dalam perhatian,penyediaan sarana dan prasarana,materi,sandang dan pangan, namun dalam peran Pendidikan Agama Kristen secara program struktural belum ada selama ini. Gereja yang berperan langsung namun kondisional adalah Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI) yang memberikan partisipasi, dukungan dalam bentuk pendidikan Kristen dalam pengajaran sekolah minggu secara umum, dan juga partisipasi dalam bentuk pendidikan bahasa bagi anak-anak panti asuhan Yakobus. Keterlibatan anak-anak mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala juga turut membantu Pendidikkan Agama Kristen di panti asuhan Yakobus namun masih sebatas pelajaran Alkitab dan tidak rutin dan berkesinambungan. 3 Program khusus dalam Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus belum ada, yang dilakukan selama ini adalah sekolah minggu, doa pagi, dan malam namun juga situasional bila ketua/pimpinan Panti berhalangan maka kegiatan tersebut tidak dilaksanakan. Belum adanya kaderisasi bagi pembimbing, pendampingan untuk melanjutkan program Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus. Materi yang diajarkan adalah melanjutkan materi-materi Pendidikan Agama Kristen yang ada di sekolah-sekolah dimana mereka didik selama ini. Pola yang dikembangkan selama ini adalah kekeluargaan, dimana semua anak-anak Panti Asuhan Yakobus diangkat menjadi anak melalui hukum yang berlaku dan sah, oleh sebab itu dengan konsep itulah maka tidak ada suatu program khusus seperti panti Asuhan yang lain, seperti ketrampilan-ketrampilan, dan pengembangkan diri agar dapat mandiri dikemudian hari, bila mereka sudah tidak berada di panti asuhan. 4.3 Peran Panti Asuhan sebagai keluarga Peran Panti Asuhan sebagai keluarga, penulis melihat sebagai hal yang penting ini bagi perkembangan remaja dalam menghayati iman, dan memungkinkan mereka dapat lebih mendekatkan diri kepada kasih dan kemurahan Tuhan juga dapat berdialog dengan orang tua mereka di Panti, sehingga dengan dialog tersebut dapat membentuk hubungan antara anak dan orang tua sebagai ciptaan Tuhan yang mulia. 4 Dan menjadikan mereka dapat 2 Will Mitzger,(Berita Kebenaran Injil Seutuhnya,bagi pribadi yang seutuhnya, Surabaya: Momentum,2005),56 3 wawancara dengan bpk sumarsono pimpinan panti asuhan Yakobus 4 Jean Fleming,(waktu Bersama Tuhan,Yokyakarta:Yayasan Gloria,1997),226

mengaplikasikannya dalam masyarakat. Hidup dalam kebersamaan, kerukunan, iman kepercayaan semakin baik dan teritegral dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam pendidikan multikultural sekarang ini, seluruh keluarga dituntut untuk bertanggung jawab dan selaras bersama agar tercapainya suatu kedamaian yang abadi sehingga merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat. 5 4.4 Pendidikan Multikultural di panti asuhan Yakobus. Penulis mengkritisi Pendidikan Multikultural dalam Panti Asuhan Yakobus yang dilakukan selama ini belum berjalan sesuai dengan pengertian multikulturan itu sendiri yaitu: Proses pengembangan sikap dan perilaku, mendewasakan, melalui pengajaran, pelatihan dan perbuatan. Pola dan pendidikan yang dilakukan selama ini berjalan seperti biasa saja, seperti keluarga dan anak-anak lainnya dalam kehidupan rumah tangga biasa. Mereka berada dalam keluarga besar bersama orang tua dan saudara-saudaranya yang lain. Walaupun disadari mereka satu namun berada dari asal keluarga dan budaya yang berbeda, mereka tetap ada dan bertumbuh bersama keluarga yang penuh perhatian dalam panti. Anita Lie mengatakan: Pendidikan Multikultural merupakan pendidikan yang bertujuan mengembangkan manusia Indonesia yang cerdas, berkemampuan menguasai ilmu pengetahuan, bermoral, demokratis, berempati kepada orang lain yang berlatar belakang berbeda, suku, etnis, adat, tradisi, agama dan ketrampilan. 6 Kehadiran remaja Kristen dan non Kristen dalam Panti Asuhan dari pelbagai latar belakang, harus mampu mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan, dapat bernilai dan menjadi teladan bagi sesamanya ditengah-tengah panti dalam interaksi dengan orang-orang diluar panti, sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu pengelola panti harus dapat memposisikan diri dengan perkembagan yang ada dalam pendidikan yang multikultural, membuka kesempatan untuk lebih memahami perkembangan dalam dimensi pendidikan yang multikultral, dengan adanya remaja yang dari Kristen dan non Kristen suatu kesempatan yang sangat baik bagi pihak panti untuk mengajarkan mereka nilai-nilai multikultural, saling memahami dan mengasihi sehingga terbentuk nilainilai yang dapat membawa mereka kedalam kehidupan yang terbaik dan dapat mengekspresikan bagi kehidupan mereka nantinya. 4.5 Pendidikan Agama bagi remaja di panti Asuhan Yakobus 5 Bambang Eko Putranto,(Misi Kristen,Menjangkau Jiwa menyelamatkan dunia, Yogyakarta: AndiOffset),2007,124 6 Hope S.Antone,Ibid,hal.36

