BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB III LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

TINJAUAN TENTANG KAWASAN PESISIR ALAT PELINDUNG DIRI KASUS DI KEPULAUAN TUPABIRING KAB. PANGKEP ZAENAB P ZAENAB

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB III DATA PERANCANGAN. data-data terkait mengenai permasalahan tentang kemasan Alat Pelindung

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, laundry adalah tempat

Peralatan Perlindungan Pekerja

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pelaksanaan Program Keselamatan Kerja. prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

BAB III LANDASAN TEORI

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar. Skema pengelasan TIG(tungsten inert gas) [1]

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB II LANDASAN TEORI. secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan. manusia dan cara kerja ( Ramli, 2010: 28).

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kursi. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), Dipasang pada Dinding. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), dengan Pijakan Kaki

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA KERJA DI RUANG CETAK PT. AIR MANCUR PALUR

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Upaya, kesehatan kerja. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kompetensi Dasar : Mengikuti prosedur lingkungan kerja tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MEKANIK PADA STASIUN BOILER PT X

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI SEBUAH PABRIK KIMIA DI TANGERANG.

KUESIONER PENELITIAN

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA. TPL - Prod/F.01. Kompetensi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

PT. BINA KARYA KUSUMA

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Peralatan Perlindungan Pekerja

Pabrik Asam Sitrat Dari Kulit Pisang Dengan Proses Submerged Fermentation Menggunakan Aspergillus Niger

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep iklim keselamatan atau safety climate pertama kali diperkenalkan

Transkripsi:

12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang optimal, baik dan siap pakai, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (Suhartono, 1991). 3.1.2 Tujuan Perawatan Tujuan perawatan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut : - Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. - Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin. - Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu misalnya, Unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat. - Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 3.2 JENIS PERAWATAN Keterangan :

13 Pemeliharaan Pemeliharaan terencana Pemeliharaan darurat Pemeliharaan Pencegahan Pemeliharaan berjalan Pemeliharaan berhenti Pemeliharaan Korektif : suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima. : Pemeliharaan yang di organisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. : Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius. : Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima. : Pemeliharaan yang dapat dilakukan selama mesin dipakai. : Pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti. : Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. 3.2.1 ISTILAH ISTILAH DALAM PERAWATAN Istilah istilah pekerjaan dalam perawatan (maintenance) secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang lebih relatif kecil.

14 a) Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Jadi merupakan tingkatan yang diambil sebelum kerusakan terjadi (Tarigan, & Grimting, 2013). b) Routline Maintenance Routline Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin atau terus menerus seperti penggantian oli, penggantian air radiator, panggantian filter atau saringan. Pada hakekatnya sama dengan Preventive Maintenance. c) Predictive Maintenance Predictive Maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari planed Maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi. d) Running Maintenance Running Maintenance adalah merupakan Preventive Maintenance yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi). e) Corrective Maintenance Corrective Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi. f) Repair Work Repair Work adalah suatu maintenance yang perlu untuk memperbaiki kerusakankerusakan yang terjadi. g) Break Down Maintenance Break Down Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mesin, tetapi yang masih masuk ke dalam planning. h) Emergency Maintenance Emergency Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan karena terjadi kerusakan yang tidak diduga-duga. i) Down Time Down Time adalah periode waktu dimana fasilitas keadaan yang tidak dapat dipakai atau diproduksi. j) Availibility Availibility adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroperasi.

15 k) Maintenance Management Maintenance Managementadalah organisasi maintenance dalam suatu kebijakan yang telah disetujui bersama. l) Maintenance Schedule Maintenance Schedule adalah suatu daftar yang menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan kejadian-kejadian yang menyertainya. m) Planed Maintenance Planed Maintenance adalah pengorganisasian pekerjaan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan. 3.2.2 PERAWATAN OVERHAUL Pekerjaan overhaul merupakan suatu aktivitas perawatan (maintenance) pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap fasilitas atau sebagian sehingga mencapai standar yang diterima (Tarigan, & Grimting, 2013). Dalam pelaksanaan overhaul, tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penghentian mesin impact press. b. Pembongkaran seluruh bagian mesin impact press. c. Membersihkan bagian-bagian mesin yang dibongkar. d. Memperbaiki bagian mesin yang telah rusak dan yang baru mengalami gejala kerusakan. e. Penggantian sparepart mesin yang telah aus. f. Pemasangan kembali. g. Penyetelan. h. Pengetesan mesin impact press. 3.3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3.3.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) umumnya terbagi menjadi 3 versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi, Keilmuan serta menurut OHSAS 18001:2007. Pengertian K3 menurut Filosofi

