II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

Nur Rahmah Fithriyah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Durian Durian merupakan tanaman asli Asia Tenggara terutama Indonesia, Thailand dan Malaysia. Menurut Rukmana (1996), tanaman durian diklasifikasikan sebagai berikut ; kingdom: Planthae, Divisio: Spermatophyta, Sub Divisio: Angiospermae, Kelas: Dikotyledoneae, Ordo: Bombaceales, Famili: Bombaceae, Genus: Durio, Spesies: Durio zibethinusi Murr. Durian merupakan tanaman tahunan yang umumya dapat mencapai lebih dari 200 tahun. Sebagai tanaman dikotil durian mempunyai pohon yang berkayu dan tinggi batang dapat mencapai 20-50 m. Cabangnya banyak dan membentuk tajuk (kanopi) menyempai kerucut atau segitiga. Daun durian umumnya berbentuk bulat memanjang {oblongus) dengan bagian ujung runcing. Letaknya berselang-seling dan tumbuh secara tunggal. Struktur daim agak tebal dengan permukaan sebelah atas berwama hjau mengkilap dan bagian bawah berwama cokelat atau kuning keemasan (Rukmana, 1996). Bunga durian membentuk mangkok yang tersusun dalam tangkai dan tiap pohon menghasilkan 100.000 kuntum. Bunga durian termasuk berkelamin sempuma, memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu bimga, tiap bunga bermahkota 5 helai masing-masing terlepas satu sama lain, memiliki benang sari sebanyak 5-12 helai dan ada yang beijumlah 3-12 helai (Setiadi, 2002). Budidaya tanaman durian tidak menuntut persyaratan yang banyak. Namun untuk pertumbuhan optimalnya tanaman durian hanya dapat dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketingian 0-800 m dari permukaan laut. Daerah penanaman yang baik hams mempvmyai iklim basah dengan curah hujan antara 1500-2500 mm/tahun, serta suhu antara 22-32''C. Tanah yang cocok imtuk tanaman durian adalah yang bersolum cukup dalam ( lebih dari 150 cm), pasir berlempung, tidak berlapis liat yang berkedap, berstruktur remah, subur atau banyak mengandung bahan organik, draenase yang baik, ph 5,5-7, jenis tanah latosol, PMK dan aerosol (Aksi agraris Kanisius, 1996).

5 Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif akan menghasilkan keturunan yang mempunyai karakteristik yang bervariasi dan masa juvenilnya yang cukup lama sehingga durian bisa menghasilkan buah setelah 10 tahun atau lebih. Perbanyakan secara vegetatif yang banyak dilakukan untuk durian adalah dengan okulasi (Setiadi, 2002). Perbanyakan dengan okulasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan cara yang lainnya yaitu hasil okulasi merupakan perpaduan antara perbanyakan generatif dengan perbanyakan vegetatif Okulasi dapat menghasilkan buah pada umur 4-5 tahun dan sifatnya sesuai dengan induknya. Selain itu tingkat keberhasilannya tinggi, produksinya tinggi dan mutunya seragam (Rukmana, 1996) Menurut Widianto (2001) okulasi adalah perbanyakan kombinasi antara vegetatif dan generatif, karena bibit yang berasal dari biji ditempeli dengan mata tempel dari pohon yang produksi dan mutu buahnya baik. Perbanyakan ini akan menghasilkan tanaman yang berakar kuat, pertumbuhannya subur, buahnya banyak dan kualitasnya baik. Menurut Wijaya dkk (1994), batang bawah adalah tanaman yang berfungsi sebagai kaki, penyanggah untuk menopang bagian tajuknya, oleh karena itu batang bawah yang baik adalah tanaman yang mempunyai perakaran yang kuat dan baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Batang bawah ini kelak akan ditempeli mata dari pohon induk yang dikehendaki. Batang bawah ini bisa diperoleh dengan cara menyemai biji atau benih buah-buahan yang mempunyai perakaran kuat dan tahan terhadap serangan penyakit akar. Batang atas dari bibit okulasi sebenamya berupa mata tempel dari tanaman yang dikehendaki. Batang atas yang baik adalah tanaman yang memiliki produksi yang tinggi dan kualitasnya bagus. Agar okulasi memuaskan tentu saja mata ini harus diambil dari pohon induk yang subur dan dicabang yang tidak terserang hama penyakit, sebab penyakit dapat menular melalui mata yang ditempelkan. Bentuk mata yang baik adalah bulat dan besar-besar. Mata demikian dapat diperoleh dari cabang yang telah berumur kurang lebih satu tahun. Tanda cabang yang memenuhi syarat adalah berwama hijau kelabu atau kecoklatan (Widianto,2001).