Penulis melihat bahwa Pendidikan Agama sangat penting sebagai dasar iman para remaja dipanti asuhan, untuk itu pandangan Hope S. Antone yang mengatakan bahwa proses pendidikan agama seharusnya tidak mengurangi pertumbuhan dalam komunitas imannya sendiri. Namun ia juga harus mampu menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan yang lainnya, mampu melakukan dialog, berdiskusi bersama dan menjauhkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan-perbedaan yang memberikan manfaat penting dalam kehidupan keagamaan mereka. Pendidikan agama harus sunggu-sunguh mendidik dengan lebih baik dan mendalam, dan sebagai proses yang terus dilaksanakan seumur hidupnya, bukan hanya pada saat mereka berada disekolah, tetapi pada saat mereka berada dalam keluarga besar panti,dan berada dalam kelompok diskusi (pendalaman Alkitab). 7 Pendidikan Agaman Kristen harus menjadi pencarian teologi yang relevan bagi para remaja di zaman sekarang ini, perjumpaan mereka dengan kasih dan kemurahan Allah akan membawa mereka untuk lebih murah hati dan terbuka, bersahabat, dan mengasihi sesama, Roh Kudus akan terus menyertai dalam setiap arah langkah dan perjalanan mereka. Karena kita mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, konsep Firman Tuhan supaya kita dapat melakukan yang terbaik. 8 Pemahaman inilah yang harus dimengerti dan dipahami panti untuk mendidik mereka dalam Pendidikan Agama Kristen yang lebih mendasar, sehingga mereka tidak dangkal dalam memahami kehidupn Kristiani di panti asuhan, pembenahan haruslah dilakukan sehingga akan tercipta suatu pendidikan yang berkesinambungan terus menerus sampai mereka sudah berada diluar panti nantinya. Pola pendidikan yang berkesinanmbungan yang berjalan dengan baik selama ini, akan mendapat perubahan dan peningkatan yang sangat berarti, baik merka dalam memahami Firman Tuhan, dalam hubungansesama remaja lainnya, hubungan yang terbuka sebagai keluarga besar tidak ada rasa ketakutan, malu, tertutup, tetapi dengan penuh katerbukaan dan merasakan akan kasih dan kebaikan Tuhan yang mereka dapatkan selama ini menjadi acuan mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang dalam pengenalan akan Firman Tuhan, hubungan dengan keluarga besar Panti, Pembina, sesama teman dan dalam masyarakat. 9 4.6 Membangun Komunikasi dengan Kasih 7 Ibid,hal.37 8 Hardi Budiyanan,(Dasar Pendidikan Agama Kristen,Solo:Berita Hidup,2011),236 9 Daniel Alexander,(Keluarga Yang disukai Tuhan,Yogyakarta:AndiOffset,2006),34

Penulis mengamati dan mencermati bahwa hal-hal yang terjadi dalam praktek dan pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam kerangka Pendidikan multikulturan ini adalah kurangnya komunikasi khususnya bagi remaja,juga karena adanya hal-hal pribadi yang tidak disampaikan remaja kepada Pembina,mungkin karena merasa takut atas masalah yang sedang dihadapi sehingga keluar meninggalkan panti asuhan. 10 Untuk dipahami bahwa pusat dari pelayanan Pendidikan Agama Kristen bukan saja terletak pada manusianya, melainkan pada Allah yang sudah bertindak dalam sejarah untuk melakukan karya yang besar. Allah turut serta mengkomunikasikan karyanya ditengahtengah dunia, berarti adanya harapan masa depan agar manusia mampu berkomunikasi dengan baik menceritakan, menyaksikan akan karya AgungNya bagi manusia, masa kini dan harapan masa depan. 11 Pemimpin, Pembina, pengelola harus mampu membuka kemampuan untuk berkomunikasi benar-benar mendengarkan perkataan orang lain, apa yang sedang dihadapi, digumuli sehingga membuat terikat dan tidak mampu untuk mengatasi sendiri permasalahan tersebut. Perlu membangun hubungan dengan komunikasi yang dilandasi dengan kasih Tuhan, sehingga terjadi keterbukaan, kasih sayang, penuh empati dan akan tercipta jalan keluar yang membawa kepada sukacita dan damai sejahtera. 12 Membangun Komunikasi dengan penuh kasih dilandasi oleh kasih Kristus yang mau merendahkan hati, memberi diri untuk pengampunan manusia. Dengan demikian akan memampukan suatu hubungan yang tidak dibatasi oleh kedudukan, usia, jabatan, tetapi atas dasar memberi diri untuk menciptakan keluarga panti yang saling mengasihi, menolong, memberikan jaminan keluarga yang erat dalam satu keluarga panti yang indah, damai dan tentram. Sehingga mampu mengekspresikan kemampuan dan kreatifitas, yang tidak terlihat menjadi satu harta masa depan untuk dikembangkan dan menjadi kesejahteran dan berguna bagi sesamanya. 13 Demikian peran komunikasi sangat penting untuk membangun dan memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, komunitas, oraganisasi, ditengah masyarakat. 10 Wawancara dengan Remaja PantinAsuhan Yakobus 11 34Yusuf Rogo Yuwono,(Born To Be Star,Kita Membawa Pertumbuhan dan Perubahan,Salatiga: SangkakalaPress,2010),17 12 Singgih D Gunarsa,(Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Jakarta:BPK-Gunung Mulia,1983),165 13 David S.Shuller,(Rethingking Christian Education,Missouri:Chalice Pres St Loines,1993),17