16 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua ilmu penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaraan, peledakkan dan pencemaran lingkungan. Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja. 3.3.2 Jenis Kecelakaan Kerja Adapun jenis kecelakaan yang terjadi di tempat pekerjaan meliputi : - Terjatuh. - Terjepit. - Tertimpa benda. - Terkena arus listrik. - Terkena bahan-bahan berbahaya/radiasi. 3.4 TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan dari keselamatan kerja adalah : - Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. - Setiap pegawai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. - Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya. - Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. - Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan lingkungan kerja. 3.5 ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan kerja yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya potensi bahaya di lingkungan tempat kerja terhadap kecelakaan, alat pelindung diri juga dipakai secara rutin atau berkala dengan tujuan pemeliharaan atau perbaikan alat-alat dan mesin yang terdapat di lingkungan kerja (Dickson, 2015).

17 3.5.1 Pemeliharaan dan Penyimpanan APD Pemeliharaan APD dapat dilakukan dengan cara : - Penjemuran di panas matahari untuk menghilangkan bau dan mencegah tumbuhnya jamur dan bakteri. - Pencucian dengan air sabun untuk pelindung diri seperti helm, kacamata, yang terbuat dari karet, sarung tangan kain/kulit/karet dan lain-lain. - Penggantian cartirgde dan canister pada respirator setelah dipakai beberapa kali. Penyimpanan APD dapat dilakukan dengan cara : - Tempat penyimpanan yang bebas dari debu, kotoran, dan tidak terlalu lembab, serta terhindar dari gigitan binatang. - Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah diambil dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan di lemari khusus APD. 3.5.2 Macam-Macam Alat Pelindung Diri (APD) PT. International Chemical Industry menyediakan alat pelindung diri kepada setiap karyawan, guna mencegah/mengurangi dampakjika terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Adapun alat pelindung diri di PT. Intercallin yaitu : Alat Pelindung Kepala Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau meluncur. Contoh alat pelindung kepala adalah safety helmet, topi plastik berlapis asbes, topi alumunium, dan topi logam. Namun di PT. INTERCALLIN sendiri, alat pelindung kepala hanya menggunakan topi.

18 Gambar 3.1 Alat pelindung kepala (Sumber:Dickson, 2015) Alat Pelindung Mata (Eye Protector) Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu-debu, gas-gas, uap, cairan korosif, partikel-partikel melayang atau terkena radiasi gelombang elektromagnetik. Gambar 3.2 Alat pelindung mata (Sumber:Dickson, 2015) Alat Pelindung Telinga (Hearing Protection) Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam. Alat ini diperlukan apabila tingkat kebisingan di tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam sehari. Alat pelindung telinga terdiri dari 2 macam, yaitu :

19 - Sumbat telinga (Ear Plug) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 25-30 db. - Tutup telinga (Ear Muff) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 10-15 db lebih besar dari sumbat telinga. Gambar 3.3 Alat pelindung telinga (Sumber: Dickson, 2015) Alat Pelindung Pernapasan (Respiratory Protection) Alat pelindung pernapasan diperlukan di tempat kerja dimana udara didalamnya tercemar. Secara umum ada 2 macam alat pelindung pernapasan, yaitu: - Masker Respirator. Alat ini berfungsi untuk membersihkan udara yang akan dihirup oleh pekerja. Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya pernapasan kabut, asap, dan gas. - Masker Biasa. Memilik fungsi yang tidak jauh beda dengan masker respirator yaitu untuk memberikan udara bersih atau oksigen kepada pekerja yang menggunakannya. Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya pernafasan debu.