6 Cara mengokulasi yaitu dengan memilih batang bawah yang telah mencapai ketinggian 40-50 cm dan batangnya bulat sebesar ibu jari dan berumur 10-12 bulan. Okulasi dilakukan pada ketinggian 20 cm dari atas tanah. Batang atas (mata tempel) diiris sepanjang 2 cm dan batang bawah diiris sepanjamg 2-3 cm. kemudian mata tempel dimasukan/disisipkan keirisan batang bawah lalu diikat dengan pita plastik dari bawah ke atas. Setelah 2-3 minggu pita plastik dibuka. Jika mata okulasi berwama hijau berarti okulasi berhasil (Setiadi, 2002). Keberhasilan okulasi juga didukimg oleh kondisi lingkungan. Widianto (2001) menyatakan bahwa kegiatan okulasi hams memperhatikan musim dan jenis tanaman karena setiap jenis tanaman mempunyai musim tertentu untuk melakukan pembelahan sel cambium secara aktif. Pemupukan dan media sangat perlu diperhatikan karena tumt mempengaruhi keberhasilan dalam pembibitan. Baik tidaknya bibit yang diperoleh dari pembibitan akan mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya. Untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik sehingga dapat memperbaiki unsur hara makro dan mikro juga dapat memperbaiki struktur tanah pertanian (Lingga dan Marsono, 2003) Media tanam yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan kehidupan tanaman, dan memenuhi syarat sebagai berikut: dapat menjadi tempat tegaknya tanaman, mampu mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mempunyai aerase dan draenase yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar perakaran, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mudah didapat dan harganya relatif murah (Agoes, 1994). 2.2. Pupuk Kandang Ayam Menumt Higa (1993) pupuk organik seperti pupuk kandang ayam berfungsi sebagai granulator sehingga dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kondisi kehidupan jasad renik. Unsur hara di dalam pupuk organik mempakan makanan bagi tanaman dan mempakan sumber unsur hara N, P dan K (Prihmantoro, 1996). Nitrogen pada pembibitan berfungsi merangsang pertumbuhan tanaman.

7 terutama batang, cabang dan daun, fospor berfungsi merangsang pertumbuhan akar, dan prosesfisiologislainnya. Pupuk kandang ialah pupuk yang berasal dari kotoran padat dan cair temak yang tercampur dengan sisa makanan dan alas kandangnya. Bahan-bahan tersebut hanya akan berguna menjadi pupuk yang baik bila terpelihara dengan baik, terhindar dari pencucian dan pencemaran hama dan penyakit (Kartasaputra, 1990). Soewito, (1990) menyatakan bahwa pupuk kandang yang bam diangkat dari kandangnya biasanya masih mempimyai suhu yang tinggi, sehingga tidak boleh langsung dibenamkan kedalam tanah di dekat perakaran. Dalam pemberian pupuk kandang, perlu diperhatikan apakah pupuk kandang tersebut sudah matang atau belum, pupuk kandang yang sudah matang dicirikan oleh pembahan bentuk, wama, dan baunya serta bila diremas sudah rapuh. Pupuk kandang yang sering digunakan dalam usaha pertanian adalah kotoran ayam. Sutejo (2002) menyatakan bahwa kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam meliputi H2O 55%, N 1%, P2O5 0,8%, K2O 0,4%. Pupuk kandang ayam adalah pupuk organik yang berasal dari campuran kotoran temak ayam dan sisa makanan yang tidak dihabiskan. Pupuk kandang ayam mempakan pupuk organik yang dapat meningkatkan jumlah hara yang tersedia dalam tanah. Pupuk kandang ayam selain mengandung unsur hara yang lengkap, juga memilki kelebihan antara lain dapat menambah kadar humus tanah, memperbaiki drainase dan aerase serta mengaktiflcan kehidupan jasad renik sehingga menunjang kehidupan dan perkembangan tanaman (Hakim dkk, 1986). Untuk tanaman tahunan seperti durian digunakan pupuk kandang ayam sebagai pupuk dasar dan dimasukkan kedalam lubang tanam seminggu sebelimi penanaman bibit. Dosisnya satu bagian pupuk kandang dicampur dua bagian tanah galian (1 : 2). Untuk tanaman dalam pot, pupuk kandang sebagai pupuk dasar diberikan sebanyak sepertiga jumlah media tanam, atau dicampur dengan 1/4 bagian media tanam (Lingga, 2003). Hasil penelitian Hasmi, (2005), memperlihatkan bahwa pupuk kandang dengan berbagai perbandingan volum memberikan pengamh yang nyata terhadap

8 pertumbuhan bibit durian pada parameter pertambahan tinggi bibit, jumlah daun, luas daun, lingkaran batang atas, dan berat kering bibit durian. Pupuk kandang ayam dan topsoil dengan perbandingan volum 1 : 3 adalah menunjukkan hasil yang terbaik. 23. Sludge Sawit Sludge sawit adalah bahan yang berasal dari limbah pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan kalsium yang dibutuhkan tanaman. Penumpukan limbah sawit disekitar pabrik kelapa sawit menimbulkan pencemaran bagi masyarakat sekitamya, dan cara sederhana yang paling mudah untuk memanfaatkannya agar tidak mengganggu lingkungan adalah dengan membenamkan sludge tersebut kedalam lahan pertanian sebagai masukan bahan organik imtuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan bologi tanah (Silalahi, 1996). Sludge sawit sebagai bahan media diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah seperti meningkatkan ketersediaan P, menvirunkan kelarutan Al yang dapat bersifat racun bagi tanaman serta meningkatkan suplai hara N, P, S tanah, serta dapat meningkatkan KTK melalui gugus karboksil yang aktif dan meningkatkan daya sanggah. Balai Penelitian Perkebunan (1988) menyatakan bahwa komposisi kandungan hara pada sludge sawit meliputi N 2,10%, Karbon 34,16%, P2O5 total 0,44%, P2O5 0,26%, K2O 1,85%, CaO 1,40%, MgO 0,64% dan C/N Ratio 16,30%. Tarigan (1991) melaporkan bahwa pemberian sludge sawit 15 ton/ha dapat meningkatkan produksi tanaman kubis, sedangkan dengan pemberian 30 ton/ha malah menurunkan produksi. Pemberian sludge sawit 15 ton/ha mampu mengimbangi pemberian pupuk kandang sapi sebanyak 30 ton/ha. Hermita (2000) mengemukakan dengan dosis 10 ton/ha sludge sawit dapat memberikan pengamh yang baik pada tinggi tanaman, lebar daun, berat segar dan kadar air pada tanaman bayam. Pada tanaman kakao dengan dosis 1,2 kg/polybag dapat meningkatkan tinggi tanaman, berat batang bagian bawah, berat berangkasan kering dan total luas daun (Situmorang, 1995). Hal ini menunjukkan bahwa sludge sawit dapat dipakai sebagai bahan organik.