20 Gambar 3.4 Alat pelindung pernapasan (Sumber: Dickson, 2015) Alat pelindung tangan dan jari-jari (Hand Gloves) Alat pelindung tangan ini paling banyak digunakan, karena kecelakaan yang paling banyak terjadi pada tangan dari keseluruhan kecelakaan yang ada. Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi: - Sarung tangan biasa (Gloves). - Sarung tangan yang dilapisi dengan plat logam (Grantlet) yang digunakan di lengan. - Sarung tangan untuk proses pengelasan. - Sarung tangan latex / karet sarung tangan ini memiliki keunggulan yaitu tidak berpori, sehingga cocok digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung cairan kimia, terutama asam. Gambar 3.5 Alat pelindung tangan dan jari-jari (Sumber: Dickson, 2015) Alat Pelindung Kaki (Foot Cover) Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak

21 benda-benda tajam. Contoh alat pelindung kaki seperti sepatu kulit, sepatu karet, sepatu bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastik, sepatu dengan sol kayu/gabus, pelindung betis, tungkai dan mata kaki. Gambar 3.6 Alat pelindung kaki (Sumber: Dickson, 2015) 3.6 PROSES PEMBUATAN CAN INPUT Dimensi Zinc Slug Bentuk Fisik Zinc Slug Mesin Impact Press PROSES Trimming OUTPUT Dimensi Battery Can Akan dibuat zinc can untuk masing - masing ukuran battery yaitu R6, R14, dan R20. Zinc coin tersebut dimasukkan kedalam hopper melalui jalur conveyor yang dipanasi oleh heater dengan suhu ±250 350 C, dan untuk can tipe R20 350 C. Pada proses pembuatan zinc can ini, zinc slug yang telah dikerjakan sebelumnya akan di press sehingga menjadi kaleng. Kekuatan tiap punch untuk masing masing zinc slug sama. Hasil press can yang telah terbentuk kaleng dipisahkan dengan menggunakan 2 conveyor, dimana kaleng yang baik dikumpulkan di tempat yang telah disediakan dan

22 satu tempat lagi digunakan sebagai wadah untuk menampung potongan kaleng yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan hasil potongan akan dilebur kembali dalam dapur peleburan zinc slug. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk can adalah ± ½ detik. Gambar 3.7 Zinc Can Tipe R20 (sumber: PT. Intercallin, 2006) 3.6.1 Alat Ukur Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Zinc Can Sikmat / Varnier Caliper Alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus millimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Dan digunakan untuk mengukur tinggi, lebar serta diameter dalam can. Gambar 3.8 Sikmat (Sumber : PT. Intercallin, 2006)

23 Micrometer Sekrup Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur yang bisa mengukur sebuah benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai dengan 0.01 mm. Dan alat ukur ini digunakan untuk mengukur ketebalan dinding can. Gambar 3.9 Mikrometer Sekrup (sumber : PT. Intercallin, 2006) Timbangan Timbangan merupakan salah satu alat penting untuk menentukan berat benda dari can setelah proses press can. Gambar 3.10 Timbangan (Sumber : PT. Intercallin, 2006) 3.6.2 Mesin Impact Press Mesin ini berfungsi untuk membuat can (kaleng) dari battery tersebut. Kekuatan tiap punch untuk masing masing zinc slug sama. Mesin ini dijalankan dengan tenaga penggerak motor listrik. Setelah terbentuk can dari zinc slug yang telah di bentuk di mesin press can tadi akan dimasukkan ke dalam mesin can cutting. Kekuatan punch 150 ton

24 Speed Mesin untuk tipe : R03 = 82 spm R06 = 250 spm R14 = 90 spm R20 = 300 spm 3.6.3 Proses Trimming Proses Trimming adalah proses akhir dari pembuatan zinc can setelah proses zinc can press, proses ini hanya memangkas hanya memangkas bagian atas zinc can dengan mata pisau, agar ukuran tinggi can sesuai dengan standar yang telah di tetapkan di dalam PT. International Chemical Industry.